BAB I PENDAHULUAN. Manusia dibekali kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal di sekolah memegang peranan yang sangat besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan terjun ke masyarakat. keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfa Mitri Suhara, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, pendapat, dan perasaan yang bahasanya bersifat produktif-aktif

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

PEMBELAJARAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN TEKNIK PEMANDANGAN INDAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI PERCOBAAN (SDNP) CILEUNYI, KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mariah Ulfah, 2014

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTUR ANALITIK SINTETIK (SAS)

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Sekolah Dasar disebutkan bahwa standar kompetensi menulis untuk kelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara sederhana media berartialat bantu. Penggunaan media terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MUIHAMMAD BAKRI

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan secara lisan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata pelajaran bahasa

Suci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya penguasaan yang menggunakan bahasa lisan, sementara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia dibekali kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dengan masyarakat lainnya. Kemampuan berbahasa ini dimanifestasikan ke dalam bentuk lisan ataupun tulis. Komunikasi dalam bentuk lisan di antaranya dilakukan melalui pembicaraan; berbicara. Uniknya, ciri utama berbahasa manusia adalah kreatif. Bahwasanya setiap berbahasa, sebenarnya kita berkreasi (baca: memakai) kosa kata, frase, dan kalimat baru. Tidak pernah satu kalimat diucapkan sama oleh penutur. Selalu ada kreasi. Maka, larangan berbicara akan mematikan kreativitas dan bertentangan dengan naluri manusia (Alwasilah, 1997: 169). Di sisi lain, kemampuan berbahasa bisa juga dimanifestasikan dalam bentuk tulis; tulisan, baik karangan fiksi ataupun nonfiksi. Tarigan (1991: 92) mengemukakan ihwal menulis sebagai berikut. Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan, karena memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita berpikir kritis. Juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap dan persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu kita dalam menjelaskan pikiran-pikiran kita. Di lihat dari berbagai aspek di atas, berbicara dan menulis merupakan dua aspek penting dalam memproduksi atau menghasilkan suatu komunikasi. Bedanya, lisan merupakan komunikasi langsung, sedang tulis, komunikasi tidak langsung. Karena sifat dari kedua kemampuan ini menghasilkan sesuatu, banyak ahli, seperti Gail E. Tompkins (1991: 23) yang mengatakan 1

bahwa berbicara dan menulis adalah kegiatan berbahasa yang produktif. Sedangkan mendengarkan dan membaca merupakan kegiatan berbahasa yang reseptif; menerima. Di dalam tataran pendidikan siswa tidak cukup dengan melakukan kegiatan yang bersifat reseptif (baca: menyimak dan membaca). Namun, untuk keberlangsungan dan kelancaran tugas-tugas yang mereka emban, mereka dituntut untuk mampu melakukan kegiatan yang bersifat produktif. Apalagi pada era globalisasi sekarang ini, teknologi semakin canggih, informasi yang masuk begitu melimpah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat serta globalisasi yang dewasa ini terjadi berdampak positif dan negatif terhadap kehidupan masyarakat, baik kehidupan individu maupun sosial kemasyarakatan. Dalam konteks inilah pendidikan, khususnya pendidikan dasar, berperan sangat penting untuk memelihara dan melindungi norma dan nilai kehidupan positif yang telah ada di masyarakat suatu negara dari pengaruh negatif perkembangan iptek dan globalisasi. Proses pendidikan yang benar dan bermutu akan memberikan bekal dan kekuatan untuk memelihara jati diri dari pengaruh negatif globalisasi, bukan hanya untuk kepentingan individu peserta didik, tetapi juga untuk kepentingan kehidupan masyarakat dan negara yang lebih baik. Hal ini menuntut kita untuk mampu membendungnya, salah satunya dengan keterampilan menulis. Karena dengan tulisan kita dapat berperang dengan berbagai wacana yang terus menerus digulirkan. Dengan kata lain, dalam dunia pendidikan, para siswa jangan hanya berperan sebagai penerima informasi saja, tetapi harus lebih berperan sebagai pengirim pesan. Pun demikian, dengan menulis, siswa bisa mengekpresikan diri. Mengekspresikan ide/gagasan, dan menggambarkan apa yang ada dalam 2

skemata otaknya, apa yang pernah ia lihat, dengar, dan raba sebagaimana hasil pengalamannya yang dapat diekspresikan melalui penggambaran jiwanya. Maka Kecerdasan seseorang sebenarnya dapat diukur melalui tulisan deskripsinya. Karena seberapa cerdas, seberapa kuat, dan seberapa akurat ia dapat menggambarkan dan melukiskan sebuah objek yang pernah ia lihat, dengar, dan raba sebagaimana hasil pengalamannya. Sehingga pembaca seolah-olah dapat merasakan, dapat melihat, dapat mendengar, ataupun dapat mencium objek yang dideskripsikan. Bahkan kemahiran menulis deskripsi dapat digunakan dalam berbagai dunia/kehidupan. Aparat penegak hukum (Baca: polisi atau jaksa) ketika hendak mengungkap dan menangkap tersangka pelaku kriminalitas membutuhkan keterangan para saksi mata. Keterangan para saksi ini dapat membantu penegak hukum apabila mereka dapat mendeskripsikan pelaku dengan akurat. Untuk itu, pembudayaan menulis sejak dini merupakan sebuah keniscayaan. Hal ini dapat dilakukan melalui proses pembelajaran sejak pendidikan bangku sekolah (dasar). Pendidikan dasar untuk anak dikonsepsikan sebagai pendidikan awal untuk setiap anak (formal atau nonformal) yang pada prinsipnya berlangsung dari dari usia sekitar 3 (tiga) tahun sampai dengan sekurang-kurangnya berusia 12 sampai 15 tahun. Pendidikan dasar sebagai sebuah paspor yang sangat diperlukan individu untuk hidup dan mampu memilih apa yang mereka lakukan, mengambil bagian dalam pembangunan masyarakat masa depan secara kolektif, dan terus menerus belajar (Delors, 1996). Dengan demikian, pendidikan dasar memberikan sebuah surat jalan yang sangat penting bagi setiap orang, tanpa 3

kecuali untuk memasuki kehidupan dalam masyarakat setempat, dan masyarakat dunia, termasuk di dalamnya lembaga satuan pendidikan. Namun diakui atau tidak, pembiasaan menulis ini belum menjadi budaya dalam masyarakat kita. Pun demikian dengan budaya menulis pada kalangan siswa masih rendah. Hal itu tergambar dalam pernyataan Taufiq Ismail (2007), bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang rabun membaca dan pincang menulis. Berbeda dengan negara-negara maju yang bercirikan antara lain publikasi buku, jurnal, koran, dan barang cetak lainnya. Hal di atas mengindikasikan masih lemahnya pembiasaan menulis dalam proses pembelajaran di dalam sistem pendidikan kita hingga dewasa ini. Mengapa terjadi? Salah satunya disebabkan malasnya berkreativitas dalam penggunaan teknik dan metode pengajaran yang dapat merangsang siswa untuk menulis dan terlalu sedikitnya porsi pemberian latihan menulis. Padahal, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, seharusnya guru banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menulis. Sebab keterampilan menulis pada dasarnya merupakan kebiasaan yang harus ditanamkan. (Hilda Taba, 1990: 84 dalam Tarigan, 1992: 70). Adapun menurut Graves (1978), seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis. Ketidaksukaan tak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakatnya, serta pengalaman pembelajaran menulis atau mengarang di sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang minat. Sedang Smith (1981) berpendapat bahwa, pengalaman belajar menulis yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri. Umumnya guru tidak dipersiapkan untuk terampil menulis dan 4

mengajarkannya. Karena itu, untuk menutupi keadaan yang sesungguhnya muncullah berbagai mitos atau pendapat yang keliru tentang menulis dan pembelajarannya. Berbeda dengan Graves dan Smith, Durachman (1993: 3) mengungkapkan beberapa hal sehubungan dengan kurangnya minat siswa dalam hal tulis-menulis, yaitu: 1) Mereka kesulitan mengungkapkan pendapatnya ke dalam bentuk tulisan; 2) Pada umumnya mereka miskin dengan bahan yang mereka tulis; 3) Kurang memadainya kemampuan kebahasaan yang mereka kuasai; 4) Kurangya pengetahuan akan pentingnya kaidah-kaidah menulis; 5) Kurangnya kesadaran akan pentingnya latihan menulis. Berdasarkan permasalahan sebagaimana telah diuraikan di atas, penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian berupa pelatihan menulis deskripsi dengan mengujicobakan teknik pembelajaran menulis yang dapat merangsang siswa agar mampu mengungkapkan dan menggambarkan apa yang pernah ia rasa, lihat, dengar, cium, dan raba hingga menjadi tulisan dekripsi. Teknik ini bernama, teknik Pemandangan Indah. Penelitian ini akan berusaha mengidentifikasikan teknik tersebut. Adapun inti dari penelitian ini adalah pembahasan manfaat keterlibatan teknik Pemandangan Indah dan metodologi yang diterapkan dalam pembelajaran menulis karangan deksripsi. Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis ini sangatlah penting karena hasil-hasilnya akan banyak memberikan kontribusi bagi pengembangan pengajaran bahasa Indonesia khususnya dalam peningkatan keterampilan menulis. 5

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian Di atas telah dikemukakan bahwa pembiasaan menulis sejak dini sangat menunjang keterampilan dan kemahiran menulis. Bahasa yang tertuang dalam sebuah karangan akan mencerminkan daya bernalar penulisnya. Permasalahan dalam penelitian ini diidentifikasikan pada kontribusi teknik Pemandangan Indah dalam karangan deskripsi siswa, yaitu pelatihan cara menulis deskripsi yang dipajankan secara bersengaja dengan tujuan terjadinya pembiasaan pola menulis deskripsi dengan teknik Pemandangan Indah. 1.3 Batasan Masalah Penelitian Dilihat dari acuannya, Teknik Pemandangan Indah dapat diterapkan dalam berbagai aspek keterampilan berbahasa. Yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Namun penelitian ini membatasi penerapan pada keterampilan menulis, dalam hal ini menulis karangan deskripsi. 1.4 Rumusan Masalah Penelitian Adapun masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam beberapa pertanyaan di bawah ini. 1. Apakah ada perbedaan skor yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan Teknik Pemandangan Indah pada tulisan deskripsi siswa kelas IV SDNP Cileunyi Kabupaten Bandung? 2. Apakah ada perbedaan skor yang signifikan antara yang menggunakan dan yang tidak menggunakan Teknik Pemandangan Indah pada tulisan deskripsi siswa kelas IV SDNP Cileunyi Kabupaten Bandung? 6

3. Apakah Teknik Pemandangan Indah memberikan kontribusi yang efektif dalam peningkatan kualitas pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas IV SDNP Cileunyi Kabupaten Bandung? 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SDNP Cileunyi Kabupaten Bandung. 2) menerapkan pola imajinasi realistis dalam menulis deskripsi pada siswa kelas IV SDNP Cileunyi Kabupaten Bandung 3) meningkatkan daya imajinasi nalar dalam menuangkan penggambaran gagasan/ide dari apa yang dilihat, didengar, diraba, dirasa, dan dicium dalam bentuk tulisan deskripsi siswa kelas IV SDNP Cileunyi Kabupaten Bandung. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak terkait, yaitu sebagai berikut. 1) Manfaat bagi keilmuan Secara keilmuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan metode pengajaran/pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pengajaran/pembelajaran menulis deskripsi. 2) Manfaat bagi praktik pembelajaran Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas tulisan siswa, khususnya menulis karangan deskripsi dan berimplikasi kepada tumbuhkembangnya minat siswa yang tinggi dalam menulis. 7

1.7 Anggapan Dasar Dalam penelitian ini penulis merumuskan beberapa anggapan dasar yang dijadikan sebagai landasan dasar penelitian ini. 1) Pemandangan indah adalah suatu teknik yang dapat merangsang kerja otak dalam menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. 2) Teknik Pemandangan indah dapat diterapkan dalam aspek keterampilan menulis deskripsi. 3) Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan di sekolah. Untuk mencapai penguasan keterampilan itu diperlukan daya pikir yang kritis dan logis sehingga isi tulisan itu dapat mencerminkan suatu urutan yang sistematis. 1.8 Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permsalahan penelitian, sampai terbukti. melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1997: 67). Hipotesis penelitian ini adalah Ada perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan Teknik Pemandangan Indah pada pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas IV SDNP Cileunyi Kabupaten Bandung. 1.9 Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, penulis merasa perlu menjelaskan variabel penelitian ini, yaitu bahwa pembelajaran keterampilan menulis adalah pola atau acuan pengalaman belajar yang dilakukan siswa dalam menguasai suatu materi belajar, materi belajar di sini yaitu mengenai keterampilan menulis. 8

Adapun yang dimaksud dengan keterampilan menulis adalah keterampilan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Objek kajian menulis dalam penelitian ini adalah menulis deskripsi. Yakni menulis dengan usaha penulis dalam memberikan rincian gambaran objek yang sedang dibicarakan. Kata deskripsi dapat diartikan pula sebagai pemerian yang berarti melukiskan suatu hal. Keberhasilan menulis deskripsi salah satunya didukung oleh teknik menulis. Teknik menulis yang mendukung menulis deskripsi adalah teknik pemandangan indah, yakni suatu teknik sekuens (serentetan) yang menantang namun bertahap untuk menjaga aliran deskriptif yang cepat dan kaya. 9