BAB IV PENERAPAN AKAD IJARAH MULTIJASA PADA PEMBIAYAAN PERNIKAHAN DI KJKS BTM KEDUNGWUNI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG. A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

Mura>bah}ah oleh BMT Dana Mentari, sebagaimana diterbitkan dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN

A. Praktik Akad Murabahah dan Wakalah di KJKS BMT Bahtera

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB III PEMBAHASAN. Penerapan Aspek 5C dan 1S pada Pembiayaan Murabahah di KJKS. Baituttamwil Tamzis Cabang Pasar Induk Wonosobo (PIW)

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IJARAH MULTIJASA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS TERHADAP PRODUK PEMBIAYAAN USAHA BAGI HASIL

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL PENELITIAN. yang peduli terhadap perkembangan ekonomi umat. BMT PAM merupakan

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB IV PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Penerapan dan Perhitungan Akad Sewa-Menyewa Ijarah Pada Bank DKI

BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

PROSEDUR DAN PERSYARATAN PINJAMAN INDIVIDU BAITI JANNATI BANK MUAMALAT INDONESIA. Nama : Ahmad Mujtahid F NPM : Kelas : 3DA04

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

BAB III. PELAKSANAAN PINJAMAN TALANGAN HAJI ib BRI SYARIAH

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo).

BAB IV. ANALISIS PRODUK PEBIAYAAN ib MULTIGUNA DALAM MENINGKATKAN PORTOFOLIO PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA BANK MUAMALAT CABANG SURABAYA

BAB IV PEMBAHASAN. A. Faktor Yang Menyebabkan timbulnya Pembiayaan Bermasalah. diperlukan adanya pertimbangan serta kehati-hatian agar kepercayaan

BAB III GAMBARAN UMUM BTM WIRADESA. A. Latar belakang berdirinya BTM Wiradesa. Muhammadiyah Wiradesa untuk memiliki sumber-sumber pendanaan

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedur pemberian pembiayaan murabahah pada Bank Syariah

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD IJARAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN BINA AGROBISNIS DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NOMOR 09/ DSN-MUI/ IV/ 2000

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD BAI BITSAMAN AJIL PADA PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI BMT AL-FATAA ULUJAMI, PEMALANG

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar

BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Bai Bitsaman Ajil Pada Pembiayaan Multiguna Di KSPPS BMT Walisongo Semarang

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BAITUT TAMWIL MUHAMMADIYAH KEDUNGWUNI

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Akad pada produk Gadai Emas di bank Syariah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

BAB III PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN AL QARDH. Pensyaratan adanya jaminan sebelum diadakan pembiayaan diterapkan oleh

LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Foto foto penelitian. Wawancara di Bank Muamalat. Wawancara di Bank Muamalat. Cabang Malang tanggal 08 Mei 2012

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB IV PELAKSANAAN TAKE OVER PENYELESAIAN UTANG- PIUTANG DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NO. 31/DSN-MUI/VI/2002 TENTANG PENGALIHAN UTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFA<LAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KAFA<LAH HAJI DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA. A. Ketentuan Jaminan Pembiayaan Murabahah di BPRS Asad Alif

Produk Talangan Haji Perbankan Syariah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BMT Walisongo Mijen Semarang dilandasi dengan prinsip kehati-hatian

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian hukm normatife-terapan, karena didalam pelaksanaan

BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

53 BAB IV PENERAPAN AKAD IJARAH MULTIJASA PADA PEMBIAYAAN PERNIKAHAN DI KJKS BTM KEDUNGWUNI A. Penerapan Ijarah Multijasa Pada Pembiayaan Pernikahan di KJKS BTM Kedungwuni. KJKS BTM Kedungwuni merupakan lembaga keuangan Mikro Syariah yang kegiatanya menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat. KJKS BTM Kedungwuni mempunyai macam-macam pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat dalam rangka penyaluran dana dengan tujuan untuk membantu dan meringankan macam-macam kebutuhan bagi anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk daerah Kedungwuni dan sekitarnya. Salah satu jenis pembiayaan yang ada di KJKS BTK Kedungwuni adalah pembiayaan pernikahan dengan menggunakan akad ijarah multijasa yang dalam hal ini dijadikan peneliti sebagai objek penelitian. Akad ijrah multijasa terutama untuk pembiayaan pernikahan ini dibuat dengan tujuan memberikan solusi bagi para anggota atau masyarakat yang mengalami kesulitan dana ketika mereka mau menikahkan anaknya, atau membiayaai pernikahan mereka 60. Dalam proses pembiayaan multijasa, kebanyakan nasabah belum mengetahui produk apa yang akan nasabah ajukan. Pada saat nasabah 60 Data hasil wawancara dengan ibu Diana Eki Alistian, Lock.Cit., tanggal 05 Maret 2015, pukul 10.00 WIB di kantor KJKS BTM Kedungwuni. 53

54 datang kekantor KJKS BTM untuk mengajukan pembiayaan hajatan pernikahan, maka pihak KJKS BTM baru menawarkan produk ijarah multijasa dengan menjelaskan apa itu ijarah mutijasa. Dengan kata lain, nasabah belum mengenal produk itu sebelumnya. 1. Keunggulan Keunggulan dari pembiayaan pernikahan dengan menggunakan akad ijarah multijasa ini yaitu: a. Aman dari unsur ribawi sesuai dengan prinsip syariah. b. Proses pembiayaan mudah dan cepat. c. Agunan pembiayaan dapat berupa BPKB dan sertifikat d. Biaya administrasi murah 61. 2. Jangka waktu Jangka waktu yang digunakan dalam pembiayaan ini ada dua yaitu: a. Angsuran lama waktu yang digunakan maksimal 3 tahun dengan plafond pembiayaan maksimal 100.000.000 b. Jatuh tempo lama waktu yang digunakan maksimal 4 bulan dengan plafond pembiayaan maksimal 100.000.000 c. Angsuran yang disepakati pada tahap awal pembiayaan tidak akan berubah selama jangka waktu pembiayaan. Dengan demikian angsuran pembiayaan pernikahan dengan akad ijarah multijasa besarnya tetap meskipun terjadi fluktuasi suku bunga di pasar konvensional. Adapun penetapan ujrah yang menggunakan 61 Ibid.,Tanggal 21 April 2015, pukul 10.00 WIB Di Kantor KJKS BTM Kedungwuni.

55 prosentase sebagai patokan bagi KJKS BTM dilakukan berdasarkan kesepakantan antara pihak KJKS BTM dengan pihak nasabah 62. 3. Syarat pengajuan KJKS BTM Kedungwuni memiliki beberapa syaratan yang harus dipenuhi untuk pengajuan pembiayaan pernikahan dengan menggunakan akad ijarah multijasa, yaitu: a. Nasabah yang akan mengajukan pembiayaan mengumpulkan berkas berupa fotocopy suami istri sebanyak 2 lembar sebagai pembuktian adanya kesepakatan dari suami istri atau saling mengetahui bahwa mereka melakukan pembiayaan. b. Nasabah yang akan mengajukan pembiayaan mengumpulkan berkas berupa fotocopy kartu keluarga sebanyak 1 lembar. c. Nasabah yang akan mengajukan pembiayaan mengumpulkan berkas berupa fotocopy bukti jaminan BPKB dan STNK atau sertifikat sebanyak 2 lembar. d. Nasabah mengisi formulir pengajuan dengan lengkap. e. Kemudian nasabah bersedia untuk di survey 63. 62 Data hasil wawancara dengan ibu Nurma Dian W.,Lock.Cit.,Tanggal 29 Juli 2015, pukul 09.00 WIB Di Kantor KJKS BTM Kedungwuni. 63 Brosur KJKS BTM Kedungwuni, Lock.Cit.,(Terlampir).

56 4. Mekanisme pembiayaan ijarah multijasa Pada prinsipnya mekanisme pengajuan pembiayaan ijarah multijasa, sama seperti pengajuan pembiayaan yang lain, yaitu : calon anggota mengisi dan menandatangani formulir aplikasi pengajuan pembiayaan dan melengkapi semua persyaratan pengajuan pembiayaan, hanya saja ada beberapa persyaratan tambahan yang harus dipenuhi, yaitu: a. Nasabah melakukan pendaftaran pembiayaan pernikahan menggunakan akad ijarah multijasa ke bagian costumer service dengan membawa berkas-berkas yang menjadi persyaratan dari pembiayaan. b. Kemudian bagian costumer service atau Manajemen pembiayaan (MP) memeriksa kebenaran dari berkas yang diajukan serta menilai kelayakan jaminan apakah sudah sesuai dengan standar nilai jaminan yang sudah ditetapkan KJKS BTM. Setelah berkas dianalisis oleh bagian CS atau MP dan dinyatakan sudah sesuai dengan persyaratan, maka berkas diberikan ke pihak AO untuk melakukan survei kelapangan. c. Account Officer (AO) melakukan peninjauan secara langsung ke lapangan dengan mencocokan hasil penilaian dari manajemen pembiayaan (MP). pada saat AO melakukan peninjauan langsung ke lapangan, AO menyusun standar jumlah nilai (standart credit scoring)

57 untuk menganalisi kelayakan calon nasabah dalam menerima pembiayaan yang dilakukan. d. Kemudian AO menyerahkan berkas-berkas hasil peninjauan kepada bagian MP. e. MP memeriksa apakah antara berkas yang di berikan dengan yang di lapangannya sudah sesuai dan tidak ada kejanggalan. f. Setelah dinyatakan kelayakan calon nasabah sudah sesuai dengan standar oprasional dari KJKS BTM Kedungwuni maka pihak MP meminta persetujuan dari Manager dan AO untuk merapatkan apakah pengajuan pembiayaan tersebut di setujui atau tidak. g. Jika Manajer dan AO menyetujui berarti pembiayaan direalisasikan. h. Jika tidak disetujui maka berkas dikembalikan lagi kenasabah 64. 5. Penyelidikan dan Taksasi jaminan Taksasi jaminan, yaitu penilaian barang jaminan baik berupa kendaraan bermontor maupun SHM. Penyelidikan dan taksasi jaminan ini dilakukan setelah calon nasabah mengajukan permohonannya kepada KJKS BTM. Langkah ini merupakan langkah awal dalam menganalisis calon nasabah oleh bagian pembiayaan KJKS BTM yang tujuannya adalah untuk mengetahui apakah jaminan yang diajukan oleh nasabah sudah sesuai antara berkas yang diberikan dengan kenyataan dilapangan. Penyelidikan dan taksasi jaminan berisikan bukti kepemilikan berupa jenis surat tanah, terdaftar atas nama, tanggal dikeluarkan, luas 64 Data hasil wawancara dengan ibu Nurma Dian W.,Op.Cit.,Tanggal 17 September 2015, pukul 11.00 WIB Di Kantor KJKS BTM Kedungwuni

58 tanah. Kemudian untuk kondisi aktiva saat peninjauan yang dilihat seperti keadaan tanah, keadaan bangunan, informasi lainnya berupa jalan menuju lokasi dengan fasilias umum yang ada disekitar tempat jaminan, penilaian tanah, penilaian bangunan, harga tanah dan bangunan, penilaian KJKS BTM, informasi lain. Setelah OA selesai menyelidiki dan mentaksasi jaminan yang diajukan untuk pembiayaan baru AO membuat memorandum usulan pembiayaan untuk menilai apakah nasabah layak menerima pembiayaan dari KJKS BTM, didalam memorandum usulan pembiayaan ini berisikan mengenai data anggota pembiayaan, permasalahan yang ditemukan ketika melakukan penyelidikan dan taksasi jaminan, gambaran anggota pembiayaan berupa character, capacity, capital, collateral, condition, kemudian fasilitas pembiayaan apakah yang sudah diterima serta analisa kauangan dari nasabah. Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh AO barulah direkomendasikan maksimal pembiayaan yang diberikan, akad pembiayaan yang digunakan, lama Jangka waktu yang ditentukan, dan besar ujrah yang diberikan 65. 65 File Taksasi jaminan KJKS Baitul Tamwil Muhammadiyah Kedungwuni (Terlampir).

59 6. Prosedur Gambar 4.1 prosedur pembiayaan ijarah multijasa 66. Nasabah/ Calon Anggota Daftar CS atau MP AO (Survei) MP Manager + AO ACC/ Tolak Nasabah/ Calon Anggota Nasabah/ Calon Anggota Realisasi + Jaminan 66 Nurma Dian W.,Op.Cit. tanggal 5 oktober 2015, pukul 10.00 WIB di kantor KJKS BTM Kedungwuni.

60 7. Pelaksanaan akad ijarah Setelah bukti-bukti diserahkan oleh nasabah ke KJKS BTM Kedungwuni dan telah terealisasi maka dibuatlah akad ijarah. Dalam akad tersebut dinyatakan bahwa KJKS BTM Kedungwuni memberikan manfaat atas objek jasanya untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Pada akad ini mencantumkan 14 pasal, yaitu: a. Pasal 1 pada pasal ini berisi tentang pengertian dari akad ijarah, yaitu: 1) akad, yaitu perjanjian yang termaktub dalam akta ini berikut semua perubahan dan/atau pembaharuannya yang mungkin dibuat dikemudian hari, baik dengan akta notaris maupun secara dibawah tanggan. 2) ijarah, yaitu secara prinsip syariah merupakan tagihan akad sewamenyewa antar penyewa dengan pihak yang menyewakan atas objek sewa untuk mendapatkan imbalan. 3) objek jasa, yaitu manfaat atas jasa yang diperoleh nasabah dari penyedia jasa dengan pendanaan yang berasal dari fasilitas ijarah yang disediakan oleh pihak KJKS BTM Kedungwuni, yaitu biaya hajatan. 4) penyedia jasa, yaitu pihak ketiga (supplier) yang menyediakan jasa yang dibutuhkan oleh nasabah untuk dan atas nama pihak pertama (KJKS BTM). 5) harga perolehan, yaitu sejumlah uang yang disediakan pihak KJKS BTM Kedungwuni kepada nasabah untuk memperoleh

61 manfaat atas jasa dari penyedia jasa atas permintaan nasabah yang disetujui pihak KJKS BTM berdasarkan surat persetujuan prinsip dari pihak KJKS BTM kepada nasabah. 6) pendapatan sewa, yaitu harga sewa dan biaya-biaya. b. Pasal 2 ini membahas tentang pokok-pokok akad. KJKS BTM Kedungwuni yang menyediakan fasilitas ijarah atas objek jasa berupa biaya hajatan kemudian nasabah atau calon anggota yang menggunakan fasilitas ijarah berarti nasabah atau calon anggota memiliki hutang sejumlah harga perolehan ditambah dengan biaya sewa. c. Pasal 3 ini membahas mengenai penyerahan objek jasa. Dimana nasabah memiliki kewajiban untuk memeriksa dan meneliti kondisi objek jasa yang diperoleh dari penyedia jasa, termasuk terhadap sahnya dokumen-dokumen atau surat-surat lainnya. d. Pasal 4. Pasal tentang cara pembayaran dan biaya penagihan. Perjanjian untuk membayar harga sewa sebagaimana tersebut pada jadwal angsuran terlampir dan biaya penagihan (biaya transportasi dan biaya jasa) di tanggung oleh nasabah. e. Pasal 5. Pasal tentang kewajiban dan penyerahan jaminan. Berupa kewajiban nasabah untuk melunasi harga sewa yang belum dilunasi serta menyerahkan bukti kepemilikan jaminan dengan ketentuan dilarang merubah bentuk, fungsi, mengalihkan dengan cara apapun

62 barang jaminan juga kewajiban menjaga barang jaminan sebaik mungkin. f. Pasal 6. Pasal ini membahas tempat pembayaran. Pembayaran dilakukan dikantor KJKS BTM atau tempat lain yang ditunjuk oleh pihak KJKS BTM bisa juga melalui rekening. g. Pasal 7. Membahas biaya. Berupa biaya-biaya yang diperlukan KJKS BTM terkait dengan biaya administrasi, notaris, asuransi, dan materai. h. Pasal 8. Mengenai akibat cidera janji. Menjelaskan tentang situasi nasabah yang dinyatakan cidera janji. i. Pasal 9. Pasal ini membahas tentang peringatan dan akibat cidera janji. Mengenai peringatan dan sanksi yang didapat akibat cidera janji. j. Pasal 10. Mengenai asuransi. Berisi tentang premi asuransi pembiayaan dimana nasabah berkewajiban membayar premi, premi asuransi ini sebagai jaminan jika terjadi tidak tertagihnya pengembalian pembiayaan yang disebabkan nasabah meninggal dunia oleh sebab itu menetapkan KJKS BTM pihak yang berhak menerima pembayaran klaim. k. Pasal 11. Pasal tentang pengawasan atau pemeriksaan. Pasal ini berisi tentang perjanjian nasabah memberi izin kepada pihak KJKS BTM untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap barang maupun jaminan. l. Pasal 12. Pasal tentang penyelesaian perselisihan. Bila terjadi perselisihan kedua belah pihak sepakat untuk bermusyawarah terlebih

63 dahulu, bila musyawarah tidak dapat menyelesaikan masalah mereka sepakat menyelesaikan melalui pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi kantor pihak KJKS BTM. m. Pasal 13. Mengenai musibah seperti kebakaran, bencana alam, perang, huru-hara, sabotase, pemogokan, perubahan peraturan perundangundangan yang baru akan di musyawarahkan oleh kedua belah pihak. n. Pasal 14. Pasal yang berisi penutup, menjelaskan tentang bila ada halhal yang belum diatur maka akan diatur bersama secara musyawarah 67. 8. Proses penyaluran pembiayaan Setelah akad selesai dibuat oleh pihak KJKS BTM Kedungwuni, kemudian terjadilah proses penyaluran pembiayaanya sebagai berikut: a. Nasabah dihubungi oleh pihak KJKS BTM Kedungwuni bahwa akad telah selesai dibuat dan nasabah untuk datang kekantor. b. Kemudian setelah nasabah datang kekantor, maka pihak KJKS BTM membacakan akad yang akan digunakan yaitu akad ijarah yang didalamnya terdapat 14 pasal sesuai penjelasan diatas. c. Setelah akad dibacakan dan pihak nasabah sudah memahami semua ketentuan yang berlaku diakad, disinilah proses akad terjadi. d. Secara bersamaan kedua belah pihak yaitu, nasabah dan KJKS BTM Kedungwuni menandatangi surat perjanjian akad. e. Saaat itu juga nasabah menyerahkan jaminannya kepihak KJKS BTM. 67 Lembar pelaksanaan akad ijarah (Terlampir)

64 f. Setelah akad dibacakan dan ditandatangani kedua belah pihak serta jaminan telah diserahkan ke pihak KJKS BTM barulah terealisasi pembiayaan dapat terlaksana. g. Realisasi diawali dengan pembukaan rekening tabungan oleh nasabah untuk memudahkan mereka jika akan melakukan penarikan pembiayan. h. Setelah pembiayaan terealisasi, nasabah baru dapat melakukan penarikan pembiayaan, jumlah dana yang ditarik sesuai dengan jumlah pembiayaan yang disetujui oleh pihak KJKS BTM Kedungwuni melalui rekening nasabah 68. B. Analisiss Penerapan Akad Ijarah Multijasa Pada Pembiayaan Pernikan Di KJKS BTM Kedungwuni. Ijarah yang telah dibahas pada bab sebelumnya, pada dasarnya berasal dari kata al-ajru yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah upah dan sewa, jasa atau imbalan 69. Dalam skim pembiayaan pernikahan di KJKS BTM Kedungwuni menggunakan akad ijarah, yaitu tagihan akad sewa menyewa antara penyewa (nasabah) dengan pihak yang menyewakan (KJKS BTM) atas objek sewa untuk mendapatkan imbalan atas barang atau jasa yang disewakannya, dengan menggunakan akad ijarah nasabah memberikan imbalan atas kompensasi atas pelayanan fasilitas ijarah yang disediakan oleh pihak KJKS BTM yaitu berupa dana hajatan. Setelah itu 68 Nurma Dian W.,Lock.Cit.,tanggal 5 oktober 2015, pukul 10.00 WIB di kantor KJKS BTM Kedungwuni. 69 Gufron A. Mas adi, Lock.Cit., hal. 121.

65 nasabaha akan membayar kepada KJKB BTM dengan cara mengangsur atau sekaligus sesuai dengan perjanjian diawal akad. Adapun dalam penetapan ujrah untuk KJKS BTM dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama. Penggunaan akad ijarah dalam pembiayaan multijasa didasarkan pada Fatwa Dewan Syariah Nasional NO. 09/DSN-MUI/IV/2000 dalam ketentuan umum poin dua dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam fatwa ijarah 70. Menurut Ulama Hanafiyah rukun al-ijarah hanya satu yaitu ijab dan qabul dari dua belah pihak yang bertransaksi. Sebagai transaksi umum, ijarah bisa dikatakan sah apabila rukun dan syarat yang berlaku sudah terpenuhi semua sesuai yang berlaku secara umum untuk transaksi lainnya. Adapun menurut jumur ulama rukun ijarah ada empat, yaitu: 1. Aqid (orang yang berakad), dalam hal ini KJKS BTM bertindak sebagai pemberi sewa atas layanan ijarah berupa biaya hajatan dan nasabah bertinda sebagai penyewa. 2. Sighat akad (ijab dan qabul), untuk memperoleh manfaat atas jasa dari objek jasa yang disediakan oleh penyedia jasa dengan pendanaan yang berasal dari KJKS BTM yaitu, biaya hajatan, maka diperlukan beberapa dokumen hukum sebagai berikut: a. Perjanjian sewa-menyewa, perjajian ini mengatur kesepakatan antara KJKS BTM selaku pemberi sewa dan nasabah selaku penyewa. 70 Fatwa DSN-MUI NO. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan multijasa

66 b. Perjanjian biaya ijarah, perjajian ini mengatur mengenai kesepakatan antara KJKS BTM dengan nasabah, bahwa nasabah berjanji mengikatkan diri untuk menerima fasilitas ijarah, oleh kerena itu nasabah memiliki hutang kepada pihak KJKS BTM yaitu, sejumlah harga sewa dan berupa jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. c. Perjanjian nasabah menanggung dan membayar biaya-biaya yang diperlukan kepada pihak KJKS BTM terkait dengan akad ijarah ini meliputi, biaya administrasi, biaya notaris, biaya asuransi dan biaya materai. 3. Ujrah (upah), upah yang dibayarkan nasabah jumlahnya tetap tiap bulannya dan dibayarkan dengan cara angsuran atau jatuh tempo. 4. Manfaat, nasabah dalam hal ini memperoleh manfaat, yaitu sejumlah dana berupa fasilitas ijarah yang disediakan oleh pihak KJKS BTM untuk memperoleh layanan pernikahan dari penyedia jasa 71. Dalam aplikasinya seperti yang telah dijelaskan KJKS BTM Kedungwuni Jika dilihat dari standarisasi akadnya, tentang penggunaaan akad ijarah pada pembiayaan ijarah multijasa untuk biaya hajatan pernikahan yang dijalankan oleh KJKS BTM belum sesuai dengan prinsipprinsip syariah, karena manfaat dari rukun ijarah tidak sesuai dengan fiqh muamalah dimana manfaat atas jasa yang diperoleh pihak nasabah dari penyedia jasa dengan pendanaan yang berasal dari fasilitas ijarah yang 71 Rachmat Syafe i, Lock.Cit.,hal. 125.

67 disediakan oleh pihak KJKS BTM, yaitu biaya hajatan, berarti sudah jelas bahwa pihak KJKS BTM hanya menyediakan dananya saja sedangkan nasabah yang mencari sendiri penyedia jasanya serta membayar sendiri. Sehinggga antara KJKS BTM dengan pihak ketiga tidak terjadi transaksi apapun. Dengan begitu berarti gambaran skema pembiayaanannya seperti dibawah ini. Gambar 4.2 Praktek Skema Ijarah Multijasa Di KJKS BTM Kedungwuni. KJKS BTM Kedungwuni 5..pembayaran sewa 1. nasabah mengajukan pembiayaan 2. Akad ijarah 3. melakukan pencairan dan Nasabah 4. meminta manfaat atas objek jasa Penyedia jasa

68 Katerangan: 1. Nasabah mengajukan pembiayaan ke KJKS BTM Kedungwuni. 2. Setelah terjadi kesepakatan, maka pihak KJKS BTM melakukan akad ijarah dengan nasabah sesuai dengan kebutuhan nasabah akan manfaat. 3. Pihak KJKS BTM memberikan uang tunai sebesar pembiayaan yang diajukan nasabah. 4. Nasabah membayar sendiri dan meminta manfaat atas segala kebutuhanya kepihak ketiga tanpa adanya campur tangan dari KJKS BTM. 5. Nasabah membayar harga sewa yang sudah disepakati bersama. Dari skema diatas tergamabar bahwa praktek uang sebagai alat komoditi, sedangkan dalam Islam uang bukanlah suatu alat komoditi, Jika hal ini dilakukan sama halnya dengan konvensional dimana uang dikembang biyakkan, selain itu juga objek dalam ijarah adalah manfaat atas barang atau jasa. Jasa yang dimaksud dalam ijarah seperti seseorang disewa untuk mempekerjakan sesuatu setelah pekerjaan itu selesai maka orang itu berhak menerima upah. Penerapan akad ijarah multijasa yang seharusnya dilakukan oleh pihak KJKS BTM agar sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional NO. 09/DSN-MUI/IV/2000 adalah KJKS BTM tidak hanya menyerahkan sejumlah uang kepada nasabah melainkan KJKS BTM memberikan jasa

69 dengan mengurus segala keperluan biaya persiapan hajatan pernikahan yang langsung dibayarkan pihak KJKS BTM kepada pihak penyedia jasa. Dengan begitu pihak nasabah menerima manfaat atas jasa yang dilakukan pihak KJKS BTM Kedungwuni maka pihak KJKS BTM berhak meminta upah atas pekerjaan yang telah dilakukan. C. Analisis Perhitungan Ujrah Akad Ijarah Multijasa Pada Pembiayaan Pernikahan Di KJKS BTM Kedungwuni Upah adalah hak yang harus diterima oleh yang pekerja setelah pekerjaan itu selesai dikerjakan. Dalam ketentuan Islam dikatakan apabila seseorang menyewa atau mengupah seseorang untuk melakukan suatu pekerjaaan maka hendaklah membayar upah itu mereka tentukan terlebih dahulu. Sedangkan pembayaran upahnya perlu ada perjanjian dan dilaksanakan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. 72. Penentuan ujrah atau upah dalam pembiayaan multijasa didasarkan pada Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 09/DSN-MUI/IV/2000 dalam ketentuan umum poin 5 yang mengatakan bahwa besar ujrah atau fee harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk prosentase 73. Akad ijarah multijasa untuk pembiayaan pernikahan di KJKS BTM dalam prakteknya, pihak KJKS BTM memberikan kuasa terhadap 72 Sayyid Sabiq, Lock.Cit.,hal. 188 73 Op.cit.,Fatwa DSN-MUI NO. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan multijasa

70 Penetapan ujrah keuntungan bagi KJKS BTM dilakukan secara negosiasi antara pihak KJKS BTM dengan pihak nasabah, angsuran yang disepakati diawal akad ini tidak akan berubah meskipun terjadi fluktuasi suku bunga di pasar konvensional, sehingga nasabah akan merasa tenang karena tidak ada resiko naik turunya angsuran perbulannya 74. Berikut ini adalah contoh dari perhitungan akad ijarah multijasa pada pembiayaan pernikahan di KJKS BTM Kedungwuni dengan menggunakan perhitungan angsuran. Ibu Santi datang ke KJKS BTM Kedungwuni untuk mengajukan pembiayaan biaya hajatan, kemudian pihak KJKS BTM menyarankan agar nasabah mengambil pembiayaan dengan akad ijarah mutijasa yang sesuai dengan kebutuhan nasabah saat ini, ibu Santi mengajukan pembiayaan pada tanggal 23 april 2014 sebesar Rp. 10.000.000 selama jangka waktu 24 bulan atau 2 tahun dengan ketentuan jatuh tempo pada tanggal 23 maret 2017. Cara perhitungan ujrah dalam pembiayaan pernikahan menggunakan akad ijarah di KJKS BTM ini menggunakan harga perolehan + pendapatan sewa. Di awal akad KJKS BTM menetukan ujrah sebesar Rp 200.000 perbulanya X 24 bulan = 4.800.000, maka KJKS BTM membuat akad ijarah dengan perhitungan sebagai berikut: a. Keuntungan KJKS BTM Harga perolehan bulan ujrah KJKS BTM misal ( 2%) 10.000.000 24 2% = 4.800.000 74 Nurma Dian W.,Op.Cit.,tanggal 6 Oktober 2015, pukul 10.00 WIB Di Kantor KJKS BTM Kedungwuni.

71 b. Harga jual pada nasabah Harga perolehan + ujrah BTM 10.000.000 + 4.800.000 = 14.800.000. c. Angsuran perbulan Harga perolehan /24 bulan + biaya sewa/24 bulan = harga sewa perbulan 10.000.000/24 bulan + 4.800.000/24 bulan = 416.667 + 200.000 = 616.659/bulan. Dari perhitungan di atas, maka ibu santi akan membayar harga sewa angsuran kepada KJKS BTM sebesar Rp. 616.659 perbulannya, yang diperoleh dari harga perolehan sebesar Rp. 416.667/bulan di tambah pendapatan sewa sebesar 200.000/bulan 75. Jika dilihat dari ketentuan Islam, yang telah dijelaskan diatas tentang penjelasan pembayaran upah dan jangka waktu pembayaran upah yang harus disepakati diawal maka KJKS BTM sudah sesuai dengan ketentuan Islam, namun jika dilihat dari Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 09/DSN-MUI/IV/2000 dalam ketentuan umum poin 5, maka KJKS BTM belum sesuai, karena masih menggunakan prosentase sebagai patokan untuk perhitungannya. 75 Contoh perhitungan Pembiayaan ijarah multijasa (Terlampir)

72 Menurut KJKS BTM mereka menggunakan perhitungan dengan prosentase itu hanya untuk acuan saja untuk mempermudah dalam perhitunganya, bukan bentuk bunga seperti di bank konvensional yang bisa naik turun, pihak KJKS BTM pun menyatakan besarnya ujarah kepada nasabah tetap menggunakan nominal bukan menggunakan prosentase. Dalam hal ini penulis sependapat dengan KJKS BTM Kedungwuni dalam penentuan ujrah yang menggunakan prosentase, karena meskipun KJKS BTM menggunakan prosentase dalam hal perhitungan ujrahnya, tetapi ujrah yang dibebankan oleh nasabah tetap seperti pada awal akad dan tidak akan mengalami perubahan samapai perjanjian selesai kendati terjadi flukstuasi suku bunga di pasar konvensional dan KJKS BTM pun memberitahu besarnya ujrah pada nasabah tetap dalam bentuk nominal bukan prosentase.