HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA DI SMP N 5 KARANGANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun oleh : EDO YULIANTO WICAKSONO J

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN. asupan makanan yang semakin mengarah kepada peningkatan asupan makanan siap saji

PERBEDAAN. Disusun Oleh: J

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

BAB I PENDAHULUAN. anak remaja yang dimulai pada usia 12 tahun yaitu pada jenjang pendidikan

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH PADA REMAJA PUTRI DI MADRASAH ALIYAH ALMUKMIN SUKOHARJO

HUBUNGAN KONTRIBUSI BEBAN GLIKEMIK MAKANAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI SMP FULL DAY SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Tingkat Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Kelompok Usia Tahun

KEBIASAAN MAKAN YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KEGEMUKAN PADA REMAJA (Studi di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh negatif yang secara langsung maupun tidak langsung. yang berperan penting terhadap munculnya overweight (Hadi, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : NUR KHASANAH J

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan aset bangsa untuk terciptanya generasi yang baik

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 10 MANADO.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

HUBUNGAN ASUPAN KARBOHIDRAT DAN LEMAK DENGAN TEBAL LEMAK BAWAH KULIT PADA SISWI SMA N 6 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya

ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN KONSUMSI WESTERN FAST FOOD (FREKUENSI DAN SUMBANGAN ENERGI) DENGAN STATUS GIZI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN UANG SAKU DAN PENGELUARAN KONSUMSI PANGAN PADA PENDERITA OVERWEIGHT DAN OBESITAS MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

PERBEDAAN AKTIVITAS FISIK ANTARA REMAJA PUTRI YANG OVERWEIGHT DENGAN NON OVERWEIGHT DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN POLA KONSUMSI FAST FOOD DAN SOFT DRINK PADA REMAJA PUTRI OVERWEIGHT DAN NON OVERWEIGHT DI SMA ASSALAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda (Double

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan Kebiasaan Sarapan dan Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi Siswi SMAN 3 Surabaya

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

BAB I PENDAHULUAN. masa atau usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. buruk, gizi kurang, gizi lebih, masalah pendek, anemia kekurangan zat besi,

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena overweight saat ini sedang menjadi perhatian. Overweight atau

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Gizi Dan Konsumsi Protein Dengan Kejadian KEK Pada Mahasiswi STIKES Ngudi Waluyo

ABSTRAK. Kata Kunci : karies gigi, nutrisi, dewasa muda. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TERHADAP OVERWEIGHT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup dan kebiasan makan remaja mempengaruhui baik asupan

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN. Oleh : SERGIO PRATAMA

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

PENGARUH BUKU SAKU TERHADAP TINGKAT KECUKUPAN GIZI PADA REMAJA (Studi Di SMA Teuku Umar Semarang Tahun 2016)

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE. Nita Monica. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Siliwangi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan kelompok peralihan dari masa anak-anak. menuju dewasa dan kelompok yang rentan terhadap perubahanperubahan

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN OBESITAS PADA SISWA DI SMA NEGERI 1 KOTA BITUNG Retno Emelia*, Nancy S. H. Malonda*, Nova H.

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

AKTIVITAS FISIK DAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA ANAK SEKOLAH DASAR KATOLIK FRATER BAKTI LUHUR MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

40 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

Keywords: Anemia, Social Economy

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pola makan remaja telah mengarah ke dunia barat. Pemilihan makanan remaja beralih ke pemilihan makanan cepat saji (fast

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN KEBIASAAN MAKAN FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA PELAJAR DI SMP KRISTEN EBEN HAEZAR 2 MANADO

Kata kunci: pegawai negeri sipil, pola makan, aktivitas fisik, sikap, pengetahuan, status gizi

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB I PENDAHULUAN. didalam tubuh. Kebutuhan zat gizi berkaitan erat dengan masa. perkembangan yang drastis. Remaja yang asupan gizinya terpenuhi

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa, yang berawal dari usia 9 tahun dan berakhir di usia 18

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA DI SMP N 5 KARANGANYAR PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: FAUYAN AMININ J 310 100 066 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

i

ii

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.. Surakarta, September 2016 Penulis FAUYAN AMININ J 310 100 066 iii

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA DI SMP N 5 KARANGANYAR Abstrak Pendahuluan: Aktivitas fisik memiliki peranan terhadap kejadian overweight seiring dengan berkembangnya teknologi pada saat ini yang menjadikan gaya hidup santai karena semua serba mudah sehingga tubuh sedikit bergerak untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Faktor lainnya ialah konsumsi fast food yang merupakan makanan yang mengandung tinggi energi dan tinggi lemak namun sedikit akan kandungan vitamin ataupun mineral. Konsumsi karbohidrat yang melebihi kebutuhan akan disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak. Kelebihan asupan karbohidrat dapat menyebabkan overweight. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara aktivitas fisik dan frekuensi fast food dengan kejadian overweight pada remaja. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan metode proporsional random sampling dan jumlah sampel 80 responden di SMP N 5 Karanganyar.. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji korelasi Chi-square dan Odd Ratio (OR). Hasil Penelitian: Subjek penelitian pada 40 responden overweight dan 40 responden non overweight didapatkan responden overweight yang memiliki aktifitas fisik kategori ringan sebanyak 76.2% dan responden non overweight sebanyak 21.1% sedangkan pada responden non overweight yang memiliki frekuensi fast food dengan kategori sering sebanyak 39.2%, dan pada responden overweight yang memiliki frekuensi fast food dengan kategori sering sebanyak 60.8%. Hasil dari uji chi-square antara aktivitas fisik dengan kejadian overweight menyatakan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian overweight (p=0,001; r=0,073). Terdapat juga hubungan antara frekuensi fast food dengan kejadian overweight (p=0,010; r=-3.444). Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungn antara aktivitas fisik dengan kejadian overweight pada remaja begitu pula frekuensi fast food memiliki hubungan dengan kejadian overweight pada remaja. Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Frekuensi Fast Food, Overweight 1

Abstract Introduction: Physical activity has a role on the incidence of overweight along with the development of technology at this point that makes the casual lifestyle for all-round so that the body moves slightly easier to perform everyday activities. Another factor is the consumption of fast food is a food that contains high energy and high in fat but little in vitamin or mineral. Consumption of carbohydrates that exceed the needs will be stored as glycogen and fat. Excess intake of carbohydrates can cause overweight. Objective: This study aimed to find the relationship between physical activity and frequency of fast food with the incidence of overweight in adolescents. Methods: This study used cross-sectional sampling using proportional random sampling method and sample size of 80 respondents at SMP N 5 Karanganyar. Statistical analysis was performed using Chi-square correlation test and Odd Ratio (OR). Results: The research subjects in 40 respondents overweight and 40 non overweight respondents obtained 40 respondents who have physical activity as much as 76.2% of mild and non overweight respondents as mch as 21.1% while non overweight respondents who have a frequency of fast food by category often as much as 39.2% and the overweight respondents who have a frequency of fast food by category often as much as 60.8%. The results of the chi-square test of physical activity with overweight incident stating that there is a relationship between physical activity with the incidence of overweight (p = 0.001; r = 0.073). There is also a relationship between the frequency of fast food with the incidence of overweight (p = 0.010; r = -3444). Conclusion: Based on this study it can be concluded that there relationship physical activity with the incidence of overweight in adolescents so did the frequency of fast food has a relationship with the incidence of overweight in adolescents. Keywords: Physical Activity, Frequency Fast Food, Overweight 1. PENDAHULUAN Kebiasaan remaja saat ini antara lain tidak mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, terbiasa untuk tidak sarapan pagi sebelum berangkat sekolah, sering jajan di luar rumah, kurang mengkonsumsi buah dan sayur, lebih suka mengkonsumsi makanan yang tinggi gula ataupun lemak sebagai contohnya fast food selain itu aktivitas remaja yang cenderung berkurang karena kemajuan teknologi (Adriani et al, 2012). Aktivitas fisik memiliki peranan terhadap kejadian overweight seiring dengan berkembangnya teknologi pada saat ini yang menjadikan gaya hidup santai karena 2

semua serba mudah sehingga tubuh sedikit bergerak untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Overweight dapat terjadi, karena hal tersebut didukung oleh faktor makanan yang dikonsumsi lebih banyak dibandingkan dengan aktivitas tubuh yang dilakukan lebih sedikit sehingga makanan tersebut tidak dapat dimetabolisme di dalam tubuh. Akibatnya makanan yang berlebihan tersebut disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh yang pada akhirnya membuat ukuran tubuh menjadi terus bertambah yang disebut overweight (Cakrawati, 2011). Faktor penyebab overweight pada remaja selain dari aktivitas fisik adalah konsumsi fast food. Sebagian besar fast food merupakan makanan yang mengandung tinggi energi dan tinggi lemak namun sedikit akan kandungan vitamin ataupun mineral. Asupan karbohidrat dan lemak yang dikonsumsi secara berlebih di dalam tubuh akan disimpan sebagai glikogen untuk kelebihan karbohidrat, sedangkan lemak akan disimpan sebagai lemak tubuh (Soegih dkk, 2009). Berdasarkan laporan Riskesdas (2013), prevalensi overweight pada remaja usia 13-15 tahun di Indonesia sebesar 10.8% yang terdiri dari 8.3% remaja overweight dan 2.5% obesitas. Prevalensi remaja yang memiliki status gizi overweight di Jawa Tengah sebanyak 7% dan remaja yang obesitas sebesar 1.5% (Riskesdas, 2013). Berdasarkan hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya, yang dilakukan pada bulan Edo, (2015) pada bulan Februari memperoleh hasil prevalensi siswa yang memiliki status gizi obesitas sebesar 4,5%, overweight 11,11%, kurus 9,3%, dan sangat kurus 2,1%. 2. METODE Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian mengenai kejadian overweight pada remaja ini adalah penelitian observasi dengan metode pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian dilakukan di SMP N 5 Karanganyar. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah siswasiswi SMP N 5 Karanganyar. Data yang diambil meliputi gambaran umum sekolah dan jumlah siswi yang diperolah dengan wawancara langsung kepada pihak sekolah. Data identitas siswi diperoleh dengan wawancara langsung dengan 3

siswa-siswi, data aktivitas fisik diukur dengan cara pengesian form aktivitas fisik dan menghitung nilai PAL, data frekuensi fast food diukur dengan cara pengisian from frekuensi fast food selama 1 bulan. Analisis data menggunakan program SPSS 17.0. Analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat diperoleh dengan menggunakan distribusi frekuensi dari setiap variabel penelitian, variabel-variabel yang diteliti yaitu aktivitas fisik, kejadian overweight dan frekuensi fast food. Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan aktivitas fisik dan frekuensi fast food dengan kejadian overweight pada remaja. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Subjek Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII dan IX di SMP N 5 Karanganyar. Usia subjek pada penelitian ini adalah usia 13-15 tahun. Berdasarkan distribusi usia subjek sebagian besar berusia 13 tahun. 3.2 Gambaran Umum Subjek 3.2.1 Gambaran Kejadian Overweight Tabel 1. Distribusi Kejadian Overweight Responden Kejadian overweight Jumlah (n) Prosentase (%) Normal 40 50 Overweight 40 50 TOTAL 80 100 Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa responden yang mengalami overweight sebanyak 50%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswi di SMP N 5 Karanganyar mengalami overweight. 3.2.2 Aktivitas Fisik Tabel 2. Distribusi Aktivitas Fisik Aktivitas Fisik Overweight Normal TOTAL N % N % N % Ringan 32 76.2 10 23.8 42 100 Sedang 8 21.1 30 78.9 38 100 JUMLAH 40 40 80 4

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang memiliki kategori aktivitas fisik ringan lebih tinggi mengalami kejadian overweight yaitu sebesar 76.2% sedangkan responden dengan aktivitas fisik sedang yang mengalami overweight sebanyak 21.1%. Selama melakukan aktivitas fisik, otot membutuhkan energi diluar metabolisme untuk bergerak oleh karena itu banyaknya energi yang dibutuhkan tergantung pada seberapa banyak otot yang bergerak, seberapa lama otot bergerak dan seberapa berat pekerjaan yang dilakukan (WHO, 2013). Aktivitas fisik tinggi yang dilakukan oleh tubuh maka banyak juga energi yang dikeluarkan, sebaliknya jika aktivitas fisik berkurang maka lebih banyak energi yang tersimpan didalam tubuh (WHO, 2011). 3.2.3 Frekuensi Fast Food Frekuensi Fast Food Tabel 3. Distribusi Frekuensi Fast Food Overweight Normal TOTAL N % N % N % Sering 31 60.8 20 39.2 51 100 Jarang 9 31.0 20 69.0 29 100 JUMLAH 40 40 80 Tabel 3 menunjukkan bahwa responden dengan frekuensi fast food kategori sering lebih tinggi mengalami overweight yaitu sebesar 60.8% dan pada responden yang memiliki kategori frekuensi fast food jarang lebih tinggi untuk memiliki status gizi normal yaitu sebesar 69,0%. Pola makan remaja sering kali tidak menentu yang merupakan resiko terjadinya masalah nutrisi. Kebiasaan pola makan remaja saat ini seperti makan camilan, melewatkan waktu makan terutama sarapan pagi, waktu makan tidak teratur, sering makan fast food, dan jarang mengkonsumsi sayur ataupun buah. Hal tersebut dapat mengakibatkan asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan gizi seimbang akibatnya dapat menyebabkan gizi kurang atau gizi lebih (Irianto, 2014). Fast food dapat menyebabkan terjadinya overweight karena fast food tersebut mengandung tinggi kalori, tinggi lemak dan rendah serat (Zulfa, 2011). Energi berlebih akan disimpan dalam bentuk glikogen dalam jaringan otot dan juga dalam bentuk lemak yang akan disimpan dalam jaringan-jaringan adipose seperti perut, bagian bawah kulit (Nazari, 2011). 5

3.2.4 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Overweight Tabel 4. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Overweight Aktivitas Overweight Normal TOTAL p* OR fisik N % N % N % (Cl) Ringan 32 76.2 10 23.8 42 100 0.001 0.073 Sedang 8 21.1 30 78.9 38 100 (0.029-0.239) JUMLAH 40 40 80 *uji Chi Square Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa nilai (p=0.001), yang berarti ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian overweight pada remaja di SMP N 5 Karanganyar. Hasil nilai Odds Ratio (OR) sebesar 0.073 (0.029-0.239) yang menunjukkan bahwa responden dengan aktivitas fisik ringan memiliki potensi menjadi overweight 0.073 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang memiliki aktivitas fisik sedang. Ketika orang beraktivitas, otot memerlukan energi di luar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk menghantarkan oksigen dan zat-zat gizi keseluruh tubuh serta digunakan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat dari pekerjaan yang dilakukan akan mempengaruhi jumlah energi yang dibutuhkan (Almatsier, 2009). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kairupan (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian overweight pada remaja di SMP Eben Haezar 2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Chrissia, (2012) di SMP Frater Don Bosco Manado, seluruh respondennya memiliki aktivitas fisik yang tergolong ringan dan sebagian besar responden memiliki status gizi overweight yaitu sebesar (39%), oleh karena itu ada hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi (IMT/U) pelajar di SMP Frater Don Bosco Manado. Hasil penelitian Hanifah et al, (2011) yang dilakukan di SMP Full Day Surabaya yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan kejadian overweight. 6

3.2.5 Hubungan Antara Frekuensi Fast Food dengan Kejadian Overweight Tabel 5. Hubungan Antara Frekuensi Fast Food dengan Kejadian Overweight Frekuensi Overweight Normal TOTAL p* OR (CI) Fast Food N % N % N % Sering 31 60.8 20 39.2 51 100 0.010 3.444 Jarang 9 31.0 20 69.0 29 100 (1.310-9.058) JUMLAH 40 40 80 *uji Chi Square Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa nilai (p=0.010), yang berarti ada hubungan antara frekuensi fast food dengan kejadian overweight pada remaja di SMP N 5 Karanganyar. Hasil nilai Odds Ratio (OR) sebesar 3.444 (1.310-9.058), hal ini menunjukkan bahwa responden yang mengkonsumsi fast food dalam kategori sering memiliki peluang 3.444 kali lebih tinggi menjadi overweight dibandingkan dengan responden yang mengkonsumsi fast food dalam kategori jarang. Sebagian besar fast food merupakan makanan yang mengandung tinggi energi dan tinggi lemak namun sedikit akan kandungan vitamin ataupun mineral. Konsumsi karbohidrat yang melebihi kebutuhan berdampak buruk untuk tubuh. Kelebihan karbohidrat akan disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak. Glikogen akan disimpan di hati dan otot. Lemak akan disimpan disekitar perut, ginjal dan bawah kulit. Kelebihan asupan karbohidrat dapat menyebabkan overweight (Kharismawati, 2010). Hasil Penelitian Badjeber, dkk (2009) di Manado memperoleh hasil bahwa anak yang mengkonsumsi fast food lebih dari 3 kali per minggu memiliki risiko 3,28 kali lebih besar untuk overweight dibandingkan dengan anak yang jarang atau 1-2 kali per minggu mengkonsumsi fast food. Penelitian Suryaputra (2012), yang dilakukan di Surabaya memperoleh hasil bahwa siswa overweight lebih sering mengkonsumsi fast food dibandingkan dengan siswa yang normal. Penelitian yang dilakukan Lilis (2011), di Cirebon menyatakan bahwa siswa yang overweight memiliki asupan fast food yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang normal. 4. PENUTUP Responden yang mengalami overweight di SMP N 5 Karanganyar sebesar 50%. Ada hubungan aktivitas fisik dan frekuensi fast food dengan kejadian overweight pada remaja di SMP N 5 Karanganyar. 7

DAFTAR PUSTAKA Adriyani, M., Wirjatmadi, B. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi Cetakan ke VII. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Badjeber, F., Kapantouw, N.H., Punuh, M. 2009. Konsumsi Fast Food Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Gizi Lebih Pada Siswa SD Negeri 11 Manado. Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado 11 14. Cakrawati, D. 2011. Bahan pangan gizi dan kesehatan. Bandung: Alfabeta Chrissia, I. 2010. Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Pelajar SMP Frater Don Bosco Manado. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Edo. 2015. Hubungan Frekuensi Ngemil, Durasi Menonton TV dan Durasi Bermain Games dengan Kejadian Overweight pada Remaja di SMP Negeri 5 Karanganyar. Sripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan, UMS. Hanifah, Nurul., Nindya, Triska. 2011. Hubungan Kontribusi Beban Glikemik Makanan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Gizi Lebih Pada Remaja Di Smp Full Day Surabaya. Surabaya: Universitas Airlangga. Diakses pada tanggal : 15 Desember 2014. Irianto, K. 2014. Gizi Seimbang Dalam Kesehatan Reproduksi. 1st ed. Bandung: Alfabeta. Kairupan, TS. 2012. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dan Screen Time dengan Status Gizi pada Siswa-Siswa SMP Kristen Eben Haezar 2 Manado. Kharismawati, R., Sunarto. 2010. Hubungan Tingkat Asupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, dan Serat Dengan Status Obesitas Pada Siswa SD. Diakses pada tanggal 16 Maret 2015. Lilis, B., Nugraheni., Niken, P. 2011. Risiko Konsumsi Western Fast Food dan Kebiasaan Tidak Makan Pagi Terhadap Obesitas Remaja Studi di SMAN 1 Cirebon. Volume 45 nomor 2 tahun 2011. Media Medika Indonesiana Nazari, P.E. 2011. Hubungan Antara Body Image, Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi dan Kejadian Dysmenorrhea Primer Anak Perempuan yang Mengalami Menarche pada Usia 12 Tahun. Thesis. Universitas Airlangga. 8

Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013). Jakarta: Kementerian Kesehatan. Soegih, R., Wiramihardja, K. 2009. Obesitas, Permasalahan dan Terapi Praktis. Jakarta : Sagung Seto. Suryaputra, K., Nadhiroh, S. 2012. Perbedaan Pola Makan dan Aktivitas Fisik Antara Remaja Obesitas dengan Non Obesitas. Makara, Kesehatan, Vol. 16, No. 1, Juni 2012: 45-50. WHO. 2011. Physical activity. Geneva. WHO. 2013. Health topics: Physical activity. World Health Organization. Zulfa, F. 2011. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food Modern dengan Status Gizi. Diakses pada : 22 Februari 2016. http://journal.unsil.ac.id. 9