Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

PEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI MADRASAH IBTIDAIYAH HIDAYATUL INSAN KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil. Puskesmas Kijang Tahun Anggaran : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

BAB I PENDAHULUAN. imunisasi, status gizi, dan penyakit infeksi pada anak. Faktor-faktor tersebut

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

BAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat tidak

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

Upaya penerapan PHBS di Sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES PUSKESMAS KARANG MULYA KECAMATAN PANGKALAN BANTENG

Terciptanya kondisi lingkungan yang kondusif yang terbebas dari : Pengertian UKS

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB II KAJIAN TEORI. prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Ahmad

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia (SDM) antara lain ditentukan dua faktor yang

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kesehatan sebenarnya telah diatur dalam UU No.9 Tahun 1960

Pemberian Sarana Penunjung Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

UKS (USAHA KESEHATAN SEKOLAH)

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari sekolah negeri,

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa. usia tahun untuk anak laki-laki (Brown, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dermawan (2012) dan Mubarak, Chayatin, Santoso (2012) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan usaha

2 pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah/madrasah di setiap sekolah/madrasah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

Peningkatan Derajat Kesehatan..., Rizsanti, Diny, Putri, Gina, Farida

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter di sekolah memiliki peran yang sangat penting

UNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS) Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

II. TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

Pembinaan dan Pengembangan UKS

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT

PELATIHAN DOKTER KECIL DALAM UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA DI SDN 2 LABUAPI

TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pencegahan penyakit dengan mengurangi atau menghilangkan faktor resiko

BAB 1 PENDAHULUAN. produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ely Isnaeni, S. Kep, M. Kes

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan,

LAPORAN KOMUDA BLOK 19 SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA DI SEKOLAH DASAR GMIM 52 MAPANGET KECAMATAN TALAWAAN

PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberjambe 2016 BAB 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DI KABUPATEN WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011).

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBINAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SMP NEGERI 22 PADANG TAHUN 2009

PEDOMAN PELATIHAN DOKTER KECIL PUSKESMAS TAMAN BACAAN KEC. SEBERANG ULU II

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

Transkripsi:

sisipan:layout 1 7/25/09 2:05 AM Page 1 Suplemen PHBS di Sekolah 1

Pengantar Kementerian Kesehatan memberikan perhatian lebih pada kesehatan anak. Bukan karena tahun ini Kemenkes menjadi penanggungjawab pelaksanaan peringatan Hari Anak Nasional, tapi karena menyadari landasan kemajuan bangsa adalah bagaimana kita berhasil menyiapkan generasi bangsa yang tangguh. Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH sendiri memiliki interest sendiri dalam mengembangkan kesehatan anak. Salah satu kiprahnya adalah meluncurkan empat seri komik kesehatan anak dengan judul Cita dan Kawan-Kawan pada Sabtu (9/6/2011) lalu. Lewat buku ini, kami berharap anak-anak dapat menanamkan pola hidup sehat dan bersih sedari kecil, harap Menkes. Usaha Menkes ini berlandas pada keprihatinan mendalam terkait persoalan kesehatan anak. Pada tahun ini juga, Menkes terperanjat melihat jumlah anakanak perokok di atas usia 10 tahun di Indonesia meningkat sejak empat tahun terakhir ini. Persoalan lainnya, anak-anak Indonesia ke depan cenderung memiliki karakter fisik yang pendek dan gemuk. Ini terkait dengan pola makan yang tidak berimbang. Deret masalah ini tidak bisa didiamkan, mengingat jumlah anak-anak di Indonesia cukup besar. Tahun 2010 saja, jumlah anak-anak di Indonesia diestimasikan mencapai 64,85 juta jiwa. Dan diperkirakan mencapai 65,31 juta pada tahun 2015. Porsi jumlah penduduk anak-anak Indonesia dengan kategori usia 0-14 tahun sekitar 28%-34% terhadap jumnlah penduduk Indonesia yang pada tahun lalu mencapai 235 juta jiwa. Saluran yang cocok untuk memberikan sosialisasi dan praktik kesehatan sejak dini pada anak-anak adalah melalui sekolah. Saat ini di Indonesia terdapat 338.729 sekolah per 27 Juli 2011. Angka itu berdasarkan Nomor Pokok Sekolah Nasional, Kementerian Pendidikan Nasional, dari semua tingkatan mulai TK sampai Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta. Coba bayangkan, jika setiap sekolah memiliki 20 kader kesehatan saja, maka akan ada sekitar 6 juta lebih kader kesehatan yang dapat membantu terlaksananya dua strategi utama Kementerian Kesehatan, yaitu Menggerakkan sekaligus memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat serta survailans, monitoring, dan informasi kesehatan. 2

Pengertian UKS Memperkenalkan dunia kesehatan pada anak-anak di sekolah, seyogyanya tidak terlalu susah karena pada umumnya tiap sekolah sudah memiliki Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Pengertian UKS adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan serta perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 pasal 79 tentang Kesehatan, ditegaskan bahwa Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya sehingga diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Peserta didik tidak hanya berorientasi pada head (pengetahuan), heart (sikap/nilai) dan hand (keterampilan). Namun masih diperlukan faktor kesehatan (health) sehingga mereka paling tidak memiliki 4 H (head, heart, hand dan health). Dalam hal ini, sekolah memiliki peran yang penting untuk menyiptakan dan meningkatkan kesehatan peserta didik. Titik penting pada pengembangan kesehatan, oleh Badan Kesehatan Dunia WHO disebut dengan HPS (Health Promoting Schools) atau Promosi Kesehatan Sekolah sehingga peserta didik mampu memiliki kesehatan untuk hidup, belajar dan bekerja. 3

Tujuan UKS UKS bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menyiptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang di dalamnya mencakup: 4

Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah dan di perguruan agama, di rumah tangga, maupun di lingkungan masyarakat. Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial maupun lingkungan. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, alkohol, dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah sosial lainnya. PHBS di Sekolah Ruang lingkup dan tujuan UKS tidak lain mengarah pada praktik perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah. Karena terdiri dari sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran. Sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6-10 tahun), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendekatan UKS. 5

Indikator PHBS di Sekolah: Menyuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun. Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat. Olahraga yang teratur dan terukur. Memberantas jentik nyamuk. Tidak merokok di sekolah Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan. Membuang sampah pada tempatnya. Sasaran pembinaan PHBS di sekolah: Siswa Warga sekolah, yakni kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah dan orangtua siswa. Masyarakat lingkungan sekolah, seperti penjaga kantin, satpam dan lainlain. 6

Manfaat Pembinaan PHBS di Sekolah Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat, sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit. Meningkatnya semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orangtua. Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan. Menjadi percontohan Sekolah Sehat bagi daerah lain. Langkah-langkah Pembinaan PHBS di Sekolah Analisis Situasi Penentuan kebijakan/pimpinan di sekolah melakukan pengajian ulang tentang ada tidaknya kebijakan tentang PHBS di sekolah serta bagaimana sikap dan perilaku khalayak sasaran (siswa, warga sekolah dan masyarakat lingkungan sekolah) terhadap kebijakan PHBS di sekolah. Kajian ini untuk memperoleh data sebagai dasar membuat kebijakan. 7

Pembentukan Kelompok Kerja Penyusunan Kebijakan PHBS di Sekolah Pihak pimpinan sekolah mengajak bicara/berdialog guru, komite sekolah dan tim pelaksana atau Pembina UKS tentang: Maksud, tujuan, dan manfaat penerapan PHBS di Sekolah Membahas rencana kebijakan tentang penerapan PHBS di Sekolah Meminta masukan tentang penerapan PHBS di Sekolah, antisipasi kendala dan sekaligus alternatif solusi, menetapkan penanggungjawab PHBS di Sekolah dan mekanisme pengawasannya. Membahas cara sosialisasi yang efektif bagi siswa, warga sekolah dan masyarakat sekolah. Pimpinan Sekolah membentuk Kelompok Kerja Penyusunan Kebijakan PHBS di Sekolah. Pembuatan Kebijakan PHBS di Sekolah Kelompok Kerja membuat kebijakan yang jelas, tujuan dan cara melaksanakannya. 8

Penyiapan Infrastruktur Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan pengawasan PHBS di Sekolah. Instrumen pengawasan. Materi sosialisasi penerapan PHBS di Sekolah. Pembuatan dan penempatan pesan di tempat-tempat strategis di sekolah. Mekanisme dan saluran pesan PHBS di Sekolah. Pelatihan bagi pengelola PHBS di Sekolah. Sosialisasi Penerapan PHBS di Sekolah Sosialisasi penerapan PHBS di Sekolah di lingkungan internal antara lain: - Penggunaan jamban sehat dan air bersih. - Pemberantasan sarang nyamuk (PSN). - Larangan merokok di sekolah dan kawasan tanpa rokok di sekolah. - Membuang sampah di tempatnya. Sosialisasi tugas dan penanggungjawab PHBS di Sekolah. Penerapan PHBS di Sekolah Menanamkan nilai-nilai untuk ber-phbs kepada siswa sesuai kurikulum yang berlaku. Menanamkan nilai-nilai untuk ber-phbs kepada siswa yag dilakukan di luar jam pelajaran biasa, seperti: kerja bakti dan lomba kebersihan kelas, aktivitas kader kesehatan sekolah/dokter kecil, pemeliharaan jamban 9

sekolah, pemeriksaan jentik nyamuk di sekolah, demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan benar, pembudayaan olahraga yang teratur dan terukur, pemeriksaan rutin kebersihan kuku-rambut-telinga-gigi-dan sebagainya. Bimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling. Kegiatan penyuluhan dan latihan keterampilan dengan melibatkan peran aktif siswa, guru, dan orangtua, antara lain melalui penyuluhan kelompok, pemutaran kaset radio/film, penempatan media poster, penyebaran leaflet dan membuat majalah dinding. 10

Pemantauan dan Evaluasi Lakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik tentang kebijakan yang telah dilaksanakan Minta pendapat Pokja PHBS di Sekolah dan lakukan kajian terhadap masalah yang ditemukan. Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan. Dukungan dan Peran untuk Membina PHBS di Sekolah Adanya kebijakan dan dukungan dari pengambil keputusan seperti Bupati, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, Lintas Sektor sangatpenting untuk pembinaan PHBS di sekolah demi terwujudnya sekolah sehat. Di samping itu, peran dari berbagai pihak terkait (Tim Pembina dan Pelaksana UKS), sedangkan masyarakat sekolah berpartisipasi dalam berperilaku hidup bersih dan sehat baik di sekolah maupun di masyarakat. Semoga dengan UKS di setiap sekolah, setiap peserta didik, guru dan masyarakat di sekitar sekolah dapat menerapkan PHBS. Sehingga secara langsung dan tidak langsung mereka mampu menjadi agen perubahan di tengah masyarakat di bidang kesehatan. Dengan demikian, ke depan, kita dapat secara realistis mewujudkan generasi emas bangsa Indonesia. 11

Sup emen Pusat Promosi Kesehatan Gedung Prof Dr. Sujudi, Lantai. 10 Kementerian Kesehatan RI Jl.H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kav. 4-9. Jakarta 12950. Telp : (021) 5201590 12