BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB I PENDAHULUAN. Fawzani dan Triratnawati (2005), masalah rokok juga menjadi persoalan

BAB I PENDAHULUAN. merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. Merokok masih menjadi kebiasaan banyak orang baik di negara. tinggi. Jumlah perokok di Indonesia sudah pada taraf yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

Bab 1 PENDAHULUAN. Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain, bahkan merokok dapat menyebabkan kematian. Laporan dari World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) bahwa kurang lebih 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dalam kehidupan manusia.remaja mulai memusatkan diri pada

Deni Wahyudi Kurniawan

BAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah i

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu (Kemenkes RI,

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terjadi dalam lingkungan kesehatan dunia, termasuk di Indonesia. Tobacco

BAB I PENDAHULUAN dan pada abad 21 ini, akan ada 1 miliar orang meninggal akibat. penyakit disebabkan rokok (Evy, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal ini masih menjadi permasalahan dalam kesehatan (Haustein &

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merokok namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUAN. 70% penduduk Indonesia (Salawati dan Amalia, 2010). Dari analisis data Susenas tahun 2001 diperoleh data umur mulai merokok kurang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. utama kanker di dunia. Survei dari WHO 8,2 juta orang meninggal kerena

BAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Oleh karena itu,

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang. tidak asing lagi yang berkembang di kehidupan masa kini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

I. PENDAHULUAN. bernama rokok ini. Bahkan oleh sebagian orang, rokok sudah menjadi. tempat kerja, sekolah maupun ditempat-tempat umum.

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA ROKOK DI DESA SEI MENCIRIM KECAMATAN SUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sintia Dewi,2013

BAB I PENDAHULUAN. Rokok pada dasarnya merupakan tumpukan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rokok pada remaja yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari di

BAB 1 : PENDAHULUAN. kandung kemih, pankreas atau ginjal. Unsur-unsur yang terdapat didalam rokok

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia khususnya dikalangan pelajar. Walaupun sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan masalah yang kompleks. Merokok tidak saja berhubungan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision making, bahkan mungkin harus dilakukan beberapa kali. Mulai dari masalah-masalah yang sederhana sampai dengan masalah kompleks yang menuntut pertimbangan banyak serta mendalam. Aktivitas pembuatan keputusan sering dilakukan orang, baik disadari atau tidak disadari, sebab di dalam kehidupan sehari-hari seseorang akan banyak menemukan situasi yang tidak pasti (uncertainly) (Suharnan, 2005). Pembuatan keputusan atau decision making ialah proses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan di antara situasi-situasi yang tidak pasti. Pembuatan keputusan terjadi di dalam situasi-situasi yang meminta seseorang harus a) membuat prediksi ke depan, b) memilih salah satu diantara dua pilihan, atau c) membuat estimasi (prakiraan) mengenai frekuensi kejadian berdasarkan bukti-bukti yang terbatas (Suharnan, 2005). Pada tahun 2010, Indonesia menduduki peringkat ketiga untuk jumlah perokok di dunia, yakni sekitar 65 juta orang perokok dan diperkirakan 2,1 juta diantaranya adalah perempuan. Angka ini akan terus meningkat jika pemerintah tidak mengatur perilaku merokok dan industri rokok serta tidak menerapkan larangan iklan rokok. Sejauh ini memang lebih banyak pria, tapi tiap tahun jumlah perokok wanita terus meningkat (Kompas.com 2010). Begitu lekatnya aktivitas merokok dalam kehidupan sehari-hari membuat tingkat konsumsi rokok terus meningkat setiap tahun dengan total perokok aktif di Indonesia pada tahun 2008 adalah sekitar 70% dari total penduduk (Kurniasih, 2008).

Banyak orang yang mengetahui dampak negatif merokok, bahkan perokok sudah banyak yang menyadarinya. Niat untuk berhenti merokok sudah ada, namun terkadang rasa kecanduan lebih kuat sehingga mengalahkan niat yang ada. Menghilangkan kebiasaan merokok tidaklah mudah, untuk bisa berhenti merokok didasarkan pada keinginan dan komitmen yang besar dari dalam diri orang yang bersangkutan (Kompas.com). Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2004 dalam Fakta Tembakau Indonesia, prevalensi jumlah perokok perempuan pada tahun 2001 adalah 1,3% dan naik menjadi 4,5% pada tahun 2004. Suhardi, Sekjen Komnas Pengendalian Tembakau mengatakan, masyarakat yang berpendidikan rendah dan dari ekonomi kalangan menengah kebawah kurang memperhatikan peringatan bahaya merokok. Salah satu upaya untuk mengurangi konsumsi rokok adalah dengan menerapkan peringatan bahaya merokok melalui gambar dari efek merokok pada bungkus rokok. Hal ini terbukti efektif di beberapa negara seperti, Malaysia dan Singapura yang telah mengalami penurunan jumlah perokok sampai 15-20% (Kompas.com). Efek rokok tidak hanya berbahaya bagi perokok. Sebanyak 70% perokok pasif yang berada dalam lingkungan perokok mengalami efek buruk dari rokok. Namun, perokok sangat sulit lepas dari kebiasaan yang berbahaya bagi kesehatan ini (VivaNews, 2011). Perilaku merokok dilakukan oleh orang dari berbagai lapisan masyarakat, dari yang tua sampai yang muda, juga tidak mengenal perbedaan jenis kelamin dan status pekerjaan (Perwitasari, 2006). Kebanyakan perokok mengetahui risiko buruk terhadap kesehatan yang ditimbulkan dari merokok. Sebanyak 70% perokok ingin berhenti untuk menghindari memburuknya kondisi kesehatan, namun WHO memperkirakan hanya kurang dari 5% perokok yang mencoba berhenti tanpa bantuan, yang pada akhirnya berhasil tidak

merokok selama 1 tahun. Diperkirakan, mereka yang kembali merokok sebetulnya bukan karena pilihan mereka sendiri, melainkan karena sifat nikotin yang menimbulkan ketergantungan. Ketergantungan akan nikotin yang disebabkan oleh merokok, merupakan masalah kesehatan kronis yang berulang. Sifat adiksi pada nikotin yang terdapat di dalam rokok, ketergantungan fisiologis maupun psikologis akibat merokok, merupakan penyebab mengapa terkadang orang harus mencoba berhenti berulang kali untuk dapat berhenti total (stopmerokok.com, 2010). Hasil survei yang dilakukan oleh LM3 (Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok) pada tahun 2005, dari 375 responden yang dinyatakan 66,2% perokok pernah mencoba berhenti merokok, tetapi mereka gagal. Kegagalan ini ada berbagai macam; 42,9% tidak tahu caranya; 25,7% sulit berkonsentrasi dan 2,9% terikat oleh sponsor rokok. Sementara itu, ada yang berhasil berhenti merokok disebabkan kesadaran sendiri (76%), sakit (16%), dan tuntutan profesi (8%). Data yang dilansir oleh Global Tobacco Youth Survey (GTYS) pada tahun 2006 menyebutkan bahwa di Jakarta didapatkan 81,8% murid sekolah usia SMP berusaha untuk berhenti mengkonsumsi rokok dan 91,3% pernah mendapatkan bantuan untuk berhenti merokok (Yahoo, 2006). Dari data yang telah disebutkan diatas, dapat dilihat bahwa keinginan perokok untuk berhenti merokok sangatlah besar, hanya saja kebanyakan dari mereka tidak dapat berhenti secara total, dikarenakan sebagian besar dari mereka tidak tahu bagaimana cara berhenti merokok. Tetapi ada juga yang secara total berhasil berhenti merokok. Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3) menyatakan mereka yang berhasil berhenti merokok secara total dikarenakan kesadaran mereka sendiri yang menginginkan untuk berhenti merokok, fakor kedua karena masalah kesehatan yang dirasakan oleh para perokok yang menuntut mereka untuk berhenti merokok.

Setiap kali mengubah kebiasaan untuk berhenti merokok, tubuh akan membuat satu reaksi. Efek samping dari berhenti merokok meliputi berbagai gejala seperti gejala mental dan fisik. Namun jika mampu bertahan dan dapat mengubah kebiasaan merokok, akan banyak efek positif yang didapat. Dalam hitungan menit, detak jantung dan tekanan darah akan turun secara normal. Dalam hitungan jam akan membuat kadar nikotin dan tingkat karbon monoksida dalam darah berkurang. Dalam hitungan hari berhenti merokok, fungsi paru-paru meningkat sampai 30% sehingga sirkulasi darah meningkat. Memasuki 1-9 bulan, silia di paru-paru mulai berfungsi dengan baik dengan membersihkan paru-paru lendir, sehingga dapat mengurangi risiko infeksi. Dalam hitungan tahun, risiko orang menderita penyakit yang berhubungan dengan merokok seperti serangan jantung akan berkurang setengah dibandingkan saat satu tahun yang lalu (Kompas.com, 2011). Hasil wawancara awal yang dilakukan oleh peneliti pada 16 Januari 2012 kepada mantan perokok yang sudah berhenti merokok selama satu tahun, subjek merasakan dampak positif dari keputusannya untuk berhenti merokok. Dari segi kesehatan, subjek menyatakan setelah berhenti dari aktifitas merokok kesehatannya semakin membaik dan tidak rentan terkena sakit. Hal ini karena ketika masih merokok, subjek sering merasakan sakit pada bagian tenggorokan. Keuntungan lain dari berhenti merokok yang dirasakan subjek adalah keadaan psikologis yang menjadikan gaya hidup bersih dan bertindak kearah yang lebih positif, karena merokok cenderung dekat dengan kegiatan negatif seperti minum minuman beralkohol. Menurut Ketua Umum Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3), Renie Singgih mengatakan sangat sulit bagi seseorang untuk berhenti merokok. (Pikiran Rakyat, 2007). Terutama seorang perokok yang berada pada level merokok yang berat,

yakni rentang waktu yang lama dan dosis yang tinggi maka akan dibutuhkan usaha yang lebih keras untuk dapat berhenti merokok. Beberapa faktor untuk berhenti merokok selain dorongan dari dari sendiri adalah dukungan sosial seperti teman, keluarga dan rekan kerja (BBC, 2008). Selain itu juga faktor kesehatan, ekonomi dan menjadi role model/panutan adalah beberapa faktor dalam berhenti merokok (Kaplan et all., 1993). Penelitian Hagger (2008) menyatakan bahwa dukungan sosial adalah faktor kunci untuk berhenti merokok. Salah satunya yang dilakukan pemerintah, misalnya menambah pajak pada rokok atau melarang merokok di tempat umum. Tindakan ini perlu menjadi bagian dari pendekatan perubahan perilaku yang terkoordinasi. Mereka yang berniat berhenti merokok agar melakukannya dalam kelompok dan jangan merahasiakan apabila sedang mencoba berhenti merokok, caranya dengan mengajak orang yang berada di lingkungan sosial kita. Hal ini memberi rasa kebersamaan dan cenderung lebih sesuai dengan apa yang diharapkan dalam kelompok. Dengan mendukung upaya berhenti merokok, maka besar kemungkinan orang tersebut tidak akan merokok. Mendapatkan dukungan dari orang lain yang sangat dekat dengan kita sangat membantu untuk berhenti merokok (BBC, 2008). Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Raka dkk. (jurnal UNDIP, 2009) menyatakan bahwa keberhasilan berhenti merokok berbeda satu dengan lainnya, tergantung pada penyebab awal merokok, rentang waktu menjadi perokok, dosis rokok yang dihisap, dan kuatnya gejolak yang dialami. Peringatan yang berisi berbahanyanya rokok bagi kesehatan sama sekali tidak membuat perokok jera. Banyak aspek yang melatarbelakangi perokok untuk tetap merokok meskipun mengetahui segala konsekuensi yang akan diterima jika mereka merokok (Kasse et all., 2003). Ketika seseorang memutuskan untuk menjadi perokok ada pula orang yang memutuskan untuk berhenti merokok. Hal tersebut didasari tindakan

dari sejumlah alternatif yang ada (Mansyur & Lukman, 2005). Oleh karena itu terdapat beberapa alternatif tindakan yang dilakukan untuk berhenti merokok. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengambilan keputusan yang subjek lakukan dalam berhenti merokok, selain itu juga untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi subjek dalam mengambil keputusannya dalam berhenti merokok. Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul Studi Ekploratif tentang Dinamika Pengambilan Keputusan Berhenti Merokok pada untuk mengetahui bagaimana pengambilan keputusan seorang perokok yang sudah berhenti merokok, dan apa saja yang menjadi faktor-faktor pengambilan keputusan seorang perokok yang sudah berhenti merokok. B. Fokus Penelitian Pada era modern sekarang ini, rokok menjadi layaknya sebuah kebiasaan yang tidak bisa dilepaskan dari keseharian. Dengan tidak memandang status perokok, baik itu tua, muda, kaya, miskin, laki-laki, perempuan, bahkan anak-anak. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah perokok di setiap tahunnya. Perokok di Indonesia yang terus meningkat pun sudah menjadi perhatian pemerintah sejak lama dengan dikeluarkannya undang-undang bagi para perokok dan membuat ruangan khusus yang disediakan di tempat-tempat umum bagi perokok. Disamping terus meningkatnya jumlah perokok pada setiap tahunnya, ternyata ada beberapa orang yang mengambil keputusan untuk meninggalkan aktifitas merokok. Menurut data dari WHO sebanyak 5% dari perokok berhasil berhenti merokok dan GYTS menyebutkan sebanyak 81,8% remaja usia SMP berusaha berhenti merokok. Selain itu didukung dengan berdirinya beberapa lembaga yang fokus dalam

menanggulangi masalah merokok. Dengan demikian fokus penelitian ini adalah bagaimana dinamika keputusan perokok untuk berhenti merokok. C. Masalah Penelitian Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi yang diambil subjek dalam mengambil keputusan berhenti merokok dan apa saja dampak yang subjek rasakan ketika merokok dan setelah menjadi mantan perokok. Selain itu juga masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengambilan keputusan seorang perokok untuk berhenti merokok? 2. Apa saja yang menjadi faktor pengambilan keputusan untuk berhenti merokok? D. Tujuan Penelitian Dengan fokus penelitian diatas, maka secara umum tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui bagaimana pengambilan keputusan seorang perokok yang sudah berhenti merokok. 2. Mengetahui apa saja yang menjadi faktor-faktor pengambilan keputusan seorang perokok yang sudah berhenti merokok. E. Manfaat Penelitian Secara teoritis manfaat penelitian ini sebagai sumbangan pemikiran bagi ilmu psikologi dan kesehatan karena bisa menambah khasanah tentang bagaimana cara pengambilan keputusan berhenti merokok yang efektif. Sedangkan secara praktis penelitian ini bermanfaat sebagai pedoman dan rekomendasi bagi masyarakat yang ingin mengetahui proses pengambilan keputusan dalam berhenti merokok dan mengurangi dampak negatif dari perilaku merokok.