I. PENDAHULUAN. Menurut Depdiknas (2004), asesmen sangat penting dilakukan untuk memperoleh

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Asesmen atau penilaian merupakan proses untuk mendapatkan informasi mengenai

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PADA PRAKTIKUM PENGARUH LUAS PERMUKAAN TERHADAP LAJU REAKSI

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. seberapa jauh seorang siswa atau sekelompok siswa mencapai tujuan. (Kusaeri dan Suprananto, 2012). Dalam Permendiknas Nomor 20 tahun

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PADA PRAKTIKUM PENGARUH KATALIS TERHADAP LAJU REAKSI. (Skripsi) Oleh YOSSIE INDRIANA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PRAKTIKUM PEMISAHAN CAMPURAN DUA ZAT CAIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dahar (1986) mengungkapkan bahwa hakekat IPA mencakup dua hal, yaitu IPA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PRAKTIKUM KENAIKAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN TITIK BEKU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PRAKTIKUM PESERTA DIDIK PADA MATERI KALOR REAKSI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang

2015 PENGEMBANGAN ASSESMEN KINERJA UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan kurikulum 2013 menuntut sejumlah perubahan mendasar pada proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat belajar IPA adalah sebagai produk dan sebagai proses, maka

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PADA PRAKTIKUM SISTEM DAN LINGKUNGAN. (Skripsi) Oleh MEGA LISTIANI

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA (Sains) merupakan salah satu konsep yang ditawarkan di

Kushardjono Persiapan guru dalam memilih metode instruksional

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. bab VI, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dengan teknik tes dan non-tes. Dalam teknik tes misalnya pemberian beberapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBASIS SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional variabel yang terlibat di dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Fisika merupakan salah satu cabang sains yang besar peranannya dalam

PENGEMBANGAN PENUNTUN TUGAS KINERJA PRAKTIKUM MAHASISWA DI LABORATORIUM BIOLOGI

I. PENDAHULUAN. diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arini, 2013

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PADA PRAKTIKUM SISTEM DAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. laku (kemampuan) pada diri siswa, seperti yang sebelumnya tidak tahu. menjadi tahu, yang sebelumnya tidak paham menjadi paham, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari payung penelitian efektifitas

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempelajari pengetahuan berdasarkan fakta, fenomena alam, hasil pemikiran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan bertaqwa, bersikap mulia dan berpengetahuan yang sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah cita-cita bangsa yang harus terus

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. tersedia tidak memadai, kurang dana, keterbatasan keterampilan guru dalam

C. Langkah-langkah Penelitian Langkah-langkah dalam penelitian yang dilakukan, penulis menyusun alur penelitian seperti pada Gambar 3.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia serta kemajuan bangsa, sehingga maju dan mundurnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lidia Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri Pancatengah merupakan Unit Sekolah Baru (USB) dengan

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN. Asesmen merupakan bagian yang sangat penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha dalam

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBASIS SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI

BAB I PENDAHULUAN. Pola anggapan seperti itu perlu segera dikikis dan dicari solusinya. Kesulitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi dari mata pelajaran kimia di SMA adalah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pemroduksian video demonstrasi pada materi pokok larutan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renaldi Ednin Vernia,2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICTION, OBSERVATION AND EXPLANATION

2016 DAMPAK ASESMEN PORTOFOLIO TERHADAP PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA PRAKTIKUM PESERTA DIDIK PADA MATERI KALOR REAKSI. (Skripsi) Oleh AYU ULVA HY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Penerapan asesmen kinerja dalam menilai Literasi kuantitatif siswa pada konsep ekosistem

*Korespondensi, tel : ,

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Di dalam penilaian tersebut guru merancang jenis penilaian yang seperti

I. PENDAHULUAN. Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang ilmu tersebut adalah ilmu kimia. Pada hakikatnya ilmu kimia

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengajarkan sains, guru harus memahami tentang sains. pengetahuan dan suatu proses. Batang tubuh adalah produk dari pemecahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi

I. PENDAHULUAN. Implementasi peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (1)

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Depdiknas (2004), asesmen sangat penting dilakukan untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi peserta didik. Asesmen menjawab pertanyaan tentang sebaik apa prestasi belajar seorang peserta didik. Menurut Stiggins (dalam Sudrajat dkk, 2011), pembelajaran dikatakan efektif, efisien dan produktif apabila disertai dengan asesmen yang baik. Dengan demikian, diperlukan suatu instrumen untuk menilai atau mengukur pencapaian peserta didik dalam situasi nyata didasarkan pada berbagai sumber bukti (Callison 1998; Wulan, 2008). Sumber bukti tersebut dapat berupa sebuah portofolio peserta didik, kinerja (praktikum dan praktik lapangan), sebuah produk, metakognisi, dan hasil diskusi (Phelps dkk, 1997; Ashford-Rowe dkk, 2013; Abrahams dkk, 2013). Pencapaian peserta didik yang diperoleh dari proses pembelajaran harus memenuhi standar penilaian. Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Tim Penyusun, 2013). Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, dalam hal ini menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan praktikum, proyek dan penilaian portofolio (Tim Penyusun, 2013).

2 Salah satu cabang ilmu yang tidak lepas dari kegiatan praktikum adalah kimia. Menurut Fadiawati (2014), untuk menghasilkan peseta didik yang terampil, pembelajaran kimia harus disajikan secara utuh sebagai proses, produk, dan sikap. Menurut Abrahams dkk. (2013), kegiatan praktikum dalam kimia sangat penting. Hal ini dikarenakan dengan kegiatan praktikum dapat membantu peserta didik untuk memahami pengetahuan kimianya. Banyaknya kegiatan praktikum yang harus dilakukan dalam pembelajaran kimia, maka banyak pula kompetensi keterampilan psikomotor peserta didik yang harus dinilai oleh pendidik. Dengan demikian, pendidik memerlukan suatu asesmen kinerja untuk menilai hal tersebut. Wulan (2013) mengatakan bahwa asesmen kinerja digunakan dalam menilai kemampuan dan sikap peserta didik yang ditunjukkan melalui suatu perbuatan. Asesmen kinerja mensyaratkan peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugas kinerjanya menggunakan pengetahuan dan keterampilannya yang diwujudkan dalam bentuk unjuk kerja. Asesmen kinerja sangat penting dilakukan pendidik karena sangat menghargai kontribusi dari setiap individu dalam keberhasilan sebuah kelompok, terutama apabila peserta didik mengerjakan aktivitas di luar kelas atau melakukan kegiatan praktikum di dalam laboratorium (Wenzel, 2007). Faktanya hampir sebagian besar asesmen kinerja saat praktikum tidak pernah dilakukan oleh pendidik meskipun peserta didik telah melakukan kegiatan praktikum. Kalaupun sudah dilakukan penilaian, penggunaannya di sekolah masih sangat terbatas (Wulan, 2003; Wulan, 2007; Noviantari, 2012; Ningtyas dkk, 2014). Hasil-hasil penelitian lainnya mengungkap tentang kesulitan pendidik dalam melaksanakan asesmen kinerja di sekolah, salah satunya yaitu pendidik

3 tidak memahami asesmen kinerja (Winahyu, 1993; Ramdi, 1999; Iskandar, 2000; Wulan 2007). Fakta tersebut juga didukung hasil studi lapangan yang dilakukan di empat SMA di Kabupaten Tanggamus mengenai instrumen asesmen kinerja dengan responden sebanyak 5 pendidik kimia dan 48 peserta didik. Berdasarkan jawaban pendidik pada angket yang diberikan diperoleh bahwa: (1) semua pendidik menggunakan metode praktikum pada proses pembelajaran kimia, tetapi hanya 40% pendidik yang melakukan kegiatan praktikum pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, (2) sebanyak 80% pendidik belum memahami tentang asesmen kinerja, (3) semua pendidik tidak pernah membuat instrumen asesmen kinerja untuk mengukur kemampuan psikomotorik peserta didik dan semua pendidik tersebut menjawab bahwa perlu dilakukan pengembangan instrumen asesmen kinerja pada praktikum pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi. Instrumen asesmen kinerja yang ditawarkan oleh para ahli juga terlalu rumit sehingga sulit dipelajari dan sulit dilaksanakan pada pembelajaran sehari-hari. Belum ada suatu instrumen asesmen kinerja yang praktis. Selain itu, besarnya jumlah siswa, tingginya beban mengajar pendidik dan keterbatasan waktu juga merupakan penyebab asesmen kinerja tidak dapat dilaksanakan di sekolah (Wulan, 2008). Instrumen asesmen kinerja yang efisien, mudah dipelajari dan praktis sangat dibutuhkan pendidik. Instrumen asesmen kinerja tersebut harus sederhana tanpa mengabaikan esensi dan filosofinya (Wulan, 2008). Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu dikembangkan suatu instrumen asesmen kinerja terutama pada praktikum pengaruh luas permukaan bidang

4 sentuh terhadap laju reaksi yang dapat digunakan dalam menilai kinerja peserta didik ketika melakukan kegiatan praktikum tersebut. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Instumen Asesmen Kinerja Pada Praktikum Pengaruh Luas Permukaan Bidang Sentuh Terhadap Laju Reaksi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah bentuk instrumen asesmen kinerja yang dikembangkan pada praktikum pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi? 2. Bagaimanakah karakteristik instrumen asesmen kinerja yang dikembangkan pada praktikum pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi? 3. Bagaimanakah tanggapan pendidik kimia terhadap instrumen asesmen kinerja yang dikembangkan pada praktikum pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi? 4. Apakah faktor pendukung selama proses pengembangan instrumen asesmen kinerja pada praktikum pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi? 5. Apakah faktor penghambat selama proses pengembangan instrumen asesmen kinerja pada praktikum pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi?

5 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengembangkan dan menghasilkan produk berupa instrumen asesmen kinerja pada praktikum pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi. 2. Mendeskripsikan karakteristik instrumen asesmen kinerja pada praktikum pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi yang dikembangkan. 3. Mendeskripsikan tanggapan pendidik kimia terhadap instrumen asesmen kinerja yang dikembangkan pada praktikum pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi. 4. Mendeskripsikan apa sajakah faktor pendukung selama proses pengembangan instrumen asesmen kinerja pada praktikum pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi. 5. Mendeskripsikan apa sajakah faktor penghambat selama proses pengembangan instrumen asesmen kinerja pada praktikum pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi. D. Manfaat Penelitian Manfaat dalam pengembangan asesmen kinerja ini adalah : 1. Bagi Pendidik Manfaat penelitian ini bagi pendidik (khususnya pendidik mata pelajaran Kimia) adalah dapat dijadikan sebagai acuan atau referensi dalam pembuatan instrumen asesmen kinerja.

6 2. Bagi Peserta didik Manfaat penelitian ini bagi peserta didik adalah peserta didik menjadi lebih termotivasi dalam meningkatkan keterampilan psikomotorik saat melakuakan praktikum. 3. Bagi Sekolah Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan menigkatnya kemampuan peserta didik khususnya keterampilan psikomotoriknya, tentu diharapkan mutu pembelajaran pun dapat meningkat 4. Bagi Peneliti lain Manfaat penelitian ini bagi peneliti lain adalah dapat dijadikan sebagai gambaran atau referensi mengenai instrumen asesmen kinerja pada kegiatan praktikum di laboratorium. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah : 1. Pengembangan adalah susatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan yang telah ada sebelumnya yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2011). 2. Instrumen asesmen kinerja merupakan suatu proses penialaian terhadap perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang menunjukkan kemampuan peserta didik dalam proses maupun produk (Wulan, 2008).