BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Model sistem presensi biometri sidik jari yang dikembangkan secara garis

dokumen-dokumen yang mirip
lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi.

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PEMBAHASAN. Bab IV berisi pembahasan yang meliputi proses penelitian yakni hasil

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

z_in ( ) dan mengaplikasikan fungsi aktivasi untuk menghitung sinyal output ( ) Propagasi balik:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras. Perangkat Keras Spesifikasi Processor Intel Core i3. Sistem Operasi Windows 7

NEURAL NETWORK BAB II

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. titiktitik penyusun citra itu sendiri. Titik-titik tersebut disebut dengan pixel. Banyaknya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rancangan antarmuka (interface) program terdiri dari form cover, form

PENGENAL HURUF TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE LVQ (LEARNING VECTOR QUANTIZATION) By. Togu Sihombing. Tugas Ujian Sarjana

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Citra Digital

BAB II LANDASAN TEORI

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

BAB I PENDAHULUAN. mengenali dan membedakan ciri khas yang dimiliki suatu objek (Hidayatno,

BAB VI CONTOH APLIKASI JST UNTUK PENGENALAN POLA SIDIK JARI

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

Model Arsitektur Backpropogation Dalam Memprediksi Faktor Tunggakan Uang Kuliah (Studi Kasus AMIK Tunas Bangsa)

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. untuk pengguna interface, membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

KLASIFIKASI CITRA PARU MENGGUNAKAN MODEL SELF-ORGANIZING MAPS RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORKS (SOM-RBFNN) SKRIPSI

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder berupa citra Magnetic Resonansi Image (MRI) yang diperoleh dari

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK INVENTARISASI LUAS SUMBER DAYA ALAM STUDI KASUS PULAU PARI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data

BAB III PEMBAHASAN. Radial Basis Function Neural Network (FRBFNN), prosedur pembentukan model

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

Studi Modifikasi standard Backpropagasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian

Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Algoritma Backpropagation Untuk Memprediksi Jumlah Pengangguran (Studi Kasus DiKota Padang)

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

JURNAL INFORMATIKA PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

Desain Perangkat Lunak Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation untuk Klasifikasi Citra Rontgen Paru-paru

DETEKSI DINI KANKER PARU DENGAN MODEL FUZZY RADIAL BASIS FUNCTION NEURAL NETWORK (FRBFNN) DAN HIGH FREQUENCY EMPHASIS FILTER SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

IDENTIFIKASI TANDA-TANGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERAMBATAN-BALIK (BACKPROPAGATION)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

BAB II LANDASAN TEORI

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan

Identifikasi Tumor Otak Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik pada Citra CT-Scan Otak Vinny Marita a, Nurhasanah a*, Iklas Sanubary a

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH

METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 1 Edisi.,Volume,. Bulan.. ISSN :

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Presentasi Tugas Akhir

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan deteksi penyakit pada daun rose dengan menggunakan metode ANN.

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 04, No.2 (2016), hal ISSN : x

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

SIMULASI PENGENALAN TULISAN MENGGUNAKAN LVQ (LEARNING VECTOR QUANTIZATION )

MILIK UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah memin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi atau Information Technology (IT)

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Model sistem presensi biometri sidik jari yang dikembangkan secara garis besar terdiri atas bagian input, bagian proses, dan bagian output seperti gambar di bawah ini. INPUT PROSES OUTPUT Gambar 3.1 Disain Penelitian Bagaian input akan menerima data sidik jari yang diekstrak melalui coocurrence matrik menjadi ciri unit dan diteruskan ke modul proses. Dalam modul proses, ciri sidik jari diolah dalam sistem jaringan saraf tiruan menggunakan bobot koneksi yang sudah dipelajari dalam proses training. Keluaran jaringan saraf tiruan disampaikan ke modul output sebagai keluaran sistem. Secara rinci deisain penelitian ini dituangkan dalam beberapa langkah seperti gambar di bawah ini. Halaman 40

Pengambilan data citra sidik jari Ekstraksi ciri citra sidik jari BAGIAN INPUT Rancangan arsitektur jaringan saraf tiruan Inisialisasi parameter jaringan saraf tiruan BAGIAN PROSES Pelatihan jaringan saraf tiruan Pengujian jaringan saraf tiruan BAGIAN OUTPUT Analisis hasil Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian 3.2 Metode Penelitian Mengacu pada disain dan langkah-langkah penelitian di atas, metode penelitian ini meliputi sebagai berikut : Halaman 41

1. Data Penelitian Data penelitian merupakan citra sidik jari yang terdiri atas 5 (lima) variasi yaitu tegak, miring kiri, miring kanan, depan, dan bagian tengah seperti gambar berikut. Tegak Miring Kiri Miring Kanan Depan Tengah Gambar 3.3 Citra sidik jari Pengambilan data dilakukan dengan metode ink rolled (tinta diteteskan pada permukaan stampad kemudian jari yang telah dikenai tinta dicapkan ke kertas dari ujung bawah kuku sampai pangkal jari). Setelah itu kertas di scan menggunakan scanner. Karena pengambilan citra diambil secara langsung maka sering terjadi trial and error. Selanjutnya dilakukkan enhancemen terhadap citra diberi proses lain seperti penghilangan noise/derau, penajaman citra, pemotongan citra. Program yang dipergunakan untuk memfilter citra yaitu perangkat lunak aplikasi grafis. Keluaran dari tahap ini adalah citra tersegmentasi yang akan digunakan untuk proses selanjutnya dalam penelitian. Citra tersegmentasi adalah citra yang sudah dipisahkan dari citra awal. Halaman 42

2. Ekstraksi Ciri Citra Sidik Jari Ekstraksi ciri dilakukan untuk mendapatkan deskriptor/pewakil dari setiap citra. Ekstraksi ciri dilakukan dengan menggunakan metode gray level coocorrence matrik (GLCM). Dari matrik coocurrence ditentukan ciri yang terdiri dari 7 ciri yaitu : a. Anguler Second Moment (ASM) atau Uniformity of Energy b. Entrophi c. Momen tingkat ke-m atau m th -Order Elemen Difference Moment d. Momen invers tingkat ke-m m atau m th -Order Inverse Elemen Difference Moment e. Probabilitas Maksimum (max c ij ) f. Korelasi (Correlation) g. Cluster Shade Berikut ini skema ekstraksi ciri. CITRA SIDIK JARI GRAY LEVEL COOCURRANCE MATRIX CIRI SIDIK JARI Gambar 3.4 Skema Ekstraksi Ciri Halaman 43

Gambar 3.6 Contoh citra sidik jadi pada satu variasi 245 240 254 255 222 193 181 182 188 241 255 255 249 248 255 240 252 243 203 162 135 132 135 130 151 211 255 248 245 255 251 246 195 145 135 121 114 115 115 125 149 215 251 251 255 255 207 144 125 146 137 127 132 124 144 119 150 233 252 248 255 166 129 128 142 132 128 141 140 142 132 144 202 252 255 227 136 121 121 133 134 131 125 130 116 124 142 173 243 255 206 127 114 113 131 134 128 113 117 125 126 144 160 239 255 196 135 123 117 128 111 113 112 112 140 128 133 124 211 255 177 128 117 119 133 122 112 121 116 114 133 133 126 181 255 201 131 119 115 122 128 122 117 116 119 131 124 121 185 255 217 130 121 113 115 129 121 113 125 123 126 119 116 169 252 222 129 123 121 125 127 114 118 129 121 122 128 120 143 226 233 130 116 130 139 126 113 124 121 122 122 133 126 134 210 247 139 103 124 137 121 117 120 120 135 123 119 120 139 215 255 169 106 113 132 117 121 116 128 148 127 115 119 140 218 255 204 122 111 136 120 127 121 131 151 134 131 131 134 210 252 246 148 119 120 119 140 126 131 137 142 144 129 157 245 248 254 212 128 123 117 118 130 116 124 145 153 146 181 252 248 255 255 212 128 113 102 123 119 131 138 133 170 233 255 255 252 252 253 232 171 141 126 129 134 138 161 231 253 247 253 253 251 255 255 247 235 214 155 190 218 228 255 254 254 Gambar 3.7 Contoh hasil gray level citra sidik jadi Halaman 44

- 17 - - - - - -... - - - - - - - -... - 17 - - - - - -... - 17 - - - - - -... 34 17 - - - - - -... 17-17 17-17 - -... - 17-17 17-17 -... - 17 17 34 - - - 34... - - 17 - - 17-34... - 17 - - 17-17 17... - - 17 - - 17 - -... - - - 34 34 17 - -... - - - - - 17-51... 17 34 17-34 34 - -... 17 - - 17-17 - -... - - - - - 34-34... - 17 - - 34 - - -... - 17-17 - 17 - -... - 17 - - - - - 17... - - 34 17 - - - -... - 34 - - 17 34 - -... - - - 17 - - 17 -... - - - - - - - -... - - - - - 17 - -.................................... Gambar 3.7 Contoh gray level cooccurrence matrik citra sidik jari 0,2430 0,1041 0,1795 0,2219 0,1436 0,3981 0,2863 0,1862 0,1041 0,1851 0,3706 0,1258 0,2929 0,2270 0,5090 0,1041 0,1579 0,3779 0,1503 0,4469 0,4498 0,0875 0,1041 0,1457 0,2695 0,2368 0,8976 0,1160 0,0613 0,1041 0,1464 0,2725 0,2788 1,2344 0,0873 Gambar 3.8 Contoh ciri sidik jadi pada satu variasi Halaman 45

Pada langkah ini citra diekstrak untuk mendapatkan nilai-nilai yang merepresentasikan ciri spesifik dari citra tersebut. Citra diperkecil ukuran pixelnya karena jumlah datanya yang terlalu besar untuk dijadikan input, sehingga image diperkecil secara proporsional 50 x 50 pixel. Ukuran citra ini dipilih karena masih dapat mewakili citra asli. Dengan menggunakan software pembaca citra yang direpresentasikan dalam tingkat keabuan 0 255. Setelah mendapatkan citra dalam bentuk tingkat keabuan selanjutnya dikonstruksi matrik kookuren dengan ukuran banyaknya nilai keabuan yang berisi hubungan ketetanggan dari setiap nilai keabuan yang ada. Dengan menggunakan perumusan ciri-ciri selanjutnya di presentasikan ciri setiap sidik jari sebanyak 7 (tujuh) ciri. Ciri-ciri tersebut dikelompokkan untuk setiap orang dari 5 (lima) variasi yang ada. Kumpulan ciri ini selanjutnya akan menjadi masukan untuk sistem jaringan saraf tiruan. 3. Arsitektur Jaringan Arsitektur jaringan saraf tiruan dalam penelitian ini menggunakan multi kayer perceptron yang terdiri atas tiga layer yaitu layer input, layer hidden, dan layer output seperti gambar di bawah ini. Setiap layer masing-masing terdiri atas sejumlah pemroses yang disebut neuron yaitu neuron input (X), neuron hidden (Z), dan neuron ouput (Y). Halaman 46

X 1 Z 1 O 1 X 2 Z 2 O 2 X n Z h O n Neuron Input Neuron Hidden Neuron Output Gambar 3.5 Arsitektur jaringan saraf tiruan 4. Inisialisasi Parameter Jaringan Saraf Tiruan Untuk dapat mengenali ciri dengan baik, jaringan harus belajar dengan metode pembelajaran tertentu. Sebelum jaringan dilatih dengan sejumlah data pelatihan, ada sejumlah parameter yang harus diisi terlebih dahulu seperti nilai kecepatan pembelajaran, bias, dan bobot awal. Kecepatan pembekajaran menggunakan nilai 0-1, bias menggunakan nilai 1, dan bobot awal dilakukan random dengan nilai 0 1. Halaman 47

5. Pelatihan Jaringan Saraf Buatan Dalam penelitian ini digunakan metode pembelajaran/pelatihan backpropagation atau propagasi balik. Algoritma pembelajaran jaringan sarap tiruan backpropagation meliputi langkah-langkah sebagai berikut : 1. Setiap neuron masukan (X n n = 1,..., n) menerima sinyal-sinyal masukan X n dan mengirimkan sinyal-sinyak ini ke setiap neuron lapis tersembunyi. 2. Setiap neuron tersembunyi (Z h, h = 1,.., h) menjumlahkan sinyalsinyal terbobotnya : Z_in h = θ hn + n x kemudian menerapkan n w hn sebuah fungsi aktivasi untuk menghasilkan sinyal keluarannya : Z h = f (Z_in h ) kemudia mengirimkan sinyal tersebut kepada semua neuron lapis keluaran. 3. Setiap neuron keluaran (O k, k = 1,..., k) menjumlahkan sinyal masukan terbobotnya : O_in k = θ kh + h x h w kh kemudian menggunakan fungsi aktivasi untuk menghitung sinyal keluarannya : O k = f (O_in k ). Setelah sinyal keluaran didapatkan maka dimulai tahapan prosedur penghitungan kesalahan dan selanjutnya disebut fase propogasi balik. Nilai kesalahan merupakan silisih antara target dengan keluaran. Langkah penghitungan kesalahan meliputi langkah 4-5 sebagai berikut : 4. Setiap neuron keluaran (O k, k = 1,..., k) menerima sebuah target yang berhubungan dengan pola masukan, untuk menghitung informasi Halaman 48

kesalahannya dengan : δ k = (t k o k ) f (o k ). Kemudian menghitung besar koreksi bobotnya (untuk memperbaiki w kh ) : w kh = ηδ k Z h. Kemudiaan menghitung juga besar koreksi biasnya yang digunakan untuk memperbaiki θ kh : θ kh = ηδ k, dan mengirimkan δ k ke neuron dilapis tersembunyi. 5. Setiap neuron tersembunyi (Z h, h = 1,..., h) menjumlahkan masukan deltanya kesalahan dari neuron lapis keluaran : δ _ in h = δ k kw kh Kemudian hasil ini akan digunakan untuk menghitung besar informasiinformasi kesalahannya : δ h = δ _ in h f(i h ). Kemudian menghitung besar. koreksi bobotnya untuk memperbaiki w hn : w hn = ηδ h X n Dan menghitung koreksi biasnya untuk memperbaiki θ hn : θ hn = ηδ h. Langkah selanjutnya adalah proses perbaikan bobot dan bias dari layer input dan layer hidden dengan langkah 6-7 sebagai berikut : 6. Setiap bobot layer output W kh, (k = 1,...k, h = 1...h) diperbaiki bobot dan biasnya dengan : w kh (baru) = w kh (lama) + w kh, dan θ kh (baru) = θ kh (lama) + θ kh. 7. Setiap bobot layer hidden (V hn, h = 1,...h, n = 1... n) diperbaiki bobot dan biasnya : w hn (baru) = w hn (lama) + w hn, θ hn (baru) = θ hn (lama) + θ hn 8. Proses berhenti pada saat koreksi kesalahan mencapai minimum yang ditentukan. Halaman 49

6. Pengujian Jaringan Saraf Tiruan Hasil dari pelatihan jaringan saraf tiruan adalah sistem jaringan saraf tiruan yang telah memiliki parameter yang tetap atau baku. Nilai parameter yang diperoleh dari pelatihan akan dipertahankan dan melekat terus selama tidak ada pelatihan baru. Sistem yang telah memiliki parameter baku adalah sistem yang siap melakukan pengujian. Proses pengujian merupakan pengenalan ciri sidik jari oleh sistem jaringan saraf tiruan. Dengan demikian hasil dari pengujian adalah keluaran yang menyatakan kategori atau kelas data masukan atau kelas orang. 3.3 Hasil Akhir Penelitian Hasil akhir penelitian ini adalah model sistem pengenalan sidik jari. Sistem ini belum dikemas secara otomatis dan terintegrasi dengan inteface yang sesuai, namun masih merupakan proses parsial. Halaman 50