I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang. dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan. seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

I. PENDAHULUAN. media pembelajaran juga dalam penggunaan metode pembelajar. Hal ini

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi manusia, karena melalui

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari peranan dunia

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

I. PENDAHULUAN. satunya dipengaruhi oleh faktor kualitas pendidikan negara tersebut. Dalam

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

I. PENDAHULUAN. sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya (Margono, 2005:27)

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Seorang pendidik memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan yang memadai, maka seorang peserta didik dapat

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia yang. memberikan bekal untuk menjalani kehidupan dan untuk menyiapkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek pokok bagi kehidupan suatu bangsa. Kondisi bangsa di masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bahwa. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

I. PENDAHULUAN. berbudi pekerti, dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. penentu kebijakan. Upaya peningkatan mutu pendidikan ini ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pelatihan untuk. webster s New Word Dictionary Sagala (2007: 1), sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan motivasi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hidup seseorang bahkan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gejala umum yang terjadi pada peserta didik saat ini adalah malas berpikir

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

I. PENDAHULUAN. Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi yang serba canggih seperti saat ini, tentu saja manusia dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

I. PENDAHULUAN. pada kenyataan bahwa pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran dirancang dan dilakukan semata-mata untuk. mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang Sisdiknas Pasal

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang cerdas dan berkarakter dalam mengembangkan potensinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya (Dalyono, 2005:5).Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003:1). Pendidikan sangatlah penting bagi suatu bangsa, karena dengan adanya pendidikan suatu bangsa akan mampu berkembang dan bersaing dengan negara lain.pendidikan mempunyai tugas mempersiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan negara dimasa yang akan datang (Sanjaya, 2009:26). Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi

2 belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar (Dimyati dan Mujiono, 2002:3). Hasil dari sebuah pendidikan memang tidaklah segera dapat dilihat dan dinikmati. Oleh karena itu diperlukan satu generasi untuk melihat hasil pendidikan tersebut. Apabila terjadi kegagalan dari pendidikan pada umumnya sudah terlambat untuk diperbaiki, namun seperti kata pepatah bahwa tidak ada kata terlambat untuk sebuah kesuksesan. Hal yang terbaik adalah dengan mengantisipasi kegagalan tersebut yaitu dengan menciptakan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas akan tercermin pada proses pembelajaran berkualitas yang terjadi didalamnya (Mulyasa, 2008 : 222). Aktivitas pembelajaran merupakan kegiatan yang disadari untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ditentukan dari kegiatan interaksi dalam pembelajaran, semakin aktif siswa dalam proses pembelajaran maka siswa tersebut akan lebih mudah mengingat pembelajaran itu dan tujuan pembelajaran akan tercapai. Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan dalam benak anak didik (Djamarah, 1995: 67). Sedangkan pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2004:71). Jadi, aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah penting karena dengan adanya aktivitas, pembelajaran akan lebih efektif dan mendatangkan hasil belajar yang lebih baik bagi siswa.

3 Rendahnya aktivitas siswa di SMP N 5 Bandar Lampung diduga menyebabkan hasil belajar juga rendah. Hasil belajar siswa pada materi pokok Peran manusia dalam Pengelolaan lingkungantahun pelajaran 2013/2014 masih rendah, rata-rata 64,45. Nilai tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah yaitu 70. Hal tersebut diduga karena model yang digunakan guru masih belum optimal dalam meningkatkan hasil belajar pada materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan dan aktivitas siswa masih kurang akti dikarenakan Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Seharusnya aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat saja tetapi pendidikan sekarang lebih menitikberatkan pada aktivitas dan hasil belajar dapat menunjang prestasi belajar,misalnya menyatakan pendapat, mencatat, mendengar, bertanya, menggambar, memecahkan masalah, dapat mengambil keputusan dan lain-lain (Sardiman, 2007:95). Selama dari hasil wawancara didapatkan guru sering kali menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran materi pokok peran manusia dalam pengelolaan lingkungan dikarnakan kelebihan dari metode ceramah itu sendiri yaitu metode ceramah merupakan metode yang murah dan mudah dilakukan, ceramah dapat berfokus pada pokok-pokok materi inti dan dengan metode ceramah guru dapat memantau keadaan kelas tetapi metode ceramah terdapat pula kelemahankelemahan antara lain materi yang dikuasai siswa terbatas apa yang dikuasai oleh guru mudah membosankan karna tidak menggunakan alat peraga dan sukar mengetahui apakah siswa sudah mengerti dan memahami materi yang

4 disampaikan oleh guru, sehingga metode ceramah kurang cocok digunakan dalam pembelajaran pada materi poko peran manusia dalam pengelolaan lingkungan. Salah satu alternatif pada proses pembelajaran yang diharapkan efektif digunakan untuk meningkatkan aktivitasdan hasil belajar siswa yaitu dengan penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw Pada pembelajaran dengan model ini Jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memiliki langkah-langkah pembelajaran yaitu : pembentukan kelompok asal, pembentukan kelompok ahli, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, diskusi kelas, pemberian kuis dan pemberian penghargaan kelompok. Setiap langkah Jigsaw diyakini dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis pada siswa. Dengan menggunakan pembelajaran model Jigsaw, siswa menjadi aktif sehingga pembelajaran tidak berpusat pada guru tetapi berpusat pada siswa. Sehingga dengan kegiatan tersebut, siswa dapat lebih memahami materi Peran Manusia Dalam Pengelolaan Lingkungan? Berdasarkan penelitian Yati (2008:33) yang mengungkapkan bahwa model pembelajaran tipe Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok Peran Manusia Dalam Pengelolaan Lingkungan Berdasarkan latar belakang tersebut, maka akan dilakukan penelitian yang berjudul Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe jigsaw terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa Pada materi pokok peran manusia dalam Pengelolaan lingkungan

5 A. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Adakah pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan Aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 pada materi pokok Peran Manusia Dalam Pengelolaan Lingkungan? 2. Adakah pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 pada materi pokok Peran Manusia Dalam Pengelolaan Lingkungan? B. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 pada materi pokok Peran Manusia Dalam Pengelolaan Lingkungan? 2. Mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 pada materi pokok Peran Manusia Dalam Pengelolaan Lingkungan?

6 C. Manfaat hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi Peneliti Memberikan pengalaman mengajar sebagai calon guru dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. 2. Bagi guru a. Untuk memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. b. menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran di kelas 3. Bagi siswa a. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam mempelajari materi pokok Peran Manusia Dalam Pengelolaan Lingkungan? b. Membiasakan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok. c. Mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran dan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar di kelas. 4. Bagi Sekolah Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang digunakan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran biologi di sekolah

7 D. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran pada penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian ini adalah : 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 5 Bandar Lampung, yang terdiri dari kelas VII i (untuk model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw) dan VII h (metode diskusi ). 2. Objek Penelitian Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran biologi pada materi pokok sistem pencemaran dan kerusakan Lingkungan. 3. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu pembelajaran kooperatif yang terdiri dari lima langkah yaitu: (1) siswa mengkaji dan membaca bahan ajar, (2) diskusi kelompok ahli, (3)diskusi kelompok asal, (4) penguatan guru (5) tes/kuis. 4. Meningkatkan hasil pembelajaran yang diperoleh dari hasil pretest dan postest pada materi pokok Peran Manusia Dalam Pengelolaan Lingkungan?. 5. Materi pokok peranan manusia dalam pengelolaan lingkungan KD 7.4 yaitu Mengaplikasikan peranan manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan. 6. Aktivitas belajar yang diamati melalui : (1) kemampuan mengemukakan pendapat,(2) berdiskusi, dan (3) bertukar informasi.

8 E. Kerangka Pikir Proses belajar pada dasarnya tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman, tetapi aspek aplikasi, analisis, sintesis, bahkan tahap evaluasi juga harus ditekankan. Sehingga siswa dapat mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan permasalahan dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran yang inovatif dan kreatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar siswa dapat memahami konsep secara mendalam dari pengalaman yang diperoleh selama pembelajaran. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah khususnya dalam pembelajaran biologi, perlu didorong untuk secara aktif melakukan kegiatan agar dapat memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Salah satu cara untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw melatih siswa untuk aktif dalam mencari informasi dan saling ketergantungan positif antar anggotanya, karena masing-masing anggota memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan materi tugas yang berbeda dan juga bertanggung jawab menyampaikan informasi kepada teman sekelompoknya untuk menyelesaikan materi tugas yang diberikan. Kerjasama antar individu sangat diperlukan dikarenakan akan menentukan keberhasilan kelompok, dengan begitu diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Melalui

9 kerjasama antar kelompok tersebut siswa diharapkan dapat melakukan serangkaian kegiatan meliputi memberikan argumen, melakukan deduksi, melakukan induksi, dan melakukan evaluasi setiap informasi yang sesuai dengan materi pembelajaran. Sehingga diharapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok Peran Manusia Dalam Pengelolaan Lingkungan? Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukan pada bagan dibawah ini : Y 1 X Y 2 Keterangan : X : model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Y 1 : hasil belajar siswa Y 2 :Aktivitas siswa Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat F. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. H 0 = Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tidak berpengaruh signifikan dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa 2. H 1 = Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa