Kebijakan Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional

dokumen-dokumen yang mirip
POLICY BRIEF NO. 005/DKK.PB/2017

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

PENERAPAN PUG DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita

OLEH KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Dalam acara Orientasi Parameter Kesetaraan Gender Dalam Pembentukan Per Uuan bagi Pusat

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

MATRIK RENSTRA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

MENGENALI DAN MEMAHAMI PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN YURNI SATRIA

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

ANGGARAN RESPONSIF GENDER Anggaran Responsif Gender (ARG) DAN PENYUSUNAN GENDER BUDGET STATEMENT

STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PUG MELALUI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

C KONSEP PENGURUSUTAMAAN/ MAINSTREAMING GENDER

STRATEGI PUG dalam pembangunan daerah. Hj. ANDI MURLINA PA, S.Sos KEPALA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROV.

Press Release Rapat Koordinasi Nasional Pembangunan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Tahun 2010

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan

Jakarta, 4 Maret Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Linda Amalia Sari, S.IP

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Percepatan Perencanaan PUG Kota Malang Tahun 2015

Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM

BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006 jo No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Keuangan di Daerah

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Pe

KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN (PPRG) DALAM PERUBAHAN IKLIM

Jakarta, Maret Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Ttd. Linda Amalia Sari, S.IP

TINDAK LANJUT STRATEGI NASIONAL PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG RESPONSIF GENDER (PPRG) DEPUTI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

-2- Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277); 2. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 t

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG)

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

STRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DIDAERAH

dalam Pembangunan Nasional;

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KLA DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN DAN PERWUJUDAN HAK ANAK

SINKRONISASI DAN HARMONISASI PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

WALIKOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR. Salah satu dari keempat NSPK yang diterbitkan dalam bentuk pedoman ini adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak.

GENDER BUDGET STATEMENT. (Pernyataan Anggaran Gender) : Kedeputian Bidang SDM dan Kebudayaan. Perlindungan Anak

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

MENTERI DALAM NEGERI Jakarta 30 April 2013

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN

"Pemantapan Implementasi Pembangunan Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak"

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 26 Tahun 2016 Seri E Nomor 18 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

PEMBANGUNAN NASIONAL BERWAWASAN GENDER

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK

PENGANTAR DAN PENGENALAN PUG & IMPLEMENTASINYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

PENYELENGGARAAN SISTEM DATA GENDER DAN ANAK DALAM MENDUKUNG CAPAIAN PEMBANGUNAN DI DAERAH

4.9 Anggaran Responsif Gender Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun , telah menetapkan tiga strategi pengarusutamaan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peran Pemerintah Dalam Strategi Peningkatan Keterwakilan Perempuan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENEG PP. Perdagangan Orang. Saksi. Korban. Pelayanan. Minimal. Terpadu. Standar.

BAB 11 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN DAN PERAN PEREMPUAN SERTA KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK A. KONDISI UMUM

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 53 TAHUN

B A B I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN HAK PEREMPUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MEKANISME PEMANFAATAN DATA TERPILAH BAGI KEMENTERIAN DAN SKPD DAERAH. Mobile phone

ASPEK LANGKAH KERJA NAMA PELAKSANA WAKTU NO KKP

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PEMBERDYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN MAROS

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 9 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2014

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN KOTABARU

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KESETARAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

Kebijakan Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional Lembaga Administrasi Negara (LAN) Jakarta, 15 Maret 2017 Dr. A. Darsono Sudibyo, M.Si Asisten Deputi Gender dalam Politik dan Pengambilan Keputusan

Milestone Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Menuju terwujudnya kesetaraan gender dan perlindungan anak 2004 UU No. 23 ttg Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. 2008 UU No. 10 ttg Pemilu Legislatif (30% balon perempuan di legislatif Perpres No. 69 tentang Gugus Tugas PPTPPO PP No. 9 ttg Tata Cara dan Mekanisme Pelayanan Terpadu bagi Saksi dan/atau TPPO. Permendagri No. 15 ttg Pedoman Pelaksanaan PUG di Daerah. 2013 SEB Menkeu, MenPPN, Mendagri dan Meneg PP-PA ttg Stranas PPRG. 2009 Permen PP-PA No.06 ttg Pelaksanaan PMK No. 119 ttg Petunjuk Pembangunan Keluarga. Penyusunan dan Permen PP-PA No. 07 ttg Panduan Penelaahan RKA K/L dan Peningkatan Partisipasi Politik Perempuan di Pelaksanaan DIPA TA 2010 Lembaga Legislatif (Awal Penerapan ARG) di K/L. Permen PP No. 1 ttg SPM Trafficking. 2014-2015 UU No.35/2014 ttg PA. Permen PP-PA No. 10/2015 ttg GDPKL 2019 2000 Inpres No. 9 ttg PUG dalam Pembangunan Nasional. 2002 UU No. 23 ttg Perlindungan Anak. 2007 UU No. 21 ttg Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. 2010 Permen PP No. 1 ttg SPM Bidang Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan. MoU dengan 33 gubernur 2011 UU No. 2 ttg Partai Politik (30% Kepengurusan perempuan di partai politik). Permendagri No. 67 ttg Perubahan atas Permendagri No. 15 Tahun 2008. PP RI No. 40 tahun 2011 ttg Pembinaan, Pendampingan dan Pemulihan thd. Anak yang Menjadi Korban atau Pelaku Pornografi 2012 UU No. 8 ttg Pemilihan Umum Anggota DPR,DPD dan DPRD. UU Sistem Peradilan Pidana Anak. UU No. 6 ttg Ratifikasi Konvensi Internasional Perlindungan Hak-hak Pekerja Migran dan Keluarganya. UU No. 9 ttg Protokol Tambahan KHA Mengenai Keterlibatan Anak dalam Konflik Bersenjata. UU No.10 ttg Protokol Tambahan KHA Mengenai Perdagangan, Prostitusi dan Pornografi Anak. 2

DATA PEMBUKA WAWASAN

IPG menurut Provinsi Tahun 2014

IDG menurut Provinsi Tahun 2014

Hasil Pemilu 2014 100% 80% 82,68% 74,24% 83,85% 86% 60% Perempuan 40% 20% 17,32% 25,76% 16,15% 14% Laki-Laki 0% DPR DPD DPRD Provinsi DPRD Kabupaten

Perempuan di Eksekutif 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% 100,00% 97,00% 76,50% 85,50% 23,50% 0,00% 3% 14,50% Menteri Gubernur/Kepala Daerah Wagub/Wakada Bupati/Walikota/Wakil Perempuan Laki-Laki

Posisi Perempuan di Lembaga-Lembaga Negara

Posisi Perempuan Karier Birokrasi

Kekerasan Terhadap Perempuan 350000 300000 293220 321752 250000 279688 200000 216156 150000 100000 119107 50000 0 2011 2012 2013 2014 2015

Isu Kesenjangan Gender No. Isu-Isu Perempuan Laki-laki Keterangan 1. Ketenagakerjaan TPAK : Pr. 51,39% Upah: 1.368.546 TPAK: Lk-2 84,42% Upah: 1.724.478 2. Pendidikan Buta huruf: 8,9% Buta huruf: 3,9% Akses pekerjaan 3. Hukum 342 Perda yang bias gender

Mengapa Pemerintah Melaksanakan Pengarusutamaan Gender? 1. Komitmen Nasional 1) Secara filosofis, untuk mewujudkan cita-cita negara sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945. 2) Secara yuridis, bahwa pelaksanaan Pengarusutamaan Gender didasarkan pada peraturan perundangan. 3) Secara struktur dan operasional, berpijak pada RPJPN, RPJMN, RPJMD, Renstra, RKP, RKPD. 4) Inpres No. 9 tahun 2000 tentang PUG dlm Pemb Nasional 2. Komitmen Interansional 1) SDGs (dulu MDGs) tentang kesetaraan gender 2) Beijing Platform for Action (BPFA) 12 kritis area 3) Planet 50:50 gender equality pada tahun 2030 (UN Women pada Sidang Umum PBB tahun 2015.

RPJMN 4 (2020-2024) RPJM 1 (2005-2009) - Mengendalikan jumlah dan laju pertumbuhan penduduk - Meningkatnya kesetaraan gender di berbagai bidang pemb - Meningkatnya IPG - Meningkatnya kesej. dan perlindungan perempuan dan anak RPJM 2(2010-2014) - Terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk - Meningkatnya kesetaraan gender - Meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesej. dan perlindungan anak RPJMN 3 (2015-2019) - Tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang - Meningkatnya kesetaraan gender - Meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesej. dan perlindungan anak - Bertahannya kondisi penduduk tumbuh seimbang - Terwujudnya kesetaraan gender - Meningkatnya tumbuh optimal, kesej. dan perlindungan anak

Peraturan Presiden No. 2 tahun 2015 Tentang RPJMN 2015 2019 Gender Pengarusutamaan Tata Kelola Pemerintahan Yang baik Pembangunan yang berkelanjutan

Pendekatan Perempuan dalam Pembangunan (PDP) dan Gender Dalam Pembangunan (GDP) Aspek Perempuan Dlm Pemb Gender Dlm Pemb Pendekatan Pusat permasalahan pada perempuan (pembangunan ditujukan ke perempuan) Pembangunan ditujukan pada lelaki dan perempuan secara inklusif Fokus Perempuan Perempuan (PDP) dan Lelaki Masalah Tidak berperansertanya perempuan yg merupakan separuh dari sumberdaya produktif potensial dalam proses pembangunan Tujuan Pembangunan yg lebih efektif, efesien guna memberdayakan perempuan untuk mencapai kemandirian Ketidakseteraan hubungan kekuasaan (kayamiskin, perempuan-lelaki) yg terus berlangsung menyebabkan ketidakadilan pembangunan (karena perempuan tdk berperanserta secara maksimal) Pembangunan yg adil dan bersinambung dgn perempuan dan lelaki sebagai pengambil keputusan Solusi Mengintegrasikan perempuan dlm proses pembangunan dan memberdayakan mereka yg tersisih dari pembangunan Mencapai kemitrasejajaran lelaki dan perempuan dan mengubah ketidaksejajaran relasi sosial antara lelaki dan perempuan Strategi Proyek-proyek khusus untuk perempuan : peningkatan produktivitas, peningkatan ketrampilan mengurus rumah tangga (domestik) Mengintegrasikan keperluan perempuan dan lelaki secara terpisah : Proyek umum (GAD) untuk perempuan dan lelaki dan proyek khusus perempuan (WID)

STRATEGI PENGARUSUTAMAAN GENDER Kesetaraan Gender Laki-Laki Perempuan Aspirasi, Kebutuhan, Pengadaan, Kepentingan yang Berbeda Children Able Disable Poverty Elderly Integrasi PUG sebagai Strategi Pembangunan Kebijakan, Program, Kegiatan, dan Anggaran : Politik Ekonomi Hukum Sosial Budaya Teknologi Lingkungan dll Perencanaan Pelaksanaan Pemantauan Evaluasi dars2015

Sasaran: Dalam RPJMN 2015-2019 1. Meningkatnya kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai bidang pembangunan, yang diukur antara lain dari status kesehatan ibu, rasio AMH/rasio rata-rata lama sekolah/aps laki-laki dan perempuan, TPAK perempuan, sumbangan pendapatan penduduk perempuan di sektor non pertanian, serta keterwakilan perempuan sebagai pengambil keputusan di legislatif, eksekutif, dan yudikatif. 2. Meningkatnya perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan, termasuk TPPO, yang ditandai dengan meningkatnya upaya-upaya pencegahan, efektivitas pelayanan, serta pemberdayaan perempuan korban kekerasan. 3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan PUG dan kelembagaan perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan di tingkat nasional dan daerah, yang diukur dari ketersediaan peraturan perundang-undangan yg responsif gender, aturan pelaksanaan terkait PUG dan kekerasan terhadap perempuan, data terpilah dan data kekerasan terhadap perempuan, SDM yang terlatih, serta terlaksananya kooordinasi antar-k/l/skpd dan antar pusat dan daerah dalam pelaksanaan PPRG serta pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan.

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI RPJMN 2015-2019 Arah Kebijakan 1. Meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai bidang pembangunan Strategi 1. Peningkatan pemahaman dan komitmen para pelaku pembangunan tentang pentingnya pengintegrasian perspektif gender dalam berbagai tahapan, proses, dan bidang pembangunan, di tingkat nasional maupun di daerah; 2. Penerapan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) di berbagai bidang pembangunan, di tingkat nasional dan daerah; dan 3. Peningkatan pemahaman masyarakat dan dunia usaha tentang kesetaraan gender. 18

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI RPJMN 2015-2019 Arah Kebijakan 2. Meningkatkan perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan, termasuk TPPO. Strategi 1. Peningkatan pemahaman penyelenggara negara termasuk aparat penegak hukum dan pemerintah, masyarakat dan dunia usaha tentang tindak kekerasan terhadap perempuan serta nilai-nilai sosial dan budaya yang melindungi perempuan dari berbagai tindak kekerasan; 2. Perlindungan hukum dan pengawasan pelaksanaan penegakan hukum terkait kekerasan terhadap perempuan; serta 3. Peningkatan efektivitas layanan bagi perempuan korban kekerasan, yang mencakup layanan pengaduan, rehabilitasi kesehatan, rehabilitasi sosial, penegakan dan bantuan hukum, serta pemulangan dan reintegrasi sosial. 19

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2015-2019 Arah Kebijakan 3. Meningkatkan efektivitas dan kapasitas kelembagaan PUG dan kelembagaan perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan Strategi 1. Penyempurnaan proses pembentukan peraturan perundangan-undangan dan kebijakan agar selalu mendapatkan masukan dari perspektif gender; 2. Pelaksanaan review dan harmonisasi seluruh peraturan perundanganundangan dari UU sampai dengan peraturan daerah agar berperspektif gender; 3. Peningkatan kapasitas SDM lembaga koordinator dalam mengkoordinasikan dan memfasilitasi kementerian/lembaga/pemerintah daerah tentang penerapan PUG, termasuk data terpilah; 4. Penguatan mekanisme koordinasi antara pemerintah, aparat penegak hukum, masyarakat, dan dunia usaha dalam penerapan PUG; 5. Penguataan lembaga/jejaring PUG di pusat dan daerah, termasuk dengan perguruan tinggi, pusat studi wanita/gender, dan organisasi masyarakat; 6. Penguatan sistem penyediaan, pemutakhiran, dan pemanfaatan data terpilah untuk penyusunan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan/program/kegiatan pembangunan, seperti publikasi indeks kesetaraan dan keadilan gender sampai kabupaten/kota sebagai basis insentif dan disinsentif alokasi dana desa; serta 7. Pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil PUG, termasuk 20

Prioritas 3 Ends + 1 Tahun 2015 2017. Mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan Anak Mengakhiri perdagangan orang Mengakhiri kesenjangan akses pada sumber daya ekonomi Peningkatan partisipasi dalam politik 21

Perencanaan Penganggaran Responsif Gender (PPRG)

Anggaran Responsif Gender (ARG) 1. Pendekatan Sosilogis: 1) Memberikan kesempatan yg setara pada kelompok masyarakat laki-laki dan perempuan; 2). Mengurangi kesenjangan sosial; 3). Mewujudkan keadilan sosial 2. Pendekatan Ekonomi: Akses & kontrol yang setara pada Lk-2 dan Perempuan dan Efisiensi dan efektivitas dalam mengelola sumberdaya ekonomi pembangunan; 3. Pendekatan Politik; amanah dari kontrak politik antara Rakyat dan Pemerintah (Hasil Pemilu) yang diwujudkan melalui anggaran yang menjamin keadilan. 23

PRINSIP-PRINSIP ARG 1. ARG bukanlah anggaran yang terpisah untuk laki-laki dan perempuan; 2. ARG sebagai pola anggaran yang akan menjembatani kesenjangan status, peran dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan; 3. ARG bukanlah dasar yang valid untuk meminta tambahan alokasi anggaran; 4. ARG tidak berarti adanya penambahan dana yang dikhususkan untuk program perempuan; 5. ARG bukan hanya berada dalam program khusus pemberdayaan perempuan melainkan berada dalam program untuk laki-laki; 6. ARG bukan berarti ada alokasi dana 50% laki-laki 50% perempuan untuk setiap kegiatan; 7. Tidak harus semua pengeluaran anggaran/output mendapat koreksi agar menjadi responsif gender, namun ada juga yang netral gender.

Implikasi positif ARG 1. Lebih efektif dan Efesien Efektif karena perencanaan dan penganggaran yang ditetapkan melalui analisis gender dapat memetakan kondisi dan peran laki-laki dan perempuan. Efisien karena analisis gender dapat diagnosa dan memberikan jawaban yang tepat dalam memenuhi kebutuhan laki-laki dan perempuan secara inklusif (termasuk kelompok disability). Pemetaan tersebut dianalisis dan diagnosa guna memberikan jawaban yang lebih tepat untuk memenuhi kebutuhan perempuan dan laki-laki dalam menetapkan program/kegiatan dan anggaran, Menetapkan kegiatan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi dan atau meminimalisasikesenjangan gender, siapa yang menjadi target sasaran dari sebuah program/kegiatan, kapan dan bagaimana program/kegiatan akan dilakukan.

2. Mengurangi kesenjangan tingkat manfaat hasil pembangunan. Melalui analisis gender dapat mengidentifikasi adanya perbedaan permasalahan dan kebutuhan laki-laki dan perempuan sehingga dapat memudahkan para perencana dan pelaksana untuk mencari solusi yang tepat guna mengatasi dan atau meminimalisasi kesenjangan gender. 3. Mendekatkan kebijakan yang telah ditetapkan dengan pelaksanaannya guna mewujudkan keadilan pada penerima manfaat sumberdaya pembangunan.

Kerangka Logis ARG 1. Penerapan ARG melekat pada struktur program, kegiatan dan anggaran dan output yang terdapat pada RKA-KL, dan RKA-SKPD. 2. ARG berada pada level OUTPUT, tetapi tidak semua OUTPUT harus responsif gender, seperti belanja barang perkantoran 3. ARG bekerja dengan cara menelaah dampak dari belanja suatu kegiatan terhadap perempuan dan lakilaki, dan kemudian menganalisis apakah alokasi anggaran tersebut telah menjawab kebutuhan perempuan serta kebutuhan laki-laki.

Implementasi Pengarusutamaan Gender di Kementerian/Lembaga Dalam Perpres No. 2 tahun 2015 Ttg RPJMN 2015-2019 NO KEMENTERIAN/LEMBAGA JUMLAH ISU STRATEGIS/PROGRAM/ KEGIATAN KETERANGAN 1 Kementeriaan PP dan PA 15 2 Kementerian Agraria dan Tata Ruang 11 3 Kementerian Pertanian 10 4 Kementerian Kelautan dan Perikanan 9 5 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 7 6 Kementerian Sosial 7 7 Kementerian Tenaga Kerja 5 8 Kementerian Agama 4

NO KEMENTERIAN/LEMBAGA JUMLAH ISU STRATEGIS/PROGRAM /KEGIATAN 9 Kementerian Kesehatan 4 10 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 3 11 Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan 3 12 Kementerian Luar Negeri 3 13 Kementerian Dalam Negeri 3 14 Komisi Pemilihan Umum 2 Kementerian Desa, PDT, dan 15 Transmigrasi 2 16 Kejaksaan Republik Indonesia 2 Kementerian Lingkungan Hidup dan 17 Kehutanan 2 18 Kementerian Kesehatan 1 KETERANGAN Ditjen Kesbangpol

NO KEMENTERIAN/LEMBAGA JUMLAH ISU STRATEGIS/PROGRAM /KEGIATAN KETERANGAN 19 Komnas HAM/Komnas Perempuan 1 20 Kementeriaan PPN/Bappenas 1 21 Badan POM 1 22 BMKG 1 23 Badan Pusat Statistik 1 24 Kementerian Koperasi dan UMKM 1 25 Lembaga Administrasi Negara 26 KemenPAN dan RB Jumlah program pembangunan yang responsif gender 99 3 LAN dan KemPAN & RB, BKN ada 3 (tiga) Isu Strategis / Program/ Kegiatan

UUNo. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah No. Pasal 12 ayat 2 menyatakan: Pasal 250 menyatakan a. tenaga kerja; b. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak; c. pangan; d. pertanahan; e. lingkungan hidup; f. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; g. pemberdayaan masyarakat dan Desa; h. pengendalian penduduk dan keluarga berencana; i. perhubungan; j. komunikasi dan informatika; Perda dan Perkada tidak boleh diskriminasi terhadap suku, agama dan kepercayaan, ras, antar-golongan, dan gender.

PROSES PENGINTEGRASIAN ISU GENDER KE DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Pemda RPJMD Renstra SKPD RKPD RKA SKPD PPRG -Isu Kesenjangan gender Strategi PUG 1.Alat analisis 2.Data terpilah 3.SDM 1.Aspirasi 2.Kebutuhan 3.Pengalaman 4.Kepentingan (Lk-2 & Pr) A P K M L & Pr K G K/L RPJMN Renstra KL RKP RKA KL PPRG Umpan balik

DASAR PELAKSANAAN PUG DAN PPRG DALAM PEMBANGUNAN DAERAH Inpres No. 9 tahun 2000 ttg PUG dlm Pemb Nasional Perpres No. 2/2015 RPJMN 2015-2019 Permendagri No. 15 tahun 2008 Permendagri No. 67 tahun 2011 Gubernur/Kepala daerah/bupati/walikota Peningkatan pemahaman dan komitmen para pelaku pembangunan tentang pentingnya pengintegrasian perspektif gender dalam berbagai tahapan, proses, dan bidang pembangunan, di tingkat nasional maupun di daerah Pemda wajib susun keb/prog/kegiatan pembangunan berperspektif gender ke dalam RPJMD, RenstraSKPD, Renja SKPD. Pemda wajib susun keb/prog/kegiatan pembangunan yang responsif gender ke dalam RPJMD, RenstraSKPD, Renja SKPD. PUG sesuai dg bid tus dan kewenangannya Secara bersama-sama atau sendiri menetapkan kebijakan demi trlaksananya Inpres Penerapan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) di berbagai bidang pembangunan, di tingkat nasional dan daerah; Pasal 5, susun didasarkan analisis gender (GAP) Badan/Dinas/Dinas yang membidangi tugas pemberdayaan masyarakat sebagai koordinator penyelenggaraan pengarusutamaan gender di provinsi Analisis dituangkan Dalam GBS Pasal 8 SKPD yang membidangi tugas pemberdayaan perempuan sebagai koordinator penyelenggaraan pengarusutamaan gender di provinsi

Inpres No. 9 tahun 2000 ttg PUG dlm Pemb Nasional DASAR PELAKSANAAN PUG DAN PPRG DALAM PEMBANGUNAN DAERAH Perpres No. 2/2015 RPJMN 2015-2019 Permendagri No. 15 tahun 2008 Permendagri No. 67 tahun 2011 Gubernur/Kepala daerah/bupati/walikota Peningkatan pemahaman masyarakat dan dunia usaha tentang pentingnya kesetaraan gender. Pasal 6 (1) Bappeda mengkoordinasikan penyusunan RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD berperspektif gender (2) Renja SKPD berperpektif gender sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ditetapkan dengan peraturan gubernur/bupati/walikota. Pasal 6 1) Bappeda mengoordinasikan penyusunan RPJMD, Renstra SKPD, rencana kerja dan anggaran SKPD yang responsif gender. 2) Rencana kerja dan anggaran SKPD yang responsif gender sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan gubernur, bupati/walikota. PUG sesuai dg bid tus dan kewenangannya Secara bersama-sama atau sendiri menetapkan kebijakan demi trlaksananya Inpres )

DASAR PELAKSANAAN PUG DAN PPRG DALAM PEMBANGUNAN DAERAH Inpres No. 9 tahun 2000 ttg PUG dlm Pemb Nasional Perpres No. 2/2015 RPJMN 2015-2019 Permendagri No. 15 tahun 2008 Permendagri No. 67 tahun 2011 Peningkatan kapasitas SDM lembaga koordinator dalam mengkoordinasikan dan memfasilitasi kementerian/ lembaga/pemerintah daerah tentang penerapan PUG, termasuk data terpilah; Pasal 10 d, Pokja PUG mendorong terwujudnya anggaran yang berperspektif gender; Pasal 10 d, Pokja PUG mendorong terwujudnya perencanaan dan penganggaran yang responsif gender; Misi ke 8. Melakukan revolusi karakter bangsa: Pasal 10 j, Tim Teknis yg paham ABG Pasal 10 j, Tim Teknis yg paham ARG - Meningkatkan kapasitas kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam setiap perumusan dan revisi kebijakan K/L. Pasal 10 k, Pokja PUG susun RANDA PUG Pasal 10 k, Pokja PUG susun RANDA PUG

Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender Surat Edaran Menteri PPN/Bappenas, Menteri Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri PP-PA Nomor: 270/M.PPN/11/2012 Nomor: SE-33/MK.02/2012 Nomor: 050/4379A/SJ Nomor: SE 46/MPP-PA/11/2012 Tentang Strategi Nasional Percepatan Pengarusutamaan Gender Melalui Perencanaan Penganggaran Responsif Gender

Kepada Yth 1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II 2. Jaksa Agung RI 3. Kepala Kepolisian RI 4. Para Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian 5. Para Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Negara 6. Para Gubernur 7. Para Bupati/Walikota Dalam rangka percepatan PUG, maka Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Penggerak PPRG di Pusat 1) Kementerian PPN/Bappenas 2) Kementerian Keuangan 3) Kementerian Dalam Negeri 4) Kementerian PP-PA Tugasnya: 1) Mengutamakan program prioritas 2) Memberikan konfirmasi kpd Bappenas 3) Menyerahkan dokungan GBS kpd Ditjen Anggaran, dab salinannya kepada Bappenas dan Kementerian PP-PA

Penggerak PPRG di daerah: 1. Bappeda 2. BAKD 3. Badan/Biro PP Tugasnya: 1) Mengutamakan prioritas yang mendukung pencapaian MDGs 2) Memilih/menentukan program utama untuk dimasukkan pada penerapan PPRG 3) Menyerahkan dokumen PPRG: GBS kepada BAKD, salinannya kepada Bappeda dan Badan PP bersamaan dengan salinan Renja kepada Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Kemdagri Himpunan dokumen PPRG disampaikan kepada keempat menteri tersebut di atas untuk mengukur capaian pelaksanaan PUG.

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 050/6199 SJ Kepada Yth: Gubernur di seluruh Indonesia Tentang : Pembentukan Sekber PPRG 1. Pembina : Gubernur 2. Pengarah : Sekda 3. Ketua Harian : Asisten Sekda bidang Kesra Wakil 1 Wakil 2 Wakil 3 (sebutan lain) : Bappeda : Inspektur Daerah Prov : Kaban Pengelola Keuangan Daerah 4. Anggota : Seluruh Kepala SKPD Prov

Tugas Sekber PPRG di daerah 1. Meneliti kepastian pelaksanaan PPRG dalam penyusunan RKA-SKPD. 2. Menetapkan program utama untuk dimasukkan pada awal penerapan PPRG. 3. Melakukan pelatihan analisis gender dan penyusunan lembar ARG. 4. Menyusun Perda tentang pelaksanaan PPRG dalam penyusunan RKA- SKPD. 5. Melaksanakan sosialisasi kepada seluruh pejabat eselon II dan III di seluruh SKPD mengenai PUG dan PPRG. 6. Melakukan peningkatan kapasitas SDM bidang perencana di setiap SKPD dalam pelaksanaan PUG dan PPRG. 7. Meneliti dan memastikan pengintegrasian PUG dalam penyusunan RPJMD, Renstra SKPD, RKPD dan Renja SKPD. 8. Memonitor realisasi pelaksanaan PUG dan PPRG di daerah.

Tugas Gubernur 1. Melakukan pembinaan dan pengawasan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota berkaitan dengan Strategi Percepatan PUG melalui PPRG. 2. Melaporkan pelaksanaan PUG melalui PPRG di Kabupaten/Kota.

PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ANGGARAN RESPONSIF GENDER DAN ANGGARAN KINERJA No. Pendekatan Anggaran Kinerja 1 Berbasis Output Output Anggaran Responsif Gender 2 Orientasi Transparan Transparan 3 Tanggungjawab Akuntabel Akuntabel 4 Capaian Terukur Terukur 5 Manfaat Bias Gender Adil Gender 6 Akses Netral Gender Kesetaraan Gender 7 Legalitas Hukum Moral, Hukum

STRATEGI PUG PERMASALAHAN ASPIRASI KEPENTINGAN KEBUTUHAN KESENJANGAN GENDER ANGGARAN KINERJA OUTPUT TERUKUR TRANSPARAN AKUNTABEL HUKUM BIAS GENDER NETRAL GENDER AKSES PARTISIPASI KONTROL MANFAAT LAKI-LAKI PEREMPUAN Good & Clean GOVERNMENT ANGGARAN RESPONSIF GENDER OAUTPUT TERUKUR TRANSPARAN AKUNTABEL HUKUM ADIL GENDER KESETARAAN GENDER ADIL TRANSPARAN PARTISIPASI AKUNTABEL E & E HUKUM

Anggaran Reponsif Gender (ARG) dibagi atas 3 kategori, yaitu : Anggaran khusus target gender, adalah alokasi anggaran yang diperuntukan guna memenuhi kebutuhan dasar khusus perempuan atau kebutuhan dasar khusus laki-laki berdasarkan hasil analisis gender. Anggaran kesetaraan gender, adalah alokasi anggaran untuk mengatasi masalah kesenjangan gender. Berdasarkan analisis gender dapat diketahui adanya kesenjangan dalam relasi antara laki-laki dan perempuan dalam akses partisipasi, manfaat dan kontrol terhadap sumber daya. Anggaran pelembagaan kesetaraan gender, adalah alokasi anggaran untuk penguatan pelembagaan pengarusutamaan gender, baik dalam hal pendapatan maupun peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Anggaran Afirmative Action; (1) emergency: ada bencana alam dan sosial, (2) mengatasi kesenjangan (mempercepat redistribusi hak warga negara. 45

Terima Kasih Tidak ada Keadilan tanpa Komitmen dan tidak ada Kesetaraan tanpa Peluang