HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN PERAWAT PELAKSANA DALAM MELAKSANAKAN PERAWATAN LUKAPOST OPERASI SESUAIDENGAN SOP DI RSUD BATANG

dokumen-dokumen yang mirip
FIFI AZISYAH NIM : S

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENERAPAN PROTAP PERAWATAN LUKA POST OPERASI DI RUANG CENDANA RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dalam tubuh yang menyebabkan sakit yang disertai. dengan gejala klinis baik lokal maupun sistemik.

BAB I PENDAHULUAN. maupun tidak langsung kematian pasien. Infeksi nasokomial ini dapat berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat. lantai makanan dan benda-benda peralatan medik sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. sakit. Infeksi nosokomial/hospital acquired infection (HAI) adalah infeksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. (World Health Organization (WHO), 2011). Menurut survei di Inggris,

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. perawatan. Tindakan pemasangan infus akan berkualitas apabila dalam

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENERAPAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI RUANG RAWAT INAP RSDM SURAKARTA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RUS DIANA NOVIANTI J

Oleh : Rahayu Setyowati

BAB 1 PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan berbagai penyebab penyakit lainnya yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang selalu bertambah setiap tahunnya. Salah satu jenis infeksi tersebut adalah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DENGAN FREKUENSI TERJADINYA ISPA DI DESA KEBONDALEM

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Ratusan juta pasien terkena dampak Health care-associated infections di

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN BIDAN DALAM MELAKUKAN ANTENATAL CARE

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

: Fungsi Pengawasan, Kepatuhan, infeksi nosokomial

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

BAB I PENDAHULUAN. Penatalaksanaan perawatan luka post operasi pada saat ini masih belum

BAB I PENDAHULUAN. menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek. mencerminkan perubahan pada praktek keperawatan.

HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan. Keywords: Knowledge, Attitudes, Behaviors, Inos, Nurse.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. dibahas dalam pelayanan kesehatan. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. April 2006 oleh Gubernur Gorontalo. Rumah Sakit Umum Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap pengalaman sakit, yang disebabkan karena faktor lingkungan,

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam

OLEH : Arlis Ernawati NIM : ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), HAI s (Healthcare

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan walau belum memenuhi standar. 2. Persepsi perawat terhadap motivasi lebih dari separuh memiliki motivasi

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

BAB 1 PENDAHULUAN. dibentuk oleh Kepala Rumah Sakit (Depkes RI, 2007). Menurut WHO (World

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak terhadap perubahan pola penyakit. Selama beberapa tahun. terakhir ini, masyarakat Indonesia mengalami peningkatan angka

Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At RSUD Haji

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA YANKESTIS DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD SYECH YUSUF KAB.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga pasien merupakan pihak yang mempunyai hak untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Kriteria pasien dikatakan mengalami infeksi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI LUKA OPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan pelayanan kesehatan.perawat dalam

BAB I PENDAHULUAN. sistemik (Potter & Perry, 2005). Infeksi yang terjadi dirumah sakit salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. stroke masih tinggi. Menurut estimasi World Health Organisation (WHO), pada

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PUSKESMAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELAKUKAN PERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SRAGI I KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun.

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PRINSIP 12 BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DAN KEJADIAN INFEKSI DI RUANG MAWAR I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah


nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

: Komunikasi Terapeutik, Perawat

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung

Transkripsi:

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN PERAWAT PELAKSANA DALAM MELAKSANAKAN PERAWATAN LUKAPOST OPERASI SESUAIDENGAN SOP DI RSUD BATANG Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan DEVI NIM : 09.0386.S WIJAYANTI NIM : 09.0476.S PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAHPEKAJANGAN PEKALONGAN 2013

Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Perawat Pelaksana dalam Melaksanakan Perawatan Luka Post Operasi Sesuai dengan SOP Di RSUD Batang Devi dan Wijayanti Nur Izzah Priyogo, Zulfa Atabaki Kepatuhan seorang perawat dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, seperti usia, pendidikan, pengetahuan, masa kerja, dan motivasipelaksanaan pelayanan. Motivasi merupakan faktor pendukung penting yang harus dimiliki oleh setiap perawat karena motivasi yang baik dapat membawa seseorang melakukan suatu tindakan yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi dengan kepatuhan perawat pelaksana dalam melaksanakan perawatan luka post operasi sesuai dengan SOP di RSUD Batang. Desain penelitian menggunakan deskriptif corelasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 34 responden yang merupakan perawat pelaksana yang melakukan perawatan luka post operasi di RSUD Batang. Hasil uji chisquare diperoleh ada hubungan motivasi dengan kepatuhan perawat pelaksana dalam melaksanakan perawatan luka post operasi sesuai dengan SOP di RSUD Batang (ρ = 0,009). Bagi institusi rumah sakit diharapkan perlu adanya kebijakan untuk meningkatkan motivasi dan kepatuhan perawat seperti in house training perawatan luka post operasi sehingga perawat dapat mengaplikasikan tindakan perawatan luka post operasi sesuai dengan SOP. Kata kunci : Kepatuhan Perawat Pelaksana, Motivasi, SOP Daftar pustaka : buku 34 (2003-2012) + 9 jurnal + 3 website PENDAHULUAN Parameter pelayanan keperawatan yang berkualitas di rumah sakit salah satunya adalah terkendalinya infeksi nosokomial. Pengendalian infeksi nosokomial menjadi demikian penting karena semakin canggihnya peralatan peralatan rumah sakit, namun disisi yang lain semua upaya pemeriksaan cenderung dilakukan dengan prosedur invasif. Perawat profesional yang bertugas di rumah sakit semakin diakui eksistensinya dalam setiap tatanan pelayanan kesehatan, sehingga dalam memberikan pelayanan secara interdependen tidak terlepas dari kepatuhan perawat dalam setiap prosedural yang bersifat invasif dan non invasif tersebut seperti halnya perawatan luka operasi (Setiyawati & Supratman 2008).

Penyebab infeksi diperkirakan masih banyaknya perawat yang mengabaikan standar operasional prosedur khususnya dalam perawatan luka. Hal ini disebabkan oleh rendahnya motivasi perawat dalam melaksanakan suatu tindakan khususnya perawatan luka post operasi. Faktor ketidakpatuhan dari perawat yaitu perawat yang melakukan perawatan luka post operasi ditunjukkan dengan belum menggunakan prosedur dengan benar. Dari ketidakpatuhan perawat melakukan perawatan luka yang tidak sesuai dengan SOP maka akan mengakibatkan terjadinya infeksi nosokomial (Djusmalinar & Andriani, 2010). World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa infeksi nosokomial merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Infeksi ini menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di dunia. Di Amerika Serikat infeksi ini menempati posisi pembunuh keempat dan terdapat 20.000 kematian tiap tahunnya akibat infeksi nosokomial ini (Marwoto, 2007). Di Indonesia, dalam penelitian di 11 rumah sakit di Jakarta pada tahun 2004 menunjukkan 9,8 persen pasien rawat inap mendapat infeksi nosokomial. Di RSUP Fatmawati 2010 kejadian infeksi nosokomial luka operasi menempati rangking tertinggi dibanding infeksi lainnya yaitu infeksi luka operasi (ILO) 2,3 %, ventilator asosiated pneumonia (VAP) 1,5 %, infeksi aliran darah primer (IADP) 1,7 %, dan infeksi saluran kemih (ISK) 1,9% (Kompas, 2011 ). METODE Metode dalam penelitian ini adalah descriptif corelational dengan pendekatan cross sectional. Deskriptif korelasional yaitu untuk melihat hubungan korelatif antara variabel satu dengan yang lainnya, peneliti dapat mencari, menjelaskan, memperkirakan, dan menguji berdasarkan teori yang ada (Nursalam 2008, h. 82). Sedangkan pendekatan cross sectional merupakan jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independent dan dependent dilakukan pada satu waktu (Nursalam

2008, h. 83). Pada penelitian ini, Peneliti mengobservasi perawat dalam melakukan perawatan luka post operasi dengan menggunakan lembar observasi (SOP) Rumah sakit Batang. Pengumpulan datanya menggunakan lembar observasi (SOP) Rumah saki Batang dan alat kuesioner. Setelah data terkumpul peneliti melakukan pengolahan data yang selanjutnya peneliti menganalisa sejauh mana hubungan motivasi dengan kepatuhan perawat pelaksana dalam melaksanakan perawatan luka post operasi di RSUD Batang. Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan keseluruhan perawat pelaksana yang bekerja di Ruang rawat inap RSUD Batang sebanyak 134 perawat, Teknik Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling, Berdasarkan teori dari Nursalam (2008, h. 91) menyatakan jumlah sampel jika besar populasi 1000, maka sampel bisa diambil 20-30%, maka peneliti mengambil sampel 25 % dari jumlah populasi 134 yaitu sebanyak 34 perawat pelaksana. Analisis data pada penelitian ini peneliti menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Motivasi perawat pelaksana di RSUD Batang dapat dilihat bahwa dari 34 responden lebih dari separuh yaitu 20 responden (58,8%) mempunyai motivasi rendah dan kurang dari separuh yaitu 14 responden (41,2%) mempunyai motivasi tinggi. Dari data tersebut artinya lebih dari separuh responden menyatakan bahwa perawat pelaksana di RSUD Batang motivasinya rendah dalam melaksanakan perawatan luka post operasi. Kepatuhan perawat pelaksana dalam melaksanakan perawatan luka post operasi di RSUD Batang. Menunjukkan hasil bahwa dari 34 responden, sebanyak 22 responden (64,7%) menyatakan tidak patuh. Dan sebanyak 12 responden (35,3%) menyatakan patuh. Dari data tersebut artinya bahwa sebagian besar responden tidak patuh dalam melaksanakan perawatan luka post operasi di RSUD Batang.

Sedangkan analisa bivariat menggambarkan motivasi dan kepatuhan perawat pelaksana diperoleh ρ value = 0,009 (ρ lebih kecil dari alpha yaitu 0,05) maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang bermakna antara motivasi perawat dengan kepatuhan perawat pelaksana dalam melaksankan perawatan luka post operasi sesuai dengan SOP di RSUD Batang. Teori motivasi menurut Douglas Mc Gregor bahwa motivasi itu penting untuk mendorong seseorang dalam bekerja karena motivasi merupakan energi yang mendorong seseorang untuk bangkit menjalankan tugas pekerjaan mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Siagian 2009, h.106). Pencapai tujuan menurut Hakcman dan Oldham (1989) menyebutkan bahwa pencapai tujuan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya motivasi kerja yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil pekerjaan yang dilakukan (Suyanto, 2009 h.63). Kepatuhan perawat merupakan perilaku perawat yang dapat di observasi dan dapat langsung diukur (Prihatiningsih 2010, h. 15). Katz dan Green (1992) dalam Akrodhana (2004), menyebutkan ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan antara lain kemampuan, motivasi, masa kerja, latar belakang pendidikan, fasilitas atau peralatan, serta kejelasan prosedur. Melihat hasil penelitian ini diharapkan para kader untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan dalam kegiatan posyandu lansia, dan melakukan tugas-tugasnya di luar posyandu, seperti melakukan kunjungan rumah, mengajak para lansia untuk datang pada kegiatan posyandu, serta melaksanakan kegiatan yang menunjang kegiatan posyandu lansia agar minat lansia yang datang ke posyandu meningkat

Melihat hasil penelitian ini diharapkan perawat pelaksana lebih meningkatkan kepatuhan dan motivasinya dalam melaksanakan perawatan luka post operasi untuk mencegah terjadinya infeksi maka perawatan luka harus dilakukan sesuai dengan SOP untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. SIMPULAN DAN SARAN Dapat disimpulkan bahwa di RSUD Batang, Perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap di RSUD Batang lebih dari separuh responden (58,8%) menyatakan motivasi rendah. Perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap di RSUD Batang sebagian besar responden (64,7%) menyatakan kurang patuh terhadap SOP perawatan luka post operasi. Ada hubungan motivasi dengan kepatuhan perawat pelaksana dalam melaksanakan perawatan luka post operasi sesuai dengan SOP di RSUD Batang, karena didapatkan ρ value = 0,009. Saran bagi institusi rumah sakit perlu adanya upaya untuk meningkatkan motivasi perawat pelaksana yaitu dengan pemberian insentif, supervisi teknis yang baik, in house training dan mengadakan kegiatan yang dapat meningkatkan hubungan interpersonal dan bagi profesi keperawatan agar meningkatkan motivasinya dalam memberikan pelayanan perawatan luka post operasi. Selain itu perawat harus mampu meningkatkkan kemapuan dan lebih memahami konsep tentang perawatan luka post operasi agar sesuai dengan SOP yang ada di rumah sakit. ACKNOWLEDGEMENT AND REFERENCES Djusmalinar & Andriani. (2010). Gambaran Motivasi Perawat dalam Implementasi Perawatan Luka Post Operasi sesuai Standar Operasional Prosedur di Ruang Seruni RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta. Praptianingsih, S. (2007). Kedudukan Hukum Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan di rumah sakit. Jakarta: Raja Grafindo. Setiyawati & Supratman. (2008). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Kepatuhan Perawat dalam Pencegahan Infeksi Luka Operasi di Ruang Rawat Inap RSUD DR. Moewardi. Suyanto. (2009). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit. Yogyakarta : Mitra Cendekia,..