BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baden Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata Pramuka merupakan singkatan dari prajamuda karana, yang memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

Oleh: ISNIANTO A

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menumbuh kembangkan potensi dan bakat manusia, pendidikan dipandang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Sambutan Presiden RI pada Jambore Nasional IX Gerakan Pramuka th 2011, Kab. OKI, 2 Juli 2011 Sabtu, 02 Juli 2011

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RENUNGAN BADEN POWELL DAY

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

DIAN TRI HANDAYANI A

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

Mengenal Sosok Panutan dalam Perkembangan Karakter Pramuka Indonesia

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. muda. Dan hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

PERANAN KEPRAMUKAAN DALAM MEMBINA SIKAP NASIONALISME PADA GUGUS MELATI BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEBAGAI SALAH SATU JALUR PEMBINAAN KESISWAAN

BAB I PENDAHULUAN. upaya sekolah dalam mendukung tujuan pendidikan nasional, Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. Salah satu wacana yang menarik dalam studi globalisasi adalah hipotesis tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

METAMORFOSA TUNAS MUDA DEMI MEWUJUDKAN CITA LUHUR BANGSA

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

ISSN: PRAMUKA SEBAGAI WADAH PEMBENTUKAN PENDIDI- KAN BERKARAKTER

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

PENGUATAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN PELANGGARAN NORMA AGAMA. (Studi Kasus di MTs Mahadul Muta alimin Katerban

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

PETUNJUK PELAKSANAAN GALANG PRAMUKA BERPRESTASI 2018 KREASI MEMBANGUN GENERASI

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS )

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan aspek penting bagi setiap

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya gerakan kepanduan dunia dipelopori oleh Robert Stephenson Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia (22 Februari 1857-8 Januari 1941) dari Inggris. Semenjak munculnya gerakan kepanduan dunia yang dipelopori oleh Robert Stephenson Smith Baden Powell ini ia mempunyai sifat-sifat selalu gembira, hemat, cermat dan menyukai kehidupan di luar. Seorang tokoh William Smith mengadakan perkemahan untuk anak-anak dari Boys Brigade dalam jumlah kecil di Brown Sea Island (Inggris) tahun 1883. Ternyata perkemahan tersebut berhasil dengan baik dan menarik perhatian anakanak dari Boys Brigade (Mertoprawiro, 1992:19). Gagasan yang dilancarkan oleh Baden Powell tentang pendidikan di luar sekolah untuk anak-anak Inggris bertujuan supaya mereka menjadi warga negara Inggris yang baik sesuai dengan keadaaan dan kebutuhan Kerajaan British Raya. Gagasan yang dituangkan oleh Baden Powell dengan mengarang buku yang berjudul Scouting for Boys yang diperuntukkan bagi anak-anak. Sejak itu juga berkembang Boys Scout Movement di seluruh dunia dengan diadakannya Internasional Jambore I dan pada kesempatan itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia. Gagasan dari buku itu sangat cemerlang dan menarik, sehingga dapat dilaksanakan di negara-negara lain salahsatunya Belanda. Gerakan Kepanduan dibawa dan dilaksanakan Belanda ke Indonesia dengan organisasi 1

2 yang bernama NIPV (Nederlands Indische Padvinders Vereeniging) yang beranggotakan baik anak-anak Eropa maupun Indonesia yang bersekolah di sekolahsekolah Belanda (Mertoprawiro, 1992:20-21). Sejak saat itulah sampai sekarang perkembangan gerakan kepanduan di Indonesia cukup signifikan untuk generasi masa demi masa. Masa kini penuh dengan tantangan akan kepesatan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK), hanya kesadaran sejarah yang perlu ditanamkan kepada generasi muda saat ini. Generasi muda saat ini merupakan tunas-tunas muda harapan bangsa dalam pembangunan manusia Indonesia seluruhnya dan masyarakat Indonesia yang seutuhnya. Generasi penerus bangsa, mereka yang harus dibina dan dipersiapkan sebaik-baik mungkin untuk mencerahkan masa depannya, dengan memberikan bekal-bekal kepemimpinan, keterampilan, kesegaran jasmani maupun rohani, daya kreativitas, idealisme, patriotisme, kepribadian, dan budi pekerti yang luhur. Salah satu wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda ini adalah Gerakan Pramuka, berdasarkan Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961 ditetapkan sebagai satu-satunya badan yang diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda di Indonesia (Mertoprawiro, 1992:13-14). Tujuan pembinaan dalam kegiatan kepramukaan ini dikarenakan dapat mengolah, mengembangkan daya kreativitas, keterampilan, kesegaran jamani dan rohani, serta budi pekerti. Gerakan Pramuka merupakan salah satu wadah pengembangan generasi muda sekaligus lembaga pendidikan jalur ketiga, maka dalam penyelenggaraan proses pendidikan kepanduan oleh Gerakan Pramuka harus diintegrasikan dengan

3 pola dan mekanisme dasar pembinaan generasi muda serta pendidikan nasional, yang kini sedang diusahakan dan dikembangkan. Hal ini sangat diperlukan dengan pemikiran secara konsepsional tentang pembaharuan di dalam sistem pembinaan dan pengetrapan metode-metode yang berlaku bagi gerakan kepanduan untuk masa depan dengan arah dan tujuan yang jelas dalam pelaksanaannya (Mertoprawiro, 1992:47). Upaya-upaya untuk pembinaan dalam Gerakan Pramuka agar dapat melaksanakan tugas pokok dapat mencapai sasaransasaran yang telah ditentukan maka perlu dikembangkan usaha-usaha yang terarah dan terpadu. Kegiatan pendidikan kepramukaaan yang dilaksanakan melalui Gugus depan (Gudep) Gerakan Pramuka merupakan upaya pembinaan melalui proses kegiatan belajar dan mengajar di sekolah. Melalui pendidikan kepramukaan ini sangat perlu dikembangkan agar dapat melakukan pembinaan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila, pendidikan pendahuluan bela negara, kepribadian dan budi pekerti luhur, berorganisasi, kesegaran jasmani dan daya kreasi, persepsi, apresiasi dan kreasi seni, kerja sama. Hal ini penting karena secara sederhana tujuan pembinaan kepramukaan di sekolah itu adalah untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar, khususnya dalam pembentukan watak, karakter, dan kepribadian siswa (Gunawan, 2012:265). Implementasi dalam membina dan mengembangkan generasi muda (siswa) melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan agar dapat mengembangkan karakter siswa tidak sepenuhnya berjalan sesuai yang diharapkan. Pastinya menghadapi

4 beberapa masalah yang ditinjau dari beberapa aspek-aspek sosial diantaranya: 1) menurunnya jiwa patriotisme, idealisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda, 2) belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun nonformal, 3) meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika. Penanggulangan masalah-masalah tersebut memerlukan usaha-usaha secara terpadu, terarah dan berencana dari seluruh potensi nasional dengan melibatkan para kader generasi muda secara menyeluruh sebagai subyek pengembangan (Mertoprawiro, 1992:72-73). Penjelasan ini erat kaitannya dengan visi, misi, dan tujuan program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang pada hakekatnya adalah untuk menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan generasi muda melalui program pendidikan kepramukaan dan menghasilkan pembina generasi muda yang handal melalui pendidikan pramuka dalam rangka membentuk nation and character building. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka dipandang cukup penting untuk mengadakan penelitian tentang Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penggalang Sebagai Upaya Pengembangan Karakter Siswa (Studi Deskriptif Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Kelas VII di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013). Penelitian tersebut berkaitan dengan misi program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan tata negara yaitu menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan generasi muda melalui program Pendidikan Kepramukaan.

5 B. Rumusan Masalah Perumusan masalah atau sering diistilahkan problematika merupakan hal yang penting dan harus ada dalam penulisan suatu karya ilmiah, dengan adanya permasalahan maka berarti dalam penelitian telah mengidentifikasikan persoalan yang akan diteliti lebih jelas. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pola pembinaan Pramuka Penggalang Kelas VII di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013? 2. Bagaimana mekanisme pembinaan Pramuka Penggalang Kelas VII di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013? 3. Bagaimana upaya pengembangan karakter siswa melalui pola pembinaan Pramuka Penggalang Kelas VII di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013? 4. Bagaimana upaya pengembangan karakter siswa melalui mekanisme pembinaan Pramuka Penggalang Kelas VII di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013? C. Tujuan Penelitian Menurut Maryadi dkk. (2010:10), tujuan penelitian merupakan upaya pokok yang akan dikerjakan di dalam pemecahan masalah. Penting dalam penelitian ini, perlu adanya tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok-pokok terhadap masalah yang akan diteliti sehingga akan dapat bekerja secara terarah

6 dalam mencari data sampai langkah pemecahan masalahnya. Berdasarkan masalah yang dirumuskan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan pola pembinaan Pramuka Penggalang Kelas VII di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Untuk mendeskripsikan mekanisme pembinaan Pramuka Penggalang Kelas VII di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. 3. Untuk mendeskripsikan upaya pengembangan karakter siswa melalui pola pembinaan Pramuka Penggalang Kelas VII di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. 4. Untuk mendeskripsikan upaya pengembangan karakter siswa melalui mekanisme pembinaan Pramuka Penggalang Kelas VII di SMP IT Nur Hidayah Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat, sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai suatu penelitian yang dimana hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan dalam ilmu pengetahuan. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan pedoman untuk penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa 1) Untuk melatih siswa untuk mengembangkan karakternya.

7 2) Diharapkan dapat menumbuhkembangkan sikap, perilaku, dan budi pekerti siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di sekolah. b. Manfaat bagi guru Sebagai bahan informasi, bahan pertimbangan, dan masukan dalam hal ini upaya pengembangan karakter siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di sekolah. c. Manfaat bagi sekolah 1) Meningkatkan mutu dan kualitas pembinaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di sekolah. 2) Untuk menanamkan, memperbaiki, dan mengembangkan karakter pada siswa di sekolah. E. Daftar Istilah Menurut Maryadi dkk. (2010:11), daftar istilah adalah penjelasan dari istilah yang diambil dari kata-kata kunci dalam judul penelitian. Adapun istilahistilah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pola adalah sistem; cara kerja (KBBI, 2005:884-885). 2. Mekanisme adalah cara kerja suatu organisasi (perkumpulan dsb), pembaharuan di segala bidang berarti peningkatan-pembangunan (KBBI, 2005:728). 3. Pembinaan adalah proses, cara, perbuatan membina (negara dsb), usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik (2005:152).

8 4. Pramuka Penggalang adalah peserta didik dalam Gerakan Pramuka yang berusia antara 11-15 tahun (Kwarnas Gerakan Pramuka, 2011:3). 5. Upaya adalah usaha; ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb) (KBBI, 2005:1250). 6. Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan (KBBI, 2005:538). 7. Karakter adalah cara berpikir dan beperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara (Samani dan Haryanto, 2012:41). 8. Siswa diartikan sebagai murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah) (KBBI, 2005:1077).