KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) Pasal 1 DEFINISI

dokumen-dokumen yang mirip
KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) PASAL 1 DEFINISI

KETENTUAN UMUM PELANGGAN KECIL PASAL 1 DEFINISI

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

2 Menetapkan: 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembar

2016, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 ten

2017, No Nomor 23 Tahun 2014, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang T

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR TENTANG PELAYANAN AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR

CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU

KETENTUAN BERLANGGANAN

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA LOKASI PEMASANGAN PAPAN IKLAN

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN BCABIZZ PT BANK CENTRAL ASIA Tbk (BCA)

, (tempat & tanggal)

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG LAYANAN FASILITAS KREDIT

BAB 12 KONTRAK BERJANGKA CPOTR

JASA ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM SULFATE) DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG - CIKAMPEK

PERJANJIAN KERJA SAMA

PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

CONTOH SURAT PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM RUMAH

TIM PENGELOLA KEGIATAN KECAMATAN

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH TOKO (RUKO)

Tentang JUAL BELI TENAGA LISTRIK. Antara. PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAKARTA RAYA DAN TANGERANG Dan PT ALMARON PERKASA

SURAT PERJANJIAN KONTRAK SEWA LOKASI PEMASANGAN REKLAME Di Jl... SURABAYA. Nomor :... /.../XII/2014. dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK KEDUA.

2. Jika pengguna tetap menggunakan layanan situs setelah adanya perubahan, maka itu berarti pengguna telah menyetujui perubahan tersebut.

BAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL CPOTU

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

Ketentuan-ketentuan Umum PENJUALAN Barang (termasuk Perangkat lunak)

Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN)

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

NOMOR: j6/pks-kab-mkw/v/20l4

Perjanjian sewa menyewa TANAH DAN BANGUNAN ( RUMAH ) { }

SURAT PERJANJIAN SEWA MENYEWA KIOS

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA SATRIA KABUPATEN BANYUMAS. NOMOR : 3 Tahun 2016 TENTANG

FORMULIR PENDAFTARAN PELANGGAN

KONTRAK BERLANGGANAN SAMBUNGAN TELEKOMUNIKASI TELKOM SPEEDY ANTARA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK DENGAN PELANGGAN

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor: 0007 tahun 2005.

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PT. NUSA BAHAMA ABADI DENGAN TENTANG VERIFIKASI PETA CETAK DAN PETA PADA BUKU ATLAS PRODUKSI PT.

RANCANGAN KONTRAK PAKET PEKERJAAN PENGADAAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN PAKET C UNTUK WARGA TRANSMIGRAN UPT. PELABI KABUPATEN LEBONG

BAB 14 KONTRAK BERJANGKA EMAS (GOLDKU)

G. Kontrak Pengadaan Barang dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN BARANG Nomor :..

ADDENDUM PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK REGULER PT BCA SEKURITAS ( BCAS )

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DAN. PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk TENTANG

LAMPIRAN G PROSEDUR SERAH TERIMA

TIM PENGELOLA KEGIATAN DESA KECAMATAN... Alamat : UNDANGAN PENGADAAN BARANG/JASA

SURAT PERJANJIAN KERJA ANTARA CV. WADITRA REKA CIPTA DENGAN HERO YUDO MARTONO TENTANG PEMBUATAN APLIKASI INTEROPERABILITAS INTER-DEPARTEMEN

KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB

BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN :

No.5/ 28 /DPM Jakarta, 17 November 2003 S U R A T E D A R A N. Perihal : Tata Cara Penyelenggaraan Pusat Informasi Pasar Uang

TENTANG VERIFIKASI PETA CETAK PRODUKSI CV. PORI MEDIA 060 / PM - SK / V / 2015 B-25.1/PPKS/PU5/2015

KETENTUAN & SYARAT BERLANGGANAN I-PRIMA SATELITE BROADBAND

Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy

KEPUTUSAN DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DENPASAR NOMOR : 30 / PDAM / KPTS / 2014 TENTANG

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :

PERJANJIAN PEMBUKAAN REKENING EFEK

TENTANG BELANJA DANA HIBAH PENYELENGGARAAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2017

(KONTRAK) PELAKSANAAN PEKERJAAN SURAT PERJANJIAN. JUMLAH BTAYAAITLAT KONTRAK SEBE sar Rp , 000,000,-

Lampiran SE Bank Indonesia No.7/16/DPM tanggal 31 Mei 2005 CONTOH PERJANJIAN PENGGUNAAN PUSAT INFORMASI PASAR UANG ANTARA BANK INDONESIA DENGAN.

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA RUMAH SAKIT. DENGAN YAYASAN CINTA SEDEKAH

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA SERTIFIKASI PRODUK ANTARA LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK DENGAN

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN DENGAN TENTANG

PERJANJIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI RUMAH TINGGAL KAVLING No TYPE.. M 2 DI PERUMAHAN PURI SYAILENDRA Nomor : /SBP/SPKK/ -09

(dibuat diatas kertas kop perusahaan) Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KECAMATAN MANDAU DENGAN FORUM KOMUNIKASI MUBALIGH MUSHOLLA DAN MESJID

SURABAYA SATUAN KERJA : RSUD Dr.SOETOMO SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR DAN TANGGAL SPK : 027/15121/301/XI/2016, TGL.

BAB II KETENTUAN UMUM

BAB 2 KETENTUAN UMUM

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN SABU RAIJUA DENGAN TENTANG

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 108 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN POLA PENGELOLAAN KAMAR MANDI/WC UMUM MILIK PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 04 TAHUN 2006 T E N T A N G PELAYANAN AIR MINUM DI WILAYAH KOTA PANGKALPINANG

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PT. PAMETERINDO EDUKATAMA ANEKA DENGAN TENTANG VERIFIKASI ATLAS DAN PETA CETAK PRODUKSI PT. PAMETERINDO EDUKATAMA ANEKA

SURAT PERJANJIAN SEWA RUMAH

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Memperhatikan: berbagai saran dan pendapat dari unsur dan instansi terkait dalam rapat-rapat koordinasi.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

JASA/WARGA Indonesia Highway Corporation L A P A N

BAB 2 KEANGGOTAAN PENJAMINAN. (a) Anggota Penjaminan Biasa, yang terdiri dari :

E. BENTUK SURAT PERJANJIAN KERJA KONSTRUKSI/KONTRAK HARGA SATUAN ATAU KONTRAK TAHUN TUNGGAL ATAU KONTRAK PENGADAAN TUNGGAL

Setiap istilah di bawah ini, kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam Syarat dan Ketentuan ini mempunyai arti dan pengertian sebagai berikut:

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA

PENGADILAN AGAMA KELAS I-A KENDAL

2015, No Biodiesel Dalam Kerangka Pembiayaan Oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 200

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PT. DWIDA JAVA TAMA DENGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG VERIFIKASI PETA CETAK PRODUKSI PT.

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 34); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan

A D E D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 235.4/PL.420/PA-STP/XI/2012 Tanggal : 30 November 2012

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

SURAT PERJANJIAN KERJA

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 Tahun TENTANG

1. IMELDA, Mengurus Rumah Tangga, beralamat di Jalan Proklamasi No. 50, RT/RW: 001/001,

Transkripsi:

KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) Pasal 1 DEFINISI Dalam Ketentuan Umum ini yang dimaksud dengan: Untuk Pelanggan IJK 3 atau IMP 3 (1) Biaya Pengaliran Kembali adalah biaya yang harus dibayar oleh Pelanggan dalam rangka pengaliran kembali sebagai akibat adanya penutupan pengaliran Gas. (2) Biaya Pemasangan Kembali adalah biaya yang harus dibayar oleh Pelanggan dalam rangka pemasangan kembali Meter Gas dan/atau fasilitas lain milik PGN sebagai akibat adanya pembongkaran Meter Gas dan/atau fasilitas lain milik PGN. (3) Bulan adalah jangka waktu yang dimulai sejak pukul 00:00 WIB hari pertama dari bulan kalender dan berakhir pada pukul 24:00 WIB hari terakhir bulan kalender yang sama. (4) Bulan Kontrak adalah jangka waktu antara hari pencatatan meter gas dan hari pencatatan meter gas berikutnya sesuai daur pencatatan normal dalam 1 (satu) Bulan. Untuk Pelanggan yang Meter Gas nya tidak dilengkapi dengan volume korektor, Bulan Kontrak adalah jangka waktu antara pencatatan meter gas rutin pertama dan pencatatan meter gas rutin terakhir sesuai daur pencatatan meter gas harian/mingguan dalam 1 (satu) Bulan. (5) Bulan Transisi adalah jangka waktu dalam suatu Bulan kecuali untuk Bulan Transisi pertama, dihitung sejak Tanggal Dimulai sampai dengan hari terakhir Bulan tersebut. (6) Calon Pelanggan adalah badan hukum/badan usaha/pemerintah yang mengajukan permohonan kepada PGN untuk berlangganan Gas sebagai Pelanggan Industri Jasa dan Komersial/Industri Manufaktur dan Pembangkitan Listrik *). (7) Gas adalah gas bumi yang komponen utamanya adalah metana (CH4). (8) Hari adalah jangka waktu yang lamanya 24 (dua puluh empat) jam terus menerus, yang dimulai pukul 00:00 WIB dan berakhir pada pukul 24:00 WIB hari yang sama. *) Pilih salah satu.

(9) Hari Kerja adalah Hari operasional Pelanggan memakai Gas sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian. (10) Jam Operasi adalah jumlah waktu dalam satuan jam yang digunakan oleh Pelanggan untuk menggunakan Gas dalam rangka pengoperasian Peralatan Gas dalam 1 (satu) Hari Kerja. (11) Jumlah Gas Terpakai adalah jumlah Gas yang dipakai Pelanggan dalam periode 1 (satu) Bulan Kontrak atau per Hari Kerja dalam satuan volume (m 3 ) atau energi (MMBtu), sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Perhitungan Pemakaian Gas. (12) Kapasitas Maksimum Meter Terpasang adalah jumlah Gas maksimum yang diizinkan melewati Meter Gas per Jam Operasi sesuai dengan kemampuan masing-masing Meter Gas dihitung dengan formula: a. Untuk meter turbin : (Po + 1,01325) bar dikalikan dengan kapasitas maksimum Meter Gas (m 3 /jam) 1,01325 bar Po: pressure outlet (tekanan keluar operasi). Untuk meter turbin, dihitung berdasarkan formula AGA-7 dan NX-19 atau AGA-8 serta perubahannya (jika ada). b. Untuk meter orifice, dihitung berdasarkan formula AGA-3 dan AGA-8 serta perubahannya (jika ada). c. Untuk meter ultrasonik, dihitung dengan formula AGA-9 dan AGA-8 serta perubahannya (jika ada). (13) Ketentuan Umum adalah dokumen yang berisi syarat-syarat dan ketentuan pelaksanaan penyerahan Gas yang harus dipatuhi dan mengikat secara hukum bagi PGN dan Pelanggan termasuk perubahannya (jika ada) yang merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian. (14) Libur Massal adalah Hari libur dalam rangka memperingati hari raya keagamaan, hari libur daerah atau hari libur nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah. (15) Lokasi Calon Pelanggan/Pelanggan adalah tempat usaha atau pabrik Calon Pelanggan/Pelanggan yang akan menggunakan/menggunakan Gas atau lokasi lain dan berada pada suatu tempat yang dimiliki atau dikuasai Calon Pelanggan/Pelanggan. (16) Masa Transisi adalah jangka waktu tertentu maksimum 3 (tiga) Bulan Transisi atau sampai dengan tercapainya pemakaian Gas Pelanggan yang setara atau lebih besar dari Pemakaian Maksimum per Bulan Kontrak sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian (mana yang terjadi lebih dahulu), yang diberikan kepada Pelanggan Industri Jasa dan Komersial/Industri Manufaktur dan Pembangkitan Listrik *) untuk menguji kemampuan kapasitas Peralatan Gas dalam rangka mengetahui pemakaian Gas aktual Pelanggan. *) Pilih salah satu.

(17) Meter Gas adalah sistem alat ukur beserta perlengkapannya termasuk tetapi tidak terbatas kepada volume corrector/flow Computer/Flow Recorder (jika ada) yang dimiliki atau dioperasikan oleh PGN yang berada di Lokasi Calon Pelanggan/Pelanggan atau tempat lainnya yang disepakati oleh PGN dan Calon Pelanggan/Pelanggan dan digunakan sebagai dasar perhitungan pemakaian Gas. (18) PGN adalah PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (19) Pelanggan adalah badan hukum/badan usaha/pemerintah yang sudah menandatangani dan terikat Perjanjian. (20) Pemakaian Maksimum Gas per Hari Kerja adalah jumlah Gas maksimum yang dapat dipakai oleh Pelanggan selama 1 (satu) Hari Kerja. (21) Pemakaian Maksimum Gas per Jam Operasi adalah jumlah Gas maksimum yang dapat dipakai oleh Pelanggan selama 1 (satu) Jam Operasi. (22) Pemakaian Maksimum Kuota Kontrak adalah jumlah Gas maksimum yang dapat dipakai oleh Pelanggan sebagaimana ditetapkan oleh PGN yang disebabkan oleh Keadaan Kahar atau Pemeliharaan Rutin di pihak PGN sebagaimana diatur dalam Ketentuan Umum dan Perjanjian. (23) Pemakaian Maksimum per Bulan Kontrak adalah jumlah Gas maksimum yang dapat dipakai oleh Pelanggan sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian. (24) Pemakaian Minimum Kuota Kontrak adalah jumlah Gas minimum yang harus dipakai oleh Pelanggan sebagaimana ditetapkan oleh PGN yang disebabkan oleh Keadaan Kahar atau Pemeliharaan Rutin di pihak PGN sebagaimana diatur dalam Ketentuan Umum dan Perjanjian. (25) Pemakaian Minimum per Bulan Kontrak adalah jumlah Gas minimum yang harus dipakai oleh Pelanggan sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian. (26) Pemakaian Minimum Nyata Kontrak adalah perhitungan pemakaian minimum Gas Pelanggan setelah dikurangi keadaan-keadaan yang disebabkan oleh Keadaan Kahar, Pemeliharaan Rutin atau Libur Massal di pihak Pelanggan sebagaimana diatur dalam Ketentuan Umum dan Perjanjian. (27) Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter Gas adalah pemakaian Gas oleh Pelanggan tanpa melalui Meter Gas atau pemakaian Gas tidak sesuai dengan peruntukkannya sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian atau setiap tindakan termasuk namun tidak terbatas kepada perusakan atau pembongkaran segel pada Meter Gas dan/atau peralatan milik PGN atau hal-hal lain yang tidak sesuai dengan Perjanjian dan/atau Ketentuan Umum, yang menyebabkan atau dianggap dapat menyebabkan kerugian bagi PGN. (28) Pemasangan Tanpa Izin PGN adalah pemasangan dan penyambungan jaringan pipa baru dari atau ke Pipa Instalasi eksisting, atau perubahan Pipa Instalasi dari kondisi semula baik belum atau telah dialirkan Gas pada jaringan pipa baru tersebut, termasuk tetapi tidak terbatas pada penambahan atau penggantian Peralatan Gas tanpa izin tertulis dari PGN. (29) Pemeliharaan Rutin adalah pemeliharaan Pipa Instalasi dan/atau Peralatan Gas milik Pelanggan sesuai daftar Peralatan Gas pada Formulir Persetujuan Berlangganan Gas atau Formulir Persetujuan Perpanjangan Perjanjian atau

Formulir Persetujuan Amandemen Perjanjian, atau pemeliharaan sistem jaringan pipa dan perlengkapannya milik PGN yang dapat mengakibatkan terganggunya atau terhentinya pengaliran Gas. (30) Peralatan Gas adalah peralatan milik Pelanggan yang digunakan secara langsung untuk pemakaian Gas berdasarkan Perjanjian sebagaimana tercantum dalam Formulir Persetujuan Berlangganan Gas atau Formulir Persetujuan Perpanjangan Perjanjian atau Formulir Persetujuan Amandemen Perjanjian. (31) Perjanjian adalah Perjanjian Jual Beli Gas yang telah ditandatangani antara PGN dengan Pelanggan Industri Jasa dan Komersial/Industri Manufaktur dan Pembangkitan Listrik *). (32) Pipa Instalasi adalah sistem jaringan pipa untuk menyalurkan Gas mulai dari outlet Meter Gas sampai dengan gas train atau regulator Peralatan Gas. (33) Surcharge adalah sanksi atas setiap kelebihan pemakaian Gas oleh Pelanggan di atas Pemakaian Maksimum per Hari Kerja atau Pemakaian Maksimum per Bulan Kontrak atau Pemakaian Maksimum Kuota Kontrak. (34) Tahun adalah jangka waktu 12 (dua belas) Bulan yang dihitung mulai pukul 00:00 WIB dari hari pertama dari tahun kalender dan berakhir pada pukul 24:00 WIB hari terakhir dari tahun kalender yang sama. (35) Tahun Kontrak adalah setiap periode 12 (dua belas) Bulan sejak jam 00:00 WIB pada Tanggal Dimulai dan berakhir pada jam yang sama pada tanggal yang sama tahun berikutnya dan masing-masing Tahun Kontrak berikutnya dimulai pada jam 00:00 WIB pada ulang tahun Tanggal Dimulai dan berakhir pada jam yang sama pada ulang tahun Tanggal Dimulai berikutnya, kecuali untuk Tahun Kontrak terakhir akan berakhir pada tanggal berakhirnya Perjanjian. (36) Tanggal Dimulai adalah tanggal Gas pertama kali diserahkan di Titik Penyerahan sebagaimana tercantum dalam berita acara gas in atau suatu tanggal yang disepakati kedua belah pihak sebagaimana tercantum dalam berita acara Tanggal Dimulai. (37) Titik Penyerahan adalah flensa pertama kerangan setelah outlet Meter Gas. Pasal 2 PENYERAHAN GAS (1) PGN akan menyerahkan Gas kepada Pelanggan di Titik Penyerahan sesuai kemampuan dan fasilitas pemasok gas, Meter Gas dan jaringan pipa PGN dan/atau transporter. (1) Tanggung jawab, risiko dan pemilikan Gas beralih dari PGN kepada Pelanggan di Titik Penyerahan. *) Pilih salah satu. Pasal 3 PEMASANGAN PIPA INSTALASI

(1) Calon Pelanggan/Pelanggan bertanggung jawab terhadap pemasangan Pipa Instalasi di Lokasi Calon Pelanggan/Pelanggan termasuk biayanya dan wajib mengikuti ketentuan pemasangan Pipa Instalasi yang berlaku di PGN. (2) Pemasangan Pipa Instalasi termasuk perubahannya harus mendapat persetujuan tertulis dari PGN. (3) Jika Calon Pelanggan/Pelanggan tidak mematuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini, maka PGN dapat menolak penggunaan Pipa Instalasi tersebut dan tidak berkewajiban menyerahkan Gas ke Calon Pelanggan/Pelanggan. (4) PGN akan melakukan kegiatan inspeksi Pipa Instalasi secara periodik atau setiap saat apabila diperlukan. (5) Apabila dari hasil inspeksi ditemukan adanya kondisi Pipa Instalasi yang tidak layak sebagian atau seluruhnya untuk dioperasikan dan/atau adanya perubahan Pipa Instalasi yang dilakukan dengan Pemasangan Pipa Tanpa Izin PGN yang dianggap dapat membahayakan fasilitas PGN atau mengganggu kelangsungan pengaliran Gas ke Pelanggan, maka PGN akan memberitahukan secara tertulis kepada Pelanggan. (6) Apabila terjadi kondisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) Pasal ini dan membahayakan fasilitas PGN dan/atau mengganggu kelangsungan pengaliran Gas ke Pelanggan, maka PGN dapat menutup pengaliran Gas ke Pelanggan sampai dengan Pelanggan memperbaiki Pipa Instalasi dan/atau perubahan Pipa Instalasi yang dilakukan dengan Pemasangan Pipa Tanpa Izin PGN tersebut. (7) Pelanggan wajib memberitahukan segera secara lisan kepada PGN atas kerusakan/kebocoran Pipa Instalasi dan diikuti pemberitahuan secara tertulis selambat-lambatnya 1 X 24 jam sejak pertama kali diketahuinya terjadinya kerusakan atau kebocoran Pipa Instalasi tersebut. (8) Calon Pelanggan/Pelanggan membebaskan PGN dari segala tuntutan, klaim atau gugatan dari pihak manapun juga yang berkaitan dengan pemasangan dan/atau pengoperasian dan/atau perbaikan dan/atau perubahan Pipa Instalasi di Lokasi Calon Pelanggan/Pelanggan sehubungan dengan pelaksanaan pengaliran Gas berdasarkan Perjanjian dan Ketentuan Umum. Pasal 4 SANKSI TERHADAP PEMAKAIAN GAS TANPA MELALUI METER GAS (1) Apabila Pelanggan diketahui melakukan Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter Gas, maka: (i) PGN akan mengakhiri Perjanjian dengan tidak menghilangkan kewajiban Pelanggan yang timbul sebelum berakhirnya Perjanjian termasuk denda yang dikenakan karena Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter Gas.

(ii) (iii) (iv) PGN akan melakukan penutupan aliran Gas dan penyegelan terhadap kerangan inlet Meter Gas yang digunakan untuk Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter Gas tersebut. PGN akan mengenakan sanksi denda kepada Pelanggan atas Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter Gas yaitu sebesar Pemakaian Maksimum per Bulan Kontrak sesuai Perjanjian x 24 bulan x harga Gas sesuai Keputusan Direksi PGN tentang Harga Gas yang berlaku pada saat diketahui terjadinya Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter Gas dan harus dibayar selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal pemberitahuan tertulis dari PGN. PGN akan melaporkan Pemakaian Gas Tanpa Melalui Meter Gas tersebut kepada pihak yang berwenang dan akan membongkar Meter Gas. (2) Dengan dilakukannya pembongkaran Meter Gas seperti termaksud pada ayat (1)(iv) Pasal ini, maka status sebagai Pelanggan PGN berakhir. Untuk keperluan pengakhiran ini, Pelanggan dan PGN sepakat untuk mengesampingkan pemberlakuan Pasal 1266 dan 1267 KUH Perdata. Pasal 5 METER GAS (1) Calon Pelanggan/Pelanggan wajib atas biaya dan tanggung jawabnya sendiri menyediakan tempat di Lokasi Calon Pelanggan/Pelanggan secara cumacuma atau tanpa dikenakan biaya untuk pemasangan Meter Gas oleh PGN. (2) Petugas PGN setiap saat berhak memasuki lokasi Meter Gas baik untuk pencatatan Meter Gas, operasi dan pemeliharaan, pemeriksaan serta hal-hal lain yang terkait dengan pelaksanaan Perjanjian dan Ketentuan Umum. (3) Pelanggan harus memastikan dan bertanggung jawab atas keamanan Meter Gas dari segala gangguan dan/atau tindakan yang dapat diperkirakan akan menimbulkan kerusakan terhadap Meter Gas. (4) Pemeliharaan dan pemeriksaan Meter Gas antara lain: kalibrasi meter gas, pembersihan filter, penggantian peralatan yang rusak, menjadi tanggung jawab PGN. Namun apabila kerusakan Meter Gas disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan Pelanggan, maka seluruh biaya perbaikan atau penggantian Meter Gas ditanggung oleh Pelanggan. (5) Meter gas yang digunakan sebagai alat transaksi harus di tera sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (6) Toleransi penyimpangan meter gas: (a) untuk meter turbin adalah ± 2% (dua perseratus). (b) untuk meter orifice dan ultrasonik adalah ± 1% (satu perseratus). (7) Khusus untuk pelaksanaan kalibrasi ulang meter gas atas permintaan Pelanggan, apabila ternyata dari hasil kalibrasi ulang ditentukan bahwa meter gas tidak menyimpang dari ketentuan ayat (6) Pasal ini, maka Pelanggan bertanggung jawab atas seluruh biaya yang dikeluarkan atas pelaksanaan

kalibrasi ulang tersebut. Kecuali apabila dari hasil kalibrasi ulang itu ternyata hasilnya menyimpang dari ketentuan ayat (6) Pasal ini, maka biaya kalibrasi ulang dimaksud menjadi beban dan tanggung jawab PGN dan meter gas harus diganti. Apabila dari hasil kalibrasi ulang meter gas terdapat penyimpangan dari ketentuan ayat (6) Pasal ini, volume penyerahan selama terjadinya penyimpangan sampai dengan selesainya perbaikan akan dikoreksi sesuai dengan besarnya persentasi penyimpangan, dengan cara: ( F1 F2 ) x Q dimana: F1 = Persen akurasi berdasarkan data hasil kalibrasi ulang meter gas oleh Direktorat Metrologi yang nilai kesalahan penunjukannya (%) ditentukan berdasarkan historis pola operasi dari meter gas sesuai dengan hasil pengunduhan EVC (Electronic Volume Corrector) atau pencatatan manual. F2 = Persen toleransi penyimpangan meter gas sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) Pasal ini. Q = Volume Gas (m 3 dalam 27 0 C, 1 atm) yang mengalir selama terjadinya penyimpangan. Contoh perhitungan untuk meter turbin: Penentuan F1: Hasil pengukuran kalibrasi ulang di Direktorat Metrologi menunjukkan hasil sebagai berikut: No Kecepatan Alir (m 3 /jam) Kesalahan Penunjukan (%) 1 40-3,73 2 100-2,54 3 250 +0,15 Keragu-raguan pada periode waktu jam 00.00 sampai dengan jam 06.00 pagi, maka dilakukan pengunduhan EVC atau pengecekan hasil pencatatan manual pada periode tersebut pada suatu Bulan pemakaian. Dan historis pola operasi untuk data pemakaian Gas per Jam Operasi sebagai berikut: No Waktu Pemakaian (delta corrected) 1 00.00 87

2 01.00 84 3 02.00 90 4 03.00 91 5 04.00 92 6 05.00 95 7 06.00 92 Berdasarkan historis data pemakaian Gas tersebut, maka didapatkan bahwa meter gas beroperasi pada range pemakaian mendekati 100 m 3 /jam, maka didapatkan nilai F1 adalah -2,54%. Penentuan F2: Berdasarkan Perjanjian ditentukan dan disepakati bahwa nilai toleransi keakurasian Meter Gas untuk turbin adalah ± 2%. Maka bila dilihat dalam kinerja alat ukur yang mengalami keragu-raguan adalah sebagai berikut: Q = Volume Gas (m 3 ) yang mengalir selama terjadinya penyimpangan. = 200.000 m 3 maka koreksi volume penyerahan Gas selama terjadi penyimpangan adalah : = (-2,54 % - (-2 % )) x 200.000 m 3 = -0,54 % x 200.000 m 3 = -1.080 m 3

Berdasarkan contoh di atas, maka terdapat kekurangan volume sebesar 1.080 m 3 sehingga Pelanggan harus menanggung kekurangan tersebut dan diperhitungkan dalam rekening Bulan berikutnya. Demikian sebaliknya, bila terjadi perbedaan dalam bentuk positif, maka atas kelebihan Gas tersebut, Pelanggan berhak mendapatkan pengurangan atas kelebihan pengukuran tersebut dan diperhitungan dalam rekening Bulan berikutnya. Pasal 6 PENCATATAN DAN PERHITUNGAN PEMAKAIAN GAS (1) PGN akan melakukan pencatatan atas pemakaian Gas Pelanggan sesuai daur pencatatan Meter Gas dengan ketentuan: a) Untuk pembacaan manual dilakukan dengan disaksikan oleh perwakilan Pelanggan dan hasil pencatatan pemakaian Gas tersebut akan diparaf oleh Para Pihak. b) Untuk pembacaan otomatis dilakukan dengan pengunduhan data pemakaian Gas secara remote melalui fasilitas telemetering atau pengunduhan secara lokal di lokasi Meter Gas. (2) Jumlah Gas yang diserahkan dalam 1 (satu) Bulan dihitung berdasarkan ketentuan sebagai berikut: (a) Apabila Meter Gas dilengkapi dengan meter turbin, maka perhitungannya menggunakan Formula AGA-7 (dimana perhitungan faktor super kompresibilitasnya menggunakan Formula AGA NX-19 untuk perhitungan secara manual atau AGA-8 untuk perhitungan secara otomatis) dan perubahannya (jika ada). (b) Apabila Meter Gas dilengkapi dengan meter orifice, maka perhitungannya menggunakan Formula AGA-3 (dimana perhitungan faktor super kompresibilitasnya menggunakan Formula AGA-8) dan perubahannya (jika ada). (c) Apabila Meter Gas dilengkapi dengan meter ultrasonik, maka perhitungannya menggunakan Formula AGA-9 (dimana perhitungan faktor super kompresibilitasnya menggunakan Formula AGA-8) dan perubahannya (jika ada). (d) Penentuan nilai kalori Gas sesuai GPA Standar 2172-86 dan perubahannya (jika ada). (e) Untuk perhitungan volume pemakaian dalam m 3 temperatur dasar yang digunakan adalah 27 o C dan tekanan 1 atm = 1,01325 Bar. (3) Hasil perhitungan jumlah Gas yang diserahkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini dituangkan dalam Berita Acara Perhitungan Pemakaian Gas dan akan disampaikan kepada Pelanggan untuk ditandatangani.

(4) Apabila meter gas rusak dan/atau hasil pengukuran menimbulkan keraguraguan, sedangkan Gas tetap mengalir dan digunakan Pelanggan, maka perhitungan pemakaian Gas dilakukan dengan metode taksasi yaitu: (a) Formula umum untuk perhitungan taksasi: = ( V1 + V2 ) x K1 2 dimana : V1 = pemakaian Gas rata-rata per Jam Operasi yang dapat dipertanggungjawabkan dimana pemakaian Gas normal sebelum terjadi kerusakan meter gas dan/atau keraguraguan atas hasil pengukuran. V2 = pemakaian Gas rata-rata per Jam Operasi setelah meter gas berfungsi normal. Rata-rata per jam untuk V2 minimal dihitung berdasarkan data pemakaian dari penggantian meter gas sampai dengan akhir bulan pencatatan. K1 = Jumlah waktu (jam) selama meter gas rusak dan/atau keragu-raguan atas hasil pengukuran. (b) Untuk penghitungan pemakaian Gas selama penggantian meter gas sistem stand meter namun Gas tetap mengalir: = V3 x K2 dimana : V3 = pemakaian Gas setelah meter gas berfungsi normal. Pemakaian Gas diperoleh dari perhitungan volume Gas berdasarkan pengamatan selisih stand awal dan stand akhir meter gas setelah penggantian dengan waktu pengamatan minimal selama 15 menit. K2 = Jumlah waktu selama penggantian meter gas. (c) Apabila sampai akhir Bulan pencatatan alat ukur belum berfungsi normal, maka perhitungan taksasi berdasarkan formula: = V1 x K3

dimana : V1 = rata-rata pemakaian Gas per Jam Operasi yang minimal dihitung dari awal Bulan berjalan sampai dengan meter gas rusak dan/atau dinyatakan adanya keragu-raguan atas hasil pengukuran. K3 = Jumlah waktu (jam) selama meter gas rusak dan/atau keragu-raguan atas hasil pengukuran dari awal dinyatakan taksasi sampai dengan akhir Bulan pencatatan. Untuk perhitungan Bulan berikutnya, maka perhitungan taksasi berdasarkan formula: = V2 X K4 dimana: V2 = Rata-rata pemakaian Gas per Jam Operasi yang minimal dihitung dari data penggantian meter gas sampai dengan akhir Bulan pencatatan. K4 = jumlah waktu (jam) selama meter gas rusak dan/atau keragu-raguan atas hasil pengukuran dari awal Bulan sampai dengan penggantian atau perbaikan meter gas. (d) Perhitungan taksasi dituangkan dalam Berita Acara Taksasi. Pasal 7 KETENTUAN TEKNIS (1) Kualitas dan komposisi Gas yang diserahkan PGN kepada Pelanggan adalah sesuai dengan Gas atau percampuran Gas yang diterima oleh PGN dari pemasok Gas atau transporter Gas atau terminal penerimaan LNG. (2) Apabila Pelanggan menghendaki pengukuran kualitas dan komposisi Gas selain yang telah dilakukan oleh pemasok gas dan/atau PGN, maka segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Pelanggan. (3) Pelanggan wajib menggunakan Gas sesuai ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja serta perlindungan lingkungan berdasarkan perundangundangan yang berlaku serta teknik dan cara yang menjamin keamanan penggunaan Gas. PGN berhak setiap saat melakukan evaluasi ditepatinya ketentuan ini dengan baik oleh Pelanggan. Apabila berdasarkan evaluasi PGN ternyata ketentuan ini tidak dilaksanakan, maka PGN berhak menutup sementara pengaliran Gas sampai ketentuan ini dipenuhi. (4) Apabila diminta, PGN akan menyediakan informasi dan konsultasi teknis yang diperlukan oleh Pelanggan untuk memenuhi ketentuan ayat (3) Pasal ini.

(5) Pelanggan menjamin dan membebaskan PGN dari segala tuntutan, gugatan atau kewajiban membayar dalam bentuk apapun dari pihak ketiga sebagai akibat kerugian yang ditimbulkan oleh kelalaian dan/atau kesengajaan Pelanggan sehubungan dengan ketentuan ayat (3) Pasal ini. Pasal 8 KEADAAN KAHAR (1) Yang dimaksud Keadaan Kahar adalah kondisi terjadinya hal-hal diluar kemampuan/kekuasaan salah satu Pihak untuk mengatasinya dan bukan disebabkan karena kesalahan salah satu Pihak yang mengakibatkan Perjanjian tidak terlaksana baik sebagian atau seluruhnya. Yang termasuk Keadaan Kahar adalah termasuk tetapi tidak terbatas pada: (i) kerusakan atau tidak berfungsinya peralatan/fasilitas milik PGN, turunnya tekanan/laju alir/kualitas pasokan Gas, berkurangnya pasokan Gas yang disebabkan oleh berakhirnya perjanjian pasokan Gas atau hal-hal yang diakibatkan oleh gangguan yang terjadi pada pihak pemasok Gas dan/atau transporter Gas termasuk peralatan pemasok Gas dan/atau transporter Gas dan/atau gangguan pada terminal penerima LNG dan/atau kapal pengangkut LNG, yang mengakibatkan terjadinya gangguan operasional pada jaringan pipa dan peralatan/fasilitas milik PGN, serta kerusakan atau tidak berfungsinya sistem Peralatan Gas yang digunakan untuk pemakaian Gas sesuai daftar Peralatan Gas dalam formulir B1/B2 *); (ii) kerusuhan, huru hara, pemberontakan, peperangan, embargo, blokade, perselisihan perburuhan, pemogokan; (iii) petir, topan, badai, banjir, kebakaran, gempa bumi, bencana alam; (iv) adanya tindakan Pemerintah, penerapan Undang-Undang atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan Pemerintah. (2) Masing-masing Pihak tidak bertanggung jawab dan tidak dapat menuntut ganti rugi kepada Pihak lainnya atas kegagalan atau keterlambatan dalam memenuhi ketentuan dalam Perjanjian apabila kegagalan atau keterlambatan tersebut disebabkan oleh terjadinya Keadaan Kahar. (3) Kewajiban yang tidak dibebaskan bagi Para Pihak dengan adanya Keadaan Kahar adalah kewajiban pembayaran yang telah jatuh tempo termasuk denda keterlambatan (jika ada) yang timbul sebelum terjadinya Keadaan Kahar. (4) Keadaan Kahar dianggap sah apabila: *) Pilih salah satu. (a) Pihak yang terkena segera memberitahukan secara lisan kepada Pihak lainnya selambat-lambatnya dalam waktu 1 x 24 jam sejak diketahui terjadinya Keadaan Kahar. Selanjutnya Pihak yang terkena harus menindaklanjuti dengan pemberitahuan tertulis selambat-lambatnya dalam

waktu 48 (empat puluh delapan) jam sejak diketahuinya Keadaan Kahar tersebut; (b) Apabila Keadaan Kahar terjadi pada Pelanggan, setelah pemberitahuan secara lisan sebagaimana tersebut dalam huruf (a) di atas, PGN akan melakukan peninjauan untuk memastikan terjadinya Keadaan Kahar tersebut. Dalam hal PGN menyetujui Keadaan Kahar, Para Pihak akan menuangkan dalam Berita Acara Awal yang ditandatangani Para Pihak. Setelah Keadaan Kahar tersebut dapat diatasi, maka dibuat Berita Acara Akhir dengan mencantumkan lamanya Keadaan Kahar; (c) Apabila Keadaan Kahar terjadi pada PGN, setelah Keadaan Kahar dapat teratasi, PGN akan menyampaikan surat pemberitahuan berakhirnya Keadaan Kahar kepada Pelanggan tanpa membuat berita acara. (5) Apabila terjadinya Keadaan Kahar dapat menyebabkan terganggunya operasi pengaliran Gas dan/atau berkurangnya jumlah pasokan Gas yang mengakibatkan PGN tidak dapat memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian, maka PGN dapat memberlakukan kuota pemakaian Gas kepada Pelanggan secara langsung tanpa melalui amandemen Perjanjian. Dengan adanya penetapan kuota pemakaian Gas, maka Pelanggan harus mengikuti ketentuan Pemakaian Minimum dan Pemakaian Maksimum baru sesuai kuota termasuk pemberlakuan atau pengenaan Surcharge yang ditetapkan oleh PGN. Pasal 9 PEMAKAIAN MINIMUM NYATA KONTRAK Perhitungan Pemakaian Minimum Nyata Kontrak akan dituangkan dalam Berita Acara Perhitungan Pemakaian Minimum Nyata Kontrak yang ditandatangani oleh Para Pihak dengan menggunakan formula perhitungan sebagai berikut: Pemakaian Minimum Nyata Kontrak = A (Hari) Z (Hari) ---------------------------------- PMBK A (Hari) Dimana : A Z = jumlah Hari Kerja pada Bulan bersangkutan = bagian Hari dimana satu alat sebagaimana tercantum dalam Formulir B1/B2 *) berhenti beroperasi karena sebab-sebab Keadaan Kahar, Pemeliharaan Rutin dan/atau Libur Massal atau penutupan pengaliran Gas. *) Pilih salah satu. Z = jumlah Z untuk seluruh alat dalam satu Bulan bersangkutan.

PMBK = Pemakaian Minimum per Bulan Kontrak. Lamanya alat tidak beropersi dalam sehari (jam) Kapasitas alat tersebut per Hari Z = ----------------------------------------------------------------------- X --------------------------------------------------- Jam Operasi Harian (jam) Total kapasitas semua alat per Hari Contoh: Pelanggan PT XYZ dengan Pemakaian Minimum per Bulan Kontrak sebesar 300.000 m 3 dengan Hari Kerja 7 (tujuh) Hari per minggu. Daftar peralatan yang beroperasi selama bulan September 2011 adalah sebagai berikut: Nama Alat Jam Operasi per Hari Kerja (jam) Kapasitas per Jam Operasi sesuai Perjanjian (m 3 / Jam Operasi) Kapasitas per Hari Kerja sesuai Perjanjian (m 3 /Hari) Alat Pembakaran 1 10 200 2.000 Alat Pembakaran 2 10 300 3.000 Alat Pembakaran 3 10 500 5.000 Total kapasitas seluruh alat 1.000 10.000 Selama September 2011 terjadi peristiwa-peristiwa gangguan operasi sebagai berikut: Tanggal Peristiwa gangguan operasi Peralatan yang berhenti beroperasi Lamanya berhenti beroperasi (jam) Z (hari) 01/09/11 Pemeliharaan alat 1 10 10 / 10 x 2.000 / 10.000 = 0,2 03/09/11 Libur Lebaran 1 10 10 / 10 x 2.000 / 10.000 = 0,2

3 5 5/ 10 x 5.000 / 10.000 = 0,25 04/09/11 Libur Lebaran 1 10 3 10 10 / 10 x 2.000 / 10.000 = 0,2 10/10 x 5.000 / 10.000 = 0,5 1 10 10/10 x 2.000 / 10.000 = 0,2 20/09/11 Banjir 2 10 10/10 x 3.000 / 10.000 = 0,3 3 10 10/10 x 5.000 / 10.000 = 0,5 1 10 10/10 x 2.000 / 10.000 = 0,2 21/09/11 Banjir 2 10 3 10 10/10 x 3.000 / 10.000 = 0,3 10/10 x 5.000 / 10.000 = 0,5 1 10 10/10 x 2.000 / 10.000 = 0,2 28/09/11 Demo buruh 2 10 10/10 x 3.000 / 10.000 = 0,3 10/10 x 5.000 / 10.000 10 3 = 0,5 Jumlah Z dalam satu (1) bulan 4,35 Pasal 10 PENGALIRAN DAN PEMASANGAN KEMBALI

(1) Pelanggan Industri Jasa dan Komersial/Industri Manufaktur dan Pembangkitan Listrik *) yang telah ditutup pengaliran Gas nya dapat disetujui untuk dialirkan kembali setelah memenuhi semua kewajibannya kepada PGN termasuk denda (jika ada) dan dikenakan Biaya Pengaliran Kembali yang besarannya ditetapkan oleh PGN. (2) Pelanggan Industri Jasa dan Komersial/Industri Manufaktur dan Pembangkitan Listrik *) yang telah dibongkar Meter Gas nya oleh PGN dapat disetujui untuk menjadi Pelanggan kembali setelah dilakukan evaluasi oleh PGN. Pelanggan tersebut harus mengajukan permohonan tertulis dan mengikuti prosedur Calon Pelanggan baru dan akan diberikan nomor Pelanggan yang lama (jika masih tersedia) atau nomor Pelanggan baru serta harus memenuhi seluruh kewajiban berikut ini: (a) Melunasi hutang, denda (jika ada) serta kewajiban lainnya; (b) Apabila Pipa Instalasi secara teknis sudah tidak memenuhi persyaratan maka harus diperbaiki atau dipasang baru sesuai dengan ketentuan yang berlaku; (c) Membayar Biaya Pemasangan Kembali yang besarnya akan ditentukan oleh PGN; (d) Menyerahkan jaminan pembayaran sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 11 PENGALIHAN (1) Masing-masing Pihak tidak berhak mengalihkan hak dan kewajibannya dalam Perjanjian baik sebagian atau seluruhnya tanpa mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak lainnya yang akan dituangkan dalam perjanjian novasi. (2) Pihak yang bermaksud untuk mengalihkan Perjanjian harus menyampaikan pemberitahuan secara tertulis mengenai rencana pengalihan tersebut kepada Pihak lainnya. (3) Ketentuan pada ayat (1) Pasal ini tidak berlaku untuk pengalihan oleh PGN kepada anak perusahaannya (subsidiary) yang cukup dilakukan dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Pelanggan sebelum tanggal terjadinya pengalihan. (4) Ketentuan dan syarat-syarat yang tertuang dalam Perjanjian termasuk hak, kewajiban dan tanggung jawab Pihak yang mengalihkan berdasarkan Perjanjian akan berlaku dan mengikat Pihak yang menerima pengalihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini dan nomor referensi Pelanggan tetap. *) Pilih salah satu. (5) Apabila Pelanggan tidak memberitahukan secara tertulis mengenai rencana pengalihan tersebut, maka PGN berhak menutup pengaliran Gas kepada Pelanggan sampai dengan PGN menyetujui pengalihan tersebut yang akan dituangkan dalam perjanjian novasi.

(6) Dengan memperhatikan ayat (5) Pasal ini, apabila PGN tidak menyetujui pengalihan tersebut namun Pelanggan tetap melakukan pengalihan hak dan kewajibannya, maka PGN berhak secara sepihak mengakhiri Perjanjian dan akan dilakukan pembongkaran Meter Gas. Pasal 12 PENUTUP (1) Dalam hal Pelanggan membutuhkan pasokan Gas di atas Pemakaian Maksimum per Bulan Kontrak/per Hari Kerja *) sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian, Pelanggan akan pertama kali mengajukan permintaan tambahan pasokan Gas tersebut (right of first refusal) kepada PGN dan/atau anak perusahaannya (subsidiary) secara tertulis. Apabila PGN dan/atau anak perusahaannya (subsidiary) menyampaikan pemberitahuan secara tertulis bahwa PGN dan/atau anak perusahaannya (subsidiary) tidak dapat memenuhi permintaan tambahan pasokan Gas tersebut, maka Pelanggan dapat mencari sumber pasokan gas lain selain dari PGN dan/atau anak perusahaannya (subsidiary). Jika Pelanggan dinyatakan tidak memenuhi ketentuan ayat ini, maka PGN dapat mengenakan sanksi berupa pengenaan Harga Umum sesuai dengan Keputusan Direksi PGN yang berlaku terhadap jumlah pemakaian Gas Pelanggan. (2) Ketentuan Umum ini memiliki kekuatan hukum dan merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian serta bersifat mengikat Para Pihak. (3) Ketentuan Umum ini berlaku dan mengikat Pelanggan sejak tanggal penandatanganan Perjanjian. (4) Ketentuan Umum ini dapat ditinjau kembali atau diubah oleh PGN dan perubahan Ketentuan Umum tersebut akan berlaku efektif setelah ditetapkan oleh Direksi PGN. Perubahan Ketentuan Umum diberlakukan secara langsung kepada Pelanggan tanpa membuat amandemen terhadap Perjanjian, yaitu dengan penyampaian perubahan Ketentuan Umum tersebut dari PGN kepada Pelanggan yang merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian dan mengikat Para Pihak. Dengan ditetapkannya Ketentuan Umum baru tersebut, maka Ketentuan Umum yang lama tidak berlaku. *) Pilih salah satu. Ditetapkan di : Jakarta Berlaku sejak tanggal : 1 April 2013 PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (Persero) Tbk DIREKTUR UTAMA