I. PENDAHULUAN. rendah hingga makhluk hidup tingkat tinggi. Biologi tidak hanya terdiri atas

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai

I. PENDAHULUAN. siswa untuk berfikir dan bertindak berdasarkan pengetahuan sains yang

I. PENDAHULUAN. dengan guru, siswa dengan lingkungan, dan siswa dengan sesamanya serta siswa. dan penyampaian (media informasi pendidikan) yang tepat.

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) merupakan ilmu yang berhubungan dengan

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

I. PENDAHULUAN. yang kuat antara tingkat pendidikan dengan perkembangan bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perkembangan bangsa adalah

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Negara

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di

I. PENDAHULUAN. kita lakukan. Bukan untuk mencari jawaban semata, tetapi yang terlebih utama

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

I. PENDAHULUAN. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, Pelajaran Biologi termasuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari peranan dunia

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang kompleks dan mengandung

I. PENDAHULUAN. dan terkontrol (khususnya datang dari sekolah), sehingga dia dapat. memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

I. PENDAHULUAN. semakin berkembang, Hal ini menuntut setiap individu untuk dapat. kemampuan memperoleh, memilih dan mengolah informasi.

I. PENDAHULUAN. Umumnya proses pembelajaran di SMP cenderung masih berpusat pada guru

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

I. PENDAHULUAN. pembukaan Undang-undang Dasar Melalui pendidikan, kualitas sumber

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. pada kenyataan bahwa pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. siswa ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. tersebut Kosasih Djahiri (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 2) makna bahwa pendidikan harus dilakukan oleh usaha sadar manusia

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Sains SMP umumnya belum menggunakan metode/strategi. yang dapat menarik minat belajar siswa. Pembelajaran Sains di SMPN 1

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

I. PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan inilah dapat dihasilkan generasi-generasi yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi manusia, karena melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. Materi pokok sistem koloid merupakan salah satu materi kimia yang sangat sering

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kualitas kehidupan

I. PENDAHULUAN. anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh penggunaan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

1. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu yang mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata.

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. ketepatan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran pada. banyak menggunakan model pembelajaran yang kurang efektif yang

I. PENDAHULUAN. perkembangan dan potensi kemampuan anak agar bermanfaat bagi. yang sesuai. Dalam hal ini ditujukan untuk membantu anak dalam

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Pembelajaran Fisika Dengan Menerapkan Model Inkuiri Terbimbing Dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Logis Siswa di SMA Negeri 8 Bengkulu

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran fisika masih didominasi dengan penggunaan

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat ini pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup tingkat rendah hingga makhluk hidup tingkat tinggi. Biologi tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau berbagai macam fakta yang dihafal, melainkan pelajaran biologi membutuhkan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam memahami gejala-gejala alam. Pembelajaran biologi yang ideal haruslah sesuai dengan hakikat keilmuan biologi sebagai sains, yang meliputi objek dan permasalahan. Di samping itu, pembelajaran biologi hendaknya berpusat pada siswa (student centered) yang menekankan bahwa dalam pembelajaran siswa dapat membangun pengetahuannya. Hal ini sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memberi penekanan pada proses pembelajaran, sehingga berdampak pada peningkatan mutu pendidikan berupa peningkatan penguasaan materi. Dalam KTSP, pembelajaran biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung (Depdiknas, 2003:2). Hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi biologi khususnya kelas VII di SMP N 1 Gedong Tataan Tahun Pelajaran 2010/2011,

2 diketahui bahwa rata-rata nilai ulangan harian yang diperoleh siswa khususnya pada materi pokok Ekosistem adalah 55,46 dengan persentase ketuntasan belajar 30,5%. Nilai rata-rata ini belum memenuhi Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang telah ditetapkan pada sekolah ini, yaitu 65,00. Hasil wawancara yang telah dilakukan, diketahui rendahnya rata-rata hasil belajar tersebut disebabkan karena siswa tidak pernah mendapatkan pengalaman secara langsung seperti praktikum dan observasi. Sehingga materi pelajaran biologi dianggap sukar untuk dipahami. Selain itu, proses pembelajaran biologi yang berlangsung selama ini belum optimal, diantaranya belum sesuainya metode yang digunakan guru dengan karakteristik materi pelajaran. Akan tetapi, selama ini metode yang digunakan oleh guru masih menggunakan metode diskusi dan tanya jawab belum berjalan dengan lancar. Selama ini proses pembelajaran yang dilakukan masih bersifat konvensional yaitu proses belajar mengajar berjalan searah. Guru sangat dominan yaitu guru menjelaskan materi pelajaran dan siswa hanya menyimak dan mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru, walaupun kadang ada juga siswa yang tidak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru, siswa tersebut ada yang ribut atau mengobrol dengan temannya. Materi pokok Ekosistem termasuk kedalam struktur kurikulum pendidikan biologi tahun ajaran 2010/2011 pada SMP N 1 Gedong Tataan di kelas VII. Materi Ekosistem membahas tentang komponen penyusun ekosistem,

3 menjelaskan pola interaksi organisme, menggambarkan dalam bentuk diagram rantai makanan dan jaring-jaring makanan dan menjelaskan peran masing-masing tingkat trofik yang didalamnya terdapat mekanisme proses yang rumit, yang menuntut siswa untuk berfikir holistik (menyeluruh), kreatif, objektif, dan logis sehingga pada materi tersebut siswa perlu mendapat pengalaman secara langsung. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut diperlukan metode pengajaran yang tepat untuk mengoptimalkan proses pembelajaran dengan penyajian materi yang menarik yang lebih dominan melibatkan siswa, sehingga siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran karena lebih mengedepankan aktivitas siswa. Metode pengajaran tersebut harus sesuai dengan tujuan yang termuat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, siswa dituntut memperoleh pengalaman secara langsung dan menemukan sendiri ilmu pengetahuan yang terjadi di lingkungan sekitar. Dengan demikian diharapkan penguasaan materi biologi siswa juga meningkat sehingga sesuai dengan yang ada pada standar isi dan standar kelulusan pada KTSP. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka salah satu pembelajaran yang diduga dapat mengatasi permasalahan ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode discovery, sehingga maksud dan tujuan dari pembelajaran khususnya materi pokok Ekosistem dapat tercapai secara optimal. Pada pembelajaran dengan menggunakan metode discovery siswa lebih banyak terlibat secara langsung selama proses pembelajaran, berbeda dengan pembelajaran model lain yang umumnya kelas lebih cenderung

4 dikuasai oleh guru sehingga keterlibatan siswa selama proses pembelajaran terbatas. Pada pembelajaran dengan menggunakan metode discovery siswa menemukan sendiri maksud dari materi-materi dalam pembelajaran sehingga penguasaan materi belajar siswa dapat meningkat. Maka dipandang sangat penting untuk menyajikan pembelajaran yang menarik yang dapat membuat siswa lebih senang dan aktif dalam pembelajaran sehingga penguasaan materi biologi siswa dapat meningkat. Metode pembelajaran discovery (penemuan) dapat diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi (Suryosubroto, 2002:192). Pada pembelajaran discovery siswa lebih banyak terlibat secara langsung selama proses pembelajaran, siswa dibimbing oleh guru untuk menemukan sendiri maksud dari materi-materi dalam pembelajaran. Melalui pembelajaran ini, siswa akan terbiasa melakukan eksperimen dan diskusi kelompok dengan bimbingan guru. Eksperimen yang dilakukan oleh siswa terdiri dari tahapan-tahapan yaitu merumuskan permasalahan, menentukan hipotesis, melakukan pengamatan, menganalisis data, dan merumuskan kesimpulan. Tahapan-tahapan eksperimen ini melatih siswa untuk aktif bertindak maupun berpikir dalam rangka menemukan konsep dari suatu materi tertentu. Keterlibatan siswa secara langsung dalam proses penemuan suatu konsep akan mempermudah siswa memahami materi pelajaran dan siswa akan lebih aktif selama proses pembelajaran.

5 Penggunaan metode discovery memberikan kebaikan-kebaikan diantaranya : 1) metode discovery meningkatkan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa. Hal ini disebabkan karena siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan keteraturan dan hal-hal yang berhubungan dengan pengamatan dan pengalaman sendiri, 2) karena siswa itu telah berhasil dalam penemuannya, ia memperoleh suatu kepuasan intelektual yang datang dari dalam, sehingga membangkitkan gairah pada siswa karena siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, 3) seorang siswa dapat belajar begaimana melakukan penemuan, hanya melalui proses melakukan penemuan itu sendiri, 4) belajar melalui discovery menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, 5) metode discovery ini membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui prosesproses penemuan (Suryosubroto, 2002:200-201). Berdasarkan hasil penelitian Erna (2006:64) diketahui bahwa penggunaan metode discovery dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan konsep materi pokok sistem gerak pada manusia dan vertebrata kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandar Lampung. Kemudian dari hasil penelitian Ari (2006:58) diketahui pula bahwa penggunaan metode discovery dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi pokok sistem pernafasan kelas VIII A SMP Negeri 1 Gading Rejo Tanggamus.

6 Berdasarkan uraian di atas maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Metode Discovery terhadap Penguasaan Materi Pokok Ekosistem Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Gedong Tataan TP 2010/2011. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh penggunaan metode discovery terhadap penguasaan materi pokok Ekosistem oleh Siswa Kelas VII SMP N 1 Gedong Tataan? 2. Apakah penguasaan materi pokok Ekosistem oleh siswa kelas VII dengan menggunakan metode discovery lebih tinggi dari pada metode diskusi? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji : 1. Pengaruh penggunaan metode discovery terhadap penguasaan materi pokok Ekosistem oleh Siswa Kelas VII SMP N 1 Gedong Tataan. 2. Penguasaan materi pokok Ekosistem yang lebih tinggi antara penggunaan metode discovery dan menggunakan metode diskusi.

7 D. Kegunaan Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Guru : untuk dijadikan sebagai metode pembelajaran alternatif yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran materi pokok materi pokok Ekosistem. 2. Siswa : untuk dijadikan pengalaman belajar yang berbeda 3. Peneliti : untuk menambah pengalaman mengajar pada proses pembelajaran 4. Sekolah : untuk dapat dijadikan masukan dalam usaha meningkatkan mutu proses dan hasil belajar dalam mata pelajaran biologi. E. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari kesalahpahaman, maka perlu dikemukakan ruang lingkup penelitian sebagai berikut : 1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII Semester Genap SMP N 1 Gedong Tataan Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2010/2011 2. Penguasaan materi yang diamati pada penelitian ini diukur berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil pretes dan postes serta skor gain pada materi pokok Ekosistem 3. Metode penemuan (Discovery Method) menurut Suryosubroto (2002: 192) diartikan sebagai suatu komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif,

8 berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. F. Kerangka Pikir Proses belajar mengajar dikatakan efektif dan mampu mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri jika guru berhasil meningkatkan hasil belajar siswa untuk belajar lebih giat guna meningkatkan mutu pengetahuan mereka. Keberhasilan dari proses pembelajaran dapat dilihat dari tingginya tingkat penguasaan materi pelajaran, dalam hal ini berupa hasil belajar kognitif yang diperoleh melalui tes formatif. Faktor yang paling mendukung tercapainya hal tersebut adalah penggunaaan metode pembelajaran yang kreatif. Salah satu cabang ilmu pengetahuan alam adalah Biologi. Biologi tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau berbagai macam fakta yang dihapal tetapi lebih menekankan pada kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam memahami gejala-gejala alam. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan mempermudah siswa dalam memahami pelajaran Biologi. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dalam kegiatan pembelajaran seringkali siswa dihadapkan pada materimateri yang penyampaiannya hanya didominasi oleh guru, tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri hal-hal baru berdasarkan pengalaman dan pengetahuan siswa yang dimilikinya, sehingga materi

9 tersebut sulit dipahami oleh siswa. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan metode discovery. Metode discovery dipandang cocok untuk materi pokok Ekosistem, karena pada metode ini siswa dibimbing agar selalu aktif untuk menemukan sendiri sesuatu yang baru, sehingga diharapkan siswa dapat mempunyai pemahaman yang lebih baik dan dapat meningkatkan penguasaan materi siswa. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat. Dimana variabel bebasnya adalah kegiatan belajar dengan penggunaan metode discovery, sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan materi pokok Ekosistem hidup oleh siswa. Model hubungan variabel bebas dengan variabel terikat : X 1 X2 Y Keterangan : X1 = pembelajaran dengan penggunaan metode discovery; X 2 = pembelajaran dengan penggunaan metode diskusi, Y = penguasaan materi pokok Ekosistem. Gambar 1. Diagram hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. G. Hipotesis Penelitian Hipotesis umum dari penelitian ini adalah : 1. HO = tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan metode discovery terhadap penguasaan materi pokok Ekosistem oleh siswa

10 H1 = ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan metode discovery terhadap penguasaan materi pokok Ekosistem oleh siswa. 2. H0 = Penguasaan materi pokok Ekosistem oleh siswa dengan menggunakan metode discovery sama dengan menggunakan menggunakan metode diskusi. H1 = Penguasaan materi pokok Ekosistem oleh siswa dengan menggunakan metode discovery lebih tinggi menggunakan metode diskusi.