BAB I PENDAHULUAN. agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan bahkan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul betul

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk membekali siswa

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat di puaskan satu persatu, karena memiliki standard masing masing.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan (UUD 1945). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari bahwasannya di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran, terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2008:61)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan kepada siswa baik dari tingkat pendidikan dasar sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

I. PENDAHULUAN. bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan. Pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina, sekaligus

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gerak sebagai aktifitas jasmani, maka dari itu besar bagi manusia untuk mengenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak dirasakan orang tentang manfaatnya. Oleh karena itu kita perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah untuk atau tempat menimba ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.dalam usaha pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar BelakangPenelitian

II. KAJIAN PUSTAKA. peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensipotensi

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan jasmani di Indonesia khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. mengintensifkan peyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antara guru dan peserta didik, tujuan dari pembelajaran tersebut meliputi tiga

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut adalah melalui pendidikan jasmani (Penjas). Pendidikan Jasmani

BAB I PENDAHULUAN. lompat jauh (long jump), lompat jangkit (triple jump), lompat tinggi (high jump),

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Sasaran pembelajaran ditunjukan bukan hanya mengembangkan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan cabang

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untuk bergerak sambil

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilakukan guru sebagai pengajar. Mengajar merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan

SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS ATLETIK NOMOR LARI JARAK PENDEK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

MENINGKATKAN HASIL LOMPATAN MELALUI PERMAINAN MELOMPATI KARDUS PADA SISWA KELAS V SDN TEGALKALONG KABUPATEN SUMEDANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Diterapkanya pendidikan dasar Sembilan tahun berdasarkan UU Nomor 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. kepada para siswa dan siswi baik di tingkat sekolah dasar sampai pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. ada merupakan bagian dari pendidikan yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang melatar belakangi suatu gerak yang ditampilkan dalam suatu perbuatan yang nyata dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar

BAB I PENDAHULUAN. pendidik dan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik dalam upaya

BERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. SMK Negeri 1 Kediri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang di dalam

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENJELAJAHAN GERAK PADA SISWA KELAS V SDN 19 BOKAT KABUPATEN BUOL

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan karakter tersebut adalah melalui Pendidikan, Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidkan dalam arti luas berarti susatu proses untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. yang terpendam tanpa dapat kita lihat dan rasakan hasilnya. Menindak lanjuti. mahluk yang butuh berinteraksi dengan lingkungannya.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan jasmani itu adalah wahana untuk mendidik anak. Para ahli sepakat, bahwa pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di sepanjang hayatnya. Tujuan ini akan dicapai melalui penyediaan pengalaman langsung dan nyata berupa aktivitas jasmani. Aktivitas jasmani itu dapat berupa permainan atau olahraga yang terpilih. Kegiatan itu bukan sembarang aktivitas, atau bukan pula hanya sekedar berupa gerak badan yang tidak bermakna. Karena itu, kegiatan yang terpilih itu merupakan pengalaman belajar yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar. Aneka aktivitas jasmani atau gerak insani itu dimanfaatkan untuk mengembangkan kepribadian anak secara menyeluruh. Karena itu para ahli sepakat bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani. Mengapa pendidikan jasmani diajarkan di sekolah? Kesalahpahaman memang telah terjadi. Orang awam berpendapat pendidikan jasmani lebih menekankan pembinaan keterampilan fisik, yang sebenarnya tentu tidak demikian. Tujuan ideal adalah bahwa program pendidikan jasmani itu bersifat menyeluruh, sebab mencakup bukan hanya aspek fisik tetapi juga aspek lainnya

2 yang mencakup aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral dengan maksud kelak anak muda itu menjadi seseorang percaya diri, berdisiplin, sehat, bugar, dan hidup bahagia. Pendidikan Jasmani dalam kurikulum sekolah adalah mata pelajaran unik,merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar gerak,mengembangkan kebugaran jasmani.keuntungan yang diperoleh dari aktivitas jasmani termasuk pencegahan penyakit,keamanan dan kenyamanan fisikal, terhindar dari kematian dini dan meningkatkan kesehatan mental.penjas adalah suatu mata pelajaran yang menempatkan siswa belajar tentang semua keuntungan yang dapat diperoleh dari kebiasaan gaya hidup aktif secara fisik dan keterampilan serta pengetahuan tentang aktivitas jasmani dan kepuasan beraktivitas jasmani dalam kehidupan. Jadi, secara sederhana pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk : - Mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial. - Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani. - Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.

3 - Mengembangkan nilai-nilai melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara berkelompok maupun perorangan. - Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang. - Menikmati kesenangan dan keringanan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga. Dalam Pendidikan Jasmani,banyak materi pelajaran yang harus diajarkan termasuk materi atletik. Atletik terdiri dari lari,lompat dan lempar, dalam hal ini peneliti terfokus pada lompat jauh gaya jongkok, dimana dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terdapat tiga indikator untuk lompat jauh, yaitu ;melakukan gerakan dasar lompat jauh dengan hitungan, melakukan gerakan lompat jauh dengan awalan, tolakan, melayang, dan mendarat dengan alat sederhana, dan melakukan gerakan lompat jauh dengan awalan, tolakan, melayang, dan mendarat tanpa alat. Memberikan pembelajaran atletik yang menarik, praktis dan diminati siswa adalah tugas seorang guru, khususnya guru penjas. Oleh karena itu guru harus mampu menyesuaikan kebutuhan yang berhubungan dengan siswa dan materi pembelajaran tersebut. Guru juga harus mampu menerapkan pendekatan, model, metode dan strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan.

4 Harapan ini tidak selalu dapat dipenuhi sesuai yang diharapkan. Peneliti menemukan fakta yang belum sepenuhnya mencapai harapan yang diinginkan di SD Negeri 118385 Pinggir Jati tersebut,sekolah ini terdiri dari dua sekolah yaitu SD Negeri 118385 dan SD Negeri 114347, namun dalam pelaksanaan pembelajaran di lapangan memakai lapangan sekolah masing-masing. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 09 februari 2013, Sekolah Dasar Negeri 118385 ini memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap, seperti lapangan bola volley di tengah lapangan sekolah, bak pasir lompat jauh dibelakang kantor kepala sekolah tetapi bak pasir tersebut belum memenuhi standarnya,halaman disamping kelas VI yang biasa digunakan anakanak untuk bermain bola kaki, sisa halaman bisa digunakan untuk cabang lempar lembing dan tolak peluru. Memiliki dua buah bola kaki, tiga buah bola volley, beberapa alat turbo untuk materi lempar lembing, dua buah tolak peluru untuk putera dan puteri,ada juga meja tennis meja namun jarang digunakan karena tempat biasa tennis meja tersebut digunakan sebagai gudang tempat sisa-sisa bahan bangunan renovasi sekolah tersebut, namun untuk lintasan lari belum ada. Pada saat peneliti mengobservasi guru pendidikan jasmani mengajar tentang materi lompat jauh gaya jongkok,cara guru menyampaikan pelajaran cukup menarik yang pada dasarnya sering menggunakan metode mengajar komando dan demonstrasi yang membuat siswa tidak terlalu tegang mengikuti pelajaran, namun guru hanya menyampaikan materi secara verbal dan saat guru mendemonstrasikan gerakan lompat jauh gaya jongkok, kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal karena guru tersebut tidak dapat secara maksimal

5 mencontohkan gerakan lompat jauh gaya jongkok tersebut dengan baik dan benar. Guru tersebut belum memanfaatkan media untuk membantu pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, sehingga pembelajaran terkesan kurang menarik dan variasi pembelajaran kurang berkembang dan hal tersebut tidak memenuhi untuk tercapainya tahapan tahapan dalam gerakan lompat jauh gaya jongkok. Beliau hanya memerintahkan siswa langsung melompat setelah melakukan pemanasan dan guru melihat sesekali mengoreksi kesalahan siswa, itu mengakibatkan kemampuan siswa belum maksimal karena mereka merasa sedikit jenuh menunggu giliran untuk melakukan lompatan yang begitu-begitu saja. Hal tersebut yang membuat hasil belajar lompat jauh siswa sulit mencapai ketuntasan, dimana dari 31 orang siswa hanya 9 orang siswa atau 29% yang tuntas belajar lompat jauh gaya jongkok sedangkan 22 orang siswa atau sekitar 71% siswa yang belum tuntas, dimana untuk memperoleh nilai 70 siswa harus mampu melewati minimal 12 deskriptor dari skor tertinggi 16 deskriptor pada teknik dasar lompat jauh gaya jongkok, yaitu dengan memperoleh minimal 12 deskriptor yang mampu dilakukan siswa maka siswa tersebut sudah memperoleh nilai 70. Mengapa demikian? Karena mereka tidak diberikan sesuatu yang dapat menunjang aspekaspek dalam teknik lompat jauh gaya jongkok tersebut. Hal itu bisa didapatkan melalui penggunaan media atau alat bantu yang dibuat atau yang dirancang oleh guru pendidikan jasmani. Untuk mencapai hasil lompatan maksimal dengan tahapan gerak yang benar sebagai salah satu aspek penilaian hasil belajar psikomotor siswa maka diperlukan usaha dari guru untuk mendesain pembelajaran guna merangsang dan

6 memperkuat kekuatan otot kaki sehingga siswa mampu melakukan lompatan secara maksimal sejauh mungkin siswa itu dapat melakukannya. Hal tersebut dapat disiasati dengan penggunaan media pembelajaran sederhana yang cara pengaplikasiannya bervariasi sebagai media yang dijadikan rintangan pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Gagne, dalam Sadiman (2007:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Mengikuti pandangan-pandangan E. De Corte dalam Winkel (1991:187) media pengajaran diartikan sebagai suatu sarana nonpersonal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar, yang memegang peranan dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai tujuan intruksional. Berdasarkan pendapat di atas, penyediaan media pembelajaran oleh guru penjas sangat dibutuhkan guna menunjang hasil belajar siswa. Media pembelajaran sederhana dapat dimanfaatkan guru seperti kardus, tali karet, bangku swedia, balon dan lain sebagainya dapat dijadikan inovasi pembelajaran Penjas karena selain mudah mendapatkannya, media pembelajaran tersebut mudah dibentuk sedemikian rupa kerena teksturnya yang lunak, sehingga siswa akan terhindar dari resiko cedera. Hal inilah yang belum dilakukan oleh guru penjas di SD Negeri 118385 Pinggir Jati Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara tersebut.

7 Untuk mengatasi kendala atau masalah tersebut, peneliti ingin menerapkan media pembelajaran penjas sederhana seperti media tali karet, kardus, bangku swedia dan balon guna menunjang proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Mengapa alternatif itu yang dipilih atau dipakai oleh peneliti, sebab media pembelajaran sederhana itu akan dibentuk sedemikian rupa yang manfaatnya didapat disetiap teknik lompat jauh gaya jongkok tersebut, yaitu teknik awalan,tumpuan,melayang dan mendarat. Cara pengaplikasian media pembelajaran sederhana tersebut dijabarkan di BAB III. Digunakannya media pembelajaran sederhana tersebut dapat menambah frekuensi kecepatan lari pada saat siswa melakukan teknik awalan, dapat memperkuat tumpuan kaki pada saat siswa melakukan teknik bertumpu, dapat mempertinggi sikap melayang diudara pada saat siswa melakukan teknik melayang di udara, dan dapat memperbaiki posisi tubuh saat siswa mendarat di bak pasir. Hal tersebut yang mendorong peneliti untuk menggunakan media pembelajaran sederhana dalam penelitiannya. Dari uraian latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk menerapkan Penggunaan Media Pembelajaran Sederhana dalam Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 118385 Pinggir Jati Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun Ajaran 2012/2013,untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V melalui penggunaan media pembelajaran sederhana.

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Sarana dan prasarana di sekolah tersebut belum sesuai standar ukuran yang sesuai dan belum lengkap semuanya. 2. Cara penyampaian guru yang masih verbal dan gerakan yang didemonstrasikan guru, sulit dimengerti oleh siswa 3. Guru tidak menggunakan suatu media atau alat bantu yang dapat menunjang hasil belajar siswa 4. Pembelajaran tidak bervariasi sehingga pembelajaran tersebut terkesan kurang menarik 5. Kreatifitas guru dalam memanfaatkan media pembelajaran penjas. 6. Belum maksimalnya hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 118385 Pinggir Jati C. Batasan Masalah Karena di dalam latar belakang masalah terdapat beberapa masalah yang harus diselesaikan atau dipecahkan, maka peneliti melakukan pembatasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Peneliti hanya membahas sub pokok bahasan lompat jauh gaya jongkok dalam pembelajaran penjas 2. Penelitian ini dilakukan dengan penggunaan media pembelajaran sederhana dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok

9 D. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah penggunaan media pembelajaran sederhana dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 118385 Pinggir Jati kecamatan Kualuh Hulu kabupaten Labuhanbatu Utara tahun ajaran 2012/2013. E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 118385 Pinggir Jati kecamatan Kualuh Hulu kabupaten Labuhanbatu Utara tahun ajaran 2012/2013 melalui penggunaan media pembelajaran sederhana. F. Manfaat Penelitian Dilakukannya penelitian tersebut, diharapkan memiliki beberapa manfaat.adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Hasil penelitian ini dapat disajikan sebagai umpan balik bagi guru mata pelajaran penjas untuk meningkatkan pembelajaran penjas lompat jauh gaya jongkok dan materi pembelajaran penjas lainnya. 2. Bahan masukan kepada guru penjas untuk peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. 3. Sebagai bahan acuan bagi guru untuk menciptakan atau merancang bentuk media lain guna menunjang hasil pembelajaran penjas. 4. Untuk memudahkan murid dalam menerima materi yang diajarkan di sekolah. 5. Dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas.

10 6. Bahan masukan bagi sekolah untuk lebih memperhatikan pentingnya pembelajaran penjas di sekolah 7. Sebagai bahan acuan bagi peneliti agar menjadi guru penjas yang baik. 8. Sebagai bahan acuan, perbandingan ataupun referensi bagi para peneliti yang sejenis.