PENGAMBILAN MINERAL ELEKTROLIT DARI LIMBAH GARAM (BITTERN) UNTUK SUPLEMEN MINERAL IONIC PADA AIR MINUM

dokumen-dokumen yang mirip
PROSES PEMISAHAN ION NATRIUM (Na) DAN MAGNESIUM (Mg) DALAM BITTERN (BUANGAN) INDUSTRI GARAM DENGAN MEMBRAN ELEKTRODIALISIS

PROSES PEMISAHAN ION K (KALIUM) DAN Ca(CALSIUM) DALAM BITTERN DENGAN MEMBRAN ELEKTRODIALISIS

KAJIAN PEMANFAATAN PUPUK CAIR MULTINUTRIEN DARI BUANGAN INDUSTRI GARAM PADA TANAMAN SEMUSIM

BIPOLAR MEMBRANE ELECTRODIALYSIS : TEKNOLOGI ATRAKTIF UNTUK PRODUKSI ASAM DAN BASA

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

STUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH

PENGARUH LOGAM TEMBAGA DALAM PROSES PENYISIHAN LOGAM NIKEL DARI LARUTANNYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTRODEPOSISI TUGAS AKHIR

Efektivitas Membran Hibrid Nilon6,6-Kaolin Pada Penyaringan Zat Warna Batik Procion

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Lingkungan. Oleh : TRI MURNIATI NIM.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

Pengolahan Air Produk Reverse Osmosis Sebagai Umpan Boiler Dengan Menggunakan Ion exchange. Abdul Malik Maulana, Ariyanto S.

BAB IV METODE PENELITIAN. sampel. Penentuan kadar optimal disinfektan. Penentuan efektivitas disinfektan. data. Skema 4.1 Rancangan Penelitian

KIMIA ELEKTROLISIS

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN

Sulistyani, M.Si.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

SIDANG SEMINAR TUGAS AKHIR

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

FILTER AIR DENGAN METODE ELEKTROLISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI DAUN DAN BUAH KERSEN DENGAN PROSES EKSTRAKSI DAN FERMENTASI

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Elektrokimia. Sel Volta

PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN PROSES ELEKTROLFOKULATOR SECARA BATCH

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP LAJU PELEPASAN MATERIAL, OVERCUT, DAN TAPERING PADA PROSES ELECTROCHEMICAL

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

PENGARUH KONSENTRASI NaCl TERHADAP LAJU REAKSI PENGENDAPAN CaSO 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

PENGARUH NaCl TERHADAP PRESIPITASI CaCO 3

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Pemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK

STUDY GREEN LIQUID FERTILIZER PRODUCTION FROM HELIANTHUS A.L AND MUNTINGIA C.L PLANT

KONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia

JAWABAN 1. REVERSE OSMOSIS (RO)

PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT UNTUK ANALISIS LOGAM

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 3% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

Kinerja Membran Reverse Osmosis Terhadap Rejeksi Kandungan Garam Air Payau Sintetis: Pengaruh Variasi Tekanan Umpan

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

KAJIAN PRODUKSI DAN KINERJA PUPUK HIJAU CAIR DARI TANAMAN Muntingia C.L DAN Helianthus A.L

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

Destabilisasi Koloid Non Gula Pada Tetes Tebu

Rekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan Kualitas

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 4% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

logam-logam berat diantaranya adalah logam berat tembaga yang terdapat pada limbah

HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK PENGARUH MINUMAN ISOTONIK TERHADAP KETELITIAN DAN KEWASPADAAN PADA PRIA DEWASA

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

SKRIPSI OPTIMALISASI PRODUKSI HIDROGEN MELALUI ELEKTROLISIS AIR SEBAGAI SUMBER ENERGI

LAPORAN AKHIR. Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat. Menyelesaikan pendidikan Diploma III. Pada Jurusan Teknik Kimia.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:

SEMINAR TUGAS AKHIR PENYISIHAN KESADAHAN DENGAN PROSES KRISTALISASI DALAM REAKTOR TERFLUIDISASI DENGAN MEDIA PASIR OLEH: MYRNA CEICILLIA

STOIKIOMETRI LARUTAN. Andian Ari Anggraeni, M.Sc

LAPORAN AKHIR PENURUNAN KANDUNGAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM MENGGUNAKAN MEMBRAN KOMPOSIT KITOSAN-PVA

BAB II LANDASAN TEORI. nilai 7 sementara bila nilai ph > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

Retno Kusumawati PENDAHULUAN. Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.

LATIHAN SOAL PTS SEMESTER 1 KELAS 9 TAHUN PELAJARAN

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

PEMANFAATAN AIR LAUT PADA PEMBUATAN Mg(OH) 2 DENGAN PENAMBAHAN Ca(OH) 2 DARI DOLOMIT

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PEMBUATAN GARAM MENGGUNAKAN KOLAM KEDAP AIR BERUKURAN SAMA

Pemanfaatan Bittern sebagai Elektrolit Alternatif pada Sel Aki Bekas

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REVERSE OSMOSIS (OSMOSIS BALIK)

KAJIAN DESALINASI LARUTAN SIMULASI TETES SECARA EKSKLUSI ION

KINERJA MEMBRAN KERAMIK BERBASIS TANAH LIAT, ZEOLIT DAN SERBUK BESI DALAM PENURUNAN KADAR FENOL

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Program Studi

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 2% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

Transkripsi:

PENGAMBILAN MINERAL ELEKTROLIT DARI LIMBAH GARAM (BITTERN) UNTUK SUPLEMEN MINERAL IONIC PADA AIR MINUM Nur Hapsari Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jawa Timur Telp : (31)8782179 email : nurhapsari@yahoo.com Abstrak Bittern adalah cairan pekat yang diperoleh dari sisa kristalisasi proses pembuatan garam. Bittern mengandung berbagai mineral baik mineral makro maupun mineral mikro. Mineral ini terjadi karena tidak ikut mengkristal saat pembuatan garam. Dari banyaknya mineral yang terkandung dalam Bittern, ada beberapa mineral yang mempunyai konsentrasi tinggi yaitu : Magnesium (Mg), Natrium (Na), Kalium (K), dan Calcium (Ca). Ke-empat mineral ini merupakan mineral yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan tubuh manusia, sehingga dapat dipakai sebagai suplemen mineral ionic untuk kesehatan. Membran Elektrodialisis merupakan salah satu proses pemisahan ion-ion dari suatu larutan dengan mempergunakan arus listrik melalui membrane semipermiabel yang bersifat permeable terhadap ion tertentu. Proses ini menghasilkan satu bagian yang pekat yang disebut Konsentrat dan bagian lain yang encer disebut Diluat. Variable yang akan dilakukan pada penelitian ini, antara lain : konsentrasi bittern, voltage dan waktu operasi. Dan hasil penelitian terbaik berlangsung pada kondisi : Konsentrasi feed pada komposisi Bittern 1, Voltage yang dijalankan 2,9 Volt dan Waktu operasi selama 1 menit serta menghasilkan % Rejeksi Magnesium (Mg) = 91,9%, Natrium (Na) = 74,66%, Kalium (K) = 92,88% dan Calsium (Ca) = 96,19%. Kata kunci : bittern, membrane, elektrodialisis, konsentrat, diluat, rejeksi Abstract Bittern is a thick liquid that obtained from crystallization waste that left from salt making process. Bittern contain many minerals including macro mineral micro mineral. This mineral formed because it takes part in crystallization at salt making process. From the great quantities that bittern contain, there some minerals that have high that is: Magnesium (Mg), Natrium (Na), Kalium (K), and Calcium (Ca). These four minerals important minerals that needed for human body s health, so that can be used as mineral ionic supplement that have benefit for human s health. Electro dialysis membrane is one of ions separation process from some liquid with the use of high electrical wave through semi permeable membrane that have permeable characteristic for some specific ions. This process produce one part that we call Konsentrat and the other part we call it Diluat. The variable that we are going to use for this research is : bittern concentrations, voltage and time of operation. And the best research result take place in condition : feed concentration in bittern 1 composition, voltage that we used is 2,9 volt and time of operation is 1 minutes and also produce % magnesium (Mg) rejection = 91,9%, % Natrium (Na) rejection = 74,66%, % (K) Kalium rejection = 92,88% and % Calcium (Ca) rejection = 96,19%. Key words : bittern, membrane, electro dialysis, concentrate, diluat, rejection Jurnal Teknik Kimia Vol.2,No.2 April 8 141

PENDAHULUAN Pada proses pembuatan garam selain menghasilkan garam juga menghasilkan limbah garam yang biasa disebut Bittern. Bittern adalah cairan pekat yang diperoleh dari sisa kristalisasi proses pembuatan garam. Dari banyaknya mineral yang terkandung dalam Bittern, ada beberapa mineral yang mempunyai konsentrasi tinggi yaitu : Magnesium (Mg), Natrium (Na), Kalium (K), dan Calcium (Ca). Ke-empat mineral ini merupakan mineral yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan tubuh manusia, sehingga dapat dipakai sebagai suplemen mineral ionic untuk kesehatan. Penelitian khasiat Bittern di Indonesia baik dalam membantu atau mengatasi penyakit masih sangat terbatas. Hal ini menyebabkan produk mineral yang ada di pasaran lebih didominasi oleh produk impor, sementara produk local jarang ditemukan. Oleh karena itu, perlu dicari alternatif teknologi pengolahan Bittern untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Alternatif teknologi yang digunakan adalah teknologi membran elektrodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengkaji selektivitas atau kemampuan membran Elektrodialisis didalam proses pemisahan mineral yang terkandung dalam Bittern. Lingkup penelitian ini akan dilakukan dengan variable konsentrasi Bittern, voltage dan waktu. TEORI Membran didefinisikan sebagai lapisan tipis semi permiabel yang berfungsi sebagai alat pemisah berdasarkan sifat fisiknya. Sedangkan elektrodialisis merupakan proses pemisahan secara elektrokimia dengan ion-ion yang berpindah melintasi membran selektif kation dan anion dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat akibat adanya arus listrik searah.dibandingkan dengan teknologi lain, membran menawarkan keunggulan seperti pemakaian energi yang rendah, sederhana dan ramah lingkungan karena tanpa menggunakan bahan kimia. (Hartomo,1994) Dipilih membran elektrodialisis selain dapat menghasilkan produk yang cukup jernih dan efisien juga memakai proses pemisahan secara elektrokimia dan dialysis dengan ion-ion berpindah melintasi membran selektif anion dan kation dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat akibat arus listrik searah. Elektrodialisis merupakan salah satu proses pemisahan ion-ion dari suatu larutan dengan mempergunakan arus listrik melalui membrane semipermiabel yang bersifat permeable terhadap ion tertentu. Proses ini menghasilkan satu bagian yang pekat yang disebut Konsentrat dan bagian lain yang encer disebut Diluat. (Wenten, ) Mekanisme pemisahan ion berdasarkan teknologi membrane elektrodialisis seperti berikut : Gambar 1 Mekanisme proses pada Elektrodialisis (Mulder, 1991) Prinsip dasar proses pemisahan ion dari larutan induk dan pengurangan ion-ion lainnya adalah penggunaan membran bermuatan dan arus listrik yang diperlukan sebagai gaya pendorong. Penentuan kuat arus yang diperlukan untuk penarikan ion-ion dari suatu larutan didasarkan atas besarnya Potensial Standar dari setiap ion. Dari persamaan Nerst tampak bahwa potensial electrode suatu electrode logam yang dibenamkan dalam larutan ionnya bergantung pada konsentrasi ion-ion tersebut. Jika aktivitas ion dalam larutan itu 1 (satu) mol/liter maka rumusnya menjadi : E = E o, Jadi potensial elektrode menjadi sama dengan potensial standar itu sendiri. Sebagai contoh untuk penaksiran/mengukur potensial standar dari electrode Natrium didasarkan pada persamaan : E o = - 2,714 +,591 log [ Na + ] Dimana : E o : Potensial electrode Na [Na + ] : Konsentrasi Na dalam larutan Selektivitas membran adalah ukuran kemampuan membran menahan atau melewatkan suatu spesi tertentu. Parameter yang digunakan untuk menyatakan selektivitas adalah koefisien rejeksi yang didefinisikan sebagai ratio antara beda konsentrasi melalui membran dengan konsentrasi feed (fraksi konsentrasi zat terlarut yang tertahan oleh membran). *) Penelitian ini merupakan bagian dari Laporan Penelitian Dosen Muda DIKTI, Nomor : 7/SP2H/PP/DP2M/III/7 Jurnal Teknik Kimia Vol.2,No.2 April 8 142

C f C f C p = 1 C p / C f (1) dimana : τ : koefisien rejeksi C p : konsentrasi zat terlarut dalam permeat ( mgr/lt ) C f : konsentrasi zat terlarut dalam feed ( mgr/lt ) METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan adalah Bittern, diperoleh dari PT GARAM di Madura, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan rancangan dengan bentuk eksperimental. Larutan bittern dialirkan ke modul membran Elektrodialisis dengan menggunakan pompa dan diatur sesuai variable yang diinginkan yaitu konsentrasi bittern, voltage dan waktu. Dengan adanya pengaliran arus listrik searah, ion positif dapat ditarik lewat membran kation ke electrode negatif dan ion negatif bergerak kearah berlawanan melewati membran anion. Sehingga cairan ditengah (diluat) berkurang kadar mineralnya, sedang konsentrat akan keluar pada sisi yang lain menuju tangki konsentrat. Pada selang waktu tertentu dilakukan balikan kutub dan pencucian electrode. Hasil yang diperoleh (konsentrat mineral) ditampung dan dianalisis dengan AAS. Hasil analisa digunakan untuk menghitung selektivitas pada membran Elektrodialisis dan kemudian membuat aluran grafik antara konsentrasi bittern, voltage dan waktu dengan selektivitas membran pada berbagai variable. Parameter yang diukur : Konsentrasi mineral larutan Bittern dan konsentrat (hasil). Selektivitas membran Elektrodialisis. Tangki Konsentrat Tangki Bittern Gambar 2 Diluat - + - + Pencuci Elektroda Rangkaian peralatan membran elektrodialisis (Redjeki, 5) HASIL DAN PEMBAHASAN Tangki Pencuci Elektroda Elektroda Power supply Arus DC Modul Elektrodialisis Sebagai data awal penelitian ini, maka dilakukan terlebih dahulu analisa kandungan bittern sebagai dasar penelitian ini. Berdasarkan analisis laboratorium diketahui konsentrasi masing-masing komposisi bittern, seperti terlihat pada tabel 1 berikut : Tabel 1 Hasil analisa komposisi bittern Kadar (mg/lt) No Parameter Bittern 1 Bittern 2 1 Kalium (K) 28.426,8 57.353,55 2 Natrium (Na) 21.425,9 43.354,65 3 Chlorida (Cl) 16.493, 31.922,1 4 Sulfat (SO 4 ) 8.478, 17.918, 5 Magnesium 15.795,3 31.5,15 (Mg) 6 Calsium (Ca) 4.938, 1.16,5 Dari hasil analisa laboratorium ternyata kandungan mineral ion Kalium (K), Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dan Natrium (Na) nya cukup tinggi, sehingga dapat digunakan untuk bahan suplemen mineral ionic. Berdasarkan konsentrasi ion yang telah diperoleh pada bittern, maka potensial standar untuk masing-masing ion yang terkandung didalam bittern dapat dihitung dengan persamaan Nerst untuk digunakan pada proses pemisahan dengan membrane elektrodialisis. Hasil perhitungan potensial standar dari setiap ion seperti tercantum dalam tabel 2 berikut : Tabel 2 Potensial Standar Ion-Ion Jurnal Teknik Kimia Vol.2,No.2 April 8 143

No Parameter Potensial Standar (Volt) 1 Kalium (K) 2,92 2 Kalsium (Ca) 2,87 3 Natrium (Na) 2,71 4 Magnesium (Mg) 2,37 5 Klorida (Cl) 1,36 6 Mangan (Mn) 1,18 7 Besi (Fe),44 8 Sulfat (SO 4 ), 9 Phosphat (PO 4 ),18 1 1 1 1 BITTERN : K Ca Na Mg Cl Mn Fe SO 4 PO 4 VOLTAGE : : 2,92 : 2,87 : 2,71 : 2,37 Variabel Voltage : 1,36 : 1,18 :,44 :, :,18 TANGKI KONSENTRAT : Cl Mn Fe SO 4 PO 4 TANGKI DILUAT : PRODUK SUPLEMEN K,Ca, Na, Mg Gambar 5 Pengaruh Waktu operasi operasi 2,3 Volt 1 1 1 1 Gambar 3 Skema tahapan proses pemisahan ion-ion dalam Bittern dengan teknologi membran elektrodialisis Gambar 5 Pengaruh Waktu operasi operasi 2,3 Volt Dari Gambar 4 dan 5 terlihat bahwa pada voltage 2,3 volt, membran elektrodialisis telah mampu memisahkan mineral yang terkandung dalam bittern meskipun dalam tahap ini ion kalium (K) mendominasi perpindahan ionnya dengan menghasilkan kalium (K) terbesar. Pada tahap ini, hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk bahan suplemen dengan kandungan Kalium (K) yang tinggi dan rendah Magnesim (Mg), Natrium (Na) dan Calsium (Ca). Jurnal Teknik Kimia Vol.2,No.2 April 8 144

1 1 1 1 1 1 1 1 Gambar 6 Pengaruh Waktu operasi Konsentrasi Bittern 1 pada Voltage operasi 2,5 Volt 1 1 1 1 Gambar 7 Pengaruh Waktu operasi operasi 2,5 Volt Dari Gambar 6 dan 7 terlihat bahwa pada voltage 2,5 volt, semua ion terutama Magnesium (Mg) dan Natrium (Na) mulai merambat naik dibanding pada tahap voltage 2,3 volt. Peningkatan yang signifikan terjadi pada Magnesium (Mg), hal ini disebabkan perpindahan ion Magnesium (Mg) mulai terjadi pada voltage 2,5 volt. Pada tahap ini, hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk bahan suplemen dengan kandungan Kalium (K) dan Magnesium (Mg) yang tinggi dan rendah Natrium (Na) dan Calsium (Ca). Gambar 8 Pengaruh Waktu operasi Konsentrasi Bittern 1 pada Voltage operasi 2,7 Volt 1 1 1 1 Gambar 9 Pengaruh waktu operasi operasi 2,7 Volt Dari Gambar 8 dan 9 terlihat bahwa pada voltage 2,7 volt, peningkatan sedikit terjadi pada Calsium (Ca), sedangkan untuk Magnesium (Mg), Natrium (Na) dan Kalium (K) agak stabil. Pada tahap ini, hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk bahan suplemen dengan kandungan Kalium (K), Magnesium (Mg) dan Natrium (Na) yang tinggi dan rendah Calsium (Ca). Jurnal Teknik Kimia Vol.2,No.2 April 8 145

1 1 1 1 Gambar 1 Pengaruh Waktu operasi Konsentrasi Bittern 1 pada Voltage operasi 2,9 Volt 1 1 1 1 Gambar 11 Pengaruh Waktu operasi operasi 2,9 Volt Dari Gambar 1 dan 11 terlihat bahwa pada voltage 2,9 volt, peningkatan yang signifikan terjadi pada Calsium (Ca), sedangkan untuk Magnesium (Mg), Natrium (Na) dan Kalium (K) stabil. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada tahap/kondisi ini, membran elektrodialisis mampu atau selektif terhadap mineral ion yang terkandung dalam bittern dengan memberikan hasil pemisahan ion yang maksimal. Sementara itu dari keseluruhan variable operasi yang dijalankan (yaitu konsentrasi feed, voltage dan waktu operasi) pada proses pemisahan mineral : Magnesium (Mg), Natrium (Na), Kalium (K) dan Calsium (Ca) dengan membran elektrodialisis ini, dari hasil Gambar 4 s/d 11 terlihat bahwa Gambar 1 memberikan hasil yang maksimal, hal ini ditunjukkan dari besarnya yang diperoleh untuk masing-masing ion mineral. Pada Gambar 1 diperoleh hasil penelitian terbaik pada kondisi : Konsentrasi feed pada komposisi Bittern 1, Voltage yang dijalankan 2,9 Volt dan Waktu operasi selama 1 menit serta menghasilkan Magnesium (Mg) = 91,9%, Natrium (Na) = 74,66%, Kalium (K) = 92,88% dan Calsium (Ca) = 96,19%. KESIMPULAN 1. Membran elektrodialisis yang digunakan pada penelitian ini selektif terhadap ion Magnesium (Mg), Natrium (Na), Kalium (K) dan Calsium (Ca). 2. Perpindahan ion terbaik berlangsung pada kondisi : Konsentrasi feed pada komposisi Bittern 1, Voltage yang dijalankan 2,9 Volt dan Waktu operasi selama 1 menit serta menghasilkan % Rejeksi Magnesium (Mg) = 91,9%, % Rejeksi Natrium (Na) = 74,66%, % Rejeksi Kalium (K) = 92,88% dan % Rejeksi Calsium (Ca) = 96,19%. 3. Membran elektrodialisis dapat digunakan untuk memisahkan mineral yang terkandung dalam limbah garam (bittern) sebagai bahan suplemen mineral ionic pada air minum DAFTAR PUSTAKA Cheryan. M, (1986) Ultrafiltration Hand book, Technomic Publishing Company. Inc 851, New Holland Avenue Hartomo, A. J dan Widiatmoko, M.C, (1994) Teknologi Membran Untuk Pemurnian Air, Penerbit Andi Offset, Yogyakara Mulder, M, (1991) Basic Principles of Membrane Technology, Kluwer Academic Publishers, Netherlands Redjeki, Sri, (5) Desalinasi Air Payau Dengan Proses Elektrodialisis, Disertasi, Program Pasca Sarjana UNAIR Surabaya Wenten, I.G. Wiguna, () Teknologi Membran Industri, ITB Bandung Jurnal Teknik Kimia Vol.2,No.2 April 8 146