BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

dokumen-dokumen yang mirip
Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang hanya dapat direkayasa semata.

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah

BAB V PENUTUP. syariah yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku umat Islam dalam memandang kelembagaan-kelembagaan yang ada

BAB III DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB V PENUTUP. sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Prinsip syariah yang di tuangkan dalam akad Dalam hal ini

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat pesat dan kebutuhan. menjadi dua yaitu asuransi syariah dan asuransi konvensional.

BAB IV. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1 yaitu PRUlink. Syariah Assurance Account (PAA Syariah) dan PRUlink syariah investor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH PRODUK UNIT LINK SYARIAH

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat pemanfaatan lembaga keuangan baik bank maupun non bank sulit

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

perbankan di Indonesia menganut dual banking system yaitu perbankan konvensional dan

BAB I PENDAHULUAN. memberatkankalangan yang tidak mampu tetapi, juga memberatkan dari

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

1. PENDAHULUAN. diberikan kepada masyarakat dalam mengatasi risiko yang terjadi di masa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia perbankan, terutama perbankan syari ah tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB III. A. Gambaran Umum PT Prudential Life Assurance. 1. Latar Belakang Berdirinya PT Prudential Life Assurance

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko

BAB II ASURANSI JIWA DALAM HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil bila petunjuk kehidupan yang lengkap ini dipisah-pisahkan antara

BAB VI PENUTUP. Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil

BAB I PENDAHULUAN. tidak terduga dimasa depan, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru Pada Produk Unit Link

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014tentang Perasuransi memuat. Usaha perasuransian adalah segala usaha yang menyangkut jasa

BAB V PENUTUP. maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Akad/Kontrak Pada Asuaransi. Jiwa Bersama (AJB) Syariah Cabang Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

SYARIAH ASSURANCE ACCOUNT DI PT. PRUDENTIAL

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Selayaknya orang tua selalu mengharapkan anak-anaknya. atau bahkan sampai terjadi anak-anak tersebut putus sekolah.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas

BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kaitan dengan Muamalah, sebenarnya syariat Islam cukup terbuka dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah merupakan bisnis yang menjanjikan dan semoga bukan

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan tidak ada hidup tanpa risiko sebagaimana tidak ada hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1991 diawali dengan pelaksanaan perbankan syariah 1. kebidang kegiatan ekonomi lainnya, salah satunya yaitu asuransi syariah.

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan dana pensiun. (Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, 2008: 48) (2012), tiga diantaranya merupakan asuransi jiwa syariah.

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

PENGARUH PENDAPATAN DAN BIAYA PADA LABA DI PT ASURANSI SINARMAS SYARIAH PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam belakangan ini mulai menunjukkan. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. Michael E. Porter, Competitif Strategy, Erlangga, Jakarta, 1993, hlm. 16

APPLICATION OF UNIT LINK

BAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, 2012, h Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 60.

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Konsep anjak piutang ( factoring) yang berdasarkan prinsip syariah sering dikatakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian diri, namun penyesuaian diri tersebut tidak melepaskan diri dari. fitrah manusia yang selalu beradapan dengan risiko.

BAB I PENDAHULUAN. merugikan ( pure risk), seperti resiko bisnis, resiko kecelakaan, dan resiko sakit.

Sekretariat : Jl. Dempo No. 19 Pegangsaan - Jakarta Pusat Telp. (021) Fax: (021)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dalam perjalanan hidupnya pasti memiliki resiko dan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmengertianya akan masalah metafisis. Manusia tidak dapat

BAB IV STUDI ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG APLIKASI RETENSI CO ASURANSI SYARI AH DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. TAKA>FUL INDONESIA DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan produk asuransi berbasis

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. terduga akan terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita sebagai manusia tidak seorangpun mengetahui tentang apa yang akan terjadi di masa datang secara sempurna walaupun menggunakan berbagai alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan ketidakpastian. Maka wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang hanya dapat di rekayasa semata. Resiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit atau dipecat dari pekerjaan. Dalam bisnis yang dihadapi dapat berupa resiko kebakaran, kerusakan atau kehilangan. Setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi, sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi. Maka diperlukan perusahaan yang mau menanggung resiko tersebut yaitu perusahaan asuransi. Lembaga keuangan nonbank yang ada di Indonesia salah satunya adalah asuransi. 1 Yang dimaksud dengan asuransi adalah sutau perjanjian-peruntungan. 2 Lembaga ini menampung uang dari nasabah untuk masa depan. Namun terdapat beberapa kekurangan di dalam polis asuransi seperti adanya unsur penipuan, ada juga yang lainnya seperti pemindahan resiko yang diikuti pemindahan kepemilikan yang sebelumnya dimilki oleh seseorang menjadi milik perusahaan asuransi 1 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syari'ah: Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: Gema Insani, 2004), 5. 2 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), 307.

2 yang diikuti oleh orang tersebut. Hal ini masih banyak kejanggalankejanggalan yang ada di dalam asuransi konvensional. Yang merupakan pelanggaran hukum terselubung dari perusahaan asuransi konvensional, Namun demikian asuransi juga memiliki manfaat, tapi kendalanya adalah seperti apa yang telah tersebutkan di atas. Maka muncul lah asuransi syari ah sebagai solusi dari asuransi konvensional. Asuransi syariah, kini semakin berkembang. Sejak diperkenalkan di Indonesia pada 1994, hingga saat ini jumlah industri asuransi syariah mencapai 39 perusahaan dengan ratusan cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam Ensiklopedia hukum Islam bahwa asuransi adalah transaksi perjanjian antara dua pihak; pihak pertama berkewajiban membayar iuran dan pihak lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama sesuai dengan perjanjian yang dibuat. 3 Asuransi syariah merupakan usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. Di Indonesia lembaga syariah sekarang berkembang dengan sangat pesat baik asuransi ataupun perbankan dan usaha lainnya yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah. 3 AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teoritis, dan Praktis, (Jakarta: Prenada Media, 2012), 59.

3 Ayat Al-Quran yang berkaitan dengan Asuransi Syariah diantaranya ayat-ayat Al-Quran yang mempunyai muatan nilai yang ada dalam praktik asuransi adalah : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-nya. 4 Ayat ini memuat perintah (amr) tolong-menolong antar sesama manusia. Dalam bisnis asuransi, nilai ini terlihat dalam praktik kerelaan anggota (nasabah) perusahaan asuransi untuk menyisihkan dananya agar digunakan sebagai dana sosial. Dana sosial ini berbentuk rekening tabarru pada perusahaan asuransi dan difungsikan untuk menolong salah satu anggota (nasabah) yang sedang mengalami musibah. Salah satu akad asuransi yang diperbolehkan adalah akad tabarru. 5 Akad tabarru adalah akad yang dilakukan dalam bentuk hibah dengan tujuan kebajikan atau tolong menolong antar peserta. Dalam akad tabarru peserta memberikan dana hibah yang akan dipergunakan untuk menolong peserta yang tertimpa musibah. Diantara perusahaan asuransi yang menggunakan akad tabarru adalah PT Prudential Life Assurance yang memiliki produk bernama PRUlink Syariah. PRUlink Syariah adalah sebuah produk asuransi yang dikaitkan 4 Q.S. Al-Maidah ayat 2. 5 Fatwa DSN-MUI No. 53/III/2006.

4 dengan investasi berbasis syariah. PRUlink Syariah merupakan produk asuransi jiwa dengan fleksibilitas tak terbatas yang memungkinkan peserta untuk sewaktu-waktu mengubah jumlah pertanggungan, kontribusi serta cara pembayaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta. Produk ini merupakan unit linked kontribusi berkala yang menawarkan berbagai pilihan dana investasi pilihan termasuk pengembalian dana tabarru kepada peserta yang berhenti sebelum masa premi berakhir. 6 Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 81/DSN-MUI/III/2011 peserta secara individu tidak boleh meminta kembali dana tabarru yang sudah dibayarkan kepada perusahaan asuransi. Namun dalam aplikasi produk PRUlink Syariah diatas, ada salah satu peserta berhenti sebelum masa perjanjian berakhir (premi) maka dana tabarru tersebut dikembalikan kepada peserta tersebut meskipun tidak seluruhnya. Dengan melihat mekanisme dan aplikasi pada produk tersebut, maka penulis ingin membahas lebih dalam lagi hal-hal yang berkaitan dengan pengembalian dana tabarru khususnya pada pada produk PRUlink Syariah di PT Prudential Life Assurance. B. Identifikasi Dan Batasan Masalah 6 Tim Prudential, Materi PRUfast Start, tanggal 15 Maret 2016.

5 Identifikasi masalah dilakukan untuk menjelaskan kemungkinankemungkinan cakupan masalah yang dapat muncul dalam penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalahmasalah sebagai berikut : 1. Permasalahan pengembalian dana tabarru pada produk PRUlink Syariah di PT Prudential Life Assurance. 2. Analisis fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 81/DSN-MUI/III/2011 terhadap pengembalian dana tabarru pada produk PRUlink Syariah di PT Prudential Life Assurance. Batasan masalah ini bertujuan memberikan batasan dari permasalahan yang ada untuk memudahkan pembahasan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti memberikan batasan yaitu : 1. Permasalahan pengembalian dana tabarru pada produk PRUlink Syariah di PT Prudential Life Assurance. 2. Analisis fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 81/DSN-MUI/III/2011 terhadap pengembalian dana tabarru pada produk PRUlink Syariah di PT Prudential Life Assurance. C. Rumusan Masalah

6 Dari deskripsi tersebut, maka rumusan masalah yang dibahas yaitu : 1. Bagaimanakah sistem pengembalian dana tabarru bagi peserta yang berhenti sebelum masa perjanjian berakhir pada produk PRUlink Syariah di PT Prudential Life Assurance? 2. Bagaimanakah analisis Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 81/DSN- MUI/III/2011 tentang pengembalian dana tabarru bagi peserta yang berhenti sebelum masa perjanjian berakhir pada produk PRUlink Syariah di PT Prudential Life Assurance? D. Kajian Pustaka Penelitian terdahulu yang membahas dana tabarru adalah skripsi dengan judul Analisis Hukum Islam terhadap Fatwa DSN-MUI tentang Pengembalian Surplus Underwriting Dana Tabarru Kepada Pemegang Polis Asuransi Syariah. Skripsi tersebut membahas metode istinbat serta akad yang dipakai DSN-MUI dalam pengembalian dana tabarru. DSN-MUI mengeluarkan fatwa tentang pengembalian dana tabarru menggunakan metode pendekatan maqa>sid al-syari> ah hal tersebut mendatangkan kemanfaatan yang jauh lebih besar karena untuk menghindarkan dari ghara>r, maisir, dan riba> yang biasa terdapat dalam asuransi konvensional. 7 Penelitian yang juga membahas masalah serupa yaitu Tinjauan Hukum Islam atas Laba Tertahan (Retained) Pada Produk PRUlink Syariah Assurance Account di PT Prudential Life Assurance. Skripsi ini membahas tentang 7 M. Naf an Dawam, Analisis Hukum Islam Terhadap Fatwa DSN-MUI Tentang Pengembalian Surplus Underwriting Dana Tabarru Kepada Pemegang Polis Asuransi Syariah, (Skripsi UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2011).

7 mekanisme laba tertahan yang menggunakan akad tabarru. Kemudian dianalisis menggunakan Hukum Islam, adapun menurut Hukum Islam aplikasi laba tertahan ini tidak bertentangan, karena aplikasi ini dikelola oleh pihak yang secara independent berdiri sendiri, tidak bercampur dengan pengelola akad waka>lah. 8 Pembahasan di atas telah memaparkan mengenai penelitian sebelumnya, dari kajian penelitian terdahulu penulis dapat menemukan perbedaannya dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Penulis dalam penelitian ini akan lebih mengkaji kebolehan tentang pengembalian dana tabarru pada produk PRUlink Syariah di PT Prudential Life Assurance menurut Fatwa DSN-MUI. E. Tujuan Penelitian Berangkat dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui sistem pengembalian dana tabarru pada produk PRUlink Syariah di PT Prudential Life Assurance. 2. Untuk mengetahui analisis Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 81/DSN- MUI/III/2011 tentang pengembalian dana tabarru pada produk PRUlink Syariah di PT Prudential Life Assurance. F. Kegunaan Penelitian 8 Ulva Nur Chasanah, Tinjauan Hukum Islam Atas Laba Tertahan (Retained) Pada Produk PRUlink Syariah Assurance Account Di PT Prudential Life Assurance, (Skripsi UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2010).

8 Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka diharapkan berguna untuk: 1. Aspek teoritis : memperkaya khazanah dalam bidang hukum islam khususnya yang berkaitan dengan analisis fatwa DSN-MUI pada produk PRUlink Syariah di PT Prudential Life Assurance. 2. Aspek praktis : sebagai bahan acuan masyarakat dalam memahami mekanisme pengembalian dana tabarru pada produk PRUlink Syariah di PT Prudential Life Assurance. G. Definisi Operasional Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, serta untuk menghindari kesalahpahaman pembaca dalam mengartikan judul skripsi ini, penulis perlu mengemukakan beberapa istilah yang terkait dengan judul penelitian, perinciannya sebagai berikut : Fatwa DSN No. 81/DSN-MUI/III/2011 : Keputusan yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang berisi tentang ketentuan hukum pengembalian dana tabarru bagi peserta yang berhenti sebelum masa perjanjian berakhir. Dana Tabarru : Kumpulan dana yang berasal dari kontribusi peserta, yang dimaksudkan untuk membayar santunan kepada peserta yang mengalami musibah sesuai perjanjian yang disepakati.

9 PRUlink Syariah : Sebuah produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi berbasis syariah dengan fleksibilitas tak terbatas yang memungkinkan peserta untuk sewaktu-waktu mengubah jumlah pertanggungan, kontribusi serta cara pembayaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan rancangan keuangan masa depan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. 9 H. Metode Penelitian Secara metodologi, penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan studi deskriptif analitis. Untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah, maka tahapan-tahapannya sebagai berikut : 1. Data yang dihimpun Data merupakan segala keterangan (informasi) mengenai segala hal yang berkaitan dengan tujuan dan kegunaan penelitian. Adapun data yang dikumpulkan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan dalam rumusan masalah adalah data tentang pengembalian dana tabarru pada produk PRUlink Syariah di PT Prudential Life Assurance yang beralamat di Ruko Bung Tomo Kav. 50, Surabaya. 2. Sumber data a. Sumber primer 9 Materi PRUfast start, tanggal 15 Maret 2016

10 Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti. 10 Yang dimaksud dalam hal ini adalah : 1) Unit manager PT Prudential Life Assurance kantor SB3 Surabaya, Bapak Wisnu Sabdo Prabowo. 2) Para peserta pemegang polis PRUlink Syariah yang berhenti sebelum masa pembayaran premi berakhir. b. Sumber sekunder Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti. 1) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah. 2) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 53/DSN-MUI/III/2006 Tentang Akad Tabarru Pada Asuransi Syariah. 3) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang Pengembalian Dana Tabarru Bagi Peserta Yang Berhenti Sebelum Masa Perjanjian Berakhir. 4) Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah 5) Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah: Konsep dan Sistem Operasional 6) Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah 10 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 308-309.

11 7) Zainudin Ali, Hukum Asuransi Syariah 3. Teknik pengumpulan data a. Metode observasi adalah proses pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat permasalahan yang ada pada produk PRUlink Syariah khususnya mengenai pengembalian dana tabarru. b. Metode interview (wawancara) adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara langsung ataupun tidak langsung. 11 Penulis melakukan Tanya jawab langsung kepada Unit Manager PT Prudential untuk mendapatkan data yang diinginkan. c. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa buku resmi, website resmi, dan segala yang berkaitan dengan pengembalian dana tabarru pada produk PRUlink Syariah. 4. Teknik Pengolaan Data Adapun untuk menganalisa data-data dalam penelitian ini, penulis melakukan hal-hal berikut: a. Editing, merupakan salah satu upaya untuk memeriksa kelengkapan data yang dikumpulkan. Teknik ini digunakan untuk meneliti kembali data-data yang diperoleh 12. Hal tersebut dilakukan untuk memeriksa 11 Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, 70-83. 12 Soeratno, Metode Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: UUP AMP YKPM, 1995), 127.

12 kembali data-data tentang pengembalian dana tabarru pada produk PRUlink Syariah. b. Organizing, yaitu menyusun sistematika data dari proses awal hingga akhir tentang mekanisme pendaftaran nasabah sampai dengan pengembalian dana tabarru pada produk PRUlink Syariah. c. Analizing, yaitu tahapan analisis fatwa Dewan Syariah Nasional tentang pengembalian dana tabarru. Analisis dimulai dari pendaftaran nasabah hingga pengembalian dana tabarru pada produk PRUlink Syariah dan disesuaikan dengan fatwa Dewan Syariah Nasional No. 81/DSN-MUI/III/2011 mengenai praktik pengembalian dana tabarru pada produk PRUlink Syariah di PT Prudential Life Assurance. 5. Teknik analisis data a. Deskriptif analisis, yaitu data yang diperoleh tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekedar angka. 13 Maksudnya penulis memaparkan mengenai pengembalian dana tabarru pada produk PRUlink Syariah dalam bentuk narasi. b. Induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu menjadi 13 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, 39.

13 hipotesis. 14 Penulis memaparkan sistem pengembalian dana tabarru bagi peserta yang berhenti sebelum masa pembayaran premi berakhir pada produk PRUlink Syariah kemudian dianalisis dengan fatwa Dewan Syariah Nasional No. 81/DSN-MUI/III/2011 dan hasilnya dituangkan dalam kesimpulan. I. Sistematika Pembahasan Pembahasan dalam penelitian ini disusun dengan menggunakan sistematika sebagai berikut : Bab pertama pendahuluan, penulis membahas latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, serta metode penelitian yang digunakan dalam memperoleh data yang diperlukan dan sistematika pembahasan. Bab kedua, mengemukakan landasan teori tentang praktik pengembalian dana tabarru berdasarkan sumber-sumber pustaka yang mencakup pengertian, dasar hukum, rukun dan syarat, serta ketentuannya. Bab ketiga, akan menjelaskan mengenai deskripsi secara umum dari objek penelitian. Dalam deskripsi data penelitian penulis memaparkan data diantaranya, yang berisi profil berdirinya PT Prudential Life Assurance, gambaran umum dan produk-produk PRUlink Syariah, akad dalam PRUlink Syariah, mekanisme pengembalian dana tabarru, dan motif peserta yang 14 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, 335.

14 berhenti sebelum masa pembayaran premi berakhir serta dampak bagi peserta lain yang masih aktif membayar premi. Bab keempat, membahas dan menganalisa hasil yang didapat dari data. Bab ini berisi tentang analisis fatwa Dewan Syariah Nasional No.81/DSN-MUI/III/2011 terhadap pengembalian dana tabarru pada produk PRUlink Syariah di PT Prudential Life Assurance. Bab kelima merupakan akhir dari penelitian yang berisikan tentang kesimpulan dan saran.