III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Maret--Agustus 2011 bertempat di

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

MATERI DAN METODE. Metode

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

MATERI DAN METODE. Materi

Bab III Bahan dan Metode

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

BAB III MATERI DAN METODE. kecap dalam ransum dilaksanakan pada tanggal 28 November 28 Januari 2017.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014 di Blok Kalijernih KPHL Batutegi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap yang diproses

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

Lampiran 1. Prosedur Analisis Protein Kasar (Analisis Kjeldahl) (1) Mengambil contoh sampel sebanyak 2 mililiter (Catat sebabai A gram)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan

LAMPIRAN. Siapkan semua limbah kotoran babi dalam keadaan segar

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak itik yang digunakan sebanyak 120 ekor yang berumur 0-8 minggu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

II. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kandang A, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,

Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl. Ditambahkan 5 ml HNO 3. Ditambahkan 3 ml HClO 4

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 bulan di mulai dari Bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

MATERI. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2014 Januari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

Transkripsi:

26 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012 yang bertempat di Desa Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus. Analisis proksimat dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Bahan dan Laboratorium Politeknik Negeri Lampung. B. Bahan Penelitian a. Kambing Boerawa Kambing Boerawa yang digunakan pada penelitian ini berumur 5-6 bulan dengan bobot sekitar 13-24 kg sebanyak 20 ekor. b. Ransum Ransum yang digunakan dalam penelitian ini adalah ransum basal yang terdiri dari rumput gajah, rumput lapang, daun lamtoro, daun mindi, dan daun dadap yang didapatkan dari sekitar lokasi penelitian, sedangkan konsentrat yang digunakan yaitu tepung ikan, kulit kopi, dedak, onggok, molases, dan premix yang didapat dari gudang pakan Jurusan Peternakan Universitas Lampung dan bungkil kelapa sawit didapat dari wilayah Tegineneng.

27 c. Air minum Air yang digunakan pada kambing penelitian ini, yaitu air sumur. Air minum diberikan secara ad libitum sedangkan penggantian air minum dilakukan pada waktu pagi dan sore hari dengan jumlah pemberian air minum sebanyak 3 liter setiap penggantian. C. Alat Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa 20 buah kandang individu yang terbuat dari kayu dengan ukuran 150 x 100 cm dengan tempat pakan dan minum pada setiap kandang, kemudian pada setiap bagian bawah kandang dipasang kain strimin dengan ukuran 150 x 100 cm, yang digunakan sebagai penampung feses pada saat kolekting. Adapun ember pada setiap kandang sebagai tempat air minum dan alat-alat kebersihan kandang seperti sapu lidi, serokan, serta karung penampung sisa pakan dan konsentrat. Alat-alat yang menunjang lainnya, yaitu berupa timbangan elektrik yang berguna untuk penimbangan ransum dan feses, kemudian wadah feses (besek) yang terbuat dari plastik sebanyak 20 buah sebagai penampung feses pada saat proses kolekting, kemudian karung sebagai alas pada saat proses penjemuran feses sebanyak 20 buah dan plastik berukuran satu kilogram sebanyak 20 buah yang digunakan tempat feses yang telah dijemur, serta alat-alat tulis seperti buku dan bolpoint sebagai alat mencatat pada saat penelitian.

28 Peralatan uji laboratorium yang digunakan adalah satu set peralatan analisis proksimat, yaitu berupa alat dan bahan dari uji kadar protein dan uji kadar serat kasar. D. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan secara experimental menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 5 ulangan sebagai kelompok berdasarkan bobot badan. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 ekor kambing Boerawa jantan. Pengelompokan dilakukan berdasarkan bobot badan sebagai berikut: Kelompok I : 13 14 kg; Kelompok II : 15 16 kg; Kelompok III : 17 18 kg; Kelompok IV : 19 20 kg; Kelompok V : 21 24 kg. Perlakuan yang diterapkan yaitu: R0 : ransum basal (100%); R1 : ransum basal (60%) + konsentrat (40%, dengan kandungan PK 13%); R2 : ransum basal (60%) + konsentrat (40%, dengan kandungan PK 16%); R3 : ransum basal (60%) + konsentrat (40%, dengan kandungan PK 19%). Keterangan: Ransum basal terdiri dari rumput gajah, rumput lapang, daun lamtoro, daun mindi, dan daun dadap, sedangkan konsentrat yang digunakan, yaitu tepung ikan, bungkil kelapa, kulit kopi, dedak, onggok, molases, dan premix.

29 Berikut ini adalah susunan ransum dan bahan kering pada ransum basal dan konsentrat yang tersaji dalam bentuk Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3 yaitu sebagai berikut : Tabel 1. Formulasi ransum basal Komposisi Protein Kasar Formulasi Protein Kasar Ransum Rumput gajah 10.10 80 8.08 Rumput lapang 7.43 5 0.37 Lamtoro 22.71 5 1.14 Mindi 17.84 5 0.89 Dadap 4.02 5 0.20 Jumlah 100 10.68 Sumber : Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Universitas Lampung, 2012 Tabel 2. Formulasi ransum perlakuan No. Perlakuan 1 Ransum Basal (R0) 2 Ransum Basal + Konsentrat (R1) 3 Ransum Basal + Konsentrat (R2) 4 Ransum Basal + Konsentrat (R3) Formulasi Perlakuan Protein Ransum Basal (60%) Protein Konsentrat (40%) Protein Kasar Ransum 10.68 6.41 5.21 11.62 6.41 6.41 12.82 6.41 7.63 14.04 Sumber : Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Universitas Lampung, 2012

30 Tabel 3. Formulasi konsentrat Konsentrat R1 Protein Kasar Formulasi Protein Kasar Konsentrat Tepung ikan 55 6 3.30 Bungkil kelapa 21 22 4.62 Kulit kopi 12 15 1.80 Dedak 11 24 2.64 Onggok 2 28 0.56 Molases 3 4 0.12 Premix 0 1 0.00 Jumlah 100 13.04 Konsentrat R2 Protein Kasar Formulasi Tepung ikan 55 10 5.50 Bungkil kelapa 21 27 5.67 Kulit kopi 12 15 1.80 Dedak 11 23 2.53 Onggok 2 20 0.40 Molases 3 4 0.12 Premix 0 1 0.00 Jumlah 100 16.02 Protein Kasar Konsentrat Konsentrat R3 Protein Kasar Formulasi Tepung ikan 55 15 8.25 Bungkil kelapa 21 31 6.51 Kulit kopi 12 15 1.80 Dedak 11 19 2.09 Onggok 2 15 0.30 Molases 3 4 0.12 Premix 0 1 0.00 Jumlah 100 19.07 Protein Kasar Konsentrat Sumber : Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Universitas Lampung, 2012 E. Pelaksanaan Penelitian Penelitiaan ini dilaksanakan selama satu bulan. Minggu pertama, persiapan kandang dan analisis pakan, kemudian minggu kedua dan ketiga merupakan masa pendahuluan, yaitu adaptasi pakan (prelium) pada kambing dengan pakan

31 perlakuan, sedangkan pengambilan data koleksi feses dilaksanakan di minggu terakhir selama 7 hari berturut-turut. Sebelum penelitian dilaksanakan, kandang dan semua peralatan yang akan digunakan disuci hamakan terlebih dahulu menggunakan desinfektan, kemudian 20 ekor kambing Boerawa pasca sapih yang telah ditimbang dan memenuhi syarat untuk diteliti ditempatkan di 20 kandang penelitian dengan ukuran 150 x 100 cm selama tiga minggu. Adaptasi pakan (prelium) dilaksanakan selama dua minggu dimana pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari dengan terlebih dahulu menimbangnya, sedangkan penimbangan sisa pakan dilakukan pada sore hari dan pemberian air minum secara ad libitum. Koleksi feses dilakukan selama tujuh hari berturut-turut setelah kambing melewati masa prelium selama dua minggu. Feses ditampung dengan menggunakan kain strimin yang dipasang di bawah lantai kandang setiap 24 jam kemudian feses ditimbang. Pengambilan sampel feses dari setiap ekor kambing, yaitu sebanyak 10% dari feses yang dihasilkan, kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari sebelum sampel dibawa ke laboratorium. Pada akhir penelitian sampel feses yang sudah kering dari setiap kelompok kambing tersebut disatukan, kemudian dibawa ke Laboratorium Politeknik Lampung untuk di uji dengan menggunakan metode analisis proksimat agar dapat diketahui kadar protein dan kadar serat kasar feses pada kambing penelitian tersebut.

32 F. Prosedur Analisis Proksimat Analisis proksimat menurut Fathul (1999): a. Kadar Protein Kasar 1. menimbang kertas saring biasa ( 6 x 6 cm 2 ) dan mencatat bobotnya (A); 2. memasukkan sampel analisa sebanyak 0,1 gram dan kemudian mencatat bobotnya (B); 3. memasukkan sampel ke dalam labu Kjeldahl kemudian menambahkan 15 ml H 2 SO 4 pekat dan menambahkan 0,2 gram campuran garam; 4. menyalakan alat destruksi, kemudian mengerjakan destruksi. Mematikan alat destruksi, apabila sampel berubah warna menjadi jernih kehijauan, kemudian mendiamkan sampai menjadi dingin; 5. menambahkan 200 ml air suling dan menyiapkan 25 ml H 2 BO 3 di gelas Erlemeyer, kemudian ditetesi 2 tetes indikator (larutan berubah menjadi biru), memasukkan ujung alat kondensor ke dalam gelas tersebut dan harus dalam posisi terendam; 6. menyalakan alat destilasi dan menambahkan 50 ml NaOH 45% ke dalam labu Kjeldahl, kemudian mengangkat ujung alat kondensor yang terendam, apabila larutan telah jadi sebanyak 2/3 bagian dari gelas tersebut, maka mematikan alat destilasi; 7. membilas ujung kondensor dengan air suling dengan menggunakan botol semprot dan menyiapkan alat untuk titrasi. Mengisi buret dengan larutan HCl 0,1 N dan mengamati dan membaca angka pada buret kemudian mencatat (L 1 );

33 8. menghentikan titrasi apabila larutan berubah warna menjadi hijau, mengamati buret dan membaca angka, kemudian mencatatnya (L 2 ); 9. menghitung kadar protein kasar dengan rumus berikut: N = [ L blanko L sampel ] x N basa x N/1000 x 100% B A Keterangan: N = besarnya kandungan nitrogen L blanko = volume titran untu blanko (ml) L sampel = volume titran untuk sampel (ml) N basa = normalitas NaOH sebesar 0,1 N = berat atom nitrogen sebesar 14 A = bobot kertas saring biasa (gram) B = bobot kertas saring biasa berisi sampel (gram) 10. menghitung kadar protein dengan rumus KP = N x FP Keterangan: KP = kadar protein kasar N = kandungan nitrogen FP = angka faktor protein untuk pakan nabati sebesar 6,25 b. Kadar Serat Kasar 1. menimbang kertas ( 8 x 8 cm 2 ) dan mencatat bobotnya (A); 2. memasukkan sampel analisa sebanyak 0,1 gram dan kemudian mencatat bobotnya (B); 3. menuangkan sampel analisa ke dalam gelas Erlenmeyer, lalu menambahkan 200 ml H 2 SO 4 0,25 N dan menghubungkan gelas Erlenmeyer dengan alat kondensor dan menyalakan panas kemudian memanaskan selama 30 menit terhitung sejak awal mendidih; 4. menyaring dengan corong kaca beralas kain linen, kemudian membilas dengan air suling panas dengan menggunakan botol semprot sampai bebas asam dan

34 melakukan uji kertas lakmus untuk mengetahui bebas asam asam, kemudian memasukkan residue kembali ke gelas Erlenmeyer; 5. menambahkan 200 ml NaOH 0,313 N, kemudian menghubungkan gelas Erlenmeyer dengan alat kondensor dan memanaskan larutan selama 30 menit terhitung sejak awal mendidih, kemudian menyaring dengan menggunakan corong kaca beralas kertas sering Whatman ashles yang diketahui bobotnya (C); 6. membilas dengan air suling panas dengan menggunakan botol semprot sampai bebas busa dan melakukan uji kertas lakmus untuk mengetahui bebas basa, lalu bilas dengan larutan aceton; 7. melipat kertas saring Whatman ashles yang berisi residue, memanaskan ke dalam oven 105 o C selama 6 jam dan mendinginkan di dalam desikator selama 15 menit, kemudian menimbang dan mencatat bobotnya (D); 8. meletakkan ke dalam cawan porselin yang sudah diketahui bobotnya (E); 9. mengabukan di dalam tanur 600 o C selama 2 jam, lalu matikan tanur dan mendiamkan selama satu jam (sampai warna merah membara padacawan sudah tidak ada), kemudian memasukkan ke dalam desikator, sampai mencapai suhu kamar, lalu menimbang mencatat bobotnya (F); 10. menghitung kadar serat kasar dengan rumus berikut: KS = x 100 % Keterangan: KS = kadar serat kasar A = bobot kertas (gram) B = bobot ketas berisi sampel analisa (gram) C = bobot kertas saring whatman ashles (gram) D = bobot kertas saring whatman ashles berisi residue (gram) E = bobot cawan porselin (gram) F = bobot cawan porselin berisi abu (gram)

35 G. Peubah yang Diamati Kecernaan Zat-Zat Makanan Kecernaan zat-zat makanan yang diukur adalah protein kasar dan serat kasar, sedangkan kecernaan diukur dengan cara menghitung selisih antara zat-zat makanan yang terkandung dalam makanan yang dimakan dengan zat-zat makanan yang terdapat dalam feses, yang berarti kecernaan zat makanan merupakan jumlah zat makanan yang tertinggal di dalam tubuh ternak. Menurut Tillman, et al., (1991), koefisien cerna dihitung berdasarkan bahan kering dengan rumus : Koefisien Cerna = Jumlah zat dikonsumsi(g) Jumlah zat dalam feses(g) x100% Jumlah yang dikonsumsi (g) H. Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini diuji normalitas, homogenitas, dan aditivitas untuk memenuhi asumsi-asumsi dari analisis ragam, kemudian dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf nyata 5% dan atau 1% (Steel dan Torrie, 1991).