BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba teknologi ini, gadget smartphone merupakan sebuah alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. akan tercipta manusia berkualitas yang mampu bersaing di era globalisasi.

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. dan tanpa manusia, organisasi tidak akan berfungsi. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang marak menjadi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. filterisasi terhadap dampak negatif yang ditimbulkannya. Adapun langkah

BAB I PENDAHULUAN. menunjang masa depan agar lebih baik. Pendidikan dalam hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. pada mahkluk-makhluk lainnya di muka bumi ini. Manusia memiliki akal dan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lisna Nurhalisma, 2013

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PENDIDIKAN MORAL. Oleh Sukiniarti FKIP UT

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan wadah bagi individu untuk mengembangkan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU N o. 20 tahun 2003 pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional. bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti kejadian, serta erat hubunganya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang sangat kuat kedudukannya dimana sumber daya manusia

LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi sosial merupakan sebuah syarat terjadinya aktivitas sosial. Dalam melakukan interaksi terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu kontak sosial dan komunikasi sosial. Seperti halnya yang diungkapkan Setiadi dan Kolip (2011, hlm. 73) bahwasannya kontak sosial akan terjadi jika seseorang atau sekelompok orang mengadakan hubungan dengan pihak lain dengan tidak harus dalam bentuk sentuhan fisik. Kontak sosial dapat diartikan pula bahwa setiap orang tidak selalu harus melakukan kontak secara fisik untuk melakukan komunikasi karena dapat ditempuh oleh berbagai media penghubung misalnya melalui pesawat telepon, mengirim email atau membaca surat. Sedangakan menurut Setiadi dan Kolip (2011, hlm. 75) komunikasi merupakan aksi antara dua pihak atau lebih yang melakukan hubungan dalam bentuk saling memberikan tafsiran atas pesan yang disampaikan masing-masing pihak. Dua syarat interaksi sosial tersebut merupakan komponen yang sangat penting untuk melakukan komunikasi baik individu antar individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan antar kelompok. Teknologi Informasi di era globalisasi sangat berkembang pesat di dalam kehidupan masyarakat. Penggunaan fasilitas komunikasi yang semakin canggih memberikan peluang bagi setiap individu untuk mengakses informasi sesuai keinginan serta dapat berkomunikasi dengan mudah tanpa memikirkan waktu. O Brien (dalam Kadir, 2003, hlm. 8) mengemukakan bahwa perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi di dalam lingkungan sosioteknologi. Hal tersebut menjelaskan bahwa media memberikan pengaruh terhadap cara berperilaku maupun berpikir manusia di dalam kehidupan sosialn ya.

2 Perkembangan teknologi yang semakin canggih memberikan suatu perubahan besar dalam komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat di era modern. Haryanto dan Nugrohadi (2011, hlm. 237) mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah : Perubahan pada lembaga-lembaga sosial dalam suatu masyarakat mempengaruhi sistem-sistem sosial dalam suatu masyarakat mempengaruhi sistem-sistem sosial, termasuk nilai-nilai, pola-pola perilaku ataupun sikap-sikap dalam masyarakat itu yang terdiri dari berbagai kelompok sosial. Berdasarkan data di Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) (2013, hlm. 1) dapat diketahui bahwa Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Pertumbuhan pengguna internet tersebut menyebabkan teknologi menjadi suatu kebutuhan bagi manusia yang dianggap penting untuk menunjang segala bentuk kegiatan maupun aktivitas di era globalisasi ini. Komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat tidak hanya berupa kontak fisik secara langsung atau bertatap muka melainkan melalui sebuah media sosial yang dapat menghubungkan antar individu untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Media sosial merupakan situs jejaring sosial yang memberikan sebuah kemudahan komunikasi antar individu dengan berbagai fasilitas di dalamnya. Melalui media sosial memungkinkan segala bentuk informasi atau kabar berita dapat menyebar dan diakses dengan mudah oleh setiap orang. Menurut Djahiri (2006, hlm. 11) : Iptek telah melahirkan temuan konsep/dalil dan produk baru yang serba elektronik-masal meninggalkan ketergantungan manusia dan kehidupannya terhadap tenaga manusia, binatang, dan alam serta memperpendek jarak waktu antar space Perubahan interaksi di dalam masyarakat merupakan bentuk kedinamisan, karena setiap elemen masyarakat melakukan hubungan dengan satu dan lainnya baik dalam bentuk orang perorangan maupun kelompok sosial. Selain itu, setiap individu maupun kelompok selalu melakukan pengembangan baik bidang ilmu

3 pengetahuan maupun teknologi dalam rangka mewujudkan warga negara yang berspektif global bertindak lokal. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Naisbit (1990, hlm. 68) bahwasannya negara yang masuk dalam era globalisasi pada saat ini harus memiliki pandangan think globally act locally. Warga negara Indonesia dalam menghadapi era globalisasi harus memiliki pemikiran global namun tetap bertindak lokal. Hal tersebut selaras dengan munculnya media sosial yang digunakan sebagai media untuk berkomunikasi yang tersebar di seluruh dunia yang memungkinkan setiap orang saling berinteraksi dengan orang yang berada di negara lain atau tempat yang jauh tanpa mengenal batas dan waktu. Era globalisasi ini remaja merupakan kalangan yang sering menggunakan media internet khusunya media sosial sebagai sarana untuk mencari informasi, hiburan maupun berkomunikasi dengan teman di situs jejaring sosial. Berdasarkan data yang diperoleh Depkominfo (2012, hlm. 1) dapat diketahui bahwa semakin banyak pengguna internet merupakan anak muda. Mulai dari usia 15-20 tahun dan 10-14 tahun meningkat signifikan. Berdasarkan data tersebut, remaja merupakan kalangan yang paling banyak menggunakan media sosial untuk berinteraksi, karena dengan memiliki situs jejaring sosial mereka dapat mengeskpresikan diri dalam rangka mencari identitas diri. Menurut Erikson dalam Mar at (2009, hlm. 211) mengemukakan bahwa : Seseorang yang sedang mencari identitas akan berusaha menjadi seseorang, yang berarti berusaha mengalami diri sendiri sebagai AKU yang bersifat sentral, mandiri, unik, yang mempunyai suatu kesadaran akan kesatuan batinnya, sekaligus juga berarti menjadi seseorang yang diterima dan diakui oleh orang banyak Masa pertumbuhan remaja selalu dipenuhi dengan rasa keingintahuan mereka yang besar. Hal tersebut merupakan salah satu faktor penyebab bergantungnya mereka terhadap gadget canggih, dimana mereka selalu berusaha memperbaharui pengetahuan yang dimiliki dengan cara mengakses internet. Sugihartati (2010, hlm. 43) mengemukakan bahwa gaya hidup adalah adaptasi

4 aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain. Gaya hidup dapat menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Pola hidup tersebut ditunjukkan dalam minat maupun aktivitasnya. Penggunaan media sosial bagi kalangan remaja merupakan suatu cerminan gaya hidup modern pada saat ini. Media sosial dianggap sebagai sarana untuk menyalurkan keeksistensian dirinya sebagai seorang remaja. Hampir sebagian remaja memiliki akun situs jejaring sosial sekaligus merupakan pengguna aktif dari situs jejaring sosial tersebut, dimana hampir setiap hari para remaja usia sekolah tersebut menggunakan aplikasi di media sosial, misalnya mengunggah foto, memperbaharui status, menggunggah video serta melakukan transaksi pembelian barang atau makanan menggunakan situs media sosial tersebut. Keberadaan media sosial sebagai suatu alat yang digunakan untuk berkomunikasi memberikan perubahan serta banyak membawa pengaruh terhadap gaya hidup remaja. Perubahan yang terjadi pada saat ini merupakan sebuah perubahan budaya materi. Perubahan budaya materi tersebut menurut Bungin (2008, hlm. 92) mencakup perubahan artefak budaya yang digunakan oleh masyarakat, seperti model pakaian, karya fotografi, karya film, teknologi, dan sebagainya yang terus berubah dari waktu ke waktu menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Media sosial memberikan dampak terhadap penggunanya, hal tersebut tercermin dalam ketergantungan para pengguna terhadap gadget yang dimiliki. Beragam fasilitas media sosial dinilai dapat memberikan pengaruh baik positif maupun negatif. McLuhan dalam Haryanto dan Nugrohadi (2011, hlm. 239) mengemukakan bahwa teknologi informasi sebagai teknologi terpenting yang paling mampu menyebabkan perubahan dalam masyarakat. Secara perlahan-lahan kecanggihan teknologi media sosial yang saat ini berkembang tersebut mampu mengubah pandangan para remaja tentang bagaimana mereka mengekspresikan keeksistensian dirinya dan bagaimana dirinya membangun

5 hubungan relasi pertemanan di dunia maya. Supardan (2008, hlm. 157) mengemukakan bahwa : Teori tentang Cultural Lag atau ketertinggalan budaya dari Ogburn bahwa pertumbuhan atau perubahan unsur kebudayaan yang mengalami perubahan tidak sama cepatnya yaitu kecenderungan dari kebiasaankebiasaan dan pola-pola organisasi sosial yang tertinggal di belakang perubahan kebudayaan materiil. Munculnya ketidakseimbangan antara budaya immaterial dan material memberikan dampak yang biasa disebut dengan ketertingalan budaya. Media sosial sebagai kebudayaan materiil lebih cepat perubahannya dibandingkan perubahan immateriil. Kehadiran media sosial memudahkan arus lalu lintas informasi mengenai apa saja dengan mudah menyebar kepada setiap orang. Penggunaan media sosial pada saat ini lebih banyak digunakan untuk menunjukan eksistensi diri yang berlebihan hingga terkadang tidak ada batas antara kehidupan nyata dengan kehidupan di dunia maya. Sehingga muncul ketidakseimbangan antara perubahan kebudayaaan materiil dengan immateriil. Lembaga sekolah merupakan sarana yang dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk dan mempersiapkan generasi muda sehingga dapat menjadi individu yang memiliki karakter. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, yaitu : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan kehidupan generasi muda untuk menjadi manusia yang lebih baik. Tingkat pendidikan merupakan kunci sebuah peradaban yang maju. Keberhasilan dalam

6 dunia pendidikan dapat diukur dengan materi maupun kecanggihan dalam mempergunakan teknologi, tetapi juga kematangan dalam bersikap serta keluhuran moral generasi mudanya. Hal tersebut dapat dijelaskan Chicago Tribune (dalam Elmubarok, 2009, hlm. 110) bahwa United States Departement of Health and Human Services yang menyebutkan beberapa faktor resiko tentang kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak melainkan pada kecerdasan emosi dan sosial anak yang meliputi rasa percaya diri (confidence), kemampuan kontrol diri (self control), kemampuan bekerja sama (cooperation), kemudahan bergaul dengan sesamanya (socialization), kemampuan berkonsentrasi (concentration), rasa empati (emphatty), dan kemampuan berkomunikasi (communication). Memasuki era globalisasi, pendidikan di negara Indonesia harus menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing di dunia global. Sumber daya manusia tersebut harus mampu mengembangkan potensi dirinya dalam rangka menyesuaikan serta mengikuti perkembangan baik ilmu pengetahuan maupun teknologi yang sangat berkembang pesat. Generasi muda yang berkualitas dapat menjadi anak bangsa berkarakter, berakhlak mulia dengan iman dan ketaqwaan yang kuat, berbudi luhur serta memiliki kecerdasan dan kecapakan dalam bekerja keras. Mata pelajaran sosiologi merupakan salah satu mata pelajaran dalam bidang ilmu pengetahuan sosial yang dipelajari di tingkat SMA/MA. Kata sosiologi berasal dari kata latin yakni socius yang artinya teman, sedangkan logos berasal dari bahasa Yunani yang artinya cerita. Ogburn dan Nimkoff (dalam Soekanto, 2009, hlm. 18) mengemukakan pendapatnya bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial. Sosiologi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari hubungan antarindividu, individu dengan kelompok guna mengurangi benturan yang dapat terjadi akibat adanya pertentangan dalam kelompok tersebut.

7 SMA Negeri 5 Bandung merupakan salah satu sekolah kluster pertama di Kota Bandung dengan berbagai latar belakang siswa yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas. Sekolah ini memiliki misi menghasilkan siswa yang berdaya saing tinggi serta mengenal IPTEK. Para siswa tidak pernah dibatasi dalam penggunaan gadget di lingkungan sekolah. Generasi muda saat ini sedang mengalami tantangan global sehingga dibutuhkan pengetahuan mengenai teknologi. Dalam menghadapi berbagai tantangan global para siswa diberikan pendidikan karakter sehingga menjadi manusia yang senantiasa menjunjung nilai dan norma sosial. Oleh karena itu, mata pelajaran sosiologi diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap pencegahan ataupun dalam mengatasi dampak dari munculnya media sosial terutama hal-hal yang mengarah pada perubahan sikap dan perilaku yang negatif. Berdasarkan uraian latar belakang masalah mengenai munculnya fenomena media jeajaring sosial tersebut peneliti mengangkat judul penelitian PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG (Studi terhadap Pengguna Media Sosial di SMAN 5 Bandung). B. Identifikasi Masalah 1. Media sosial yang berkembang pada saat ini merupakan salah satu dampak perubahan sosial yang saat ini terjadi. Perkembangan media sosial memberikan dampak baik dari segi positif maupun negatif bagi para penggunanya khususnya remaja. 2. Munculnya media sosial mengakibatkan munculnya ketidakseimbangan antara budaya immaterial dan material memberikan dampak yang biasa disebut dengan ketertingalan budaya. Pengguna media sosial khususnya remaja cenderung menggunakan media sosial bukan hanya untuk sarana komunikasi, tetapi lebih banyak untuk hiburan serta menunjukan keeksistensian yang berlebihan yang ditunjukkan dalam kehidupannya sehari-hari.

8 3. Berbagai dampak negatif khususnya yang ditimbulkan oleh media sosial memberikan pengaruh terhadap karakter para remaja peserta didik yang semakin menunjukan ketidakpekaan remaja terhadap lingkungan sosialnya. C. Rumusan Masalah Berdasarkan paparan latar belakang di atas, perlu adanya penelitian untuk menjawab permasalahan tersebut. Penelitian ini lebih difokuskan pada rumusan masalah pokok ini, yaitu Bagaimanakah media sosial dan gaya hidup remaja siswa SMA Negeri 5 Bandung (studi terhadap pengguna media sosial di SMAN 5 Bandung)?. Agar rumusan masalah menjadi lebih terinci dan terarah pada pokok permasalahan, maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana intensitas penggunaan media sosial pada siswa SMA Negeri 5 Bandung? 2. Bagaimana gaya hidup remaja pengguna media sosial dewasa ini? 3. Sejauh manakah penggunaan media sosial berdampak pada gaya hidup siswa SMA Negeri 5 Bandung? 4. Sejauh manakah pembelajaran sosiologi dapat memanfaatkan gaya hidup remaja di SMA Negeri 5 Bandung sebagai bahan ajar untuk membina karakter remaja tersebut? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

9 Sesuai dengan perumusan masalah yang diungkapkan, secara umum peneliti ingin mendeskripsikan dan menganalisis perubahan gaya hidup yang dialami remaja perkotaan akibat dari perkembangan teknologi informasi media sosial khususnya kalangan remaja di Kota Bandung. Serta peran mata pelajaran sosiologi dalam menggambarkan gaya hidup remaja dalam rangka membentuk karakter remaja. 2. Tujuan Khusus Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mendeskripsikan intensitas penggunaan media sosial pada siswa SMA Negeri 5 Bandung. b. Mendeskripsikan gaya hidup remaja pengguna media sosial dewasa ini. c. Mendeskripsikan dampak pengunaan media sosial pada gaya hidup siswa SMA Negeri 5 Bandung. d. Mengidentifikasi gaya hidup remaja dapat dimanfaatkan oleh pembelajaran sosiologi sebagai bahan ajar untuk membina karakter remaja di SMA Negeri 5 Bandung. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretik Manfaat secara teoretis bagi disiplin ilmu sosiologi dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dan wawasan keilmuan dalam dunia pendidikan khususnya dengan Program Studi Pendidikan Sosiologi. Serta dapat memberikan pemaparan mengenai perubahan sosial yang berdampak pada perkembangan teknologi khususnya media sosial yang

10 saat ini banyak digunakan oleh para remaja. Tidak dapat dipungkiri bahwasannya perkembangan media sosial tersebut dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi remaja khususnya. 2. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran bagi pihak sekolah maupun para remaja yang menggunakan media sosial untuk dapat mengetahui sejauh mana perubahan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi gaya hidup remaja dan membantu mengarahkan kepada hal-hal yang positif dari perkembangan negatif media sosial tersebut. F. Struktur Organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Struktur Organisasi BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perubahan Sosial B. Definisi Media Sosial C. Definisi Gaya Hidup D. Definisi Remaja E. Kaitan Pembelajaran Sosiologi dengan Pembinaan Karakter BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian B. Pendekatan dan Metode Penelitian C. Instrumen Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data

11 E. Prosedur Penelitian F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Sekolah B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Intensitas Penggunaan Media Sosial pada Siswa SMA Negeri 5 Bandung 2. Gaya Hidup Remaja Pengguna Media Sosial 3. Penggunaan Media Sosial yang Berdampak pada Gaya Hidup Siswa SMA Negeri 5 Bandung 4. Pembelajaran Sosiologi Dapat Memanfaatkan Gaya Hidup Remaja SMA Negeri 5 Bandung sebagai Bahan Ajar untuk Membina Karakter Remaja C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Intensitas Penggunaan Media Sosial pada Siswa SMA Negeri 5 Bandung 2. Gaya Hidup Remaja Pengguna Media Sosial 3. Penggunaan Media Sosial yang Berdampak pada Gaya Hidup Siswa SMA Negeri 5 Bandung 4. Pembelajaran Sosiologi Dapat Memanfaatkan Gaya Hidup Remaja SMA Negeri 5 Bandung Sebagai Bahan Ajar Untuk Membina Karakter Remaja BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN