BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan memegang peranan cukup strategis dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto Nasional (PDB) Indonesia. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan dalam sepuluh tahun terakhir memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap PDB yaitu rata-rata 14,35% per tahun dan mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 16,55% per tahun. Tabel 1.1 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), 2003 2012 Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 2007 Pertanian, Peternakan, Kehutanan & 305.784 329.125 364.169 433.223 541.932 a. Tanaman Bahan Makanan 157.649 165.558 181.332 214.346 265.091 b. Tanaman Perkebunan 46.754 49.631 56.434 63.401 81.664 c. Peternakan 37.354 40.635 44.203 51.075 61.325 d. Kehutanan 18.415 20.290 22.562 30.066 36.154 e. Perikanan 45.612 53.011 59.639 74.335 97.697 Kontribusi terhadap total PDB 15,19% 14,34% 13,13% 12,97% 13,72% Pertumbuhan 7,63% 10,65% 18,96% 25,09% Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011* 2012** Pertanian, Peternakan, Kehutanan & 716.656 857.197 985.471 1.091.447 1.190.412 a. Tanaman Bahan Makanan 349.795 419.195 482.377 529.968 574.330 b. Tanaman Perkebunan 105.961 111.379 136.049 153.709 159.754 c. Peternakan 83.276 104.884 119.372 129.298 146.090 d. Kehutanan 40.375 45.120 48.290 51.781 54.907 e. Perikanan 137.250 176.620 199.383 226.691 255.332 Kontribusi terhadap total PDB 14,48% 15,29% 15,29% 14,70% 14,44% Kontribusi rata-rata terhadap total PDB 14,35% Pertumbuhan 32,24% 19,61% 14,96% 10,75% 9,07% Pertumbuhan rata-rata 16,55% * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara http://www.bps.go.id/pdb.php Produk Domestik Bruto atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Milyar Rupiah) 2003-2012 (data diakses per 25 Januari 2014) 1
Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan dituntut untuk dapat menciptakan swasembada pangan, dan diharapkan dapat menyediakan lapangan dan kesempatan kerja, serta pengadaan bahan baku bagi industri hasil Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan juga dituntut untuk mampu meningkatkan perolehan devisa negara melalui peningkatan volume dan nilai ekspor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan. Pembangunan Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, memiliki banyak peluang dalam mendukung peningkatan ekspor non-migas. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan memiliki potensi yang cukup besar untuk meningkatkan kontribusinya dalam memecahkan berbagai masalah nasional, baik masalah ekonomi maupun ketenagakerjaan. Kacang tanah merupakan salah satu komoditi pertanian yang banyak di konsumsi masyarakat secara luas dan merata di seluruh Indonesia dan banyak digunakan sebagai bahan baku industri, terutama industri makanan. Permintaan kacang tanah terus meningkat, baik untuk konsumsi masyarakat maupun untuk industri, sementara produksi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan sehingga dilakukan impor kacang tanah. Produksi kacang tanah mengalami penurunan rata-rata 0,95% per tahun dalam sepuluh tahun terakhir yang disebabkan terutama oleh penurunan luas areal panen rata-rata 2,06% per tahun. 2
Tabel 1.2 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Kacang Tanah Indonesia 2003 2012 Tahun Luas Panen (Ha) Kenaikan (Penurunan) Luas Panen Produktivitas (Ku/Ha) Kenaikan (Penurunan) Produktivitas Produksi (Ton) Kenaikan (Penurunan) Produksi 2003 683.537 11,49 785.526 2004 723.434 5,84% 11,58 0,78% 837.495 6,62% 2005 720.526-0,40% 11,61 0,26% 836.295-0,14% 2006 706.753-1,91% 11,86 2,15% 838.096 0,22% 2007 660.480-6,55% 11,95 0,76% 789.089-5,85% 2008 633.922-4,02% 12,15 1,67% 770.054-2,41% 2009 622.616-1,78% 12,49 2,80% 777.888 1,02% 2010 620.563-0,33% 12,56 0,56% 779.228 0,17% 2011 539.459-13,07% 12,81 1,99% 691.289-11,29% 2012 559.538 3,72% 12,74-0,55% 712.857 3,12% Rata-rata -2,06% 1,16% -0,95% http://www.bps.go.id Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Kacang Tanah Indonesia 2003-2012 (data diakses per 25 Januari 2014) Kebutuhan kacang tanah dalam negeri dipenuhi dengan cara impor, dalam sepuluh tahun terakhir jumlah impor kacang tanah mengalami kenaikan rata-rata 7,38% per tahun. Impor terbesar dalam sepuluh tahun terakhir terjadi pada tahun 2011 sebesar 251.003 ton atau 36,31% dari total produksi kacang tanah nasional sebesar 691.289 ton, senilai USD 256,870,080. Kebutuhan kacang tanah dalam sepuluh tahun terakhir meningkat, hal ini dapat dilihat dari kenaikan jumlah impor kacang tanah yang lebih besar dari penurunan produksi. Tabel 1.3 Impor Kacang Tanah Indonesia 2003-2012 Tahun Total Kenaikan (Penurunan) Niai (USD) Kuantitas (kg) USD Kg 2003 40.408.229 119.872.419 2004 28.801.351 89.930.680-28,72% -24,98% 2005 39.543.753 121.604.831 37,30% 35,22% 2006 54.071.684 169.042.109 36,74% 39,01% 2007 62.191.017 173.359.238 15,02% 2,55% 2008 99.586.221 205.274.665 60,13% 18,41% 2009 176.740.307 194.001.782 77,47% -5,49% 2010 222.649.950 229.393.492 25,98% 18,24% 2011 256.870.080 251.003.647 15,37% 9,42% 2012 218.285.621 185.828.106-15,02% -25,97% Rata-Rata 24,92% 7,38% http://www.bps.go.id/exim-frame.php?kat=2 Impor Kacang Tanah 2003-2012 (data diakses per 25 Januari 2014) 3
Peningkatan produksi kacang tanah dapat dilakukan dengan meningkatkan luas lahan dan/atau meningkatkan produktivitas. Peningkatan produksi kacang tanah dengan meningkatkan luas lahan pertanian saat ini sangat sulit karena harus bersaing dengan kebutuhan lahan untuk komoditi lainnya atau untuk kebutuhan non pertanian. Peningkatan produksi dari sisi luas lahan yang sulit ditambah dan masalah ketersediaan tenaga kerja sektor pertanian yang semakin berkurang, maka peningkatan produksi kacang tanah harus dilakukan melalui peningkatan produktivitas. PT. Bumi Mekar Tani (BMT) salah satu perusahaan yang bergerak dalam bisnis pertanian kacang tanah dan merupakan salah satu pemasok kacang tanah ke industri pengolahan dalam beberapa tahun terakhir mengalami kesulitan pengadaan bahan baku. BMT menjalin kemitraan dengan petani dalam pengadaan bahan baku kacang tanah sejak beroperasi tahun 2005. BMT mengalami ketidakpastian pasokan bahan baku kacang tanah selama lima tahun beroperasi sehingga mengalami kesulitan untuk dapat memenuhi permintaan industri pengolahan kacang tanah dan mengakibatkan penurunan aktivitas bisnis perusahaan. Manajemen BMT membuat keputusan merubah model bisnisnya, dari semula menjalin kemitraan dengan petani untuk mendapatkan bahan baku kacang tanah menuju ke pembangunan pertanian kacang tanah dalam skala usaha korporasi dengan menerapkan teknologi mekanisasi pertanian. BMT melakukan studi kelayakan atas pembangunan pertanian kacang tanah dan berdasarkan studi tersebut maka pertanian kacang tanah layak dilakukan dalam skala korporasi dan dengan menggunakan sistem mekanisasi. BMT mulai 4
menjalankan kegiatan bisnis pada tahun 2011 dengan membangun pertanian kacang tanah milik sendiri dan sampai tahun 2013 sudah menjalankan kegiatan operasional dalam lima musim tanam, namum dalam lima musim tanam tersebut hasil produksi kacang tanah mengalami ketidaksesuaian dengan target pada studi, khususnya dalam aspek produktivitas. Manajemen BMT mengambil keputusan untuk memberhentikan kegiatan bisnisnya untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan dalam lima musim tanam, meningkatkan kompetensi dan sumber daya perusahaan, serta melakukan analisis kembali kelayakan bisnis pertanian kacang tanah dalam skala korporasi dan dengan sistem mekanisasi. 1.2 Rumusan Masalah Kelayakan bisnis pertanian kacang tanah dalam skala korporasi dan menggunakan sistem mekanisasi ditentukan minimal oleh aspek hukum, aspek pasar, aspek teknis dan produksi pertanian, aspek organisasi dan manajemen, serta aspek keuangan. BMT sudah menjalani kegiatan pertanian kacang tanah dalam lima musim tanam dan hasil produksi tidak sesuai dengan target yang ditetapkan pada saat membuat studi kelayakan. Manajemen BMT mengambil keputusan untuk menghentikan investasi pembangunan pertanian kacang tanah karena aspek teknis dan produksi petanian tidak tercapai sehingga mengakibatkan aspek keuangan diproyeksikan menjadi tidak layak. 5
Sehubungan dengan keputusan Manajemen BMT menghentikan investasi pembangunan pertanian kacang tanah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana prospek industri pertanian kacang tanah dimana BMT beroperasi? b. Apakah keputusan manajemen BMT menghentikan investasi pembangunan pertanian kacang tanah dari segi keuangan sudah tepat? c. Apakah keputusan manajemen BMT menghentikan investasi pembangunan pertanian kacang tanah dari segi strategi bisnis sudah tepat? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang masalah, tujuan penelitian ini adalah: a. Mendapatkan pemahaman prospek industri pertanian kacang tanah dimana BMT beroperasi. b. Mengevaluasi apakah keputusan manajemen BMT menghentikan investasi pembangunan pertanian kacang tanah dalam skala korporasi dan sistem mekanisasi sudah tepat dalam aspek keuangan. c. Mengevaluasi apakah keputusan manajemen BMT menghentikan investasi pembangunan pertanian kacang tanah dalam skala korporasi dan sistem mekanisasi sudah tepat dalam aspek strategi perusahaan. 6
1.4 Metoda Penelitian Metoda penelitian yang digunakan dalam thesis ini adalah studi kasus dengan menggunakan financial modeling untuk menghitung proyeksi discounted free cash flow (DCF) dari proyek investasi pembangunan pertanian kacang tanah yang dilakukan oleh PT. Bumi Mekar Tani. DCF akan digunakan untuk menghitung kelayakan investasi dengan metoda capital budgeting. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data internal perusahaan, diantaranya : a. Data rencana investasi BMT, termasuk biaya perijinan, perolehan lahan, dan biaya adminsitrasi. b. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, khususnya anggaran untuk proyek pembangunan pertanian kacang tanah. c. Laporan keuangan BMT, meliputi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan modal. d. Data produksi hasil demplot di kebun riset. e. Data produksi kacang tanah per musim tanam. f. Monthly Management Report perusahaan. 2. Data eksternal perusahaan, diantaranya: a. Data ekonomi makro, seperti Produk Domestik Bruto atas dasar harga berlaku per sektor, data nilai impor komoditas, data luas panen, produktivitas dan produksi kacang tanah b. Data industri komoditas di Indonesia, khususnya komoditas kacang tanah. 7
c. Artikel, buku, dan sumber lain yang relevan dengan penulisan. Sesuai dengan rumusan masalah maka langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan evaluasi adalah sebagai berikut: 1. Melakukan Analisis Bisnis, yang terdiri dari: A. Analisis Keuangan i. Analisis Arus Kas Berdasarkan data kuantitatif operasional akan dibuat financial model untuk menghasilkan proyeksi laporan keuangan yang mencakup proyeksi laporan laba rugi, proyeksi laporan posisi keuangan, dan proyeksi laporan arus kas dari investasi yang akan dilakukan. Berdasarkan proyeksi laporan laba rugi dapat dibuat proyeksi arus kas (casflow) selama masa proyek yang akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis investasi. ii. Menentukan biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital). Investasi pembangunan kebun kacang tanah dan pabrik pengolahannya akan dibiayai oleh dana internal perusahaan berupa setoran modal dan oleh pinjaman dari bank, dengan struktur modal tersebut maka biaya modal perusahaan adalah biaya modal rata-rata tertimbang antara biaya modal ekuitas (cost of equity) dan biaya modal hutang (cost of debt). Weighted Average Cost of Capital (WACC) adalah rata-rata tertimbang komponen biaya yang terdiri dari hutang, saham preferen, dan saham biasa (Brigham dan Houston, 2007). 8
iii. Analisis Keputusan Investasi Menggunakan Capital Budgeting Proses pengambilan keputusan investasi modal dilakukan dengan menggunakan Capital Budgeting dengan kriteria investasi menggunakan metoda Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability Index (PI). Capital budgeting adalah proses perencanaan pengadaan aset dan arus kas yang diharapkan selama beberapa tahun kedepan dari aset tersebut (Brigham dan Houston, 2007). B. Analisis Strategi Bisnis Analisis strategi bisnis berdasarkan Palepu, Healy, dan Bernard (2009) mencakup: i. Analisis Industri Analisis industri dilakukan dengan menggunakan pendekatan porter s five forces. Persaingan untuk mendapatkan keuntungan pada industri yang sudah mapan berdasarkan Porter (2008) mencakup persaingan atas lima tekanan (forces), yaitu customers, suppliers, potential entrants, substitute products, dan rivalry among existing competitors. Persaingan dari lima tekanan tersebut akan menentukan struktur industri dan membentuk sifat interaksi kompetitif dalam suatu industri. ii. Analisis Strategi Kompetitif Analisis strategi kompetitif dilakukan dengan menggunakan pendekatan porter s three generic strategy. Berdasarkan Porter (1980) dalam menghadapi lima tekanan kompetitif, terdapat tiga pendekatan strategi 9
generik yang berpotensi dapat mengalahkan perusahaan lain dalam suatu industri, yaitu overall cost leadership differentiation, dan focus. iii. Analisis Strategi Korporasi Perusahaan yang memiliki lebih dari satu kegiatan bisnis tidak hanya melakukan evaluasi terhadap satu industri dan strategi saja, tetapi juga perlu melakukan evaluasi atas konsekunensi ekonomi atas kegiatan bisnis lain dalam satu kelompok perusahaan. Analisis strategi korporasi bertujuan untuk menilai apakah perusahaan dapat menciptakan nilai (value) dengan menjalankan beberapa kegiatan bisnis pada saat bersamaan 2. Menentukan Alternatif Keputusan Investasi Pembangunan Kebun Kacang Tanah Berdasarkan analisis keuangan dan analisis strategi bisnis akan ditentukakan alternatif keputusan investasi, apakah Manajemen: (a) Menghentikan proyek investasi pembangunan kebun kacang tanah, atau (b) Proyek investasi pembangunan kebun kacang tanah tetap dilanjutkan. 3. Evaluasi Atas Keputusan Manajemen BMT Untuk Menghentikan Investasi Alternatif keputusan investasi yang didapat akan dijadikan dasar untuk untuk melakukan evaluasi atas keputusan Manajemen BMT yang mengambil keputusan menghentikan investas pertanian dan pengolahan kacang tanah. 10
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Manajamen BMT, pelaku bisnis pertanian kacang tanah, dan bagi peneliti sendiri: 1. Manfaat bagi BMT Menjadi bahan masukan bagi Manajemen BMT sebagai evaluasi atas pengambilan keputusan menghentikan investasi pembangunan pertanian kacang tanah dan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi selanjutnya yang paling tepat. 2. Manfaat bagi pelaku bisnis Menjadi bahan masukan yang konstruktif bagi pelaku bisnis, khususnya bagi pelaku bisnis yang hendak melakukan investasi pada bisnis pertanian kacang tanah dalam bentuk dan skala usaha korporasi dengan menggunakan teknologi mekanisasi pertanian. 3. Manfat bagi peneliti Peneliti dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari mata kuliah selama menjalani Program Magister Manajemen FEB UGM, khususnya mata kuliah Manajemen Keuangan dan Manajemen Strategis. 1.6 Susunan Penulisan Dalam penulisan ini masing-masing bab akan membahas sebagai berikut: 11
BAB I Pendahuluan Bab ini membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, metoda penelitian yang digunakan, manfaat penelitian, dan susunan penelitian. BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini mengulas teori-teori dan implementasi studi kelayakan bisnis dan analisis bisnis yang digunakan dalam penelitian. BAB III Metoda Penelitian dan Profil Perusahaan Bab ini membahas metoda penelitian dan metoda analisis data yang digunakan. Bab ini menulis mengenai BMT sebagai salah satu perusahaan yang melakukan kegiatan usaha pada bidang pertanian kacang tanah serta model bisnis yang diimplementasikan. BAB IV. Hasil Studi Ulang Kelayakan Investasi dan Analisis Keputusan Memberhentikan Investasi Pertanian Kacang Tanah Bab ini menguraikan penilaian ulang atas studi kelayakan bisnis dan strategi bisnis perusahaan, hasil analisis dan evaluasi data dan pengolahannya, serta pembahasan secara umum dan spesifik. BAB V. Simpulan dan Saran Bab ini menyampaikan simpulan penelitian dan saran berdasarkan hasil penelitian, serta keterbatasan penelitian. 12