BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan negara. Di negara-negara maju, pendidikan sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia haruslah memberi landasan dan penguatan

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu bertahan hidup dan mampu menghadapi perkembangan

BAB V PENUTUP. baik. Perlu diakui bahwa tidak semua manusia dapat tumbuh dan berkembang

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

69. Mata Pelajaran Sosiologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

16. Mata Pelajaran Sosiologi Untuk Paket C Program IPS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya, yang diarahkan demi

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai krisis yang melanda, maka tantangan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

I. PENDAHULUAN. sangat berperan adalah lembaga pendidikan. Dalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bahkan sampai ke perguruan tinggi. Belajar matematika di sekolah dasar tentunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. salah satu tujuan pembangunan di bidang pendidikan. antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ari Yanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Proses interaksi terjalin melalui komunikasi, baik langsung maupun tak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN KAJIAN KETERBACAAN DAN NILAI KARAKTER TEKS ARTIKEL HARIAN KOMPAS SERTA UPAYA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA KRITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan inti dari sistem pendidikan nasional, di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang Dasar RI Tahun 1945, sedangkan perbedaannya terletak pada penekanan

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional merumuskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjawab perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. belajar apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku dan tidak tahu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abas Hidayat, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perubahan zaman, semakin maju pula peradaban dunia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

commit to user BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. upaya perwujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur, yaitu unsur

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. sangat banyak. Tuntutan tersebut diantaranya adalah anak membutuhkan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya mutu lulusan dapat dilihat dari rendahnya daya saing sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

2015 KONTRIBUSI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERHADAP KEPEDULIAN SOSIAL DI KALANGAN SISWA SMA.

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

I. PENDAHULUAN. Pada proses pembelajaran di Universitas Muhammadiyah Metro perlu

BAB I PENDAHULUAN. dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

I. PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok berupa latar

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

KECAKAPAN HIDUP ( LIFE SKILL )

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan penting dalam kemajuan dan kelangsungan suatu bangsa dan negara. Di negara-negara maju, pendidikan sangat diperhatikan sehingga banyak yang sekolah sesuai dengan karakter dan kebutuhan perkembangan zaman. Hal ini sudah kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan dan tekhnologi setiap detik memiliki perubahan yang dapat dikatakan memiliki pengaruh bagi setiap segi kehidupan manusia. Oleh karena itu, pendidikan harus diarahkan dengan upaya pembentukan manusia yang tanggap terhadap lingkungan dan peka terhadap perubahan. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan berbagai faktor yang berkaitan dengannya, dengan arah agar tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan lebih efisien. Menurut Zamroni program peningkatan kualitas pendidikan adalah tercapainya tujuan pendidikan nasional secara substantif, yang diwujudkan dalam kompetensi yang utuh pada diri peserta didik, meliputi kompetensi akademik atau modal intelektual, kompetensi sosial atau modal sosial dan kompetensi moral atau modal moral (Aman, 2011: 3). Ketiga modal dasar ini merupakan kekuatan yang diperlukan oleh setiap bangsa agar mampu bersaing di era global. 1

2 Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Peranan peserta didik dalam kehidupan masyarakat, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, merupakan keluaran (output) dari sistem dan fungsi pendidikan. Pada hakikatnya pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, meningkatkan mutu kehidupan, dan martabat manusia baik individu maupun sosial. Dengan kata lain, pendidikan berfungsi sebagai sarana pemberdayaan individu dan masyarakat guna menghadapi masa depan (Onny dan Pranarka, 1996: 71). Setiap program kegiatan, termasuk program dalam bidang pendidikan sebaiknya diikuti dengan kegiatan evaluasi. Evaluasi yang dimaksudkan adalah untuk melihat kembali apakah suatu program telah dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan mencapai hasil sesuai yang diharapkan. Dengan demikian untuk dapat melakukan pembaharuan program pendidikan, kegiatan evaluasi terhadap program yang sedang maupun telah berjalan sebelumnya perlu dilakukan dengan baik. Evaluasi dalam bidang pendidikan ditinjau dari sasarannya menurut Djemari Mardapi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu evaluasi yang bersifat makro dan yang mikro. Evaluasi yang bersifat makro sasarannya adalah program pendidikan, yaitu program yang direncanakan untuk memperbaiki bidang pendidikan. Evaluasi mikro sering digunakan di tingkat kelas. Jadi sasaran evaluasi mikro adalah program pembelajaran di kelas dan yang

3 menjadi penanggungjawabnya adalah guru untuk sekolah atau dosen untuk perguruan tinggi (Widoyoko, 2009: 7). Kegiatan yang bertujuan untuk menilai keberhasilan siswa, evaluasi memegang peranan yang sangat penting. Sebab, melalui evaluasi guru dapat menentukan apakah siswa yang diajarnya sudah memiliki kompetensi yang telah ditetapkan, sehingga mereka layak diberikan program pembelajaran baru atau malah sebaliknya siswa belum bisa mencapai standar minimal, sehingga mereka perlu diberikan program remedial (Sanjaya, 2006: 32). Sosiologi ditinjau dari sifatnya digolongkan sebagai ilmu pengetahuan murni (pure science) bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science). Pembelajaran sosiologi dimaksudkan untuk memberikan kompetensi kepada peserta didik dalam memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai pada terciptanya integrasi sosial. Sosiologi mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai ilmu dan sebagai metode. Sebagai ilmu, sosiologi merupakan kumpulan pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis berdasarkan analisis berpikir logis. Sebagai metode, sosiologi adalah cara berpikir untuk mengungkapkan realitas sosial yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dalam kedudukannya sebagai sebuah disiplin ilmu sosial yang sudah relatif lama berkembang di lingkungan akademika, secara teoretis sosiologi memiliki posisi strategis dalam membahas dan mempelajari masalah-masalah sosial-politik dan budaya yang berkembang

4 di masyarakat dan selalu siap dengan pemikiran kritis dan alternatif menjawab tantangan yang ada. Materi pelajaran mencakup konsep-konsep dasar, pendekatan, metode, dan teknik analisis dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam kehidupan nyata dimasyarakat (BSNP- Indonesia.Org, diakses tanggal 28 Pebruari 2012). Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, evaluasi itu juga sebaiknya dilakukan bukan hanya terhadap hasil belajar, akan tetapi juga proses belajar maupun penilaian terhadap input itu sendiri. Penilaian terhadap hasil belajar selama ini pada umumnya juga terbatas pada output, sedangkan outcome jarang tersentuh kegiatan penilaian. Keberhasilan program pembelajaran hanya diukur dari penilaian hasil belajar siswa, sedangkan bagaimana kualitas proses pembelajaran sosiologi yang telah berjalan kurang mendapat perhatian. Penilaian hasil belajar masih terbatas pada output pembelajaran, belum menjangkau outcome dari program pembelajaran. Output pembelajaran yang dinilai juga masih terfokus pada aspek kognitif, sedangkan aspek afektif kurang mendapat perhatian. Istilah lain, penilaian hasil pembelajaran sosiologi selama ini hanya berfokus pada hard skill atau academic skill, kurang memperhatikan penilaian personal skill dan social skill, seperti kepercayaan diri, kemampuan kritis, kreatif, kemampuan bekerjasama maupun kemampuan berkomunikasi (Widoyoko, 2009: 27). Hal ini perlu dilakukan karena sosiologi merupakan mata pelajaran yang sarat muatan nilai khususnya aspek kecakapan personal maupun sosial, yang mempersiapkan peserta didik yang menguasai

5 seperangkat ilmu pengetahuan sosial serta mampu berpikir secara kritis dan kreatif, mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik. Kecakapan sosial (social skill) diartikan sebagai kecakapan yang dibutuhkan untuk hidup (life skill) dalam masyarakat yang multi-kultur, masyarakat demokrasi dan masyarakat global yang penuh persaingan dan tantangan. Kecakapan sosial meliputi kecakapan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis dan kecakapan bekerjasama dengan orang lain, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar (Widoyoko, 2009: 212). Kecakapan bekerjasama dengan orang lain tidak terlepas dari kecakapan untuk menjadi pemimpin. Oleh karena itu, penilaian terhadap kecakapan bekerjasama dilakukan melalui penilaian terhadap kemampuan menjadi pemimpin. Kecakapan sosial meliputi kecakapan komunikasi dengan empati, sikap penuh pengertian dan seni komunikasi dua arah, perlu ditekankan karena yang dimaksud berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan tetapi isi dan sampainya pesan disertai dengan kesan baik yang akan menumbuhkan hubungan harmonis (Anwar, 2004: 30). Kecakapan personal (personal skill) merupakan kecakapan yang diperlukan agar siswa dapat eksis dan mampu mengambil peluang yang positif dalam kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat cepat. Kecakapan personal diantaranya meliputi kecakapan berpikir kritis dan kreatif, kecakapan mengambil keputusan, kecakapan memecahkan masalah, percaya diri, memiliki etos kerja (Widoyoko, 2009: 213). Kecakapan personal, seperti

6 pengambilan keputusan, problem-solving. Kecakapan ini paling utama menentukan seseorang dapat berkembang (Anwar, 2004: 29). Penelitian ini mengambil lokasi di SMA N 1 Salem sebagai salah satu Sekolah Menengah Atas yang memiliki prestasi akademik yang cukup baik atau cukup unggul. Ternyata, di sekolah yang memiliki keunggulan prestasi, masih ditemukan adanya permasalahan yang berkaitan dengan minat siswa dan efektivitas pembelajaran sosiologi. Efektivitas pembelajaran sosiologi perlu dikembangkan dan ditingkatkan dengan mengingat adanya peran dan motivasi belajar yang dapat membangkitkan daya tarik siswa serta semangat siswa yang tinggi sehingga output pembelajaran-pun dapat berhasil. Berdasarkan fakta yang ada, diketahui bahwa minat siswa khususnya dalam pembelajaran sosiologi dinilai masih rendah. Siswa cenderung pasif dan hanya menerima penjelasan dari guru tanpa adanya suatu usaha untuk meningkatkan ilmu dan pengetahuan yang lebih dalam. Oleh karena itu kualitas pembelajaran yang baik maka baik pula hasil pembelajarannya. Pembelajaran yang berkualitas didukung oleh kinerja guru yang baik dalam proses pembelajaran, materi pelajaran yang dikembangkan dengan baik, metode pembelajaran, sarana pembelajaran yang mendukung, dan lain sebagainya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan kita bisa menarik sebuah kesimpulan bahwa kecakapan sosial dan kecakapan personal sangat perlu ditanam di sekolah, hal ini untuk menghasilkan siswa yang mempunyai kecakapan bersosialisasi yang baik dan juga kecakapan berpikir kritis dan

7 kreatif sehingga memiliki siswa yang unggul juga etos kerja siswa yang baik. Hal ini karena muatan inti dalam kecakapan sosial meliputi kecakapan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis dan kecakapan bekerjasama dengan orang lain, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar (Widoyoko, 2009: 212). Muatan pada kecakapan personal (personal skill) meliputi kecakapan berpikir kritis dan kreatif, kecakapan mengambil keputusan, kecakapan memecahkan masalah, percaya diri, memiliki etos kerja (Widoyoko, 2009: 213). Peneliti tertarik melakukan penelitian dengan fokus kajian analisis kecakapan sosial dan personal siswa kelas XI dalam pembelajaran sosiologi di SMA N 1 Salem Kabupaten Brebes. Melalui penelitian ini peneliti menilai sejauhmana kecakapan sosial dan personal siswa di SMA N 1 Salem dan peneliti mengharapkan dengan menguasai berbagai kecakapan tersebut siswa SMA N 1 Salem akan mempunyai prestasi sosial dalam masyarakat, mampu mengatasi berbagai macam permasalahan maupun tantangan hidup, mampu melihat dan mengambil peluang yang ada dalam lingkungan hidupnya. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut. 1. Kurangnya fasilitas atau sarana prasarana yang menunjang proses pembelajaran. 2. Guru menggunakan metode kontekstual monoton sehingga minat siswa dalam proses pembelajaran sosiologi sangat rendah.

8 3. Guru kurang menggunakan media pembelajaran sosiologi yang lebih variatif untuk menumbuhkan semangat belajar mengajar sosiologi. 4. Rendahnya penilaian hasil belajar yang menjangkau outcome dari program pembelajaran. 5. Kurangnya perhatian penilaian personal skill dan social skill dalam pembelajaran sosiologi, yang selama ini hanya berfokus pada hard skill atau academic skill. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini lebih memfokuskan pada kecakapan sosial dan personal siswa kelas XI dalam pembelajaran sosiologi di SMA N 1 Salem. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana realitas pembelajaran sosiologi di SMA N 1 Salem selama ini? 2. Bagaimana kecakapan sosial dan personal siswa dalam pembelajaran sosiologi di SMA N 1 Salem? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui realitas pembelajaran sosiologi di SMA N 1 Salem selama ini.

9 2. Untuk mengetahui kecakapan sosial dan personal siswa kelas XI dalam pembelajaran sosiologi di SMA N 1 Salem. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang sosiologi. Selain itu dapat dijadikan literatur bagi penelitian yang relevan di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a) Bagi UNY Untuk menambah koleksi pustaka dan bahan bacaan bagi mahasiswa program studi Sosiologi khususnya dan mahasiswa UNY pada umumnya. b) Bagi Sekolah (1) Mengetahui apakah kondisi belajar maupun kultur akademik yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Karena hasil belajar siswa merupakan cermin kualitas suatu sekolah. (2) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah untuk mengetahui apakah yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar pendidikan

10 sebagaimana dituntut Standar Nasional Pendidikan (SNP) atau belum. Pemenuhan berbagai standar akan terlihat dari bagusnya hasil penilaian belajar siswa. (3) Informasi hasil penilaian yang diperoleh dapat dijadikan pertimbangan bagi sekolah untuk menyusun berbagai program pendidikan di sekolah untuk masa-masa yang akan datang. c) Bagi Guru (1) Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh, guru akan dapat mengetahui apakah strategi pembelajaran yang digunakan sudah tepat atau belum. (2) Untuk menjadikan guru sebagai motivator untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. (3) Memberikan informasi kepada guru tentang pentingnya kecakapan sosial dan personal siswa dalam pembelajaran sosiologi. d) Bagi Siswa Meningkatkan prestasi belajar siswa dan mempunyai prestasi sosial dalam masyarakat, mampu mengatasi berbagai macam permasalahan maupun tantangan hidup, mampu melihat dan mengambil peluang yang ada dalam lingkungan hidupnya. e) Bagi Peneliti Sebagai salah satu syarat guna mencapai gelar sarjana, serta menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai bekal untuk terjun dalam masyarakat.

11