I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan suku bangsa yang merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Suku Lampung terbagi atas dua golongan besar yaitu Lampung Jurai Saibatin dan

I. PENDAHULUAN. mempunyai keinginan untuk hidup bersama dan membina rumah tangga yaitu. dengan melangsungkan pernikahan atau perkawinan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang multi culture yang berarti didalamnya

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

I. PENDAHULUAN. Sebagai bangsa yang multikultur Indonesia tidak dapat dilepaskan dari

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya. Salah satu adat budaya yang ada di Indonesia adalah adat budaya

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang dimiliki, kebudayaan merujuk pada berbagai aspek manusia

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama manusia sebagai makhluk

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

I. PENDAHULUAN. satu suku di Indonesia yang bertempat tinggal di ujung selatan Pulau Sumatera.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung, Indonesia. Sejak diundangkannya Undang-undang Nomor 12 tahun

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

V. KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : meliputi, Himpun (meliputi : Himpun Kemuakhian dan Himpun Pemekonan),

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB V PENUTUP. penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Prosesi Sebambangan Dalam Perkawinan Adat Lampung Studi di Desa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago) yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebanggaan dan nilai tersendiri bagi kelompok sukunya. Setiap suku

I. PENDAHULUAN. yang lainnya. Banyaknya suku bangsa dengan adat istiadat yang berbeda-beda ini

BAB I PENDAHULUAN. disebut gregariousness sehingga manusia juga disebut sosial animal atau hewan sosial

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

I. PENDAHULUAN. salah satu faktor penyebab keinginan manusia untuk hidup. membentuk sebuah komunitas yaitu masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang

BAB V PENUTUP. perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

BAB V PENUTUP. Perkawinan campuran suku bangsa Jawa dengan suku bangsa Batak. Mandailing yang terjadi pada masyarakat di daerah Kelurahan Gedung Johor

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB 1 PENDAHULUAN. Agama Republik Indonesia (1975:2) menyatakan bahwa : maka dilakukan perkawinan melalui akad nikah, lambang kesucian dan

I. PENDAHULUAN. tidak hilang seiring dengan kemajuan zaman, karena budaya merupakan kekayaan

I. PENDAHULUAN. adalah satu yaitu ke Indonesiaannya. Oleh karena itu maka adat bangsa

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya.

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Adat istiadat merupakan salah satu perekat sosial dalam kehidupan

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG KELEMBAGAAN MASYARAKAT ADAT LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, dalam hidupnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

BAB I PENDAHULUAN. 18 tahun. Di Indonesia BPS (2008) mencatat bahwa sekitar 34,5% anak perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. diberi nama. Meski demikian, Indonesia memiliki lima pulau besar yaitu

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara kepulauan, yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

I. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan beragam etnis dan budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap dilaksanakan oleh masyarakat Melayu sejak nenek moyang dahulu

BAB I PENDAHULUAN. watak pada individu. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB IV PENUTUP. Simpulan dan Saran-saran. 1. Bahwa proses mangain marga kepada laki-laki di luar marga Batak Toba

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang

I. PENDAHULUAN. Asal usul bangsa Lampung berasal dari Sekala Brak yaitu sebuah Kerajaan yang

I. PENDAHULUAN. suku bangsa yang secara bersama-sama mewujudkan diri sebagai

I. PENDAHULUAN. mungkin ada kebudayaan jika tidak ada manusia, setiap kebudayaan adalah hasil

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut menghasilkan berbagai macam tradisi dan budaya yang beragam disetiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman adat istiadat dalam pelaksanaan perkawinan. Di negara. serta dibudayakan dalam pelaksanaan perkawinan maupun upacara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Perhatian utama adalah untuk mempersiapkan dan

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Pada Bab sebelumnya peneliti telah menjelaskan beberapa metode yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2009

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan pada remaja adalah masalah serius dan sedang berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan suku bangsa yang merupakan aset dari kebudayaan nasional adalah bersumber dari puncak-puncak terindah, terhalus, terbaik dari kebudayaan daerah. Begitu pentingnya kebudayaan sehingga pemerintah memandang perlu untuk melastarikannya. Didalam Undang Undang Dasar 1945 pasal 32 yang menyatakan bahwa : Pemerintah memajukan kebudayaan Nasional. Kemudian dalam penjelasannya ditegaskan bahwa : Kebudayaan bangsa Indonesia adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan Lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju kearah kemajuan adat dan persatuan, dengan tidak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat dikembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri. Serta mempertinggi derajat kemanusian bangsa Indonesia ( UUD 1945: 1 : 2011 ). Dengan demikian jelaslah bahwa pemerintah ikut memajukan, melastarikan dan mengembangkan atau memperkaya kebudayaan nasional Indonesia yang dijiwai Pancasila sebagai kebudayaan bangsa. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, yaitu mencakup segala caracara atau pola pikir, merasakan dan bertindak. Dengan kata lain Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota dari masyarakat Soerjono Soekanto, 1986. 154 )

2 Keanekaragaman kebudayaan ini dapat dilihat dari adanya perbedaan suku bangsa, bahasa, makanan, mata pencaharian, agama,kesenian daerah, adat istiadat, dan lain-lain.menurut Koentjaraningrat (1985:89) bahwa keanekaragaman kebudayaan tidak saja menyebabkan perbedaan dalam gaya dan pola hidup, tetapi juga menyebabkan perbedaan-perbedaan terhadap nilai-nilai, pengertian atau makna tentang peralihan tingkat. Peralihan tingkat yaitu peralihan di mana perkembangan anak dari masa balita, remaja, dewasa dan masa tua. Sepanjang hidup yang dalam ilmu antropologi disebut stage a long the life cycle seperti masa bayi, masa penyapihan, masa remaja, masa pubertet, masa sesudah nikah, masa tua dan sebagainya. Jadi masa penyapihan itu adalah masa di mana si anak diajarkan tidak lagi menyusu ASI ibunya. Berdasarkan pengertian di atas maka keanekaragaman budaya tidak melihat pola dan gaya hidupnya saja tetapi dapat dilihat dari perbedaan-perbedaan terhadap nilai-nilai atau peralihan tingkat yaitu peralihan di mana perkembangan anak dari masa balita, remaja, dewasa dan masa tua. Manusia adalah mahluk sosial yang berarti bahwa manusia saling membutuhkan satu sama lainnya, begitu juga pada setiap manusia yang berlainan jenis kelamin saling membutuhkan untuk dijadikan teman hidupnya, dengan diwujudkan dalam satu ikatan perkawinan. Perkawinan dalam arti ini membentuk rumah tangga dalam masyarakat masing-masing suku bangsa berarti juga membentuk perbedaan dan persamaannya antara adat yang satu dengan adat yang lainnya. Kebudayaan daerah Indonesia yang beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewariskan kepada generasi selanjutnya.salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki beragam suku bangsa

3 dengan berbagai jenis adat istiadat dan kebudayaan adalah provinsi Lampung yang beribukota di Bandar Lampung. Ada banyak suku yang berdiam di daerah Lampung antara lain Suku Lampung beradat Pepadun dan Saibatin, Jawa, Sunda, Palembang, Padang, Bengkulu, Jambi, Aceh dan lain-lain. Keanekaragaman kebudayaan ini, bagi bangsa Indonesia bukanlah menjadi penghalang untuk bersatu.sesuai dengan semboyan yang dimiliki bangsa Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika yang mengandung makna berbeda-beda namun tetap satu jua.setiap suku bangsa dengan berbagai latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda tersebut mampu hidup berdampingan serta tumbuh dan berkembang dalam melangsungkan kehidupan. Indonesia terkenal kaya akan budaya dan kekayaan alamnya begitu juga yang ada di propinsi lampung, adat istiadat pun banyak ragamnya contoh kecilnya hukum adat perkawinan Suku lampung Lampung Pepadun yang ada di Kecamatan Negara batin yaitu di Kampung Srimenanti. Di mana masyarakat asli orang Lampung yang menikahi wanita yang bukan Suku lampung atau Suku lain. Maka di anjurkan melakukan acara adat perkawinan merwatin, perkawinan merwatin yaitu perkawinan antara dua, antara seorang laki-laki dan seorang perempuan, untuk membentuk rumah tangga yang disyahkan berdasarkan ketentuan Agama, Negara, dan adat istiadat.sedangkan merwatin itu salah satu rangkaian upacara adat lampung pepadun untuk memasukkan isteri ke dalam adat lampung atau cakak pepadun sekaligus menerangkan asal usul isteri maupun tempat tinggalnya. Begitu juga apabila masyarakat lampung yang menikah dengan orang lampung namun berbeda daerah atau marga adatnya maka dianjurkan pula melaksanakan

4 acara adat merwatin,dimaksudkan guna untuk menerangkan kepada masyarakat bahwa wanita yang di nikahi bukan Suku Lampung maupun bukan satu marga. Apabila telah dilaksanakan acara adat perkawinan merwatin maka wanita tersebut mendapatkan pengakuan dari masyarakat Lampung Adat Pepadun yang ada di Kampung Srimenanti Kecamatan Negara Batin Kabupaten Waykanan sebagai Warga Lampung Adat Pepadun Kampung Srimenanti. Jika adat perkawinan merwatin tidak dilaksanakan maka wanita tersebut tidak mendapat pengakuan sebagai masyarakat lampung Adat Pepadun Kampung Srimenanti, tidak mendapatkan gelar sebagaimana mestinya yang berlaku bagi masyarakat LampungPepadun Waykanan, Gelar itu diberikan pada waktu sebelum akad nikah yang dimusyawarahkan oleh para penyimbang adat. Sehingga pada saat Resepsi pernikahan kedua mempelai tidak diperkenankan memakai pakaian adat, jika mempelai tidak melaksanakan cakak pepadun atau merwatin. Ketika mempelai tetap menggunakan pakaian adat maka mempelai tersebut dikenakan sanksiatau denda sesuai dengan ketentuan adat yang berlaku di Kampung Srimenanti.. Perkawinan merwatin juga memerlukan proses administrasi di mana hasil dari administrasi tersebut masuk ke kas adat, dan tidak ketinggalan ada juga syaratsyarat yang terdiri dari Tati-Titi Gumanti. Tata-Titi Gumanti adalah kelengkapan yang harus dipenuhi oleh mempelai yang akan melaksanakan pernikahan. Sehingga perlu kehadiran para penyimbang adat atau penyimbang marga untuk bermusyawarah, menghadirkan masyarakat sekitar seperti saudara, tetangga yang mencakup satu lingkungan perkawinan. Semuanya itu memerlukan biaya untuk

5 kelengkapan jamuan hidangan makanan ringan berupa kue-kue sampai makan berat berupa nasi, lauk pauknya dan pada umumnya dianjurkan memotong hewan berkaki empat seperti kerbau atausapi, dan paling minimal kalau tidak mampu membeli kerbau atau sapi maka boleh memotong hewan yang akan dikurbankan sebagai pengganti kerbau atau sapi yaitu kambing. Teriring dengan itu banyak hal yang membuat masyarakat tidak melaksanakan perkawinan merwatin yaitu memerlukan waktu dan tenaga, minimnya pemahaman masyarakat terhadap perkawinan merwatin, kurangnya tingkat kepedulian masyarakat lampung terhadap adat perkawinan merwatin dan terkadang timbul anggapan bahwasanya perkawinan adat merwatin atau cakak pepadun itu tidaklah terlalu penting.di samping itu juga yang paling utama adalah faktor biayanya yang cukup tinggi. Maka dari itu berdasarkan latar belakang masalah inilah penulis tertarik dan merasa penting untuk lebih mengetahui Adat Merwatin Pada Masyarakat Lampung Pepadun Di Kampung Srimenanti Kabupaten Waykanan 1.2.Identifkasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Persepsi Masyarakat Lampung Pepadun di Kampung Srimenanti Kabupaten Waykanan terhadap Adat Perkawinan Merwatin. 2. Proses pelaksanaan adat merwatin pada masyarakat Lampung Pepadun di Kampung Srimenanti Kabupaten Waykanan. 3. Tujuan pelaksanaan adat merwatin pada masyarakat Lampung Pepadun di Kampung Srimenanti Kabupaten Waykanan

6 1.3.Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka penelitian ini dibatasi pada Proses pelaksanaan adat merwatin pada masyarakat adat Lampung pepadun di Kampung Srimenanti kabupaten Waykanan 1.4.Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah.maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Proses pelaksanaan adat merwatin pada masyarakat adat Lampung pepadun di Kampung Srimenanti kabupaten Waykanan. 1.5.Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari Penelitian ini dilakukan untuk ; 1. Untuk mengetahui dan menganalisis persepsi masyarakat Lampung Pepadun di Kampung Srimenanti Kabupaten Waykanan terhadap Adat Perkawinan Merwatin. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis proses pelaksanaan merwatin Masyarakat Lampung Pepadun di Kampung Srimenanti Kabupaten Waykanan Terhadap Adat Perkawinan Merwatin. 1.6.Kegunaan Penelitian 1. Sebagai salah satu pengetahuan bagi penulis untuk dapat mengetahui dan memahami mengenai pentingnya melaksanakan acara adat perkawinan merwatin di Kampung Srimenanti Kabupaten Waykanan.

7 2. Sebagai informasi kepada generasi muda untuk lebih mengetahui salah satu adat perkawinan Lampung Pepadun yang ada di Kampung Srimenanti Kabupaten Waykanan. 1.7.Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini termasuk dalam ruang Lingkup ilmu Pendidikan, khususnya Pendidikan Sejarah, karena penelitian ini berguna dalam mengkaji tentang kebudayaan daerah yang berkaitan dengan penyelenggaraan kebudayaan nasional. 1.7.2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian Ruang Lingkup subjek penelitian ini adalah masyarakat Lampung Adat Pepadun di Kampung Srimenanti Kecamatan Negara Batin Kabupaten Waykanan. 1.7.3. Ruang Lingkup Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah Bagaimanakah Proses pelaksaan adat merwatin Masyarakat Lampung Adat Pepadun terhadap Adat Perkawinan Merwatin di Kampung Srimenanti Kecamatan Negara Batin Kabupaten Waykanan 1.7.4. Ruang Lingkup Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kampung Srimenanti Kecamatan Negara Batin Kabupaten Waykanan.

8 1.7.5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian Waktu penelitian dalam penelitian ini adalah setelah dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sampai dengan selesai.