ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR DI KECAMATAN DEPOK DAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR DI KECAMATAN DEPOK DAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN

Jurnal. Skripsi S-1 Program Studi Geografi

BAB I PENDAHULUAN. Sleman DIY. Simpang ini menghubungkan kota Jogjakarta dengan kota-kota lain di

PEMODELAN SPASIAL TINGKAT KERAWANAN KEMACETAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN KOLEKTOR SEKUNDER KELURAHAN TERBAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE EVALUASI. Metode evaluasi adalah tahapan-tahapan yang penjabarannya secara rinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KINERJA KORIDOR JARINGAN JALAN KALIURANG DAN JALAN PARANGTRITIS, PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Fatwi Cahya Wardani

BAB III METODE PENELITIAN. Inti dari metodologi penelitian adalah menguraikan cara penelitian ini

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan tranportasi darat saat ini khususnya di jalan raya, dirasakan

ANALISIS KINERJA JALAN PERKOTAAN STUDI KASUS RUAS JALAN HR. SOEBRANTAS KM 3 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Simpang jalan merupakan tempat terjadinya konflik lalu lintas. Kinerja dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dalam sebuah kota, maupun pendapatan masyarakat.

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

PENILAIAN ANALISA DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PERTUMBUHAN BANGKITAN DAN TARIKAN LALU LINTAS (Studi Kasus Industri Cold Storage Banyuwangi)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seiring dengan perkembangan suatu kota dan semakin meningkatnya arus lalu-lintas, pertumbuhan perhotelan juga

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

E:mail :

KOORDINASI SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG KENTUNGAN-SIMPANG MONJALI YOGYAKARTA

KONSTRIBUSI MOBILITAS SISWA SMAN FAVORIT TERHADAP KINERJA RUAS JALAN DI KOTA BANDUNG

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Proposal disetujui. Persiapan materi penelitian: Cek persiapan penelitian

BAB III METODE STUDI

PENINGKATAN KAPASITAS DAN KINERJA SIMPANG BERSINYAL DALAM PERENCANAAN FLYOVER SIMPANG TANJUNG API-API PALEMBANG

INTEGRASI PENGINDERAAN JAUH DAN SIG UNTUK PENENTUAN JALUR OPTIMUM BERDASARKAN TINGKAT KEMACETAN DI SEBAGIAN RUAS JALAN KECAMATAN CIBINONG KAB.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pelajar sekaligus kota wisata. Identitas sebagai kota pelajar tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Kota Dili sebagai Ibukota Negara Timor Leste yang terus mengalami

Kata kunci: Bangkitan Pergerakan, Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. Mencapai derajat Sarjana S-1. Fakultas Geografi. Oleh: RAHARDHIANSYAH SETIAWAN ALFANDANI

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya

JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. studi yakni Jl. Laksda Adisucipto Simpang Janti antara lain :

Analisa Tinjauan Pemisah Arah Permanen Terhadap Arus Lalu Lintas Jalan Yos Sudarso - Rumbai

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAMPAK LALU LINTAS PEMBANGUNAN STASIUN PNGISIAN BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR (SPBKB) RANUYOSO LUMAJANG

ANALISIS FLUKTUASI ARUS LALU LINTAS KOTA PALU (Studi Kasus: Kota Palu Bagian Barat)

III. METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan literature baik berupa buku buku transportasi, artikel, jurnal

III. METODOLOGI PENELITIAN. harus tepat (dapat mengukur variabel yang diinginkan) dan dengan validitas

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JARINGAN JALAN DI KOTA SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

operasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup tinggi mengakibatkan peningkatan jumlah kendaraan yang beroperasi di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH MANUVER PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JARINGAN JALAN DI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pemilikkan kendaraan, perluasan kota serta peningkatan aktivitas

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Geografi

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

ANALISIS WAKTU TEMPUH PERJALANAN KENDARAAN RINGAN KOTA SAMARINDA ( Studi Kasus JL. S. Parman- Ahmad Yani I- Ahmad Yani II- DI. Panjaitan- PM.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi merupakan salah satu prasarana yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang dilakukan oleh semua lapisan masyarakat disetiap bidangnya. Salah

KELAYAKAN PENERAPAN LAJUR SEPEDA MOTOR DI JALAN SUNSET ROAD BALI FEASIBILITY OF MOTORCYCLE LANE APPLICATION IN SUNSET ROAD BALI

EVALUASI KECEPATAN TRANSAKSI DI GERBANG TOL PASTEUR BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang. dan prasarana yang didukung oleh tata laksana dan sumber daya manusia

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN JALAN CIHAMPELAS

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KEPADATAN LALU LINTAS DI KECAMATAN DENPASAR BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI U-TURN RUAS JALAN ARTERI SUPADIO KABUPATEN KUBU RAYA

BAB I PENDAHULUAN. berada di Kota Yogyakarta dan banyaknya juga obyek wisata, menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum

STUDI EVOLUSI MATRIKS ASAL TUJUAN DINAMIS AKIBAT ADANYA FLUKTUASI ARUS LALULINTAS_,

KOORDINASI PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS. (Studi Kasus : Ruas Jalan Gajah Mada Surapati Hayam Wuruk di Kodya Denpasar) TESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL JALAN MENTENG RAYA JALAN PANGLIMA DENAI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sebaliknya, bila transportasi tidak ditata dengan baik maka mengakibatkan

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB VI KESIMPULAN SARAN. Jalan R. W. Monginsidi Kota Kupang sebegai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, saat ini sedang mengalami

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KINERJA JALAN DAN KECEPATAN PERJALANAN KENDARAAN PADA JALAN POCUT BAREN KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHALUAN. 1.1 Latar Belakang Geografi mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di permukaan bumi,

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maka pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana kota untuk menunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Efektivitas Penyediaan Celukan Angkutan Kota Di Jalan Margonda Raya (Studi Kasus: Depan Depok Town Square)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu pergerakan barang dan orang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi digunakan

Oleh: QOMARUDIN SHOLEH Dosen Pembimbing MACHSUS, ST. MT NIP

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

Geo Image 5 (1) (2016) Geo Image.

APLIKASI TEORI GELOMBANG KEJUT DALAM PENENTUAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA LENGAN PERSIMPANGAN BERSINYAL

Transkripsi:

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR DI KECAMATAN DEPOK DAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN Di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada jurusan Geografi Fakultas Geografi Oleh: DEWI INDRIASARI E 100150020 PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

i

ii

iii

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR DI KECAMATAN DEPOK DAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN ABSTRAK Pertumbuhan kendaraan bermotor yang besar di Kecamatan Depok dan Ngaglik telah membuat ruang gerak semakin sempit sehingga menimbulkan berbagai permasalahan, salah satunya yaitu penumpukan kendaraan di beberapa ruas jalan yang berakibat pada kemacetan lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis tingkat kemacetan lalu lintas di daerah kajian; (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kemacetan lalu lintas di daerah kajian. Metode yang digunakan yaitu metode survei dan observasi. Teknik sampling yang digunakan yaitu teknik Purposive sampling. Hasil penelitian menujukkan 3 tingkat kemacetan lalu lintas yaitu tinggi, sedang dan rendah. Kemacetan lalu lintas dibedakan menjadi 2 yaitu kemacetan saat hari kerja dan hari libur pada waktu jam puncak pagi dan sore. Kemacetan lalu lintas tinggi pada jam puncak pagi hari dan sore hari saat hari kerja terjadi di jalan yang sama yaitu Jln. Palagan simpul A, Jln. Kaliurang simpul A dan B, Jln. Adisucipto simpul A, B dan C. Tingkat kemacetan lalu lintas sedang terjadi di Jln. Ringroad Utara simpul B, sedangkan tingkat kemacetan rendah berada di Jln. Palagan simpul B, Jln. Ringroad Utara simpul A. Kemacetan lalu lintas saat hari libur pada jam puncak pagi dengan tingkat kemacetan rendah terjadi di Jalan Palagan simpul A dan B, Jln. Kaliurang simpul B, Jln. Ringroad Utara simpul A dan B, sedangkan kemacetan lalu lintas sedang terjadi di Jln. Kaliurang simpul A dan Jln. Adisucipto simpul A, B, C. Kemacetan lalu lintas tinggi pada jam puncak sore hari saat hari libur terjadi di Jln. Palagan simpul A, Jln. Kaliurang simpul A, B dan Jln. Adisucipto simpul A, B, C, sedangkan kemacetan lalu lintas sedang terjadi di Jln. Ringroad Utara simpul A, B dan untuk kemacetan lalu lintas rendah hanya terjadi di Jln. Palagan simpul B. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor dominan yang menyebabkan terjadinya kemacetan lalu lintas yaitu pertemuan jalan atau lokasi persimpangan. Kata kunci: Kemacetan lalu lintas, Jalan, Kecamatan Depok, Kecamatan Ngaglik ABSTRACT The increasing vehicles growth in Depok and Ngaglik District have made the space getting narrower and causing problems such as the vehicles accumulation in some roads which are lead into traffic congestion. This study aims to: (1) analyse the level of traffic congestion in the assessment area, and (2) analyse the influencing factors of traffic congestion occurrence in the study area. The method used in this study was Survey Method. The sampling technique used Purposive sampling technique. 1

The preliminary results showed that there were three levels of traffic congestion in the study area which are shown by the high-level, medium-level, and low-level of congestion. Traffic congestion can be divided into two seasons, namely, the hari kerja and the hari libur in two hours of the peak time in the morning and afternoon. The highlevel of congestion in the morning and afternoon peak hours at the hari kerja occurred both in Palagan Road Knot A, Kaliurang Road Knot A and B, and Adisucipto Road Knot A, B, and C. The medium-level of congestion was found in North Ring road Knot B, meanwhile the low-level of congestion was found in Palagan Road Knot B and North Ring road Knot A. Traffic congestion at the peak hour of the hari libur with the lowlevel was seen in Palagan Road Knot A and B, Kaliurang Road Knot B, and North Ring road Knot A and B, meanwhile the medium-level was occurred in Kaliurang Road Knot A and Adisucipto Road Knot A, B, and C. High-level of congestion at the afternoon peak hour at the hari libur was found in Palagan Road Knot A, Kaliurang Road Knot A, B, and Adisucipto Road Knot A, B, and C, meanwhile the medium-level was occurred in North Ring road Knot A and B, and low-level was seen in Palagan Road Knot B. The analysis result showed dominant factor that causing of traffic congestion is intersections location. Keywords: Traffic congestion, Road, Depok District, Ngaglik District. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan kendaraan selama beberapa dekade terakhir ini tumbuh dengan sangat cepat, jauh lebih cepat daripada penambahan panjang infrastruktur jalan yang mengakibatkan permasalahan kemacetan, terutama di kota-kota besar di Indonesia termasuk jalan-jalan arteri yang terus bertambah padat (Gunardo, 2014). Kabupaten Sleman merupakan Kabupaten yang memiliki pertumbuhan kendaraan bermotor tertinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta, selama 5 tahun terakhir dari tahun 2009 sampai 2014 pertumbuhan kendaraannya sebesar 125.157 dengan total jumlah kendaraan 2.346.437 (Tribunnews, 2014). Kecamatan Depok dan Kecamatan Ngaglik merupakan kecamatan yang memiliki andil yang besar dalam pertumbuhan kendaraan bermotor di Kabupaten Sleman. Kecamatan Depok dan Ngaglik merupakan kecamatan yang menjadi daerah perkotaan, bagian dari Kota Yogyakarta. Kelengkapan berbagai fasilitas seperti pusat pendidikan, kesehatan, pusat kegiatan ekonomi, jasa, pariwisata, dan obyek vital lainnya terdapat di Kecamatan Depok dan Ngaglik. Berbagai fasilitas yang ada telah membuat volume kendaraan semakin besar, sehingga membuat ruang gerak di Kecamatan Depok dan Kecamatan Ngaglik semakin menyempit. 2

Lebih dari 15 Universitas dan Sekolah Tinggi baik itu negeri maupun swasta di Kecamatan Depok dan Kecamatan Ngaglik seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia dan lainnya yang setiap tahun telah mendatangkan puluhan ribu mahasiswa baru yang berasal dari Jawa maupun Luar Jawa. Kehadiran puluhan ribu mahasiswa baru setiap tahunnya sering kali diikuti oleh naiknya volume kendaraan bermotor yang digunakan untuk menunjang aktivitas sehari-hari para mahasiswa. Penggunaan kendaraan bermotor pribadi dianggap lebih fleksibel dibandingkan dengan menggunakan transportasi umum yang disediakan oleh pemerintah, hal tersebut telah berdampak pada naiknya volume kendaraan. Volume kendaraan yang semakin bertambah tidak diikuti dengan luas jalan yang ada sehingga terjadi penumpukan kendaraan di ruas jalan arteri dan kolektor pada dua kecamatan tersebut yang berakibat pada kemacetan lalu lintas pada jam-jam tertentu. Kemacetan merupakan kondisi dimana arus lalu lintas meningkat pada ruas jalan tertentu, sehingga waktu tempuh bertambah karena kecepatan menurun yang berakibat pada tidak lancarnya pergerakan di ruas jalan tertentu (Dinas Perhubungan, 1997). 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) menganalisis tingkat kemacetan lalu lintas di daerah kajian; (2) menganalisis faktor dominan yang mempengaruhi terjadinya kemacetan lalu lintas di daerah kajian. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survei dan observasi. Data primer dari penelitian ini berupa data volume lalu lintas, penggunaan lahan, tingkat kemacetan lalu lintas dan faktor dominan kemacetan lalu lintas. Data penggunaan lahan diperoleh dari interpretasi dan digitasi citra Ikonos yang mengacu pada klasifikasi penggunaan lahan Sutanto. Data volume lalu lintas diperoleh dari survei. Data tingkat kemacetan lalu lintas diperoleh dari perhitungan tingkat pelayanan jalan dan survei, sedangkan faktor dominan kemacetan diperoleh dari observasi kemacetan lalu lintas. 3

Survei yang dilakukan sebanyak 3 kali meliputi survei volume lalu lintas, penggunaan lahan dan survei tingkat kemacetan lalu lintas. Teknik sampling yang digunakan yaitu Purposive Sampling, dimana sampel yang diambil berdasarkan dengan tujuan tertentu yang sudah ditentukan. Sampling pada volume lalu lintas mengacu pada titik persimpangan jalan yang memiliki pertemuan arus kendaraan yang tinggi. Sampling penggunaan lahan mengacu pada obyek-obyek hasil interpretasi penggunaan lahan yang tertutup awan dan dekat dengan jalan besar. Sampling tingkat kemacetan mengacu pada ruas jalan yang memiliki potensi terjadinya kemacetan lalu lintas. Observasi dilakukan untuk mengetahui faktor dominan kemacetan lalu lintas di daerah penelitian. Instrument pada penelitian ini berupa kamera, checklist dan multicounter. Kamera berfungsi untuk dokumentasi, checklist lapangan untuk mengetahui faktor dominan yang menyebabkan kemacetan lalu lintas melalui observasi dan multicounter untuk memperoleh data volume lalu lintas. Perhitungan tingkat kemacetan lalu lintas mengacu pada perhitungan tingkat pelayanan jalan dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 dan peraturan menteri perhubungan tahun 2006 tentang menejemen rekayasa lalu lintas. Berikut tabel 2.1 menunjukkan tingkat kemacetan yang dibagi menjadi 4 yaitu sangat rendah, rendah, sedang dan tinggi. No. V/C ratio LOS (Tingkat Pelayanan Jalan) Tabel 2.1 Tingkat kemacetan lalu lintas Kondisi Arus Lalu Lintas Tingkat Kemacetan 1 0,0 0,19 A Arus bebas Sangat Rendah 2 0,2 0,69 B C Arus stabil Rendah 3 0,7 1,0 D E Arus tidak stabil Sedang 4 >1,0 F Arus terhambat/macet Tinggi Sumber: Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan dengan perubahan Hasil tingkat pelayanan jalan diperoleh dari hasil pembagian volume lalu lintas (V) dengan kapasitas jalan (C). Pengambilan data volume dibedakan menjadi jam puncak pagi dan sore saat hari libur yang diwakili dengan hari minggu dan hari kerja diwakili dengan hari senin. 4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkup penelitian didasarkan pada 4 jalan yaitu Jln. Palagan, Jln. Kaliurang, Jln. Ringroad Utara dan Jln. Adisucipto yang meliputi jalan arteri dan kolektor. Jalan arteri terdiri dari Jln. Ringroad Utara dan Jln. Adisucipto, sedangkan jalan kolektor terdiri dari Jln. Palagan dan Jln. Kaliurang. Penentuan simpul jalan A dan B dimaksudkan untuk membagi jalan yang memiliki besar volume lalu lintas yang berbeda dan untuk mempermudah penyebutan. Pembagian didasarkan pada lampu APIL yang memiliki pertemuan arus lalu lintas yang tinggi. Jln. Palagan, Jln. Kaliurang, dan Jln. Ringroad dibagi menjadi simpul A dan B, sedangkan untuk Jln. Adisucipto dibagi menjadi simpul A, B dan C. Tingkat kemacetan lalu lintas untuk masing-masing jalan berbeda-beda pada jam puncak yang berbeda baik saat hari libur maupun hari kerja. Tingkat kemacetan dibagi menjadi 4 berdasarkan ketentuan klasifikasi, namun hasil perhitungan dari tingkat pelayanan jalan hanya ditemukan 3 klasifikasi kemacetan yaitu tinggi, rendah dan sedang. Hasil perhitungan dan pemetaan kemacetan lalu lintas memiliki akurasi presentase pada jam puncak pagi dan sore pada hari kerja sebesar 77,77%. Akurasi saat hari libur pada jam puncak pagi dan sore hari sebesar 88,88%. Kemacetan lalu lintas tinggi pada jam puncak pagi saat hari kerja terjadi di Jln. Palagan simpul A, Jln. Kaliurang simpul A dan B, Jln. Adisucipto simpul A, B dan C. Tingkat kemacetan lalu lintas yang sedang yaitu pada Jln. Ringroad Utara simpul A, sedangkan tingkat kemacetan yang rendah berada pada Jln. Palagan simpul B, Jln. Ringroad simpul A. Saat jam puncak sore hari saat hari kerja kemacetan lalu lintas tingkat tinggi, rendah dan sedang terjadi di jalan-jalan yang sama seperti jam puncak pagi hari saat hari kerja. Saat hari libur pada jam puncak pagi hari kemacetan lalu lintas rendah terjadi di Jln. Palagan simpul A dan B, Jln. Kaliurang simpul B, Jln. Ringroad Utara simpul A dan B, sedangkan kemacetan lalu lintas tingkat sedang terjadi di Jln. Kaliurang simpul A dan Jln. Adisucipto simpul A, B, C. Perbedaan kemacetan lalu lintas saat hari libur terjadi begitu besar pada jam puncak pagi hari dan sore hari. Kemacetan lalu lintas tinggi pada jam puncak sore hari terjadi di Jln. Palagan simpul A, Jln. Kaliurang simpul A, B dan Jln. Adisucipto simpul A, B, C, sedangkan kemacetan lalu lintas yang sedang terjadi di Jln. Ringroad Utara simpul A, B dan untuk kemacetan lalu lintas yang rendah hanya 5

terjadi di Jln. Palagan simpul B. Berikut tabel 3.1 menunjukkan tingkat kemacetan lalu lintas saat hari kerja pada jam puncak pagi dan sore hari. Tabel 3.1 Tingkat Kemacetan Lalu Lintas Hari Kerja (Pagi-Sore hari) No Nama Jalan Kondisi Arus Lalu lintas Tingkat kemacetan lalu lintas Pagi Sore Pagi Sore 1 Jln. Palagan (A) Arus Arus Tinggi Tinggi terhambat/macet terhambat/macet 2 Jln. Palagan (B) Arus stabil Arus stabil Rendah Rendah 3 Jln. Kaliurang (A) Arus Arus Tinggi Tinggi terhambat/macet terhambat/macet 4 Jln. Kaliurang (B) Arus Arus Tinggi Tinggi terhambat/macet terhambat/macet 5 Jln. Ringroad Arus stabil Arus stabil Rendah Rendah Utara (A) 6 Jln. Ringroad Arus stabil Arus tidak stabil Sedang Sedang Utara (B) 7 Jln. Adisucipto (A) Arus Arus Tinggi Tinggi terhambat/macet terhambat/macet 8 Jln. Adisucipto (B) Arus Arus Tinggi Tinggi terhambat/macet terhambat/macet 9 Jln. Adisucipto (C) Arus Arus Tinggi Tinggi terhambat/macet terhambat/macet Sumber : Pengolahan data, 2016 Perbedaan kemacetan pada hari libur dan hari kerja tidak terlalu besar perubahannya pada jalan kolektor seperti jalan palagan dan jalan kaliurang. Perubahan yang cukup besar terjadi pada jalan arteri yakni Jln. Adisucipto dan Jln. Ringroad. Penambahan volume lalu lintas pada hari libur terlihat dari banyaknya jumlah kendaraan berat seperti bus pariwisata dari luar kota yang akan dan telah berlibur di kota wisata Yogyakarta. Banyaknya tempat wisata di Yogyakarta menjadi daya tarik mayarakat dari luar jogja untuk berwisata. Kemacetan yang tinggi pada jalan arteri di Kecamatan Depok pada hari libur menunjukkan semakin banyak masyarakat yang berwisata maka semakin berputar roda perekonomian dari berbagai sektor pada daerah tersebut. Berikut tabel 3.2 menunjukkan tingkat kemacetan lalu lintas saat hari libur pada jam puncak pagi dan sore hari. 6

Tabel 3.2 Tingkat Kemacetan Lalu Lintas Hari Libur (Pagi-Sore hari) No Nama Jalan Kondisi Arus Lalu lintas Tingkat kemacetan lalu lintas Pagi Sore Pagi Sore 1 Jln. Palagan (A) Arus stabil Arus Rendah Tinggi terhambat/macet 2 Jln. Palagan (B) Arus stabil Arus stabil Rendah Rendah 3 Jln. Kaliurang (A) Arus tidak Arus Sedang Tinggi stabil terhambat/macet 4 Jln. Kaliurang (B) Arus tidak Arus Rendah Tinggi stabil terhambat/macet 5 Jln. Ringroad Utara Arus stabil Arus tidak stabil Rendah Sedang (A) 6 Jln. Ringroad Utara Arus stabil Arus stabil Rendah Sedang (B) 7 Jln. Adisucipto (A) Arus tidak Arus Sedang Tinggi stabil terhambat/macet 8 Jln. Adisucipto (B) Arus tidak Arus Sedang Tinggi stabil terhambat/macet 9 Jln. Adisucipto (C) Arus tidak Arus Sedang Tinggi stabil terhambat/macet Sumber : Pengolahan data, 2016 Kemacetan yang terjadi di jalan arteri dan kolektor di Kecamatan Depok dan Ngaglik disebabkan karena beberapa faktor yaitu simpang jalan yang ramai, pertemuan jalan atau lokasi persimpangan, lebar jalan yang kurang, parkir liar, pasar tumpah, mall atau area perdagangan dan volume yang besar. Faktor yang mendominasi kemacetan lalu lintas di jalan arteri dan kolektor di Kecamatan Depok dan Kecamatan Ngaglik yaitu pertemuan jalan atau lokasi persimpangan. Lebar jalan yang kurang merupakan faktor yang tidak mendominasi terjadinya kemacetan di jalan arteri dan kolektor di Kecamatan Depok dan Ngaglik. Berdasarkan observasi lapangan yang terdapat pada tabel diatas menunjukkan bahwa semakin banyak faktor yang mempengaruhi kemacetan lalu lintas pada suatu jalan maka semakin tinggi tingkat kemacetannya, hal tersebut terjadi di Jln. Palagan simpul A, Jln. Kaliurang simpul B, Jln. Adisucipto simpul A dan B. Semakin sedikit faktor yang mempengaruhi kemacetan lalu pada suatu jalan maka semakin rendah juga tingkat kemacetannya seperti yang terjadi pada Jln. Palagan simpul B. Berikut Tabel 3.3 menunjukkan faktor yang mempengaruhi kemacetan lalu lintas di jalan arteri dan kolektor di Kecamatan Depok dan Kecamatan Ngaglik. 7

Tabel 3.3 Faktor yang mempengaruhi Kemacetan Lalu Lintas No Nama Jalan Faktor-faktor yang mempengaruhi kemacetan lalu lintas Simpang jalan yg ramai Pertemuan jalan/ lokasi persimpangan Lebar jalan kurang Parkir liar 1 Jln. Palagan (A) 2 Jln. Palagan (B) 3 Jln. Kaliurang (A) 4 Jln. Kaliurang (B) 5 Jln. Ringroad Utara (A) 6 Jln. Ringroad Utara (B) 7 Jln. Adisucipto (A) 8 Jln. Adisucipto (B) 9 Jln. Adisucipto (C) Sumber : Pengolahan data, 2016 Berikut gambar 3.1 menunjukkan kemacetan lalu lintas yang terjadi di jalan arteri dan kolektor pada jam puncak pagi saat hari kerja. Pasar tumpah,mall, area perdagangan Volume besar Gambar 3.1 Peta Kemacetan Lalu Lintas Pagi Hari - Hari kerja 8

Berikut gambar 3.2 dan 3.3 menunjukkan kemacetan lalu lintas yang terjadi di jalan arteri dan kolektor di Kecamatan Depok dan Ngaglik pada jam puncak sore pada hari kerja dan jam puncak pagi saat hari libur. Gambar 3.2 Peta Kemacetan Lalu Lintas Sore Hari - Hari kerja Gambar 3.3 Peta Kemacetan Lalu Lintas Pagi Hari - Hari libur 9

Berikut gambar 3.4 menunjukkan kemacetan lalu lintas yang terjadi di jalan arteri dan kolektor di Kecamatan Depok dan Ngaglik pada jam puncak sore saat hari libur. Gambar 3.4 Peta Kemacetan Lalu Lintas Sore Hari - Hari libur 4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kemacetan lalu lintas tinggi pada jam puncak pagi dan sore saat hari kerja terjadi di jalan yang sama yaitu Jln. Palagan simpul A, Jln. Kaliurang simpul A dan B, Jln. Adisucipto simpul A, B dan C. Tingkat kemacetan lalu lintas yang sedang terjadi di Jln. Ringroad Utara simpul B, sedangkan tingkat kemacetan yang rendah berada di Jln. Palagan simpul B, Jln. Ringroad Utara simpul A. Kemacetan lalu lintas saat hari libur pada jam puncak pagi dengan tingkat rendah terjadi di Jln. Palagan simpul A dan B, Jln. Kaliurang simpul B, Jln. Ringroad Utara simpul A dan B, sedangkan kemacetan lalu lintas tingkat sedang terjadi di Jln. Kaliurang simpul A dan Jln. Adisucipto simpul A, B, C. 10

Kemacetan lalu lintas tinggi pada jam puncak sore hari saat hari libur terjadi di Jln. Palagan simpul A, Jln. Kaliurang simpul A, B dan Jln. Adisucipto simpul A, B, C, sedangkan kemacetan lalu lintas sedang terjadi di Jln. Ringroad Utara simpul A, B dan untuk kemacetan lalu lintas rendah hanya terjadi di Jln. Palagan simpul B. 2. Faktor dominan yang menyebabkan terjadinya kemacetan lalu lintas yaitu pertemuan jalan atau lokasi persimpangan. 4.2 Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka di sarankan pada penelitian selanjutnya dalam pengambilan data survei volume lalu lintas dilakukan pada 3 waktu puncak, yaitu pagi hari, siang hari dan sore hari pada hari senin, jumat, sabtu dan minggu untuk bisa membedakan kemacetan pada masing-masing hari tersebut. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jendral Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Jakarta. Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan dengan perubahan R, Gunardo B. 2014. Geografi Transportasi. Penerbit Ombak. Yogyakarta. Tribunnews. 23 Agustus, 2014. Pertambahan Jumlah Kendaraan di DIY dari Tahun ke Tahun. http://m.tribunnews.com/regional/2014/08/23/pertambahan-jumlahkendaraan-di-diy-dari-tahun-ke-tahun. 11