BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya Kurikulum 2013 sebagai pengembangan berbagai kompetensi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam berbahasa. Terdapat empat keterampilan berbahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. sekali bagi kita semua untuk mempelajarinya. Setiap orang sering berbahasa, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. tentu diperlukan demi pembinaan manusia (siswa) yang cerdas, jujur, berdisiplin,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam berbahasa. Terdapat empat keterampilan berbahasa yaitu membaca,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, seseorang perlu mempelajari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah aset masa depan yang menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Kriteria untuk mengetahui apakah kegiatan belajar mengajar itu berhasil atau

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bahasa dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai alat komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

BAB I PENDAHULUAN. hasil berpikir yang paling penting dan mendukung masa adalah bahasa. Dengan. kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis ini tidak semua orang menyukai, apalagi menguasai

BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan, merencanakan, dan menilai pembelajaran. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan keterampilan lainnya. Keempat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan memberikan pembaharuan pada kurikulumnya dari

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. satu kesatuan, merupakan catur-tunggal, (Dawson dalam Tarigan 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diberlakukannya Kurikulum 2013 sebagai pengembangan berbagai kompetensi tentu diperlukan demi pembinaan manusia (siswa) yang cerdas, jujur, disiplin, dan berakhlak mulia, termasuk kompetensi membaca. Kenyataan yang sekarang terjadi bahwa bangsa Indonesia sedang mengalami berbagai krisis, termasuk krisis dalam dunia pendidikan. Dengan demikian, semoga saja hadirnya Kurikulum Nasional yang mengacu pada Kurikulum 2013 ini bisa membangkitkan keinginan untuk mulai menangkal berbagai krisis yang terjadi di dalam dunia pendidikan tersebut. Pada hakikatnya belajar adalah kodrat bagi manusia selama hidup di dunia. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia, ada empat keterampilan berbahasa yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Iqro yang artinya bacalah ( QS Al-alaq:1). Sudah jelas agama pun memerintahkan kita semua kaum untuk belajar salah satunya adalah membaca. Tarigan (2008: 7) mengatakan, Membaca adalah suatu proses yang biasa dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Dengan membaca, kita akan mendapatkan berbagai informasi yang disampaikan penulis melalui media kata-kata. Maka dengan kegiatan membaca, kita akan mendapat dan memahami pesan secara langsung dari sang penulis.

2 Membaca merupakan proses memperoleh informasi melalui tulisan. Dengan membaca, seseorang akan menambah wawasannya. Pesan yang disampaikan penulis akan menjadi pertimbangan bagi pembaca karena dalam wacana tersebut terdapat informasi yang merangsang pembaca. Semakin sering membaca, seseorang akan semakin berpengetahuan. Hal itu sesuai dengan pendapat Tampubolon (2008: 5), bahwa dalam bahasa tulisanlah terdapat ide-ide atau pikiran-pikiran baru anggota-anggota suatu masyarakat atau masyarakat lainnya, yang mungkin dapat memperkaya pengetahuan anggota-anggota masyarakat tersebut dan kebudayaannya. Dalam Kurikulum 2013 terdapat materi tentang mengidentifikasi teks eksposisi. Dalam materi ini, siswa melakuan kegiatan menandai hal-hal yang berhubungan dengan teks eksposisi yang termasuk ke dalam aspek membaca. Materi membaca ini merupakan salah satu bentuk mengidentifikasi atau menemukan sesuatu dalam teks nonsastra atau jenis paragraf lainnya, salah satunya adalah mengidentifikasi teks eksposisi. Berkenaan dengan mengidentifikasi, tanpa kita sadari banyak sekali contoh teks di lingkungan kita yang dapat diidentifikasi, salah satunya adalah teks eksposisi. Alwasilah (2013: 111) mengatakan, Eksposisi merupakan tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan. Penulis berniat untuk memberi informasi atau memberi petunjuk kepada pembaca. Teks eksposisi adalah teks yang menyajikan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya, pembaca mendapat pengetahuan atau informasi yang sejelasjelasnya. Eksposisi mengandalkan strategi pengembangan alinea seperti lewat pem-

3 berian contoh, proses, sebab akibat, klasifiksasi, definisi, analisis, komparasi dan kontras. Permasalahan yang terjadi adalah banyak siswa kurang berminat terhadap membaca, apalagi untuk mengidentifikasi teks eksposisi. Banyak hal yang memengaruhi kegagalan seseorang dalam membaca, termasuk kegagalan membaca yang sering dialami oleh siswa di sekolah. Menurut Juliati, dkk. http://jalboegiez.blosgpot.in- /2012/12-/problematika-dalam-pembelaja-ran.html pada situs yang diunduh tanggal 07 Mei 2016 sebagai berikut. Motivasi siswa untuk membaca masih kurang, kemampuan siswa dalam memahami wacana sangatlah rendah. Siswa masih kurang mampu menentukan informasi global, informasi selektif dan informasi rinci yang terdapat dalam wacana dan memaknai kosa kata dalam kalimat meskipun telah mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan alokasi waktu yang maksimal. Menurut Kusnadi http://burahkencana.blogspot.in/2013/11/problematika-minat-baca-anak-didik-pada.html pada situs yang diunduh tanggal 07 Mei 2016 sebagai berikut. Rendahnya minat dan kemampuan membaca akan memberi pengaruh pada kemampuan akademik siswa yang bisa berdampak pada kualitas kelulusan. Oleh sebab itu, perlu diketahui beberapa hal yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan membaca siswa di sekolah antara lain yaitu: terbatasnya sarana dan prasarana membaca seperti ketersediaan perpustakaan dan buku-buku bacaan yang kurang bervariasi, situasi pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga belum bisa memotivasi siswa untuk mempelajari buku-buku di luar buku paket, kurang menariknya metode, teknik, dan model (dari guru) bagi siswa dalam hal membaca, kurangnya kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk melakukan aktivitas membaca. Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kurangnya sarana dan prasarana yang terdapat di sekolah mengakibatkan minimnya minat membaca pada siswa yang sedang dialami saat ini. Hal ini merupakan problematika menarik yang harus dicermati oleh guru untuk meningkatkan minat membaca pada siswa.

4 Selain kurangnya minat membaca, siswa juga kurang memahami suatu bacaan yang dibacanya. Tarigan (2008: 121), menyatakan bahwa salah satu syarat bagi setiap pembaca yang baik adalah memahami benar-benar apa yang dibacanya. Pertama-tama, hal ini menuntut perhatian atau konsentrasi dan suatu kemampuan yang erat sekali berhubungan dengan maksud. Hal ini menuntut pengetahuan mengenai kata-kata dan keresponsifan terhadap organisasi bagian sebagai suatu keseluruhan. Sehubungan dengan kendala yang dihadapi, siswa juga mengalami kesulitan dalam pembelajaran mengidentifikasi berbagai teks. Pada Kurikulum 2013 terdapat beberapa kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu kompetensi yang terdapat dalam Kurikulum 2013 adalah mengidentifikasi teks eksposisi, dan kompetensi ini tentunya harus dikuasai oleh siswa. Kegiatan pembelajaran mengidentifikasi sangatlah berkaitan erat dengan kegiatan membaca. Mengidentifikasi teks eksposisi merupakan kegiatan yang perlu berkonsentrasi penuh agar dapat memahami isi teks bacaan dan mencari apa yang harus ditemukan dalam teks tersebut. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, guru sebagai fasilitator bisa menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menggugah selera siswa untuk mengidentifikasi teks tepatnya mengidentifikasi struktur dan kaidah kebahasaan pada teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran baru agar siswa tidak bosan dan jenuh. Salah satu solusinya adalah guru sebagai fasilitator harus mampu menggugah selera siswa untuk membaca (mengidentifikasi), berarti harus menemukan pendekatan atau metode yang cocok agar siswa tidak merasa bingung dan bosan dalam bela-

5 jar. Dalam penelitian ini penulis pun menerapkan metode yang akan menjadikan siswa mampu mengidentifikasi suatu teks dengan menerapkan metode inkuiri. Kunandar dalam Shoimin (2016: 85), menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri adalah pembelajaran di mana siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk mereka sendiri. Lebih lanjut Wina dalam Shoimin (2016: 85), menyatakan bahwa strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Dari pemaparan tersebut, penulis berharap keterampilan membaca dengan menggunakan metode inkuiri siswa mampu mengidentifikasi atau menentukan permasalahan yang dipertanyakan. Berdasarkan latar belakang masalah penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Mengidentifikasi Kaidah Teks Eksposisi Berfokus pada Istilah Teknis dengan Menggunakan Metode Inkuiri pada Siswa Kelas X SMA Pasundan 1 Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi permasalahan dalam penelitian pembelajaran mengidentifikasi kaidah teks ekposisi berfokus pada istilah teknis sebagai berikut: a. rendahnya minat dan kemampuan siswa dalam membaca; b. minimnya pemahaman siswa terhadap apa yang dibaca;

6 c. model pembelajaran yang kurang menarik menyebabkan kurangnya minat siswa dalam membaca. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut. a. Mampukah penulis merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran mengidentifikasi kaidah teks eksposisi berfokus pada istilah teknis dengan menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas X SMA Pasundan 1 Bandung? b. Mampukah siswa kelas X SMA Pasundan 1 Bandung mengidentfikasi kaidah teks eksposisi berfokus pada istilah teknis dengan menggunakan metode inkuiri secara tepat? c. Efektifkah metode inkuiri diterapkan dalam pembelajaran mengidentifikasi kaidah teks eksposisi berfokus pada istilah teknis pada siswa kelas X SMA Pasundan 1 Bandung? Demikianlah rumusan masalah yang penulis buat sebagai tolok ukur untuk melaksanakan penelitian terhadap siswa yang akan diteliti.

7 1.4 Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis membatasi masalah sebagai berikut. a. Kemampuan penulis diukur terbatas pada merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran mengidentifikasi kaidah teks eksposisi berfokus pada istilah teknis. b. Kemampuan siswa yang diukur terbatas pada kemampuan mengidentifikasi kaidah teks eksposisi berfokus pada istilah teknis. c. Metode pembelajaran yang digunakan penulis adalah metode inkuiri. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dapat dikatakan berhasil apabila memiliki tujuan yang dapat dijadikan pedoman penelitian dalam menentukan arah yang harus ditinjau dalam melakukan penelitian. Adapun tujuan penelitian sebagai berikut: a. untuk mengetahui kemampuan penulis dalam melaksanakan pembelajaran mengidentifikasi kaidah teks eksposisi berfokus pada istilah teknis dengan menggunakan metode inkuiri pada kelas X SMA Pasundan 1 Bandung; b. untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X SMA Pasundan 1 Bandung dalam mengidentifikasi kaidah teks eksposisi berfokus pada istilah teknis dengan menggunakan metode inkuiri; c. untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran mengidentifikasi kaidah teks eksposisi berfokus pada istilah teknis pada siswa kelas X SMA Pasundan 1 Bandung.

8 1.6 Manfaat Penelitian Setelah terurai tujuan penelitian yang terarah, penelitian ini mempunyai manfaat. Manfaat penelitian berfungsi untuk menegaskan kegunaan penelitian yang dapat diraih setelah penelitian berlangsung. Maka dari itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat. Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut. a. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman, serta keterampilan penulis dalam pembelajaran mengidentifikasi kaidah teks eksposisi berfokus pada istilah teknis. b. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pengajaran yang sesuai dan menarik bagi siswa, selain itu, hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia ke arah yang lebih baik, terutama dalam bidang ilmu kebahasaan. c. Bagi Guru Bagi guru, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai patokan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia terutama dalam pembelajaran mengidentifikasi kaidah teks eksposisi berfokus pada istilah teknis karena dari hasil penelitian ini dapat diketahui efektif tidaknya pembelajaran tersebut dengan menggunakan metode inkuiri.

9 d. Bagi peneliti lanjutan / lembaga Menjadi dasar dan rujukan teori penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti berikutnya yang berpedoman pada penelitian ini. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan manfaat penelitian adalah kegunaan hasil penelitian bagi orang-orang yang berkepentingan pada saat penelitian telah berlangsung. 1.7 Definisi Operasional Dalam penelitian ini, istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini dapat didefinisikan. Definisi operasional adalah penjabaran dan tafsiran data sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam judul dan masalah penelitian. Untuk menghindari penafsiraan terhadap istilah-istilah yang penulis gunakan dalam judul penelitian, secara operasional istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian dapat didefinisikan sebagai berikut. a. Pembelajaran adalah suatu cara, proses dalam belajar untuk menjadikan siswa memperoleh kepandaian dari yang dipelajari. b. Mengidentifikasi adalah suatu proses menemukan sesuatu dalam sebuah objek atau menemukan suatu jenis yang terdapat dalam tulisan dengan cara mengamati, mencerna, mengerti, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat simpulan. c. Kaidah adalah aturan atau patokan dalam hal ini kaidah kebahasaan dalam penulisan teks eksposisi. d. Teks eksposisi adalah teks yang bertujuan untuk memberi tahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.

10 e. Istilah teknis adalah kata atau kosakata khusus yang terdapat dalam teks eksposisi bergantung pada topik yang dibahas. f. Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun untuk mencapai tujuan. g. Inkuiri adalah metode pembelajaran yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar yang aktif. Berdasarkan uraian tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran mengidentifikasi kaidah teks eksposisi berfokus pada istilah teknis dengan menggunakan metode inkuiri yaitu pembelajaran menganalisis, mengkaji kaidah teks eksposisi yang difokuskan pada istilah teknis. Sebuah teks eksposisi yang difokuskan pada istilah dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat menambah tingkat fokus siswa terhadap teks eksposisi yang sedang dipelajari, karena siswa dituntun untuk fokus dan mampu memprediksi dan membuktikan prediksinya pada saat siswa membaca sebuah bacaan atau teks. 1.8 Struktur Organisasi Bab 1 memuat pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah mengenai keterampilan membaca siswa. Dari latar belakang tersebut, berbagai masalah diidentifikasi sehingga rumusan masalah pun terbentuk. Rumusan masalah berisi permasalahan yang diteliti dalam penelitian, kemudian rumusan masalah tersebut menghasilkan tujuan dan manfaat penelitian. Bab 2 memuat kajian pustaka yang berisi konsep atau teori dalam bidang keterampilan mengidentifikasi kaidah teks eksposisi dengan menggunakan metode in-

11 kuiri yang dianggap menjadikan siswa mampu dalam mengidentifikasi kaidah teks eksposisi yang berfokus pada istilah teknis. Selain itu, dalam bab ini juga terdapat penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, asumsi dan hipotesis. Bab 3 memuat metodologi penelitian yang terdiri atas jenis metode dan desain penelitian yang digunakan, yaitu metode dan desain eksperimen pre-experimental design tipe one group pretest-posttest (tes awal-tes akhir kelompok tunggal). Selain itu, bab ini memuat instrumen penelitian, sumber data berupa populasi dan sampel, dan rancangan analisis data pun tersaji dalam bab ini. Bab 4 memuat hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan rumusan masalah pada bab pendahuluan. Bab ini akan menjawab apakah metode inkuiri dapat diterapkan dalam pembelajaran mengidentifikasi kaidah teks eksposisi yang berfokus pada istilah teknis. Bab 5 memuat simpulan dan saran yang terdiri atas konklusi pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya sehingga memunculkan saran untuk penelitian-penelitian selanjutnya.