BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

UPAYA MENINGKATKAN DAYA PIKIR ANAK MELALUI PERMAINAN EDUKATIF

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya. Anak usia 0-6 tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini sangat perlu, hal ini dikarenakan pada usia itu

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak. Masa ini disebut sebagai the golden age, yaitu saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu anugerah yang yang terbesar dan sangat berharga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah membentuk pribadi anak menjadi seorang dewasa yang. berdiri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. yang erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari anak, misal di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak didik. sekolah. Melalui bermain anak-anak dapat menghasilkan pengertian atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak adalah masa dimana potensi-potensi dipotret. Usia ini

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki karakteristik yang khas, baik dalam hal sikap, perhatian, minat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 1 DIBAL NGEMPLAK BOYOLALI

KURIKULUM Pengertian Fungsi Dan Tujuan Ruang Lingkup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa ini merupakan masa kritis dimana anak membutuhkan rangsanganrangsangan yang tepat untuk mencapai kematangan sempurna. Pada masa kritis ini yang dimaksud adalah masa yang sangat mempengaruhi keberhasilan pada masa berikutnya. Berhasil atau gagalnya anak dalam menjalani periode tersebut akan menentukan proses selanjutnya. Apabila berhasil maka anak diperkirakan tidak akan mengalami hambatan yang berarti dalam dirinya kelak, namun bila masa kritis ini anak tidak memperoleh rangsangan yang tepat dalam bentuk latihan atau proses belajar maka diperkirakan anak akan mengalami kesulitan pada masa-masa perkembangan berikutnya. Sebagai implikasinya untuk membantu anak dalam mencapai keberhasilan perkembangannya maka perlu suatu program stimulus untuk mengembangkan potensi anak termasuk proses kognitif. J.J. Rousseau dalam Nugraha (2006:2.7) memandang bahwa anak sejak lahir telah membawa potensi untuk berkembang. Oleh karena itu, menurutnya pendidikan itu harus menghormati anak sebagai makhluk yang memiliki potensi alamiah. Kegiatan pendidikan dituntut untuk dapat memfasilitasi anak agar dapat mencapai tugas perkembangan sesuai dengan tahap perkembangan yang dilalui. 1

2 Taman kanak-kanak merupakan lembaga yang memberikan layanan pendidikan kepada anak usia dini pada rentang usia 4-6 tahun. Para pendidik seharusnya dapat memberikan layanan secara profesional kepada anak didiknya dalam rangka peletakan dasar ke arah pengembangan sikap, pengetahuan dan ketrampilan, agar anak didiknya mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan serta menyiapkan diri mereka untuk memasuki pendidikan selanjutnya. Pembelajaran di TK memiliki karakteristik khas. Kekhasan tersebut sesuai dengan pertumbuhan fisik dan psikologis anak. Dalam standar pendidikan anak usia dini no 58 tahun 2009, progam pembelajarannya meliputi: 1. Aspek nilai-nilai agama dan moral Bidang pengembangan ini untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan membina sikap anak dalam rangka meletakkan dasar agar anak menjadi warga negara yang baik. 2. Aspek Kognitif Pengembangan ini bertujuan agar anak mampu mengolah pemerolehan belajarnya, menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, menembangkan kemampuan logika matematika, pengetahuan ruang dan waktu, kemampuan memilah dan mengelompokkan dan persiapan pengembangan kemampuan berfikir teliti.

3 3. Aspek Bahasa Pengembangan ini bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu mengkomunikasikan secara efektif. 4. Aspek motorik Pengembangan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi serta meningkatkan ketrampilan tubuh. 5. Aspek Sosial, Emosional dan kemandirian Aspek sosial, emosional dan kemandirian dimasukkan untuk membina anak agar dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa dengan baik serta dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup. Salah satu bidang pengembangan yang diajarkan di TK adalah bidang pengembangan kognitif. Kognitif merupakan suatu proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktifitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi. Kemampuan kognitif diperlukan anak dalam rangka mengembangkan pengetahuannya tentang apa yang dilihat, didengar, dirasa, diraba ataupaun yang dicium melalui panca inderanya. Pengembangan kognitif anak seharusnya dilakukan sejak dini. Hal ini dikarenakan pengembangan kognitif merupakan perkembangan dari pikiran. Pikiran merupakan bagian dari otak, bagian yang digunakan untuk bernalar, berfikir

4 dan memahami sesuatu. Setiap hari pemikiran anak akan berkembang ketika belajar tentang orang-orang yang ada disekitarnya, belajar berkomunikasi, dan mencoba mendapatkan lebih banyak pengalaman lainnya. Dalam usaha meningkatkan kemampuan kognitif anak, diusahakan pendidikan dan latihan yang lebih ditujukan pada latihan meneliti dan menemukan, yang memerlukan berfungsinya kedua belahan otak. Seperti yang dikemukakan Semiawan (2002) dalam Sujiono (2006:3.4) : Pembebanan otak dengan pengetahuan, latihan ulangan, drill, yang berlebihan, tidak sepenuhnya akan mewujudkan penanjakan perkembangan kognitif, bahkan akan menjadikan seseorang tidak berfikir kreatif, dan menjadikan perkembangan kognitif mengarah terutama pada hasil (produk) berfikir yang konvergen. Diharapkan dengan pendidikan, latihan yang sesuai dengan karakteristik anak, sehingga akan tercapai optimalisasi perkembangan anak. Kemampuan kognitif yang didapatnya tersebut akan dapat digunakan untuk melangsungkan hidupnya dan menjadi manusia yang utuh sesuai dengan kodratnya. Manusia yang mampu memberdayakan apa yang ada didunia ini untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kemampuan kognitif anak dapat dilihat dari kemampuannya dalam : 1. Memahami angka dan konsep logika. Anak telah mampu membilang, mengenal lambang bilangan, dan sudah mampu mengoperasionalkan bilangan. 2. Mempunyai kemampuan sangat tinggi untuk menegemukakan sesuatu dengan alasan yang kuat.

5 Anak mampu menceritakan kejadian yang dilihatnya. Mengenal sebabakibat yang terjadi disekitarnya. Mengetahui asal mula sesuatu. 3. Mampu menjelaskan ide secara konseptual Mampu menciptakan bentuk dari geometri, mampu menemukan ide gagasan, memiliki daya imajinasi tinggi. 4. Mampu menyelesaikan tugas dari awal hingga akhir. Berusaha untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru dari awal sampai selesai. Untuk itu kognitif sangat penting diajarkan pada anak didik karena apabila daya pikir anak dikembangkan dengan baik maka akan menjadi penerus bangsa yang cerdas. Apabila kemampuan kognitif anak tidak dikembangkan dengan baik maka anak akan menjadi berfikir pasif dalam menghadapi sesuatu. Kemampuan kognitif anak untuk dapat mengolah pemerolehan belajarnya yang dapat menemukan berbagai macam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak mengembangkan kemampuan logika matematiknya dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah atau mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan daya pikir yang teliti. Peneliti melakukan pengamatan di TK Aisyiyah I Pucangan, Kartasura, Sukoharjo tahun 2011/2012. Kemampuan kognitif anak kelompok B masih rendah. Hal ini tercermin pada tabel berikut ini:

6 Tabel 1.1 Faktor penyebab kemampuan kognitif anak rendah No Faktor Penyebab Masalah 1 Guru Kurangnya kreatifitas guru dalam mengajar. 2 Siswa Anak kurang termotivasi dengan model pembelajaran yang digunakan guru. Anak merasa bosan dengan metode yang digunakan. 3 Proses Masih terpusat pada guru Pembelajaran 4 Kegiatan pembelajaran Menggunakan penerapan metode pembelajaran yang klasikal dan monoton. 5 Lain - lain Terbiasanya anak dalam belajar selalu gaduh. Tidak tersedianya prasarana yang mendukung. Kemampuan kognitif anak yang rendah dikarenakan metode pembelajaran yang kurang menarik, anak hanya bersikap duduk, seperti pembelajaran orang dewasa, seperti halnya pembelajaran SMP dan SMA. Hal ini menyebabkan anak merasa bosan dalam menerima setiap pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di TK Aisyiyah Pucangan I masih monoton. Setiap hari anak lebih banyak dengan kegiatan menulis, membaca dan berhitung demi mencapai target persiapan untuk naik ke Sekolah Dasar. Kegiatan intinya adalah mengerjakan tugas melalui majalah berhitung, membaca, mewarnai dan menggunting yang diberikan pada setiap tema sehingga terasa membosankan dan kurangnya pengalaman anak. Anak hanya terpaku untuk belajar majalah yang diberikan guru tanpa ada variasi metode lainnya. Cara mengajar guru yang monoton dan membosankan inilah yang membuat kemampuan kognitif anak rendah. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti memberikan suatu solusi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak. Oleh karena itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tindakan kelas

7 dengan judul Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melaui Metode Eksperimen di TK Aisyiyah Pucangan I Kartasura pada tahun 2011/2012. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rendahnya kemampuan kognitif anak disebabkan: 1. Metode pembelajaran yang kurang menarik dan monoton. 2. Kurangnya pemenuhan kebutuhan, kebebasan, dan kesempatan yang dilakukan guru untuk anak dalam pembelajaran. 3. Kurang kreatif guru dalam memilih metode yang tepat. C. Pembatasan Masalah Ada beberapa masalah yang terdapat dalam masalah diatas, akan tetapi penelitian ini hanya difokuskan pada meningkatkan kemampuan kognitif terutama dalam mengenal pengetahuan umum dan sains. Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen jenis terintegrasi dengan metode demonstrasi. D. Rumusan Masalah Dalam penelitian Tindakan Kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah metode eksperimen dapat meningkatan kemampuan kognitif anak kelompok B2 TK Aisyiyah Pucangan I Kartasura, Sukoharjo Tahun 2011/2012?

8 E. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak secara menyeluruh baik persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan masalah. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui metode eksperimen jenis terintegrasi dengan metode demostrasi di TK Aisyiyah Pucangan I Kartasura, Sukoharjo tahun 2011/2012. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan anak usia dini. Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Diharapkan mampu memberikan pengetahuan mengenai pentingnya peranan metode eksperimen dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak. 2. Manfaat Praktis a. Bagi anak Diharapkan anak mampu mendapatkan pengalaman langsung dari eksplorasi eksperimen yang dilakukannya. b. Bagi orang tua Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan mampu memberikan tambahan ilmu untuk memberikan dorongan kepada

9 orang tua bahwa belajar tidak harus dilakukan dengan menulis dan membaca. c. Bagi guru Diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mestimulasi perkembangan kognitif anak.