BAB I PENDAHULUAN. menemani kehidupan manusia. Dengan adanya binatang kehidupan manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan sibuk yang kedudukannya sejajar dengan negara-negara besar di Barat.Meski

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makluk berbudaya dan menciptakan kebudayaan. Budaya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang. tidak biasadipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan

BAB I PENDAHULUAN kali peperangan di seluruh dunia. Kemudian sejak abad 19, manusia mulai

Bab 1. Pendahuluan. Dalam menjalani kehidupan, manusia memiliki kodrat. Kodrat itu antara lain; lahir,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya.meski masyarakat Jepang sangat menjaga budaya dan tradisi dari leluhurnya,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. novel yang menceritakan luka hati seorang ibu miskin ini mempunyai tampilan sampul buku

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hari ini disebut warna efektif. Warna efektif ini kadang kadang lemah

KEBAHAGIAAN SAUDARA KANDUNG ANAK AUTIS. Skripsi

ABSTRAK USAHA USAHA PENANGGULANGAN IJIME DI KALANGAN SISWA DI JEPANG. atau bahkan kekerasan yang dilakukan oleh para para pelajar.

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Akhir-akhir ini, memelihara kucing semakin populer di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target

BAB I PENDAHULUAN. Bullying atau ijime adalah masalah umum di setiap generasi dan setiap

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. antar manusia menjadi lebih luas dan tidak lagi mengenal batas-batas wilayah dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menganggap binatang peliharaan sebagai bagian dari keluarga. Hobi akan

BAB III METODE PENELITIAN. yakni, Laskar Pelangi dengan cara menonton film tersebut. Berdasarkan objek

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pasangan muda yang usianya masih dibawah 15 tahun. Hal ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari eksistensi manusia di dunia. Kebahagiaan itu sendiri dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Hewan peliharaan di Jakarta meningkat seiring dengan meningkatnya penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian secara eksplisit, muncul metode dan teknik.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan interaksi tersebut dalam berbagai bentuk. Manusia. malam harinya. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang mempunyai banyak pulau serta keragaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

3 Sumber: pada 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Zaman semakin berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun-tahun pertama kehidupan, mendengar adalah bagian. terpenting dari perkembangan sosial, emosional dan kognitif anak.

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu negara ke negara lain di dunia. Internet berasal dari kata Interconnection

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

Bab 1. Pendahuluan. Wirawan dalam Panudju dan Ida (1999:83) mengungkapkan bahwa masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. bagi hewan peliharaan di setiap daerah, seperti pet shop atau klinik hewan,

BAB I PENDAHULUAN. ribu lainnya pulang pergi setiap hari dari daerah sekitarnya untuk. bekerja dan berbisnis di Tokyo. Tokyo adalah pusat politik,

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. mencapai lebih dari 220 juta jiwa dan jumlah dari tahun ke tahun terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada rentang kehidupan manusia akan selalu terjadi proses perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. tata aturan dan norma sosial yang berlaku,hal seperti ini disebut perilaku

A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati

BAB I PENDAHULUAN. sama lain dan saling mempengaruhi. Semua manusia awalnya polos dan tak

BAB 1 PENDAHULUAN. game kini juga berkembang dengan pesat. Game-game didesain sedemikian rupa agar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Ranto,2007:22) adalah

B A B I PENDAHULUAN. di sepanjang rentang hidup. Salah satu tahap perkembangan manusia

PET AND FLOWER HOUSE DI BANDUNG UTARA

BAB III. Metodologi Penelitian. dengan wawasanya. Sebagian orang menyatakan paradigma (Paradigm) sebagai

Pengantar Psikologi Ingatan. Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Hasil penelitian UN-

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelinci, burung, ikan, bahkan beberapa ada yang memelihara ular sebagai hewan

Budaya facebook dikalangan mahasiswa..

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah salah satu individu yang menjadi bagian dari ciptaan-

BAB I PENDAHULUAN. dimasuki oleh kaum wanita baik sebagai dokter, guru, pedagang, buruh, dan

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang harus hidup di tengah lingkungan sosial. Melalui proses sosialisasi. mengadakan interaksi sosial dalam pergaulannya.

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi. Terjadi pada usia kurang lebih lima

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KATA PENGANTAR. Rasulullah SAW, keluarganya, sahabatnya, dan seluruh umat dimanapun berada.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia makhluk yang dikarunia akal dan hati oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sekolah Desain Animasi dan Game Semarang

BAB I PENDAHULUAN. budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Pada umumnya, cerita

BAB I PENDAHULUAN. Santrock, 2000) yang menyatakan bahwa tugas perkembangan yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui, teknologi adalah suatu kreasi yang telah menjadi bagian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Binatang adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang diciptakan untuk menemani kehidupan manusia. Dengan adanya binatang kehidupan manusia sangat banyak terbantu. Binatang-binatang tersebut dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan kita, ada yang dijadikan binatang peliharaan dan ada juga yang dijadikan makanan bagi kita. Di sekitar kita terdapat banyak jenis binatang, baik binatang liar maupun binatang peliharaan. Dalam penelitian ini, penulis akan memfokuskan pembahasan kepada binatang peliharaan. Binatang peliharaan atau di Jepang disebut dengan Petto ( ペット ) adalah binatang yang dipelihara oleh manusia dalam jangka waktu yang singkat maupun lama untuk memenuhi kebutuhan manusia. Baik yang bersifat ekonomis maupun emosional. Biasanya binatang dipelihara sebagai teman sehari-hari manusia. Binatang yang banyak dipelihara merupakan binatang yang memiliki sifat setia kepada Tuannya, memiliki penampilan yang menarik ataupun mempunyai kemampuan menarik seperti mempunyai suara yang indah. Secara teori kita bisa memilih binatang apapun untuk dipelihara, namun pada prakteknya hanya spesiesspesies tertentu saja yang dipelihara. Binatang peliharaan yang paling sering dijumpai adalah seperti anjing, kucing, burung, kelinci dan ikan. Alasan seseorang memelihara binatang adalah karena menyukai binatang tertentu sehingga memiliki ketertarikan untuk memelihara binatang yang disukai. 1

Binatang peliharaan juga dapat membantu kehidupan sehari-hari, seperti menjaga rumah. Mulai dari anak kecil, remaja, dewasa hingga orang tua tertarik untuk mempunyai binatang peliharaan. Di Jepang, binatang yang paling banyak dipelihara adalah anjing dan kucing. Memelihara petto dalam kehidupan orang Jepang sebenarnya telah ada sejak lama. Jika kita melihat kembali tiga puluh hingga empat puluh tahun silam, meskipun tetap menghargai dan menyayangi binatang, tidak banyak masyarakat Jepang yang menganggap binatang peliharaan sebagai bagian dari keluarga (Thanghan, 2008). Seperti yang telah disebutkan, pada awalnya alasan seseorang memelihara binatang adalah karena tertarik dan hanya ingin menjadikannya sebagai binatang penjaga. Namun, kini terlihat bahwa pemikiran tersebut mulai berubah. Sekarang banyak binatang peliharaan yang menjadi bagian dari keluarga bahkan dianggap sebagai anggota keluarga dan dianggap sama pentingnya dengan anggota keluarga yang lain. Dengan persepsi yang telah berubah, semakin banyak keluarga dan masyarakat Jepang yang memelihara binatang peliharaan, sehingga meningkatnya jumlah binatang yang dipelihara masyarakat Jepang pada tahun 1996 menimbulkan sebuah fenomena yang disebut pet boom. Pet boom yang secara harafiah dapat berarti sebagai ledakan binatang, yaitu meningkatnya jumlah populasi binatang peliharaan secara drastis. Pet boom sebenarnya sudah ada sejak tahun 1980 ketika pada saat itu ekonomi Jepang sedang meningkat. Saat itu, status sosial seseorang dapat dilihat dari kepemilikan binatang peliharaan, seperti pada binatang anjing. Semakin 2

mahal harga anjing yang dimiliki semakin tinggi pula status sosial dan kedudukannya di masyarakat. Namun, seiring dengan menurunnya ekonomi Jepang, meredup pula fenomena pet boom yang sedang berkembang di Jepang. Selang beberapa tahun kemudian, sekitar tahun 1996-1998, jumlah binatang peliharaan kembali meningkat cukup drastis. Menurut hasil survey Pet Industry Figures dalam artikel yang ditulis oleh Yamauchi Mari, saat ini terdapat sembilan belas juta binatang peliharaan baik anjing dan kucing. Banyak yang menyebabkan fenomena pet boom semakin berkembang. Antara lain, banyaknya pasangan yang telah menikah tetapi belum memiliki anak lebih memilih untuk memelihara binatang, anak remaja yang kedua orang tuanya sibuk bekerja sehingga tidak memiliki teman di rumah juga memilih untuk memelihara binatang sebagai teman bermain, dan para lansia yang kesepian di hari tuanya memutuskan untuk memelihara binatang agar dapat membantu kehidupan sehariharinya. Selain itu, fenomena pet boom ini juga membuka peluang bisnis yang berkaitan dengan binatang peliharaan. Banyaknya masyarakat Jepang yang tertarik untuk memiliki binatang peliharaan mengundang para pebisnis di Jepang yang jeli melihat peluang untuk membuka lahan usaha yang berkaitan dengan binatang. Menurut Steinford (1979), bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba. Ketika memulai suatu bisnis dibutuhkan informasi mencari peluang baru dan bagaimana cara mempertahankan bisnis yang dijalankan. Selain informasi, yang paling penting 3

dalam bisnis adalah strategi. Bagaimana kita mengatur strategi agar bisnis yang dijalankan berbeda dengan bisnis yang lain yang memiliki keunikan tersendiri. Karena seiring berkembangnya jaman, kita harus semakin jeli melihat peluang bisnis yang ada. Seperti yang telah dijelaskan, kini di Jepang banyak muncul bisnis-bisnis yang berkaitan dengan binatang. Seperti café untuk binatang peliharaan seperti Cat Café, Pet Spa (spa untuk binatang peliharaan), dan Pet Hotel (hotel untuk binatang peliharaan). Hal ini dimanfaatkan oleh para pebisnis di Jepang untuk mengambil keuntungan dari berkembangnya fenomena pet boom. Tidak hanya untuk binatang peliharaan, tetapi terdapat juga peluang bisnis untuk pencinta binatang peliharaan yang tidak memiliki waktu untuk memelihara binatang peliharaan. Dengan adanya fenomena pet boom yang merupakan meningkatnya jumlah binatang peliharaan di Jepang dan seiring dengan munculnya bisnis terkait binatang peliharaan karena mendapat pengaruh dari fenomena pet boom, penulis merasa tertarik untuk meneliti Fenomena Pet Boom Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Bisnis Binatang Peliharaan Di Jepang Dewasa Ini. 1.2 Perumusan Masalah Berkembangnya pet boom pada masyarakat Jepang mengakibatkan berubahnya pemikiran orang Jepang terhadap binatang peliharaan. Awalnya binatang dipelihara sebagai binatang penjaga rumah, sekarang telah berubah. Kini binatang peliharaan dianggap sebagai anggota keluarga, yang sama pentingnya dengan anggota keluarga yang lainnya. Selain itu, perkembangan fenomena pet 4

boom juga ikut mempengaruhi dunia bisnis di Jepang dengan munculnya berbagai macam bisnis binatang peliharaan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Apa faktor- faktor berkembangnya fenomena pet boom di Jepang? 2. Bagaimana pengaruh fenomena pet boom terhadap perkembangan bisnis binatang peliharaan di Jepang? 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Dalam setiap penelitian diperlukan adanya pembatasan masalah agar pembahasan tidak terlalu melebar sehingga menyulitkan pembaca untuk memahami pokok permasalahan yang dibahas. Di dalam penelitian ini, pembahasan akan terfokus bagaimana fenomena pet boom memberi pengaruh kepada bisnis di Jepang. Selain itu, pada bab II penulis juga akan memberikan penjelasan mendetail tentang asal muasal fenomena pet boom. 1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka Setiap kebudayaan yang tercipta akan melahirkan budaya baru dan menghasilkan fenomena. Dewasa ini di mana aktivitas, teknologi dan media semakin canggih juga menimbulkan berbagai macam fenomena di kalangan masyarakat yang dihasilkan melalui dampak berkembangnya kehidupan 5

masyarakat. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, fenomena diartikan sebagai hal-hal yang dinikmati oleh panca indra dan dapat ditinjau secara ilmiah. Saat ini, di Jepang memelihara binatang peliharaan sudah sangat umum. Jika dilihat dari jumlahnya, binatang peliharaan lebih mendominasi dibandingkan dengan persentase kelahiran di Jepang saat ini. Menurut kepala Asosiasi Perencanaan Keluarga Jepang (JFPA), Kunio Kitamura, Negeri Sakura kini mengalami krisis demografi serius. Bahkan, manusia Jepang terancam punah dimasa yang akan datang (www.dunia news.viva.co.id). Masih ingin berkarir atau bekerja menjadi alasan bagi wanita Jepang yang telah menikah untuk menunda memiliki anak. Memelihara binatang seperti anjing dan kucing memiliki nilai tersendiri bagi masyarakat Jepang, yaitu berupa nilai saling setia, nilai persahabatan dan nilai kebahagiaan. Selain kaum muda, yang banyak memelihara binatang peliharaan adalah lansia. Bagi lansia binatang peliharaan memiliki arti persahabatan, kesetian dan kasih sayang. Terkait dengan fenomena pet boom, saat ini banyak bisnis yang berhubungan dengan binatang peliharaan bermunculan di Jepang. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan binatang peliharaan, orang Jepang juga suka dengan hal-hal yang berbau unik dan lucu. 1.4.2 Kerangka Teori Kerangka teori menurut Koenjtaraningrat (1976:1) berfungsi sebagai pendorong proses berfikir deduktif yang bergerak dari bentuk abstrak kedalam 6

bentuk yang nyata. Dalam penelitian suatu kebudayaan masyarakat diperlukan satu atau lebih teori pendekatan yang sesuai dengan objek dan tujuan dari penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan fenomenologis. Pendekatan fenomenologis merupakan pendekatan yang menekankan rasionalitas dan realitas budaya yang ada serta berusaha memahami budaya dari sudut pandang pelaku budaya tersebut (Moleong, 1994:8). Dengan pendekatan fenomenologis, peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang dalam situasi tertentu. Seperti penjelasan pada tinjauan pustaka sebelumnya, telah terjadi sebuah fenomena di tengah-tengah kehidupan masyarakat Jepang, yaitu fenomena pet boom. Di mana meningkatnya jumlah binatang peliharaan di Jepang. Selain itu penulis menggunakan teori pendekatan psikologi-sosial. Psikologi-sosial merupakan bidang sosiologi yang berfokus pada tindakan sosial berskala mikro. Bidang ini menilai keseluruhan masyarakat melalui studi pikiran, emosi dan kelakuan dari sekelompok kecil juga individu (Stolte, John F; Fine, Gary Alan; Cook, Karen S.: 2001). Roueck and Warren dalam bukunya Sociology mendefinisikan psikologi sosial ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari psikologi daripada tingkah laku manusia, yang dipengaruhi oleh interaksi sosial. Dengan teori pendekatan psikologi-sosial ini, penulis berusaha memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat Jepang. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sekarang banyak binatang peliharaan menjadi bagian dari 7

keluarga bahkan dianggap sama pentingnya dengan anggota keluarga yang lain. Selain itu, semakin banyak masyarakat Jepang yang memelihara binatang peliharaan, sehingga situasi ini dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk membuka bisnis yang berkaitan dengan binatang peliharaan. Beberapa ruang kaji psikologisosial seperti pada masyarakat, interaksi sosial dan perubahan-perubahan yang terdapat di dalamnya merupakan titik tolak penulis dalam mengkaji pengaruh pet boom terhadap bisnis di Jepang. 1.5 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apa faktor-faktor berkembangnya fenomena pet boom di Jepang. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh fenomena pet boom terhadap perkembangan bisnis binatang peliharaan di Jepang. 1.5.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis, diharapkan menambah pengetahuan tentang fenomena pet boom dan perkembangannya. 2. Bagi pembaca, penulis berharap agar penelitian ini bisa menambah wawasan pembaca khususnya yang sedang belajar di bidang kajian masyarakat Jepang. 8

1.6 Metode Penelitian Metode berasal dari kata methodos dalam bahasa latin yang terdiri dari kata meta dan hodos. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah, sedangkan hodos berarti jalan, cara, arah (Ratna, 2009:34). Dalam pengertian yang lebih luas metode dianggap sebagai cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkahlangkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya. Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian mempunyai rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah. Tujuan rancangan penelitian adalah melalui penggunaan metode penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang teliti terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian (https://karobby.wordpress.com). Metode penelitian merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan dalam melakukan penelitian, yaitu untuk menunjang keberhasilan tulisan yang akan disampaikan penulis kepada pembaca. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara alamiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk itu, dalam pengerjaan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Menurut Koentjaraningrat (1976:30), penelitian yang bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai suatu individu, 9

keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Oleh karena itu, data-data yang diperoleh dikumpulkan, disusun, diklasifikasikan sekaligus dikaji dan kemudian diinterpretasikan dengan tetap mengacu pada sumber data dan informasi yang ada. Selain itu, penulis juga menggunakan metode studi kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan studi aktivitas yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Beberapa aspek yang yang perlu dicari dan diteliti meliputi masalah, teori, konsep dan penarikan kesimpulan. Dengan kata lain, studi kepustakaan adalah pengumpulan data dengan cara membaca buku-buku yang berkaitan dengan objek penelitian. Data yang diperoleh dari referensi tersebut akan dianalisa untuk dapat ditarik kesimpulan (Nasution, 1996:14). Di samping itu, penulis juga memperoleh data-data dari beberapa situs di internet berkaitan dengan fenomena pet boom. Seluruh data-data yang didapat baik dari proses studi kepustakaan maupun data internet, akan dianalisa dan kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan hasil berupa kesimpulan. 10