MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TITIK ARIYANI HALIMAH A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MUIHAMMAD BAKRI

YUNICA ANGGRAENI A

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MENULIS. oleh Isah Cahyani Diadaptasi dari berbagai sumber dan hasil diskusi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Hani Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuniar Afrilian, 2013

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam mengungkapkan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu ciri orang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

MARLINA BAKRI (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNCP)

BAB I PENDAHULUAN. Problem pembelajaran sastra di sekolah, lagi-lagi harus berkait

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, baik dalam kehidupan pendidikan maupun masyarakat. Keterampilan menulis perlu diperhatikan karena merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Evi Rufaidah SMAN 1 Waru Pamekasan. dengan menggunakan Teknik TTW siswa kelas X SMA Negeri 1 Waru Pamekasan tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II KAJIAN PUSTAKA. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2008:1.4) Dalam proses pembelajaran apabila penguasaan siswa terhadap materi yang

MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN DI KELAS II SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. SMP N 2 Banyudono terletak di Jalan Jembungan, Banyudono, Boyolali.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk paragraf deduktif dan induktif belum ada. Penelitian yang digunakan

1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang benar adalah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai landasan untuk jenjang yang lebih

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hu-bungan dengan

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI KELAS X SMA PGRI 89 CIPANAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia berperan sebagai alat dalam

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti Tahun Pelajaran 2011 2012 ) NAMA : NENENG WULANSARI ALAMAT Email : wulansari@land.com Instalasi : SMA DARMAYANTI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan metode kontekstual dalam pembelajaran menulis paragraf induktif. Serta mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan tentang menulis paragraf induktif pada siswa kelas X SMA Darmayanti sebelum dan sesudah menggunakan metode kontekstual. Kata kunci : INCUIRY ( siswa menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilannya ) 1. PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Indonesia disekolah adalah agar siswa terampil berbahasa baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa terdiri atas keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut tidak dapat dipisah pisahkan karena keempatnya merupakan sesuatu yang sangat berkaitan dan saling mengisi. Hal ini sependapat dengan Tarigan ( 1990 :2 ) bahwa Setiap keterampilan berbahasa itu erat sekali hubungannya dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau merupakan catur tunggal. diantara keempat keterampilan diatas keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sulit dikuasai. Hal ini dikarenakan keterampilan menulis dianggap lebih kompleks keterampilan menulis juga menuntut Sejumlah pengetahuan dan keterampilan seperti terampil memilih kata, terampil menuaikan gagasan, serta terampil menyusun kalimat sesuai dengan EYD. Agar seseorang dapat terampil menulis diperlukan adanya latihan secara intensif. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan ( 1992 : 4 ) yang menyatakan bahwa Menulis atau mengarang merupakan keterampilan berbahasa yang tidak dimiliki secara intensif. Oleh karena itu, walaupun semua pernah belajar teori menulis tetapi tidak semua penulis menjadi penulis yang baik. berkaitan dengan keempat keterampilan berbahasa, kegiatan menulis terkadang dihadapkan pada kendala yang cukup serius. Terkadang adaseseorang yang ingin menuangkan gagasannya kedalam bentuk tulisan tetapi setiap kali dia berusaha untuk menulis, dia selalu gagal. Dalam kurikulum tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dalam aspek menulis adalah agar siswa mampu mengekspresikan berbagai pikiran,

gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan. Dengan demikian menurut kurikulum tersebut diharapkan mampu menuangkan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam bentuk karangan. Jadi tidak mustahil bahwa kadudukan pembelajaran menulis disekolah sangat diperlukan untuk melatih siswa menggunakannya secara aktif. Kenyataannya sekarang, tujuan tersebut belum tercapai. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya kemampuan siswa dalam menulis paragraf, karena guru kurang mampu memperhatikan strategi atau teknik dalam pembelajaran menulis paragraf induktif. Untuk menumbuhkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf guru harus mencari berbagai stategi atau teknik yang menarik berdasarkan karakteristik siswa saat belajar. Guru, siswa dan metode pembelajaran ini merupakan factor yang dapat menentukan berhasil tidaknya suatu pembelajaran. Untuk menumbuhkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf induktif, guru harus mencari berbagai strategi dan metode yang menarik berdasarkan karakteristik siswa saat belajar. Guru, siswa, dan metode merupakan factor yang dapat menentukan berhasil apa tidaknya suatu pengajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Badudu ( 1989 : 79 ) yang menyatakan bahwa Berhasil tidaknya pengajaran bahsa Indonesia ditentukan oleh beberapa faktor yang saling mengait dan menentukan, antara lain faktor guru, murid, metode pengajaran, dan kurikulum. 2. KAJIAN TEORI. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengajaran menulis paragraf induktif adalah dengan metode kontekstual. Metode ini merupakan sebuah metode pengajaran yang dianjurkan oleh para ahli. Blanchard ( 2001 : 1 ), Bens dan Erickson ( 2001 : 2 ) mengemukakan bahwa pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga Negara, dan pekerja. Sementara itu menurut Hulls dan Sounders ( 1996 : 3 ) menjelaskan didalam kontekstual, siswa menemukan hubungan penuh makna antara ide ide abstrak dengan penerapan praktis didalam konteks dunia nyata siswa menginternalisasikonsep melalui penemuan, penguatan, dan keterhubungan. Dalam kontekstual menghendaki kerja dalam sebuah tim, baik didalam kelas, laboraturium, tempat kerja maupun bank. Kontekstual menuntut guru mendesain sendiri lingkungan belajar yang merupakan gabungan beberapa bentuk pengalaman untuk mencapai hasil yang diinginkan. Selanjutnya Johnson ( 2002 : 4 ) mendefinisikan bahwa kontekstual memungkinkan siswa menghubungkan isi materi dengan konteks kehidupan sehari hari untuk menemukan makna. Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari hari, baik dalam lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, maupun warga Negara, dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupan. Pendekatan dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah kemampuan siswa mengkonstruk sendiri pengetahuan dan memberikan makna pemahaman yang ada dalam pengalaman nyata. Metode ini akan memudahkan siswa dalam menulis paragraf.. 3. PEMBAHASAN. Tarigan ( 1986 : 2 ) mengemukakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambing lambing grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambing grafik tersebut. Jika mereka membaca dan memahami lambing grafik tersebut, menulis bukan sekedar menggunakan huruf- huruf tetapi ada pesan yang dibawa oleh penulis melalui gambar gambar tadi. Suhendar (1992 ) menyatakan bahwa menulis merupakan proses perubahan bentuk pikiran, angan angan, dan perasaan untuk menjadi wujud lambing, tanda, tulisan. Lebih lanjut dikatakannya menulis merupakan kegiatan pengungkapan gagasan secara tertulis yang berbeda dengan kegiatan pengungkapan gagasan secara tertulis yang berbeda dengan kegiatan pengungkapan secara lisan. Dan Hernomo ( 2002 : 296 ) mengemukakan menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan. Sementara Nurgiantoro Burhan ( 2001 : 296 ) mengemukakan bahwa menulis adalah suatu bentuk system komunikasi lambing visual dengan mengungkapkan gagasan melaui media bahasa.

Berdasarkan kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi secara tidak langsung yang berfungsi untuk menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan kedalam bahasa tulisan. Paragraf berasal dari bahsa Yunani paragraphos yang artinya menulis disamping atau tertulis disamping. paragraf adalah bagian dari karangan yang terdiri dari kalimat kalimat yang berhubungan secara utuh dan terpadu serta satu kesatuan pikiran. Paragraf disusun secara sistematis dan mengandung satu gagasan pokok atau pikiran utama. Awal paragraf ditandai dengan masuknya kebaris baru. Terkadang dibaris pertama dimasukkan tanpa memulai baris baru. Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Setiap paragraf berawal dari apa yang dating sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf pada umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Syarat syarat membuat paragraf diantaranya : 1. Kesatuan. 2. Kepaduan. 3. Kelengkapan. 4. Gagasan pokok. 5. Menentukan ide pokok dan pikiran penjelas. Bagian bagian dari paragraf, diantaranya : a. Pada umumnya paragraf terdiri dari lebih dari satu kalimat. b. Dari fungsi dan kandungannya, kalimat dapat dipilah pilah menjadi kalimat topic, kalimat pengembang, kalimat penutup, dan kalimat penghubung. Tujuan dari pembentukan paragraf, diantaranya : a. Memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap satu tema. b. Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan normal struktur paragraph. jenis jenis paragraf, diantaranya : 1. Paragraf naratif yaitu paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. 2. Paragraf deskriptif yaitu paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, merasakan objek yang digambarkannya itu. 3. Paragraf eksposisi yaitu paragraf yang menginformasikan suatu teori, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya. 4. Paragraf argumentative yaitu paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya. 5. Paragraf persuasi yaitu paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu. Paragraf berdasarkan letak kalimatnya, yaitu : a. Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan persoalan pokok atau kalimat topic kemudian diikuti dengan kalimat penjelas. b. Paragraf induktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. c. Paragraf campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topi. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf. Ciri- cirri paragraf induktif : - Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa peristiwa khusus, kemudian menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa peristiwa khusus. - Kesimpulan terdapat diakhir paragraf.

Langkah langkah penggunaan metode pendekatan kontekstual. Pada penelitian ini penulis mengguakan langkah example Non example yaitu membalajarkan kepekaan siswa terhadap permasalahan yang ada disekitarnya melalui analisis contah contoh berupa gambar gambar, foto, kasus, yang bermuatan masalah. Siswa diarahkan untuk mengidentifikasi masalah, mencari alternative pemecahan masalah, dan menentukan cara pemecahan masalah yang paling efektif, serta melakukan tindak lanjut. 4. KESIMPULAN Jadi, pendekatan kontekstual sangatlah berpengaruh baik dalam pembelajaran menulis paragraf induktif karena metode ini membuat siswa lebih mandiri dan lebih membuka pikiran bersama teman temannya. 5. DAFTAR PUSTAKA. Langkah langkah nya yaitu sebagai berikut : 1. Guru mempersiapkan gambar gambar tentang permasalahan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan di OHP. 3. Guru member petunjuk dan member kesempatan siswa untuk memperhatikan atau menganalisis permasalahan yang ada pada gambar. 4. Melalui diskusi kelompok 2 3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis masalah dalam gambar tersebut dicatat dalam kertas. 5. Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan dan mengumpulkan hasil diskusinya. 6. Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin di capai 7. Kesimpulan.

Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar dan mengajar yang membantu guru mangaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliknya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga Negara, dan pekerja. Kontekstual juga merupakan pendekatan yang membuat siswa menemukan hubungan penuh makna antara ide ide abstrak dengan penerapan praktis didalam konteks dunia nyata. Siswa menginternalisasi. Konsep melalui penemuan, penguatan, dan keterhubungan. Kontekstual menhendaki kerja dalam sebuah tim, baik dikelas, laboraturium, tempat kerja maupun bank. Kontekstual menuntut guru mendesain lingkungan belajar yang merupakan gabungan beberapa bentuk pengalaman untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kontekstual memungkinkan siswa menghubungkan isi materi dengan kehidupan sehari- hari untuk menemukan makna. Jadi kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan dunia nyata siswa sehari hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga Negara, dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupannya. Karakteristik pendekatan kontekstual menurut Blanchard ( 2001 2 8 ) yaitu : 1. Bersandar pada memori mengenai ruang. 2. Mengintegrasi berbagai subjek materi / displin. 3. Nilai informasi didasarkan pada kebutuhan siswa. 4. Menghubungkan informasi dengan pengetahuan awal siswa. 5. Penilaian sebenarnya melalui aplikasi praktis atau pemecahan masalah nyata. Sementara Ditjen Dikdasmen ( 2003 : 10 19 ) menyebutkan tujuh komponen utama pendekatan kontekstual, yaitu : Fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk mengambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. 2. Menemukan ( incuiry ). Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat kata kata melainkan hasil dari menemukan sendiri melalui siklus. a. Observasi b. Bertanya c. Mengajukan dugaan d. Pengumpulan data dan penyimpulan. 3. Bertanya ( questioning ). Pengetahuan yang dimiliki seseorang seseorang selalu bermula dari bertanya. Bagi guru bertanya dipandang sebagai kegiatan untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa bagi siswa bertanya merupakan bagian penting dalam melakukan inquiry, yaitu menggali informasi, menginformasikan apa yang sudah diketahuinya, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. 4. Masyarakat belajar ( learning community ). 5. Pemodelan ( modeling ). 6. Refleksi ( reflection ) 7. Penilaian yang sebenarnya ( authentic assessment. 1. Kontruktivisme ( contructivisme ) Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnyadiperluas melalui konteks yang terbatas ( sempit ) pengetahuan bukanlah seperangkat fakta -