BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penunjang yang sangat penting dalam upaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pengangguran di Indonesia cukup mengkhawatirkan, dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibuktikan dari hasil penelitian Institute of Management Development (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

menyumbang calon tenaga kerja terdidik. Fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang banyak pengangguran yang berasal dari orang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN. mutu peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membawa dampak perubahan baru, yaitu persaingan

BAB I PENDAHULUAN. membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya juga berdasarkan rasa senang dan perhatian seseorang terhadap. profesi guru dipandang dari sudut pribadi individu.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

SUKMA WIDIASTO A SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas di era seperti sekarang ini sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kritis dan secara kolektif tantangan-tantangan tersebut menuntut organisasi

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perubahan pada sendi-sendinya. Salah satu bidang yang juga mengalami perkembangan

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk proses pendidikan yang memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Horne (Mulyasana, 2011, h. 5) menyatakan bahwa : peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuruan, SMK Swasta Immanuel

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dengan mengacu pada norma-norma kedewasaan, sehingga para

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya. pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

SEMINAR NASIONAL SMK BERBASIS POTENSI UNGGULAN DAERAH DAN KEBUTUHAN MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA MENGELIMINASI CITRA SEKOLAH SECOND CHOICE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut pemerintah memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari akademik dan non akademik. Pendidikan. matematika merupakan salah satu pendidikan akademik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAUHULUAN. dan terus berupaya melakukan dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang mempunyai. dapat mengikuti perkembangan zaman yang terjadi dengan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. di SMK masih sangat konvensional, bahkan ada yang membiarkan para

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS. Oleh : Ties Setyaningsih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

melalui Tridharma, dan; 3) mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan nilai Humaniora.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keterkaitan secara sinergis, antara lain kebijakan, kurikulum, tenaga pendidik dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penunjang yang sangat penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan keterlibatan dan tanggung jawab semua pihak terhadap keberhasilan pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan salah satu kegiatan yang paling pokok didalamnya terdapat interaksi antara guru dengan peserta didik secara aktif dan berkesinambungan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu lembaga pendidikan yang mengarahkan siswa memiliki intelektual serta keahlian tertentu sesuai dengan bidang yang dipilihnya. Salah satu tujuan pokok SMK yaitu menghasilkan lulusan yang berorientasi pada dunia kerja dengan pencapaian kemampuan/keahlian dan kompetensi tamatan. Dengan kata lain kontribusi pendidikan yang paling konkret pragmatis adalah untuk menyiapkan kualitas manusia yang dapat diandalkan sebagai tenaga kerja yang terampil. Pendapat Anne L.R. (1996: 1) dalam Journal Pendidikan Sekolah Kejuruan dan Tantangan menyatakan bahwa: Permasalahan masa kini untuk tenaga kerja adalah kualitas tenaga kerja. Persaingan dan kerjasama yang menandai era globalisasi, era perdagangan, dan industri global merupakan titik sentral permasalahan. Secara makro dapat dikemukakan adanya persaingan tenaga kerja murah, khususnya dibeberapa negara Asia Pasifik. Negara industri maju menginvestasikan dananya dengan mendirikan atau membeli pabrik di negara-negara dengan tenaga kerja murah menyebabkan Indonesia salah satu negara tenaga kerja murah menghadapi dilema. Indonesia dituntut memiliki keunggulan

2 kompetitif. Masalah lain adalah bahwa kenyataannya, mutu Sumber Daya Manusia (SDM) sering dikeluhkan tidak siap kerja sebagai tenaga kerja di industri. Untuk menghadapi tantangan tersebut, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jalan keluar meningkatkan SDM kelompok kerja ini. Keadaan di atas mendorong dunia pendidikan, khususnya pendidikan di bidang kejuruan di Indonesia akhir-akhir ini memikirkan relevansi produknya dengan orientasi dunia kerja. Hal ini merupakan konsekuensi logis yang mengharuskan tujuan kegiatan dan proses pendidikan selalu berorientasi pada dunia kerja. Salah satu yang menjadi perhatian di kalangan SMK baik itu yang bergerak dibidang rekayasa teknologi ataupun yang lainnya adalah mengenai dunia kerja, hal ini merupakan target akhir dari penyelenggaraan pendidikan kejuruan tersebut. Dalam dunia kerja ini lulusan SMK sebagai calon teknisi mulai mengaplikasikan ilmu pengetahuan, teknologi, dan pengalaman yang telah diperoleh di bangku sekolah yang telah dijadikan oleh para lulusan sebagai sarana pendidikan dan latihan, selain itu juga di dunia kerja mereka akan menemukan jati dirinya sebagai seorang teknisi tingkat menengah. Kesenjangan antara hasil pendidikan kejuruan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat terlihat dari tingkat pengetahuan dan penguasaan keterampilan lulusan SMK yang masih belum sepadan dengan tuntutan dunia kerja, serta belum sesuainya bidang keahlian mereka dengan bidang-bidang pekerjaan yang dibutuhkan dunia kerja. Masalah tersebut menjadi sebab meningkatnya jumlah lulusan SMK yang mengganggur dan mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan ijasah kejuruannya.

3 Kenyataan di lapangan, dimana para calon teknisi tingkat menengah ini masih ada yang mengalami kesulitan untuk mengejar cita-citanya yakni yang bekerja di dunia industri yang merupakan target akhir SMK dan para lulusannya. Hal ini terjadi karena banyak sekali kekurangsinkronan dan kekurangsesuaian antara proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah dengan dunia kerja, baik itu dari aspek kekurangsesuaian alat simulasi di sekolah, buku-buku yang dipakai sebagai referensi, maupun informasi tentang dunia kerja. SMK Negeri 13 Bandung merupakan salah satu dari beberapa SMK yang mencetak para peserta didiknya untuk menjadi tenaga yang siap kerja. Salah satu program keahlian yang ada yaitu program keahlian analisis kimia yang salah satu tujuannya adalah menyiapkan peserta didik dalam memasuki lapangan pekerjaan dan dapat mengembangkan sikap profesional dalam lingkup keahlian analisis kimia. Dari hasil pengamatan dan wawancara peneliti kepada Kepala SMK Negeri 13 Bandung khususnya untuk program keahlian analisis kimia menunjukkan bahwa lulusan setiap periode adanya indikasi peningkatan persentase tamatan yang diterima di lapangan kerja baik pemerintah maupun swasta. Kondisi ketenagakerjaan tidak semata-mata persoalan proses belajar mengajar, mengingat sisi pembelajaran dapat dikatakan keberhasilan memasuki dunia kerja tidak terlepas dari prestasi belajarnya. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai usaha untuk membina kepribadian, mengembangkan bakat dan minat yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu. Kemampuan dan minat yang dimiliki oleh

4 setiap individu satu dengan yang lainnya berbeda, hal ini dapat disebabkan karena perbedaan dalam kemampaun fisik dan mental. Salah satu diantara kesekian banyak yang termasuk kemampuan mental adalah minat. Minat merupakan salah satu karakteristik emosional yang berkenaan dengan adanya kecenderungan dari individu untuk memusatkan perhatian atau meningkatkan aktivitas terhadap suatu objek atau kegiatan tertentu yang dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku, rasa senang, terus melakukan apa yang disukai serta tercermin dalam perilaku dan antara lain ditunjukkan dalam prestasi belajar di sekolah. Dengan kata lain, minat dapat merupakan salah satu prediktor untuk berhasilnya belajar. Faktor minat juga menjadi indikator yang sangat penting untuk kelanjutan selanjutnya dari seorang siswa untuk melanjutkan masa depannya. Sumadi Suryadibrata (1983) mengemukakan bahwa Pemilihan jurusan atau program keahlian pada lembaga pendidikan formal merupakan hal yang penting dan sebaiknya dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga dicapai hasil belajar yang tinggi. Sesuai dengan pendapat tersebut, pemilihan program studi di Sekolah Menengah Kejuruan merupakan hal yang sangat penting dan sebaiknya dipilih sesuai dengan minat dari calon siswa. Program keahlian analisis kimia adalah salah satu program keahlian yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan. Seiring dengan perkembangan industri di Indonesia, program keahlian analisis kimia menjadi salah satu program keahlian yang banyak menyerap jumlah siswa.

5 Antusiasme yang tinggi dari calon siswa SMK yang ingin melanjutkan studinya ke SMK program keahlian analisis kimia ditunjukkan oleh jumlah siswa yang mendaftar ke program keahlian analisis kimia di SMK Negeri 13 Bandung semakin meningkat dibandingkan dengan daya tampung yang tersedia. Antusiasme siswa yang begitu tinggi untuk melanjutkan studinya ke SMK program keahlian analisis kimia, menjadi salah satu indikator minat siswa yang memilih program keahlian analisis kimia ini juga tinggi. Tetapi kita belum dapat memprediksi secara langsung bahwa minat siswa itu tinggi hanya dengan melihat banyaknya jumlah siswa yang memilih program keahlian analisis kimia. TABEL 1.1 DAYA TAMPUNG SMK NEGERI 13 BANDUNG No. Tahun Pendaftar Diterima Persentase yang Diterima (%) 1. 1999-2000 126 99 79 2. 2000-2001 137 108 79 3. 2001-2002 159 108 68 4. 2002-2003 196 103 53 5. 2003-2004 285 144 51 6. 2004-2005 360 140 39 7. 2005-2006 402 184 46 8. 2006-2007 430 180 42 9. 2007-2008 515 293 57 Faktor-faktor yang dapat dijadikan dasar mengapa siswa SMK memilih untuk melanjutkan studinya ke program keahlian analisis kimia adalah: a. Bidang keilmuan, yang merupakan gabungan dari pelajaran teori dan praktek. Selain teori siswa juga diarahkan untuk memiliki kemampuan dalam praktek, sehingga diharapkan meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa. Pola pembelajaran di SMK Negeri 13 Bandung dilaksanakan dengan pendekatan Competency Based Training dan Production Based Training

6 dengan didukung oleh fasilitas pembelajaran teori dan praktek yang memadai sesuai tuntutan Dunia Usaha /Industri. b. Prospek masa depan pekerjaan, kebutuhan akan tenaga kerja analis kimia terus meningkat seiring dengan perkembangan industri di Indonesia (industri farmasi, batu bara, kertas, makanan dan minuman, kimia, tekstil, polimer) sehingga dunia usaha baik pemerintah maupun swasta makin membutuhkan keahlian tersebut dan diharapkan akan membuka peluang yang lebih besar dalam memperoleh kesempatan untuk bekerja setelah lulus nanti. c. Bidang pekerjaan, bidang pekerjaan yang dapat diisi tamatan program keahlian analisis kimia adalah sebagai quality qontrol dan quality assurance. Semakin banyak industri maka semakin banyak kebutuhan akan tenaga quality qontrol dan quality assurance dimana setiap industri selalu bersaing dalam mempertahankan kualitas produknya. Hal-hal yang telah diuraikan di atas merupakan informasi yang dapat dijadikan salah satu indikator dari timbulnya minat siswa SLTP untuk melanjutkan studinya ke SMK dengan program keahlian analisis kimia. Dalam perkembangan selanjutnya minat seseorang terbentuk pada saat manusia mengenali lingkungannya, serta tidak lupa dari apa yang dibawa dan timbul pada diri individu. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Stoop (Deded Setiawan, 1985: 26) bahwa: Bawaan dengan faktor luar yang tersedia serta kesempatan merupakan perwujudan dari hasil interaksi antara sesuatu yang ada pada diri seseorang dengan lingkungannya. Orang yang memiliki minat yang tinggi terhadap sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan belajar, cenderung

7 memperoleh pengetahuan yang banyak, penguasaan materi yang luas, dan prestasi belajar yang tinggi, sehingga terdapat hubungan yang erat antara minat, penguasaan materi, dan prestasi belajar. Melihat data yang ditunjukkan di SMK Negeri 13 Bandung, dengan banyaknya jumlah siswa yang mendaftar yang tak sebanding dengan jumlah yang terserap, akan ikut melonjakkan passing grade (bobot nilai) standar siswa yang dapat diterima di program keahlian analisis kimia. Hal ini sudah barang tentu akan meningkatkan kualitas murid yang nantinya akan belajar di program studi analisis kimia. Kalau kita prediksikan antara minat siswa memilih program studi analisis kimia dengan kualitas bobot nilai yang tinggi, seharusnya berbanding lurus dengan prestasi belajarnya pada mata pelajaran yang berkaitan dengan program keahlian analisis kimia. Hasil penelitian sebelumnya (Endang Rohman, 2005) menyatakan bahwa persepsi siswa tentang peluang kerja berpengaruh terhadap motivasi belajarnya atau dengan kata lain untuk mencapai motivasi belajar yang optimal, seorang siswa harus memiliki persepsi yang baik tentang peluang kerja. Sedangkan (Heryanto, 2002) menyatakan bahwa pengaruh bakat, minat, dan kebiasaan belajar berpengaruh terhadap hasil belajar statistik matematika mahasiswa. Hasil penelitian (Romal Ginanjar, 2008) menyatakan bahwa terdapat hubungan minat mahasiswa menjadi tenaga kependidikan dengan prestasi belajar mata kuliah dasar kependidikan. Berdasarkan hal-hal di atas, maka timbul keinginan penulis untuk menelaah mengenai: Pengaruh Persepsi Siswa tentang Dunia Kerja dan

8 Minat Memilih Program Keahlian Analisis Kimia terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kelompok Produktif Kimia (Kimia Bahan Makanan, Mikrobiologi, dan Kimia Instrumen) penelitian terhadap Siswa Kelas 3 Program Keahlian Analisis Kimia Tahun Ajaran 2008/2009 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 13 Bandung. 1.2 Pembatasan Masalah Mengingat luasnya lingkup permasalahan yang ada dan menghindari ketidakjelasan masalah yang akan diteliti maka penelitian ini dibatasi pada permasalahan mengenai pengaruh persepsi siswa tentang dunia kerja dan minat memilih program keahlian analisis kimia terhadap prestasi belajar mata pelajaran kelompok produktif kimia (kimia bahan makanan, mikrobiologi, dan kimia instrumen). Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Persepsi siswa yang akan diteliti adalah pandangan dan tanggapan individu tentang lapangan pekerjaan, kondisi pekerjaan, dan tuntutan karakteristik individu dalam bidang analis kimia. 2. Minat yang timbul adalah minat siswa SMK memilih program keahlian analisis kimia. 3. Prestasi belajar yang diteliti adalah prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kelompok produktif kimia (kimia bahan makanan, mikrobiologi, dan kimia instrumen) yang tertulis pada buku raport untuk semester lima.

9 4. Lingkup penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 13 Bandung. Responden yang diambil adalah siswa kelas 3 program keahlian analisis kimia tahun ajaran 2008/2009. 1.3 Perumusan Masalah Untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh persepsi siswa tentang dunia kerja dan minat memilih program keahlian analisis kimia terhadap prestasi belajar mata pelajaran kelompok produktif kimia (kimia bahan makanan, mikrobiologi, dan kimia instrumen) di SMK Negeri 13 Bandung dengan rincian sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh persepsi siswa tentang dunia kerja terhadap prestasi belajar mata pelajaran kelompok produktif kimia (kimia bahan makanan, mikrobiologi, dan kimia instrumen)? 2. Bagaimana pengaruh minat memilih program keahlian analisis kimia terhadap prestasi belajar mata pelajaran kelompok produktif kimia (kimia bahan makanan, mikrobiologi, dan kimia instrumen)? 3. Bagaimana pengaruh persepsi siswa tentang dunia kerja dan minat memilih program keahlian analisis kimia terhadap prestasi belajar mata pelajaran kelompok produktif kimia (kimia bahan makanan, mikrobiologi, dan kimia instrumen)?

10 1.4 Definisi Operasional Pentingnya definisi operasional dalam penelitian ini untuk mengetahui dari terjadinya kesalahpahaman atau persepsi antara penulis dan pembaca dalam memahami istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, istilah-istilah dalam penelitian ini adalah: a. Pengaruh Pengaruh adalah hubungan sebab-akibat yang ditimbulkan oleh dua variabel (variabel bebas dan variabel terikat). b. Persepsi siswa tentang dunia kerja Merupakan pandangan dan tanggapan individu tentang lapangan pekerjaan, kondisi pekerjaan, dan tuntutan karakteristik individu dalam memasuki dunia kerja. c. Minat Merupakan salah satu karakteristik emosional yang berkenaan dengan adanya kecenderungan dari individu untuk memusatkan perhatian atau meningkatkan aktivitas terhadap suatu objek atau kegiatan tertentu yang dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku. Minat dalam penelitian ini adalah minat individu siswa SMK dalam memilih program keahlian analisis kimia, ada kekuatan atau dorongan yang menyebabkan siswa belajar program keahlian analisis kimia sehingga siswa tersebut akan mempunyai respons terarah, memusatkan perhatian, dan menyerap segala sesuatu yang berkaitan dengan program keahlian analisis kimia serta memberikan kepuasan kepadanya.

11 d. Prestasi belajar Dalam penelitian ini adalah suatu hasil atau pencapaian dari suatu proses belajar yang merupakan seperangkat kemampuan yang diharapkan, dalam hal ini mengacu kepada nilai yang terdapat dalam nilai raport mata pelajaran kelompok produktif kimia yaitu kimia bahan makanan, mikrobiologi, dan kimia instrumen untuk semester lima yang berhasil dicapai oleh siswa. e. Mata pelajaran kimia bahan makanan, mikrobiologi, dan kimia instrumen Adalah mata pelajaran inti program keahlian analisis kimia untuk kelas 3 di SMK Negeri 13 Bandung. Dengan demikian judul penelitian ini memiliki pengertian pengaruh persepsi siswa tentang dunia kerja dan minat memilih program keahlian analisis kimia terhadap prestasi belajar mata pelajaran kelompok produktif kimia (kimia bahan makanan, mikrobiologi, dan kimia instrumen) yang ditunjukkan oleh nilai akhir raport semester 5 yang diperolehnya. 1.5 Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan umum yang ingin dicapai, yaitu: Memperoleh gambaran tentang pengaruh persepsi siswa tentang dunia kerja dan minat memilih program keahlian analisis kimia terhadap prestasi belajar mata pelajaran kelompok produktif kimia (kimia bahan makanan, mikrobiologi, dan kimia instrumen).

12 Adapun tujuan penelitian secara khusus adalah: 1. Untuk mendapatkan gambaran pengaruh persepsi siswa kelas III SMK Negeri 13 Bandung tentang dunia kerja di bidang analisis kimia terhadap prestasi belajar. 2. Untuk mengetahui gambaran pengaruh minat memilih program keahlian analisis kimia di SMK Negeri 13 Bandung terhadap prestasi belajar. 3. Untuk mengetahui gambaran pengaruh persepsi siswa tentang dunia kerja di lapangan dan minat memilih program keahlian analisis kimia terhadap prestasi belajar mata pelajaran kelompok produktif kimia. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: a. Manfaat teoritis Secara teoritis penulis mengharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu pendidikan dan diharapkan penelitian ini juga dapat dijadikan dasar bagi peneliti lainnya yang merasa tertarik untuk meneliti mengenai permasalahan yang sama. b. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, lembaga pendidikan, masyarakat umum, dan bagi penulis sendiri. 1) Siswa - Bahan masukan bagi siswa tentang pentingnya persepsi yang baik tentang dunia kerja dalam meningkatkan prestasi belajar.

13 - Memberikan sumbangan pemikiran kepada rekan-rekan calon siswa yang akan memilih program keahlian di SMK agar dalam menjatuhkan pilihan disesuaikan dengan minat yang dimilikinya. 2) Guru - Sebagai bahan masukan mengenai alternatif pemecahan dalam meningkatkan prestasi belajar dengan adanya persepsi yang baik tentang dunia kerja dan memilih program keahlian sesuai dengan yang diminatinya.