BAB V PENUTUP. pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran. Pendidikan Islam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1)diri sendiri, yang meliputi aspekfisik dan psikis berupa aspek

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. itu pada hakikatnya adalah akhlak, karakter yang baik disebut akhlak alkarimah,

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENDIDIKAN AKHLAK PRESPEKTIF PARA AHLI DAN KH. HASYIM ASY ARI DALAM KITAB ADABUL ALIM WAL MUTA ALLIM

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Mansur,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA. Imam Gunawan

BAB V PENUTUP. Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. Rini Dwi Susanti, Strategi Pembelajaran Bahasa, NORA MEDIA ENTERPRISE, Kudus, 2011, hal. 83

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia yang cerdas dan berkarakter. Pendidikan sebagai proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsisbilities atau CSR)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. perumusan masalah dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: WAHYUSIH WARDANI A

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan akhlak mulia bukanlah menjadi tugas semata-mata dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sosial (zoon politicon). Terkait dengan manusia sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengoptimalkan fasilitas yang telah Allah berikan, manusia pastilah tidak mampu melakukannya dengan sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh individu maupun masyarakat secara luas. teknologi telah melahirkan manusia-manusia yang kurang beradab.

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

B A B 1 P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Nasionalisme melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsa. penindasan, eksploitasi dan dominasi.

BAB II LANDASAN TEORI

Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

BAB I PENDAHULUAN. manusia mendapatkan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Written by Andi Rahmanto Friday, 28 November :43 - Last Updated Friday, 28 November :55

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

BAB IV PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN. kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. moral akan mempengaruhi masa depan bangsa. 1. lemahnya proses pembelajaran. Selama ini pendidikan hanya

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan di desain sedemikian rupa untuk memudahkan. siswa memahami pelajaran. Hampir semua dari faktor pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat lagi, karena lemahnya sistem pendidikan nasional terkait erat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB I PENDAHULUAN. berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun

A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. Bicara tantangan dan permasalahan pendidikan di Indonesia berarti berbicara

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. para pejabat Kementerian Pendidikan Nasional, Kepala Dinas Pendidikan di daerah,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan dapat menentukan tingkat kemajuan suatu negara. Terlebih

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang sangat mendesak akan pendidikan yang berkualitas atas dasar

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

PENGERTIAN ETIKA PROFESI

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

KESIAPAN PARA GURU SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM DALAM MERESPON PERUBAHAN KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan sebagai upaya untuk membangun sumber daya manusia

Dari Sini Kita Memulai

STRATEGI PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH ** Oleh : Nurhayati Djamas

Transkripsi:

1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah mengadakan kajian yang mendalam dengan prosedur penelitian yang direncanakan, maka kajian tentang obyek tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Etika merupakan ilmu yang mempelajari tentang akhlak (moral) yang membicarakan tentang nilai baik dan buruk dari perbuatan manusia. Peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu. peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran. Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. 2. Menurut KH. M. Hasyim Asy ari dalam menuntut ilmu itu perlu diperhatikan dua hal, yakni: Pertama, Bagi murid hendaknya memiliki niat yang suci dan luhur, yakni semata-mata menuntut ilmu. Kedua, sebagaimana bagi murid, demikian juga bagi seorang guru/ulama yang mengajarkan ilmu hendaknya mempunyai niat yang lurus, tidak mengharapkan materi semata-mata. Selain itu, guru hendaknya menyesuaikan antara perkataan dengan perbuatan.

2 3. Dengan mempelajari kitab ini seorang siswa tidak perlu lagi meminta wejangan-wejangan (petunjuk) dari orang lain. Begitupun halnya dengan para guru. Kitab ini memiliki sistematika yang sangat baik, jelas, serta memiliki dasar yang kokoh sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara universal bagi para guru dan murid. 4. KH. Hasyim Asy`ari hanya menguraikan tentang metode sorogan (metode belajar dimana siswa secara bergantian satu-persatu menghadap kepada guru untuk membacakan materi belajar). KH. Hasyim Asy`ari tidak membahas tentang metode pendidikan Islam dalam kaitan dengan etika peserta didik secara menyeluruh. Etika pendidikan Islam yang ditawarkan KH. Hasyim Asy`ari cenderung pada sisitem pendidikan klasik yang umumnya diterapkan pada pendidikan pesantren. Peran etika pendidikan KH. Hasyim Asy`ari didominasi oleh konteks yang terbatas pada dunia pendidikan tradisional-tradisional seperti sistem pendidikan pesantren dan majelis ta`lim, sehingga perannya masih terbatas untuk skala pendidikan Islam secara umum. B. Saran 1. Bagi Pendidik Dari kajian tentang pemikiran pendidikan KH. M. Hasyim Asy ari khususnya tentang etika peserta didik diharapkan menjadi wahana yang konstruktif bagi peningkatan kualitas pendidikan Islam kedepan, hal ini

3 mensyaratkan bahwa dalam pembelajaran pendidikan Islam tidak hanya berorientasi pada dogma-dogma agama yang hanya berorientasi pada pengetahuan dan kepintaran dengan menggunakan sistem hafalan, serta ranah kognitif yang dijadikan acuan dan prioritas, akan tetapi bagaimana proses pembelajaran pendidikan Islam ini dapat dikembangkan pada nalar pengetahuan yang dilengkapi dengan nalar moral yang beretika sehingga pada akhirnya mampu menjadi orang yang benar tapi juga pintar dan juga mampu menerjemahkan dan menghadirkan pendidikan agama dalam prilaku sosial dan individu ditengah-tengah kehidupan masyarakat serta membangun kepribadian luhur mereka. Di samping itu diharapkan bagi para pendidik untuk tidak sekedar mentransfer knowledge (pengetahuan), tapi juga transfer value (nilai) karena tujuan tersebut udah melekat seiring dengan keberadaan pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu keikhlasan, kerja sama dan kontrol serta uswah hasanah (teladan) dari para guru bisa membantu terwujudnya tujuan pendidikan yang sejak lama hanya tertulis di undang-undang.dan buku-buku pendidikan 2. Bagi Lembaga Pendidikan Lembaga pendidikan sebagai fasilitas dimana terdapat interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran, maka dalam hal ini lembaga pendidikan dituntut untuk bersikap terbuka terhadap lingkungan disekitarnya, baik dari perkembangan zaman maupun dari tuntutan

4 masyarakat, karena lembaga sekolah disebut sebagai lembaga investasi manusiawi dan investasi ini sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Maka sehubungan dengan hal ini lembaga pendidikan harus bekerjasama dengan masyarakat, dengan harapan mampu mengakomudir berbagai kebutuhan masyarakat serta tanggap terhadap perkembangan zaman. 3. Bagi Pihak yang Berwenang Lembaga pemeritah sebagai lembaga yang berwenang dalam meningkatkan kualitas pendidikan, diharapkan menjadi wahana pengembangan pendidikan Islam ke depan, dengan memperhatikan aspekaspek moralitas seluruh elemen yang terkait dalam bidang pendidikan, khususnya peserta didik. Konsep etika yang terdapat dalam buku Adab al- Alim wa Al-Muta allim bisa dijadikan acuan pencapaian pendidikan Islam, khususnya dalam peningkatan dimensi moral dan etika dalam dunia pendidikan yang tentunya diharapkan juga merupakan investasi yang positif bagi masyarakat nantinya. 4. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat dalam hal ini diharapkan dapat berfungsi sebagai patner yang sama-sama peduli terhadap keberlangsungan pendidikan, karena hubungan masyarakat dengan sekolah pada hakekatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan pengembangan pertumbuhan pribadi peserta didik di lembaga pendidikan. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya

5 Bahwa hasil dari analisis tentang kajian pendidikan Islam, konsep etika peserta didik menurut pandangan KH. M. Hasyim Asy ari dalam Kitab Adab al-alim Wa al-muta allim ini belum bisa dikatakan final sebab tidak menutup kemungkinan masih banyak kekurangan didalamnya sebagai akibat dari keterbatasan waktu, sumber rujukan, metode serta pengetahuan dan ketajaman analisis yang penulis miliki, oleh karena itu diharapkan terdapat peneliti baru yang mengkaji ulang dari hasil penelitian ini secara lebih komprehensif.