ANALISIS KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI DITINJAU DARI LEVEL BERPIKIR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KESULITAN PADA SISWA KELAS XI DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI DITINJAU DARI LEVEL BERPIKIR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: RIZKY LINAR PALUPI A

Diajukan Oleh: NOVI PRASETYO NUGROHO A

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

Menurut Jhonson dan Myklebust (1967:244), matematika adalah bahasa. simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

NOVIA DWI UTAMI A

Diajukan Oleh ANWAR ANSORI A

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BANGUN DATAR BERDASARKAN PEMAHAMAN RELASIONAL PADA SISWA KELAS VII MTS NEGERI SUKOHARJO TAHUN

KHILYATIN ULIN NURHASANAH A

datar berdasarkan kemampuan berpikir geometris Van Hiele sebagai berikut:

Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Materi Luas Permukaan serta Volume Prisma Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Barru

PUBLIKASI ILMIAH AFRINA NUR BAITI A

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP DITINJAU DARI TEORI TINGKAT PERKEMBANGAN BERPIKIR GEOMETRI VAN HIELE

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL UJIAN MATERI SPLDV dan VOLUME

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENERAPAN ALAT PERAGA PERKALIAN MONTESSORI UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD

MEMINIMALKAN KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI SMP NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI BANGUN RUANG SISI DATAR BERDASARKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI VAN HIELE

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

KESULITAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GARIS SINGGUNG LINGKARAN DITINJAU DARI METODE POLYA

KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FUNGSI

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH

KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF MATEMATIS DAN RASA INGIN TAHU SISWA MUHAMMADIYAH SOKARAJA

NASKAH PUBLIKASI GAYA BERPIKIR MATEMATIKA SISWA DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA

Pendahuluan. Handayani et al., Penerapan fase-fase Pembelajaran Geometri... 1

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara Etimologi atau asal-usul, kata pendidikan dalam bahasa inggris disebut dengan education, dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG ALJABAR BENTUK PECAHAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GENERATIVE LEARNING DENGAN PENGGUNAAN METODE THE STUDY GROUP

GAYA BERPIKIR MATEMATIKA SISWA DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA 1. PENDAHULUAN

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMBOTO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI HIMPUNAN JURNAL

ARTIKEL PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. pada Program Studi Pendidikan Matematika.

ANALISIS KESULITAN MELUKIS DAN MEMAHAMI MATA KULIAH GEOMETRI BIDANG PADA KOMPETENSI LINGKARAN DALAM DAN LUAR SEBUAH SEGITIGA PADA MAHASISWA SEMESTER 1

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

Oleh : Fika Rizqi Rachmawati NIM S

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA

KEEFEKTIFAN MODEL MMP PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DISERTAI IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI

KESALAHAN SISWA BERDASARKAN TAHAPAN KASTOLAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA KUBUS DAN BALOK DI MTS NEGERI SUKOHARJO

Pendahuluan. Mika Wahyuning Utami et al., Tingkat Berpikir Siswa...

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA KELAS VIII SMP KARTIKA I-7 PADANG.

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI I TRUCUK DENGAN MEDIA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Alamat Korespondensi : 1) Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI DIMENSI TIGA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

ANALISIS CARA MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA

Yuliana Sapraptiningtyas Budiharti, S.Si., M.Pd Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak

Oleh: ARUM AISA PUTRI A

Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Geometri Analitik Bidang Materi Garis dan Lingkaran

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI

LEVEL BERPIKIR SISWA SMP BERGAYA KOGNITIF REFLEKSIF DAN IMPULSIFMENURUT TEORI VAN HIELE PADA MATERI SEGITIGA

Nola Despita Sari*), Zulfitri Aima**), Mulia Suryani**).

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL ANALISIS MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN MASALAH

ANALISIS KESULITAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 2 KEMBANG TAHUN AJAR 2016/2017

PENINGKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE

ANALISIS KESALAHAN PEMAHAMAN DALAM MATERI SEGIEMPAT MENURUT TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE PADA SISWA SMP NEGERI 1 SUPPA KABUPATEN PINRANG.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Oleh :

Artikel Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PENINGKATAN PRESTASI MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT BERBASIS TEORI VAN HIELE

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh : Destyana Ayu Wulandari A

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

PENGGUNAAN MODEL JIGSAW DISERTAI MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SDN 2 WONOYOSO TAHUN AJARAN 2012/2013

KESULITAN MELUKIS, MEMAHAMI LINGKARAN DALAM DAN LUAR SEGITIGA PADA MAHASISWA SEMESTER 1 PENDIDIKAN MATEMATIKA UMS Yuliyani 1), Sumardi 2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Selain itu, Fraenkel dan

PENINGKATAN LEVEL BERPIKIR SISWA PADA PEMBELAJARAN GEOMETRI DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh :

IMPLEMENTASI STRATEGI GO TO YOUR POST UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRACT

UPAYA MENINGKATAN PERHATIAN BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MIND MAPPING DI KELAS IV A SD MUHAMMADIYAH 14 DANUKUSUMAN SURAKARTA TAHUN 2015/2016

Analisis Kesulitan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Analitik Bidang Materi Garis Dan Lingkaran

AKTIVITAS METAKOGNISI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS V SD N 03 SINGOSARI TAHUN AJARAN 2016/2017

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH DIMENSI TIGA

TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

Diajukan Oleh : PUTRI TIKA ARIYANI A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENERAPAN STRATEGI CARD SORT

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Bertipe Hots Berdasar Teori Newman

ANALISIS KESULITAN SISWA SMK PADA MATERI POKOK GEOMETRI DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA. Oleh : Novila Rahmad Basuki

ANALISIS KEMAMPUAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MEMAHAMI MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 7 PADANG

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE DI MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMP NEGERI 1 INDRALAYA UTARA

PROSES BERPIKIR MAHASISWA DENGAN KEMAMPUAN SPATIAL INTELLEGENT TINGGI DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI. Wasilatul Murtafi ah 43, Titin Masfingatin 44

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CORE

Transkripsi:

ANALISIS KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI DITINJAU DARI LEVEL BERPIKIR PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: ANA OCTAVIA CAHYANINGRUM A410120181 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016 i

i

ii

ALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI DITINJAU DARI LEVEL BERPIKIR Abstract This study aimed to describe the location of the difficulties experienced by students and determine the cause of the difficulties in completing the eighth grade students on the subject matter of geometry tangent to the circle which is seen from Van Hiele levels of thinking. This research is a qualitative research. The subjects of this study are 6 students of class VIII MTs. Muhammadiyah Waru Baki, Sukoharjo. Data collection techniques using written tests, interviews, documentation and observation. Data analysis techniques used in this research is to reduce the data, presenting data and draw conclusions. Level think Van Hiele consists of five levels but researchers only use three levels, namely visualization, analysis and informal deduction. The results of this study stated that the location of the student's difficulties occur at the level of visualization, namely student fellowship trouble distinguishing tangent outside or inside and on the informal deduction that students' difficulties entering data into the formula, and perform calculations. Factors causing difficulties students in general is the tendency of students to memorize without understanding the concept, the lack of students' understanding of the meaning of the problems and the lack of practicing solving math problems. Keyword : geometry, difficulties, geometry level of thought Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan letak kesulitan yang dialami siswa dan mengetahui faktor penyebab kesulitan siswa kelas VIII dalam menyelesaikan soal geometri pada pokok bahasan garis singgung lingkaran yang ditinjau dari level berpikir Van Hiele. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subyek penelitian ini adalah 6 siswa kelas VIII MTs. Muhammadiyah Waru Baki Sukoharjo. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis, wawancara, dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Level berpikir Van Hiele terdiri dari lima level tapi peneliti hanya menggunakan tiga level yaitu visualisasi, analisis, dan deduksi informal. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa letak kesulitan siswa terjadi pada level visualisasi yaitu siswa kesulitan membedakan garis singgung persekutuan luar atau dalam dan pada deduksi informal yaitu siswa kesulitan memasukkan data kedalam rumus serta melakukan perhitungannya. Faktor penyebab kesulitan siswa pada umumnya adalah kecenderungan siswa dalam menghafal tanpa memahami konsepnya, kurangnya pemahaman siswa terhadap makna soal dan kurangnya berlatih mengerjakan soal matematika. Kata kunci:geometri, kesulitan, level berpikir 1. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan manusia mendapatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan. Pendidikan seseorang dimulai sejak lahir hingga ia meninggal dunia. Peningkatan dalam hal pendidikan berarti pula peningkatan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, perlu adanya upaya dari berbagai pihak untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Keberhasilan pendidikan dapat diukur dari keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar salah satunya pada pembelajaran matematika. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar. Kurangnya pemahaman dan penguasaan materi membuat siswa kesulitan dalam mengerjakan soal. Oleh karena itu, adanya kesulitan-kesulitan tersebut perlu diidentifikasi dan dicari letak kesulitan yang dihadapi siswa 1

kemudian dicari solusi penyelesaiannya. Sehingga informasi tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Kesulitan belajar matematika disebut juga diskalkulia (dyscalculia). Istilah diskalkulia memiliki konotasi medis, yang memandang adanya keterkaitan dengan gangguan sistem saraf pusat. Menurut Lerner dalam Mulyono Abdurrahman (2010 : 259), ada beberapa karakteristik anak kesulitan belajar matematika, yaitu: gangguan hubungan keruangan, abnormalisasi persepsi visual, asosiasi visual-motor, perseverasi, memahami simbol, gangguan penghayatan tubuh, kesulitan dalam bahasa dan membaca, sekor PIQ jauh lebih rendah dari pada sekor VIQ. Menurut Bobango (dalam Oktorizal, Sri dan Suherman, 2012 : 60) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran geometri adalah agar siswa, (1) memperoleh rasa percaya diri pada kemampuan matematikanya, (2) menjadi pemecah masalah yang baik, (3) dapat berkomunikasi secara sistematis, dan (4) dapat bernalar sistematis. Dan Oktorizal, Sri dan Suherman (2012 : 60) memberikan pendapat bahwa inti dari tujuan pembelajaran geometri adalah untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dengan memanfaatkan pemikiran logis dan matematis. Sering kali siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari garis singgung lingkaran meskipun materi tersebut sudah diajarkan oleh guru. Saat melukispun mereka hanya menghafal bentuk garis singgung persekutuan luar atau dalam karena mereka tidak memahami setiap tahapan membuat garis singgung persekutuan dalam atau luar. Mereka mungkin mudah menghafal rumusnya tetapi mengalami kesulitan dalam menerapkan rumus tersebut. Terlebih lagi siswa kurang memahami maksud dari soal garis singgung lingkaran. Tidak dapat menafsirkan dan tidak menulis apa yang diketahui dan ditanya membuat mereka kesulitan dalam proses perhitungan dan menentukan hasil akhirnya padahal dapat menafsirkan kemudian menulis apa yang diketahui dan ditanya merupakan langkah awal untuk menyelesaikan soal. Selain itu, siswa kurang teliti dalam menentukan hasil akhir karena kurang cermat dalam proses perhitungan. Merujuk pada hasil penelitian Nur aini, Imam Sujadi, dan Riyadi (2014: 65), menyimpulkan bahwa keterampilan geometri yang dimiliki siswa ternyata berbeda-beda dan berurutan sesuai dengan tingkat berpikir Van Hiele. Menurut Oktorizal, Sri Elniati, dan Suherman (2012: 66) menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan level berpikir geometri siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang akan dilakukan yaitu analisis kesulitan dalam menyelesaikan soal geometri ditinjau dari level berpikir pada siswa kelas VIII semester genap MTs. Muhammadiyah Waru Baki Sukoharjo. Inti dari tujuan pembelajaran geometri adalah untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dengan memanfaatkan pemikiran logis dan matematis. Berdasarkan teori Van Hiele (dalam Oktorizal, 2012) menyatakan bahwa terdapat lima tingkat (level) berpikir siswa dalam memahami geometri. Tingkatan tersebut yaitu visualisasi (level 0), analisis (level 1), deduksi informal (level 2), deduksi formal (level 3), dan rigor (level 4). Tetapi penelitian ini hanya akan menganalisis tiga level yaitu visualisasi (level 0), analisis (level 1) dan deduksi informal (level 2). Berangkat dari uraian diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan letak kesulitan yang dihadapi dan mengetahui faktor penyebab kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal geometri ditinjau dari level berpikir Van Hiele. 2

2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu berusaha mendapatkan informasi mengenai kesulitan siswa, yaitu kesulitan yang dihadapi oleh siswa sehubungan dengan bidang studi matematika khususnya dalam menyelesaikan soal geometri pada pokok bahasan garis singgung lingkaran. Informasi diperoleh dari proses observasi dan wawancara terhadap narasumber yaitu guru dan siswa. Penelitian ini dilakukan di MTs. Muhammadiyah Waru Baki Sukoharjo yang dimulai pada bulan November 2015 sampai dengan Juni 2016 dengan tahap persiapan sampai dengan tahap penulisan laporan penelitian. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII A MTs. Muhammadiyah Waru Baki Sukoharjo, kelas ini terdiri dari 34 siswa. Pemilihan subjek penelitian ini menggunakan teknik purposive sample yaitu, pemilihan subjek berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang dapat mempermudah untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Kriteriakriteria tersebut adalah 1) siswa yang telah mendapatkan pembelajaran materi geometri khususnya pokok bahasan garis singgung lingkaran; 2) siswa yang telah melaksanakan tes; 3) siswa yang memperoleh hasil nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM: 65;2) siswa dimungkinkan mampu mengkomunikasikan pemikirannya secara lisan maupun tulisan dengan baik. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan orangorang yang diamati atau diwawancarai. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman dan pengambilan foto. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan yang merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya (Lexy J. Meleong, 2008 :157). Sumber data pada penelitian ini yaitu guru matematika dan siswa. Adapun teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi dengan membandingkan dan memadukan data hasil tes, hasil wawancara, dan hasil diskusi dengan guru mata pelajaran matematika. Setelah selesai melaksanakan ujian tes, peneliti mengoreksi dan menilai pekerjaan siswa sesuai dengan rubrik penilaian. Siswa yang nilainya dibawah KKM akan dipilih untuk melakukan tahap wawancara. Hasil ujian tes berguna untuk menganalisis kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal geometri. Kemudian hasil tes dan wawancara direduksi untuk mencari kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal geometri ditinjau dari level berpikir Van Hiele yang terdiri dari tiga level yaitu level visualisasi, analisis dan deduksi informal. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya kemudian menyusun kesimpulan. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen utama dan instrumen pendukung. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Instrumen pendukung pertama yaitu tes tertulis pada materi garis singgung lingkaran dan instrumen pendukung kedua berupa pedoman wawancara. Berikut disimpulkan instrumen tes tertulis pada soal nomor 1. Soal 1 Sebuah sumur timba memiliki katrol ganda. Diketahui lingkaran timba L 1 (O, 6 cm) dan lingkaran timba L 2 (P, 3 cm), dengan garis pusat (jarak antar timba) OP = 15 cm. a. Lukislah timba katrol ganda tersebut! 3

b. Apakah katrol ganda tersebut merupakan garis singgung persekutuan dalam atau luar? Lalu tulis rumusnya! c. Tentukan panjang salah satu garis singgungnya! 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis jawaban tes dan wawancara siswa dalam menyelesaikan soal geometri terdapat 3 level berpikir Van Hiele yaitu level visualisasi, level analisis dan level deduksi informal. Kemudian akan dideskripsikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa ditinjau dari level berpikir Van Hiele dan faktor-faktor penyebab kesulitan siswa menyelesaikan soal geometri khususnya pada pokok bahasan garis singgung lingkaran. 3.1 Level Visualisasi Berdasarkan hasil analisis tes, terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi siswa pada level visualisasi. Kesulitan yang dihadapi masing-masing siswa berbeda-beda pada soal nomor 1a dan 2a. Berikut adalah kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa pada level visualisasi di tabel 1. Tabel 1 Deskripsi kesulitan pada level visualisasi Subyek Nomor Soal Jenis Kesulitan Penelitian 1a 1b 1c 2a 2b 2c S03 - - - - (1) gangguan hubungan keruangan S04 - - - - (1) Gangguan hubungan keruangan (2) kesulitan mengenal dan memahami simbol (3) abnormalisasi persepsi visual S05 - - - - (1) Gangguan hubungan keruangan (2) kesulitan mengenal dan memahami simbol (3) abnormalisasi persepsi visual S06 - - - - (1) Gangguan hubungan keruangan (2) kesulitan mengenal dan memahami simbol S21 - - - - (1) Gangguan hubungan keruangan (2) kesulitan mengenal dan memahami simbol S32 - - - - (1) Gangguan hubungan keruangan (2) kesulitan mengenal dan memahami simbol Contoh kesulitan yang dialami siswa pada level Visualisasi dapat dilihat pada gambar berikut untuk soal nomor 1a: 4

Gambar 1 Penggalan Jawaban S05 Berdasarkan penggalan pekerjaan siswa dengan subyek penelitian S05 pada gambar 1 terlihat bahwa siswa tidak menggunakan informasi atau data dari soal. Sehingga kesulitan yang dialami siswa pada level visualisasi ini yaitu (1) gangguan hubungan keruangan: tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya, tidak menggambar dengan penggaris dan jangka sehingga ukuran gambar tidak sesuai dengan perintah soal; (2) abnormalisasi persepsi visual: siswa tidak memahami perbedaan gambar garis singgung lingkaran dalam dan garis singgung lingkaran luar karena awalnya siswa menggambar garis singgung persekutuan luar lalu mencoretnya dan menggantinya dengan garis singgung persekutuan dalam; (3) memahami simbol: siswa tidak memberi keterangan pada gambar. Kesulitan ini disebabkan siswa tidak memahami makna soal dan siswa tergesa-gesa ataupun malas untuk mengerjakannya. Berikut merupakan petikan wawancara dengan subyek penelitian S05 untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan siswa antara lain: P : Coba soalnya kamu baca dulu dek S05 : (membaca soal) P : Apa maksud dari (O,6cm) dan (P,3cm) pada soal ini dek? S05 : Tidak tahu P : Maksudnya lingkaran dengan titik pusat O berjari-jari 6cm dan lingkaran dengan titik pusat P berjari-jari 3 cm. Kenapa diketahui dan ditanya tidak kamu tulis dek? S05 : Tidak apa-apa bu P : Besok lagi kalau mengerjakan soal essay apa yang diketahui dan ditanya ditulis ya dek agar mempermudah kamu mengerjakan. Bagaimana cara kamu melukis garis singgung lingkarannya dek? S05 : Lingkaran dulu terus disilang-silang P : Lingkaran yang kecil jari-jarinya berapa dek? S05 : 3cm P : Kira-kira yang kamu gambar tepat 3 cm tidak dek? S05 : Tidak P : Kenapa tidak dibuat tepat 3 cm? 5

S05 : Terlalu lama bu Berdasarkan petikan wawancara diatas, siswa dengan subyek penelitian S05 tidak memahami maksud soal sehingga siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dari soal tersebut. Faktor penyebabnya adalah siswa beranggapan bahwa menuliskan diketahui dan ditanya hanya akan menghabiskan waktu dan memperpanjang jawaban yang mereka tulis. Dan juga siswa hanya menghafal bentuk garis singgung lingkaran tanpa tahu cara membuatnya. Faktor penyebabnya adalah mereka lupa cara membuat garis singgung atau mungkin tidak tahu. Siswa tidak melukis sesuai perintah soal misalnya mereka tidak melukis lingkaran dengan jari-jari 3 cm. Faktor penyebabnya adalah siswa malas untuk membuatnya karena akan menghabiskan waktu yang lama sehingga mereka melukis dengan asal-asalan. 3.2 Level Analisis Berdasarkan hasil analisis tes, terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi siswa pada level analisis. Kesulitan yang dihadapi masing-masing siswa berbeda-beda pada soal nomor 1b dan 2b. Berikut adalah kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa pada level analisis di tabel 2. Tabel 2 Deskripsi kesulitan pada level analisis Subyek Nomor Soal Jenis Kesulitan Penelitian 1a 1b 1c 2a 2b 2c S03 - - - - - - - S04 - - - - - (1) asosiasi visual-motor (2) memahami simbol S05 - - - - (1) asosiasi visual-motor (2) memahami simbol S06 - - - - - (1) asosiasi visual-motor (2) memahami simbol S21 - - - - (1) aosiasi visual-motor (2) memahami simbol S32 - - - - (1) asosiasi visual-motor (2) memahami simbol Contoh kesulitan yang dialami siswa pada level analisis dapat dilihat pada gambar berikut untuk soal nomor 1b: Gambar 2 Penggalan Jawaban S04 6

Berdasarkan penggalan pekerjaan siswa dengan subyek penelitian S04 pada gambar 2 terlihat bahwa siswa hanya menghafal saja dan tidak memahami konsepkonsep atau sifat-sifat geometri. Sehingga kesulitan yang dialami siswa pada level ini yaitu (1) asosiasi visual-motor: siswa hanya menghafal rumusnya saja tanpa memahami konsep-konsepnya; (2) memahami simbol: setelah OP siswa tidak memberi simbol =, seharusnya siswa menamai garis singgung persekutuan dalamnya selain OP misalkan SR karena OP merupakan garis pusat (tercantum pada soal) maka dan jari-jari yang panjang dinamai R dan jari-jari yang pendek dinamai r, kesulitan ini disebabkan karena pada gambar garis singgung persekutuan dalam untuk soal 1a tidak diberi keterangan sehingga siswa kesulitan membuat rumusnya. Berikut adalah petikan wawancara dengan subyek penelitian S04: P : Timba katrol ganda itu termasuk garis singgung persekutuan luar apa dalam? S04 : Garis singgung persekutuan dalam P : Bentuknya seperti apa dek? S04 : (menggambar timba katrol ganda) P : Kok bisa tahu kalau timba katrol ganda merupakan garis singgung persekutuan dalam? S04 : Karena garisnya dari luar ke dalam P : Rumus untuk mencari garis singgungnya apa dek? S04 : Jarak dikurangi jari-jari satu ditambah jari-jari dua dikuadratkan P : Benar seperti itu? S04 : Iya benar Berdasarkan petikan wawancara diatas, siswa dengan subyek penelitian S04 sudah dapat menganalisis apa yang diketahui dari soal yaitu timba katrol ganda merupakan garis singgung persekutuan dalam. Tetapi siswa masih kesulitan dalam menuliskan rumusnya. Faktor penyebabnya adalah siswa hanya menghafal rumusnya saja sehingga mudah lupa. Seharusnya rumus garis singgung persekutuan dalam yaitu: 3.3 Level Deduksi Informal Berdasarkan hasil analisis tes, terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi siswa pada level deduksi informal. Kesulitan yang dihadapi masing-masing siswa berbeda-beda pada soal nomor 1c dan 2c. Berikut adalah kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa pada level deduksi informal di tabel 3. Tabel 3 Deskripsi kesulitan pada level deduksi informal Subyek Nomor Soal Jenis Kesulitan Penelitian 1a 1b 1c 2a 2b 2c S03 - - - - (1) asosiasi visual-motor (2) memahami simbol (3) gangguan hubungan keruangan (4) kesulitan dalam bahasa dan membaca S04 - - - - (1) 7

memahami simbol S05 - - - - (1) asosiasi visual-motor (2) memahami simbol (3) gangguan hubungan keruangan (4) kesulitan dalam bahasa dan membaca S06 - - - - (1) memahami simbol S21 - - - - (1) asosiasi visual-motor (2) memahami simbol (3) gangguan hubungan keruangan (4) kesulitan dalam bahasa dan membaca S32 - - - - (1) asosiasi visual-motor (2) memahami simbol (3) gangguan hubungan keruangan (4) kesulitan dalam bahasa dan membaca Contoh kesulitan yang dialami siswa pada level deduksi informal dapat dilihat pada gambar berikut untuk soal nomor 1c: Gambar 3 Penggalan Jawaban S32 Berdasarkan penggalan pekerjaan siswa dengan subyek penelitian S32 pada gambar 3 terlihat bahwa siswa kesulitan dalam membaca jawaban yang ia buat pada soal no 1b. Sehingga kesulitan yang dihadapi siswa pada level deduksi informal yaitu: (1) asosiasi visual-motor: siswa hanya menghafal rumusnya saja tanpa memahami konsepkonsepnya; (2) kesulitan dalam bahasa dan membaca: siswa tidak dapat membaca jawaban no 1b sehingga tidak dapat menerapkan rumus tersebut pada perhitungannya; (3) memahami simbol: siswa menuliskan pada rumusnya = = dalam rumus awalnya siswa menuliskan (jari-jari1 +jari-jari 2) tetapi saat siswa mensubstitusi angkanya siswa mengkuadratkan (6+3)nya sehingga sama dengan 81 membuat perhitungannya salah meskipun hasil akhirnya sesuai dengan jawaban yang benar. Siswa juga tidak memahami simbol dengan tepat dan jawaban akhir tidak diberi satuan; (4) gangguan hubungan keruangan: siswa tidak paham hubungan jawaban nomor 1b dengan 1c sehingga tidak dapat menerapkan rumus nomor 1b yang sudah ia tulis kedalam perhitungan pada soal 1c. Kesulitan ini juga dialami oleh siswa dengan subyek 8

penelitian S03. Kesulitan ini disebabkan karena siswa kesulitan membaca soal dan rumus yang ia buat dan kesulitan mengenal, memahami dan menggunakan simbolsimbol matematika. Berikut adalah petikan wawancara dengan subyek penelitian S32: P : Dari soal nomor 1c, tentukan panjang salah satu garis singgungnya. Mencarinya pakai rumus apa dek? S32 : (Menunjuk jawabannya) P : Dari jawaban diatasnya ya dek? coba jelaskan! S32 : Akar 15 dikuadratkan dikurangi 6 ditambah 3 dikudratkan P : Kok ini tidak ada kuadratnya? S32 : Hehehe lupa mbak P : terus? S32 : Akar 225 dikuranggi 81 P : 225 dari mana? 81 dari mana? S32 : 225 dari 15 dikuadratkan, 81 dari 6 ditambah 3 sama dengan 9 dikuadratkan P : Terus 225 dikurangi 81? S32 : 144 diakar jawabannya 12 P : 12 satuannya apa dek? S32 : cm P : Besok lagi jangan lupa satuannya ditulis ya dek? S32 : Iya Berdasarkan petikan wawancara diatas, siswa dengan subyek penelitian S32 sudah dapat menghubungkan jawaban soal nomor 1b yaitu rumus garis singgung persekutuan dalam kemudian menggunakan rumus tersebut untuk mencari panjang garis singgung persekutuan dalamnya. Saat peneliti bertanya mengoperasikan rumusnya, siswa menjawab benar dengan (6+3) dikuadratkan tetapi pada lembar jawaban siswa tidak ditulis kuadratnya. Faktor penyebabnya adalah siswa hanya menghafal rumusnya saja sehingga mudah lupa saat menuliskan pada lembar jawab meskipun jawaban akhirnya tepat. Siswa juga lupa dalam memberikan nama pada garis singgung persekutuan dalamnya. Faktor penyebabnya adalah pada gambar yang dibuat siswa, siswa tidak memberikan nama atau keterangan pada gambarnya sehingga mempersulit siswa dalam menjawab soal. Siswa juga tidak memberikan satuan pada jawaban akhir mereka. Faktor penyebabnya adalah lupa atau siswa tidak mampu memahami, mengenal dan menggunakan simbol-simbol matematika. Selanjutnya hasil penelitian yang diperoleh peneliti diatas akan dikaitkan dengan penelitian terdahulu yang relevan. Suatu temuan akan lebih dipercaya bila didukung oleh temuan-temuan terdahulu yang relevan. Pada level visualisasi siswa sudah dapat melukis garis singgung lingkaran meski hanya sketsa dan asal-asalan membuatnya karena tidak sesuai dengan perintah soal serta belum bisa memberikan keterangan pada gambar dengan jelas. Siswa juga dapat menyebutkan gambar garis singgung lingkaran dalam atau luar pada tes wawancara. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Nur aini Muhassanah, Imam Sujadi dan Riyadi (2014) yang menyatakan bahwa siswa hanya dapat menentukan jenis bangun 9

datar segiempat beradasarkan penampilan bentuknya, siswa hanya mampu membuat sketsa gambar segiempat dengan pelabelan bagian tertentu. Pada level visualisasi siswa kesulitan dalam membedakan garis singgung lingkaran dalam atau luar. Pada level analisis siswa masih ragu menuliskan rumus garis singgung lingkaran yang ditanyakan sehingga mengalami kesulitan dalam perhitungannya. Faktor penyebabnya adalah kecenderungan siswa menghafal tanpa memahami konsep atau sifat-sifat garis singgung lingkaran. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Oktorizal, Sri Elniati dan Suherman (2012) yang menyatakan bahwa pada umumnya konsepsi awal siswa belum sesuai dengan konsepsi yang sesungguhnya. Siswa masih kesulitan dalam membedakan bangun balok/kubus dan bangun bukan balok/kubus. Siswa masih ragu dalam melakukan perhitungan terkait dengan panjang diagonal bidang ataupun diagonal ruang dari balok dan kubus. Keterbatasan persepsi visual dipengaruhi oleh kurangnya pengalaman visual pada pembelajaran sebelumnya. Pada level visualisasi siswa kesulitan menyelesaikan soal karena tidak dapat memahami makna soal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Veny Sri Astuti (2015) yang mengemukakan bahwa banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami maksud dari pertanyaan dan menyederhanakan bentuk akar. Pada level deduksi informal siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep garis singgung lingkaran, memahami simbol, dan kesulitan dalam menghitung garis singgung lingkarannya karena salah menuliskan rumus garis singgung lingkarannya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Novila Rahmad Basuki (2012) menyatakan bahwa siswa kurang memahami konsep tentang bangun datar, siswa kesulitan bila harus dihadapkan langsung pada notasi atau simbol matematika dan kesalahan pada penulisan rumus lingkaran. 4. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, letak kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal geometri pada pokok bahasan garis singgung lingkaran ditinjau dari level berpikir paling banyak pada level visualisasi dan level deduksi informal. Pada level visualisasi, siswa kesulitan dalam membedakan garis singgung persekutuan luar atau dalam sehingga kesulitan pula dalam melukis garis singgung persekutuan dua lingkaran tersebut serta siswa kesulitan membuat pelabelan pada gambar. Pada level deduksi informal, siswa mengalami kesulitan dalam memasukkan data ke dalam rumus dan melakukan perhitungannya. Secara umum faktor penyebab kesulitan yang dialami siswa adalah siswa hanya menghafal rumusnya tanpa memahami konsep-konsep geometri. Faktor-faktor lainnya yang menyebabkan kesulitan siswa antara lain: 1) Kurangnya pemahaman siswa terhadap makna soal; 2) Tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanya; 3) Kemampuan siswa yang rendah dalam memasukkan data ke dalam rumus; 4) Kurangnya berlatih menghitung operasi dalam matematika; 5) Siswa terlalu tergesa-gesa dalam mengerjakan dan tidak meninjau kembali jawabannya. 10

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2010. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dorit Patkin dan Ruthi Barkai. 2014. Geometric Thinking Levels of Pre-ang In Service Mathematics Teachers at Various Stage of Their Education. Education Research Journal 29(1). Diakses pada 20 November 2015 (hkier.fed.cuhk.edu.hk/journal/.../erj_v29n1-2_1) J. Moleong, Lexy.2008.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Nur aini, Imam dan Riyadi. 2014. Analisis Keterampilan Geometri Siswa Dalam Memecahkan Masalah Geometri Berdasarkan Tingkat Berpikir Van Hiele. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika 2(1). Diakses pada 12 Maret 2016 (http://jurnal.fkip.uns.ac.id) Oktorizal, Suherman dan Sri Elniati. 2012. Peningkatan Level Berpikir Siswa pada Pembelajaran Geometri dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Jurnal Pendidikan Matematika 1(1). Diakses pada 19 November 2015 (ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pmat/article/download/.../864,) Rahmad Basuki, Novila. 2012. Analisis Kesulitan Siswa SMK pada Materi Pokok Geometri dan Alternatif Pemecahannya. Makalah disajikan di Seminar Pendidikan Matematika, pada 9 Mei 2012, Surakarta: 97-104. Diakses pada tanggal 1 Februari 2016 (https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/3258) Sri Astuti, Veny. 2015. The Effort Of Increasing Learning Motivation Of Eighth Grade Students In SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta With Applying Geometry Learning Based In Van Hiele Theory. Makalah disajikan di Implementation and Education of Mathematics and Sciences, pada 17-19 Mei 2015, Kampus Universitas Negeri Yogyakarta: 387-394. Diakses pada tanggal 1 Februari 2016 (http://eprints.uny.ac.id/24178/) 11