BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Program pembelajaran di masa sekarang ini seakan-akan belum memberikan hasil yang memuaskan. Tampak yang sering ditemui di kelas, suasana kelas tampak tegang dan membosankan. Dalam hal ini sudah saatnya para guru untuk memikirkan dan melakukan terobosan baru untuk mewujudkan pembelajaran yang berhasil sehingga seorang guru dituntut untuk kreatif dalam menjabarkan kurikulum. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 19 ayat 1 dinyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pada dasarnya, pembelajaran merupakan sarana pembekalan diri untuk memecahkan berbagai persoalan hidup. Dalam pembelajaran pada sekolah, salah satu mata pelajaran wajib yaitu mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mencakup empat aspek keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya karena keempat aspek tersebut dapat meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi bagi siswa. Salah satu aspek keterampilan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah aspek menulis, salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 2008: 3).
Menulis merupakan sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis (Rosidi, 2009: 2). Memulai menulis jauh lebih sulit didaripada mengembangkan tulisan (Chaerdar dan Senny, 2007: 96), ini membuktikan bahwa kemampuan menulis lebih sulit dikuasai, dibandingkan dengan kemampuan menyimak, berbicara dan membaca. Keterampilan menulis menjadi salah satu keterampilan penting untuk dikuasai siswa, karena melalui kegiatan menulis, siswa dapat menuangkan ide, gagasan, dan kreativitas siswa dapat dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iskandarwassid dan Iis Ristiani dalam Jurnal Penelitian Pendidikan yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Melalui Model Pembelajaran Teknik Visual- Auditif-Taktil (Penelitian pada Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Cianjur), kesulitan yang dialami siswa adalah sulitnya mencari dan memilih kata yang akan ditulis. Berdasarkan hasil survei serta studi pendahuluan diketahui bahwa kesulitan menulis yang dialami oleh para siswa tersebut selain kesulitan mencari dan memilih kata (faktor ketidakmampuan), kesulitan menulis juga dilatarbelakangi oleh faktor hati (faktor ketidakmauan). Ketidakmampuan dan ketidakmauan tersebut menyebabkan sulit munculnya keterampilan menulis pada siswa. Selain hasil penelitian yang dilakukan oleh Iskandarwassid dan Iis, penelitian yang dilakukan oleh Lapipah terhadap siswa SMK 1 Bandung (Hikmah, 2012: 1) menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menulis (memilih kata, merangkai kalimat, dan sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu, siswa menganggap kegiatan menulis merupakan kegiatan yang membosankan dan tidak terlalu menarik. Kesulitan dalam pembelajaran menulis menuntut kreativitas seorang guru untuk menentukan keberhasilan dalam proses belajar. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sesuai dengan lingkungan sekolah dan tetap mengacu pada panduan penyusunan KTSP oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) dalam proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang baik bagi siswa. Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa guru, pendapat tentang proses belajar, yaitu media yang menarik merupakan cara yang efektif untk menarik minat belajar siswa dalam pembelajaran. Pemanfaatan media menjadi salah satu masalah dalam proses pembelajaran. Permasalahan ini relevan dengan bukti yang empiris yang terjadi di lapangan. Hasil penelitian yang berkaitan tentang media pembelajaran yang dilakukan oleh Zeny Dwi Cahyanto (2012) yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Menulis Puisi Untuk Kelas VIII SMP Berbasis Multimedia Interaktif, kemenarikan media pembelajaran menulis puisi mendapatkan persentase sebesar 77,5 %, sedangkan kelayakan media pembelajaran menulis puisi mendapatkan persentase sebesar 78,1%. Selain Zeny, Sumardy,dkk dalam Jurnal Penetian Pendidikan yang berjudul Pemanfaatan SMS sebagai Media Pengajaran Membaca dan Menulis Permulaan di Kelas Rendah, simpulan dari penelitian dapat diketahui bahwa pemanfaatan media dalam pembelajaran mengalami peningkatan hasil belajar siswa mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) >70% dengan SKM (Standar Ketuntasan Minimal) >75%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Muhammad Rahmattullah (2011) yang berjudul Pengaruh Pemanfaatan Media Pembelajaran Film Animasi Terhadap Hasil Belajar, simpulan dari penelitian tersebut adalah hasil belajar siswa sesudah perlakuan (post-test) lebih baik dari sebelum perlakuan (pre-test). Hal ini berdasarkan nilai ratarata siswa terjadi peningkatan sebesar 0.83. Berdasarkan hasil penelitian di atas, media dalam pembelajaran dapat membantu guru untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Media yang tepat mempunyai peran besar dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Maksud dan tujuan penggunaan media pendidikan ialah memberikan variasi dalam cara kita mengajar, memberikan lebih banyak realitas dalam mengajar, membangkitkan keinginan dan minat baru siswa, memotivasi dan merangsang kegiatan belajar sehingga lebih tertuju pada pencapaian tujuan.
Pada masa sekarang ini, banyak alat elektronik yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berkaitan dengan kondisi tersebut, peneliti mempunyai ide untuk memanfaatkan alat elektronik audio visual berita dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Pemanfaatan berita sebagai media pembelajaran akan menunjang proses belajar mengajar di dalam kelas. Siswa dapat menggunakan media ini sebagai acuan untuk menulis wacana, misalnya menulis karangan narasi yang berkenaan dengan gaya ungkapan menceritakan atau menuturkan peristiwa atau kejadian dari awal hingga akhir yang seolah-olah pembaca mengalami sendiri peristiwa atau kejadian tersebut. Dalam KBBI, wacana merupakan satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh, seperti novel, buku, artikel, pidato, atau khotbah. Berdasarkan struktur genetik dan fitur bahasanya, wacana dikelompokan menjadi tiga, yaitu : (1) kelompok wacana naratif, (2) kelompok wacana deskriptif dan (3) kelompok wacana argumentatif. Kelompok wacana naratif dibagi beberapa genre seperti : (1) naratif itu sendiri, (2) rekon, (3) anekdot, (4) spoof, dan (5) item berita. Dalam penelitian ini, peneliti membatasinya yang berkaitan dengan menulis karangan narasi. Keraf (1989: 136) membatasi narasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Narasi dibagi menjadi dua, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas, sedangkan narasi sugestif disusun dan disajikan dengan berbagai macam bentuk hingga menimbulkan daya khayal pembaca dengan tujuan menyampaikan sebuah makna kepada pembaca melalui daya khayal yang dimilikinya. Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai karangan narasi telah dilakukan oleh beberapa orang di antaranya oleh Nurhadi (2012) dalam skripsinya yang berjudul Keefektifan Media Lagu Karya Charly ST12
dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X MA Al-Hidayah Tahun Ajaran 2011/2012), simpulan dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi mengalami peningkatan. Hal ini berdasarkan nilai rata-rata prates siswa adalah 56,8 dan nilai rata-rata pascates siswa mengalami peningkatan nilai sebesar 10 menjadi 66,8. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jannah (2012) dalam skripsinya yang berjudul Efektivitas Penggunaan Media Tayangan Televisi Cita-citaku TRANS7 dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi (Penelitian Eksperimen pada Siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012), simpulan dari penelitian tersebut adalah kemampuan siswa kelas eksperimen dalam menulis karangan narasi mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari rata-rata yang diperoleh, yaitu sebesar 77,01 termasuk kedalam kategori baik, lebih besar dibandingkan dengan rata-rata yang diperoleh saat sebelum menggunakan media tayangan televisi Citacitaku TRANS7, yaitu sebesar 69,38. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mariana (2008) dalam skripsinya yang berjudul Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Sugestif dengan Menggunakan Media Lirik Lagu (Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas X-2 SMA Negeri 18 Bandung), simpulan dari penelitian tersebut adalah kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan media lirik lagu terjadi peningkatan. Hal ini dilihat dari hasil perhitungan uji hipotesis yang menunjukan bahwa rata-rata nilai pretes 50,88 dan rata-rata postes 68,69 serta nilai (27,031) > (1,697), sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alhamuddin yang berjudul Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis ICT dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), berdasarkan observasi yang dilakukannya, proses pembelajaran sangat diminati oleh peserta didik dan terciptanya interaksi dua arah antara guru dan siswa dengan baik, sehingga tercipta kondisi yang kondusif dan memotivasi siswa. Di sisi lain,
pemanfaatan media pembelajaran berbasis ICT memberikan kesenangan, kemudahan, dan kecepatan dalam belajar, dan melibatkan siswa dalam kecanggihan teknologi tinggi. Disini teknologi mampu membangkitkan emosi positif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa perlu menggunakan audio visual berita sebagai media dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mengkaji lebih lanjut keefektifan penerapan pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris dengan menggunakan media audio visual berita bagi siswa. Peneliti menggunakan media audio visual berita ini dianggap cocok dan sesuai dengan permasalahan yang ada dalam pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris di SMA PGRI 1 Bandung. Adapun judul penelitian ini adalah Penggunaan Media Audio Visual Berita dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Bandung Tahun Ajaran. 1.2 Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, penulis mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1) menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang relatif sulit dilakukan oleh siswa sehingga diperlukan sebuah metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan menulis 2) ada berbagai hambatan yang dihadapi siswa saat akan mulai menulis karangan narasi ekspositoris di antaranya sulit menuangkan ide yang sudah ada dalam pikiran ke dalam sebuah tulisan 3) penggunaan media pembelajaran yang sesuai sangatlah diperlukan dalam sebuah pembelajaran menulis 4) menulis karangan narasi ekspositoris dengan penggunaan media audio visual berita merupakan suatu cara untuk memunculkan kreativitas dalam mengungkapkan ide dalam sebuah tulisan.
1.3 Perumusan Masalah Perumusan masalah pada saat penelitian merupakan hal yang sangat penting. Hal ini dimaksudkan agar permasalahan yang akan di teliti menjadi terarah serta tidak terjadi penyimpangan dari permasalahan. Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : 1) bagaimana keefektifan media audio visual berita dalam pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris? 2) apakah tulisan/karangan narasi siswa mengalami perubahan dengan menggunakan media audio visual berita? 3) bagaimana karangan narasi eksopitoris siswa setelah menggunakan media audio visual berita? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) mendeskripsikan keefektifan media audio visual berita dalam pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris 2) mendeskripsikan apakah tulisan karangan narasi siswa mengalami peningkatan/perubahan dengan menggunakan media audio visual berita 3) mendeskripsikan karangan narasi ekspositoris siswa setelah menggunaan media audio visual berita. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1) bagi penulis, untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis karangan narasi ekspositoris 2) bagi guru, menjadi bahan pertimbangan dalam menetukan metode dan media pembelajaran yang sesuai serta menarik bagi siswa 3) bagi siswa, memberikan pengalaman dan pengetahuan yang lebih mendasar dalam menulis karangan narasi ekspositoris
4) bagi sekolah, memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran di sekolah.