BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan dan perekonomian dunia. Selama empat dekade terakhir

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Program Strata-1 Kedokteran Umum

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya komplikasi yang lebih berbahaya. diakibatkan oleh sepsis > jiwa pertahun. Hal ini tentu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan masalah kesehatan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara progresif dan irreversible 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penelitian tentang perdarahan yang disebabkan Stress Related Mucosal

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. arrhythmias, hypertension, stroke, hyperlipidemia, acute myocardial infarction.

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada. usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik

BAB I PENDAHULUAN. dan pola konsumsi makanan, sehingga banyak timbul masalah kesehatan, salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan beberapa faktor atau pun kondisi setempat antara lain faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis didefinisikan sebagai adanya infeksi bersama dengan manifestasi

BAB 1 PENDAHULUAN. atau gabungan keduanya (Majid, 2007). Penyakit jantung dan pembuluh darah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dan dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan 30%

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM), merupakan penyakit kronik yang tidak. umumnya berkembang lambat. Empat jenis PTM utama menurut WHO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang umum ditemukan di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. dapat disembuhkan. Penyakit ini ditandai turunnya fungsi ginjal sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Penyakit ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Rumah Sakit di Australia, sekitar 1 % dari seluruh pasien mengalami adverse

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di bagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. darah, efek terhadap paru, kekebalan tubuh hingga sistem reproduksi. 1 Meski

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1998 di Amerika Serikat. (data dari

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit gagal jantung kongestif adalah suatu keadaan kelemahan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi aorta dan cabang arteri yang berada di perifer terutama yang memperdarahi

BAB I. PENDAHULUAN. Pada tahun 2012, diperkirakan sebanyak 17,5 juta orang di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

PROPORSI ANGKA KEJADIAN NEFROPATI DIABETIK PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PENDERITA DIABETES MELITUS TAHUN 2009 DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas (SCBA) merupakan salah satu kasus kegawatan dibidang gastroenterologi yang saat ini masih menjadi permasalahan dalam bidang kesehatan dan perekonomian dunia. Selama empat dekade terakhir ini tidak terdapat perubahan angka kejadian meskipun telah dicapai kemajuan dalam pengelolaan atau terapi. 1 Di Amerika Serikat angka kejadiannya berkisar antara 50-150 per 100.000 penduduk per tahun. Angka kematiannya bervariasi antara 4-14% tergantung pada kondisi pasien dan penanganan yang tepat. 2,3 Pasien dengan komplikasi atau tanpa komplikasi di Amerika serikat rata-rata lama rawat inap adalah 4,4 dan 2,7 hari dengan biaya perawatan sebesar 5632 US dollar dan 3402 US dollar. 4 Umumnya 80% dari kasus dapat berhenti dengan sendirinya. 10% kasus membutuhkan prosedur intervensi untuk mengontrol perdarahan. 5 Perdarahan SCBA adalah perdarahan lumen saluran cerna yang terjadi di sebelah proksimal ligamentum treitz, mulai dari esofagus, gaster, duodenum sampai pada bagian atas dari jejunum. 6,7 Penyebab utama perdarahan SCBA di Indonesia adalah varises karena sirosis hati, sedangkan di Negara Eropa dan Amerika penyebab terbanyak berasal dari ulkus peptikum. 8 Manifestasi klinik yang timbul berupa hematemesis, melena, haematochezia, perdarahan tersamar dan gejala atau tanda kehilangan darah misalnya anemia, sakit kepala, sinkop, 1

2 angina atau sesak nafas. 9 Faktor risiko perdarahan SCBA adalah usia, jenis kelamin, pemakaian Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS), pemakaian obat antiplatelet, mengkonsumsi alkohol, merokok, riwayat gastritis, diabetes mellitus, dan infeksi bakteri Helicobacter pylori.. 10,11 Pemeriksaan endoskopi merupakan pilihan utama dalam mendiagnosis dengan akurasi diagnosis >90%. 12 Tindakan endoskopi selain digunakan untuk kepentingan diagnostik dapat digunakan sebagai terapi. 13 Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung pembuluh darah yang disebabkan kerena penyempitan arteri koroner dan merupakan penyakit komorbid yang sering ditemukan pada kasus perdarahan SCBA. Penyempitan pembuluh darah terjadi karena proses aterosklerosis atau spasme atau kombinasi keduanya. 14 Aterosklerosis merupakan radang kronis dengan proses fibroproliferatif. Inflamasi merupakan dasar proses aterosklerotik dinding vaskuler. 15 Penanganan awal pada kejadian PJK adalah dengan pemberian obat antiplatelet. Antiplatelet memiliki peranan penting dalam mencegah interaksi sel yang mengakibatkan terjadinya inflamasi, trombosis dan aterogenesis. 16 Pada kasus PJK selain digunakan sebagai terapi awal, obat antiplatelet digunakan untuk pencegahan sekunder kejadian kardiovaskuler. Aspirin dosis rendah merupakan terapi yang paling banyak digunakan. 17 Terapi yang dapat diberikan selain aspirin adalah Clopidrogel. 18 Kedua obat tersebut memiliki mekanisme kerja dengan menghambat aktivasi trombosit. Aspirin bekerja dengan menghambat enzim COX-1 (Cyclooxygenase-I) dalam memproduksi prostaglandin yang berfungsi mempertahankan struktur mukosa lambung dari kerusakan, 19 sedangkan

3 Clopidogrel pada reseptor ADP (Adenosine diphosphate) yang penting untuk aktivasi trombosit. 16 Kelemahan dari terapi ini adalah terganggunya fungsi aktivasi trombosit dalam proses pembekuan darah dan juga integritas mukosa saluran cerna bagian atas yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan. 16,19 Penggunaan aspirin dosis rendah (75 mg per hari) dapat menyebabkan faktor perdarahan naik menjadi dua kali lipat, bahkan dosis subterapi 10 mg per hari masih dapat menghambat siklooksigenase. 19 Penggunaan antiplatelet sebagai terapi perlu pengawasan agar tidak terjadi perdarahan SCBA. 19 Obat-obatan antiplatelet memiliki pka yang rendah sehingga menyebabkan kerusakan lokal mukosa lambung, mengaktifkan enzim proteolitik, dan menaikkan absorbsi obat. 20 Pengelolaan pasien perdarahan SCBA yang memperoleh terapi antiplatelet dapat dilakukan dengan memberikan obat golongan Proton Pump Inhibitor (PPI). Obat golongan PPI memiliki 2 mekanisme kerja yaitu menghambat H + /K + ATPase dan enzim karbonik anhidrase mukosa lambung manusia. Hambatan pada enzim karbonik anhidrase menyebabkan perbaikan vaskular, peningkatan mikrosirkulasi lambung dan meningkatkan aliran darah mukosa. PPI yang tersedia di Indonesia antara lain, omeprazol, lansoprazole, pantoprazole, rabeprazole, dan esomeprazole. 12 Penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian perdarahan SCBA pada pasien penyakit jantung koroner dengan terapi antiplatelet belum pernah dilakukan. Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengkaji lebih jauh faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian perdarahan SCBA pada pasien penyakit jantung koroner dengan terapi antiplatelet.

4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut: 1.2.1 Rumusan Masalah Umum Faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap kejadian perdarahan 1.2.2 Rumusan Masalah Khusus Berdasarkan permasalahan umum tersebut dijabarkan permasalahan khusus sebagai berikut: a. Apakah ada hubungan antara jenis terapi antiplatelet dengan kejadian b. Apakah ada hubungan antara dosis terapi antiplatelet dengan kejadian c. Apakah ada hubungan antara lama pemakaian (durasi) terapi antiplatelet dengan kejadian perdarahan SCBA pada pasien PJK dengan terapi antiplatelet? d. Apakah ada hubungan antara usia dengan kejadian perdarahan SCBA pada pasien PJK dengan terapi antiplatelet? e. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian perdarahan f. Apakah pemakaian OAINS turut berpengaruh terhadap kejadian

5 g. Apakah pemakaian PPI turut berpengaruh terhadap kejadian perdarahan h. Apakah pemakaian H2RA turut berpengaruh terhadap kejadian perdarahan i. Apakah merokok turut berpengaruh terhadap kejadian perdarahan SCBA pada pasien PJK dengan terapi antiplatelet? j. Apakah gastritis turut berpengaruh terhadap kejadian perdarahan SCBA pada pasien PJK dengan terapi antiplatelet? k. Apakah diabetes mellitus turut berpengaruh terhadap kejadian perdarahan l. Apakah chronic kidney disease turut berpengaruh terhadap kejadian m. Apakah chronic heart failure turut berpengaruh terhadap kejadian n. Apakah hipertensi turut berpengaruh terhadap kejadian perdarahan SCBA pada pasien PJK dengan terapi antiplatelet? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian perdarahan SCBA pada pasien PJK dengan terapi antiplatelet.

6 1.3.2 Tujuan Khusus a. Membuktikan ada hubungan antara jenis terapi antiplatelet dengan kejadian perdarahan SCBA pada pasien PJK dengan terapi antiplatelet. b. Membuktikan ada hubungan antara dosis terapi antiplatelet dengan kejadian perdarahan SCBA pada pasien PJK dengan terapi antiplatelet. c. Membuktikan ada hubungan antara lama pemakaian (durasi) terapi antiplatelet dengan kejadian perdarahan SCBA pada pasien PJK dengan terapi anti palatelet? d. Membuktikan ada hubungan antara usia dengan kejadian perdarahan SCBA pada PJK dengan terapi antiplatelet. e. Membuktikan ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian perdarahan SCBA pada pasien PJK dengan terapi antiplatelet. f. Membuktikan pemakaian OAINS turut berpengaruh terhadap kejadian g. Membuktikan pemakaian PPI turut berpengaruh terhadap kejadian h. Membuktikan pemakaian H2RA turut berpengaruh terhadap kejadian i. Membuktikan merokok turut berpengaruh terhadap kejadian perdarahan j. Membuktikan gastritis turut berpengaruh terhadap kejadian perdarahan

7 k. Membuktikan diabetes mellitus turut berpengaruh terhadap kejadian l. Membuktikan chronic kidney disease turut berpengaruh terhadap kejadian m. Membuktikan chronic heart failure turut berpengaruh terhadap kejadian n. Membuktikan hipertensi turut berpengaruh terhadap kejadian perdarahan 1.4 Manfaat Penelitian a. Manfaat untuk ilmu pengetahuan : memberikan kontribusi ilmiah tentang faktor risiko perdarahan SCBA pada penderita penyakit jantung koroner yang mendapat terapi antiplatelet. b. Manfaat untuk penelitian: digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya mengenai perdarahan SCBA secara lebih mendalam dan spesifik. c. Manfaat untuk pelayanan kesehatan : memberikan informasi bagi para klinisi sebagai acuan dalam pengelolaan penderita dan bagi masyarakat agar waspada dan melakukan pencegahan primer dan sekunder terhadap kejadian perdrahan SCBA.

8 1.5 Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian No. Nama Penulis dan Judul Penelitian 1. Serano P, et al. Risk of upper gastrointestinal bleeding in patients taking low-dose aspirin for the prevention of cardiovaskuler disease. Aliment Pharmacol Ther. 2002; 16:1945-53. 21 2. Wasse H, et al. Risk factors for upper gastrointestinal bleeding among end-stage renal disease patients. Kidney International. 2003; 64: 1455-61. 11 3. Robinson M, et al. Mortality risk factors in acute upper gastrointestinal bleeding. Indones J Gastroenterol Hepatol Dig Endosc. 2012; 13:1-37. 1 Metode Penelitian Jenis penelitian adalah epidemiologis non eksperimental dengan metode Kohort. Subjek penelitian adalah pasien rawat jalan kardiovaskuler di rumah sakit umum Lozano blesa yang mendapat terapi aspirin dosis rendah (75-325 mg/hari). Variabel bebas adalah pemberian dosis rendah aspirin.variabel terikat adalah perdarahan saluran cerna bagian atas pada pasien kardiovaskuler. Jenis penelitian adalah epidemiologis non dengan metode kohort. Subjek penelitian ini adalah data pasien ESRD dari studi dialysis morbiditas dan mortalitas diamerika Serikat. Variabel bebas penelitian ini adalah faktor risiko perdarahan SCBA seperti usia, jenis kelamin, ras, diabetes, status merokok, penyakit jantung, serum albumin, pemakaian aspirin, pemakaian OAINS, pemakaian proton pump inhibitor, H2RA. Variabel terikat penelitian ini adalah perdarahan SCBA pada pasien gagal ginjal. Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan metode kasuskontrol (case control ). Subjek penelitian ini adalah pasien perdarahan akut SCBA yang masuk dan dirawat di RSCM pada periode Januari 2003-Juni 2011. Variabel bebas penelitian ini adalah faktor risiko kematian pada perdarahan akut SCBA. Variabel terikat penelitian ini adalah perdarahan akut SCBA. Hasil Penelitian Penggunaan aspirin dosis rendah dalam jangka waktu lama menjadi faktor risiko perdarahan saluran cerna bagian atas. Penyakit jantung pembuluh darah dan merokok memiliki resiko besar untuk terjadinya perdarahan SCBA pada pasien ESRD. Komorbid multipel, sepsis, penurunan kesadaran saat masuk rumah sakit, perdarahan berulang merupakan faktor risiko kematian pada perdarahan akut SCBA.

9 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah metode yang digunakan. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kasus-kontrol (case-control). Serano P. dan Wasse H. menggunakan metode penelitian kohort. Selain itu, Serano P. hanya meneliti aspirin dosis rendah (75-325 mg/hari) sebagai faktor risiko terjadinya perdarahan SCBA sedangkan penelitian ini meneliti aspiran dan Clopidogrel sebagai faktor risiko perdarahan SCBA. Robinson M. meneliti tentang faktor risiko kematian perdarahan akut SCBA. Penelitian ini meneliti tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian SCBA. Subjek penelitian yang digunakan oleh Wasse H. adalah pasien ESRD dan subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien PJK di RSUP Dr. Kariadi Semarang.