BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang. pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian adapun pembahasan secara lebih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ilmunya dalam dunia pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dalam jenjang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada seseorang, tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak. atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

BABI PENDAHULUAN. Era global temyata membawa dampak bagi kehidupan manusia. Di satu

BAB I PENDAHULUAN. yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung di dalam kelas dan di dalamnya terjadi pola interaksi antara guru dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

KONSEP DIRI AKADEMIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMP N 24 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, persaingan global semakin ketat, sejalan dengan telah berlangsungnya

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keahlian dalam kerja akademis yang dinilai oleh para pengajar melalui tes, ujian,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya maupun mengenai diri mereka sendiri. dirinya sendiri dan pada late childhood semakin berkembang pesat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia ingin terlahir sempurna, tanpa ada kekurangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan remaja dalam pendidikan formal seperti di sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. ini akan membentuk keterampilan sikap dan perilaku sehari-hari sehingga

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah

I. PENDAHULUAN. oleh setiap individu dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan yang

JURNAL. Oleh: EFI IDA RIANTI Dibimbing oleh : 1. Dr. Atrup, M.Pd.,MM. 2. Risaniatin Ningsih, S.Pd.M.Psi

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN KEYAKINAN DIRI (SELF-EFFICACY) DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA AKSELERASI

2 memperoleh pembelajaran. Karena belajar itu adalah dari tidak tahu menjadi tahu, dari buruk menjadi baik, dan dari tidak bisa menjadi bisa. Metode y

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Piet A. Sahertian, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

WARA KUSRINI NIM: S

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana pernyataan yang diungkap oleh Spencer (1993) bahwa self. dalam hidup manusia membutuhkan kepercayaan diri, namun

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

I. PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. fenomena ini muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang pendidikan. Untuk menghadapi tantangan berat ini

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mensosialisasikannya sejak Juli 2005 (

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibbin Syah, 2003:10).

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang maju mengikuti pertumbuhan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak terlepas

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. akademik dan/atau vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai individu yang hidup di tengah masyarakat, seseorang ingin diakui sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang diembannya, manusia akan sulit menjalankan kehidupannya pada saat ia

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di era globalisasi sangat menuntut sumber daya manusia yang

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam proses pembelajaran di kelas, setiap guru memiliki peran utama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menengah Pertama individu diberikan pengetahuan secara umum, sedangkan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah hal yang baru lagi, khususnya bagi masyarakat. Kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kecerdasan..., Leila, Fakultas Psikologi 2016

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. maka diperoleh kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi dari hasil-hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Peran guru sangat penting dalam kedudukannya sebagai motivator

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memerlukan bahasa untuk dapat berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Self-Efficacy. berhubungan dengan keyakinan bahwa dirinya mampu atau tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berkreasi, semakin dirasakan urgensinya. Otonomi dibidang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. karena pendidikan akan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 1

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU pendidikan No.2 Tahun,1989, pendidikan adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek pengetahuan bahasa, pemahaman isi wacana, juga lebih banyak hanya berorientasi pada hasil ujian yang ingin dicapai seperti: ujian semester, ujian nasional, tetapi justru lebih banyak mengabaikan penguasaan aspek keterampilan komunikasi baik lisan maupun tulisan dalam Bahasa Inggris. Pendekatan pembelajaran Bahasa Inggris di kelas sangat berpusat pada guru (Sumardi, 2003). Hal ini berbeda dengan negaranegara barat yang menerapkan Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua seperti Perancis, Jerman, Italia. Pendekatan pembelajaran Bahasa Inggris yang mereka terapkan banyak menekankan pada kemampuan berfikir kritis, penggunaan bahasa yang realistis, pembelajaran bahasa yang berpusat pada siswa menekankan pula pada kualitas proses pembelajaran. Dikotomi pendekatan pembelajaran Bahasa Inggris di atas merupakan sesuatu yang menarik untuk dicermati. Dalam konteks psikologi, pembelajaran yang berpusat pada guru diidentifikasi sebagai proses pembelajaran yang menerapkan prinsip-prinsip pedagogik, sedangkan pembelajaran yang berpusat pada siswa merupakan pendekatan pembelajaran yang menerapkan prinsip-prinsip andragogy. Sebagaimana banyak diketahui bahwa guru-guru Bahasa Inggris di 1

2 Indonesia dalam mengajarkan Bahasa Inggris kepada siswa lebih banyak berorientasi pada hasil ujian formal yaitu ujian semester, ujian nasional dan kurang banyak memperhatikan penguasaan kompetensi berbahasa siswa. Paradigma pembelajaran ini terkesan kaku dan tidak banyak mengeksplorasi potensi siswa dalam belajar Bahasa Inggris. Oleh karena itu, paradigma pembelajaran yang demikian harus segera dirubah ke paradigma pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran kolaboratif (Sumardi, 2003). Melihat paradigma pembelajaran yang memiliki dampak negatif pada siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris maka diperlukan suatu upaya untuk menanggulanginya antara lain dengan menggunakan sumber-sumber positif yang ada di sekitar individu yaitu dukungan sosial. Muluk dalam Murtiningrum (2012) mengartikan dukungan sosial merupakan informasi verbal maupun non verbal berupa suatu tindakan yang didapat dari keakraban sosial atau karena kehadiran orang yang mendukung di mana hal ini bermanfaat secara emosional dan perilaku bagi pihak yang menerima dukungan sosial. Dukungan sosial dapat mengurangi beban atau permasalahan yang dihadapi oleh seseorang. Dukungan yang paling besar biasanya berasal dari keluarga individu itu sendiri. Menurut Friedman (1998) yang dikutip Ahmadi (2009), ada bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatif menggambarkan pengalaman-pengalaman perkembangan anak-anak yang berasal

3 dari keluarga kecil menerima lebih banyak perhatian daripada anak-anak dari keluarga yang besar. Adanya dukungan sosial khususnya dari orang tua akan memberikan kenyamanan fisik dan psikologis bagi anak. Karena dengannya anak akan merasa dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain dalam hal ini orang tuanya. Seorang anak yang mempunyai perhatian dan hubungan yang baik dengan orang tua cenderung mempunyai kesanggupan yang lebih besar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, memecahkan problem-problem yang dihadapi secara cepat dan tepat, termasuk problem-problem dalam rangka meraih prestasi yang optimal. Lingkungan sekolah adalah lingkungan selanjutnya yang juga berperan dalam pencapaian prestasi siswa. Relasi dengan individu lain di luar keluarga mulai dialami oleh siswa dalam lingkungan ini. Karena itulah memilih sekolah yang baik untuk mendukung prestasi belajar siswa tidak semata-mata dilihat dari gedungnya yang mewah, melainkan bagaimana dukungan sosial lingkungan sekolah yang dirasakan nyaman oleh siswa sehingga memberi pengaruh positif untuk peningkatan prestasi belajar siswa. Setiap orang mempunyai kesulitan yang berbeda-beda dalam mempelajari bahasa Ingris. Belajar Bahasa Inggris dapat disejajarkan dengan seorang anak kecil yang sedang berlatih berjalan. Pertama-tama harus merangkak, belajar berdiri tegak, berjalan terus berlari. Demikian pula halnya dengan belajar Bahasa

4 Inggris. Dibutuhkan kepercayaan diri dalam belajar bahasa yang bukan dari negara sendiri yaitu bahasa Inggris. Mempelajari bahasa Inggris merupakan tantangan bagi siswa untuk bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam meningkatkan prestasi belajar bahasa Inggris. Dengan rasa percaya yang dimiliki setiap siswa, individu siswa akan sangat dengan mudah berinteraksi didalam lingkungan belajarnya. Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan atau situasi yang dihadapinya (Fatimah dalam Kusnia dan Rahayu, 2010). Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, tetapi rasa percaya diri hanya merujuk pada adanya perasaan yakin mampu, memiliki kompetensi dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Mata pelajaran adalah tujuan utama pada pelajar untuk datang dan bergabung dengan lingkungan sekolah. Salah satu kelemahan generasi muda adalah kurangnya rasa percaya diri. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Hamdan (2009) bahwa banyaknya siswa menghadapi persoalan dengan mata pelajaran disebabkan ada beberapa pelajaran yang menuntut waktu dan pikiran yang banyak. Itu pula sebabnya ada ahli yang mengatakan kehidupan sekolah itu penuh dengan stress. Kepercayaan diri akan membuat individu menjadi lebih

5 mampu dalam memotivasi untuk mengembangkan dan memperbaiki diri serta melakukan berbagai inovasi sebagai kelanjutannya. Pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa (Syah, 2003). Berdasarkan survei awal, prestasi belajar Bahasa Inggris kelas VIII di SMP Negeri 6 Boyolali selama 3 tahun terakhir masih di bawah skor 60, dapat dilihat dalam tabel 1. Tabel 1 Prestasi Mata Pelajaran Bahasa Inggris Tahun Pelajaran 2011/2012 No Kelas Skor Rangking Paralel 1. VIII A 56,6 IV 2. VIII B 55,4 V 3. VIII C 56,6 IV 4. VIII D 58,3 II 5. VIII E 59,9 I 6. VIII F 57,7 III Sumber: Data hasil perolehan tes Bahasa Inggris kelas VIII SMP Negeri 6 Boyolali Freddy (bukan nama sebenarnya) selaku guru Bahasa Inggris SMP Negeri 6 Boyolali, dalam wawancara pada tanggal 19 September 2011

6 mengargumentasikan bila dalam pembelajaran sudah banyak diupayakan metodemetode tertentu untuk meningkatkan prestasi belajar. Lebih lanjut beliau mengindikasikan bahwa dukungan belajar orang tua kepada siswa SMP Negeri 6 Boyolali kurang. Hal ini diketahui berdasarkan hasil pantauan guru Bahasa Inggris, di mana banyak orang tua yang tidak mengetahui prestasi belajar yang diraih anaknya. Perlu diketahui, secara geografis, SMP Negeri 6 Boyolali, berada perkotaan. Jadi dukungan orang tua terhadap prestasi belajar siswa kurang karena adanya konsentrasi orang tua terhadap upaya agar dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Lebih fatal lagi beberapa orang tua yang menyatakan bahwa tidak sekolahpun, bisa bekerja. Informasi tambahan lainnya dari Suprapto salah satu wali murid tentang minimnya dukungan sosial terhadap prestasi belajar Bahasa Inggris siswa, adalah adanya keyakinan tanpa sekolah bisa bekerja. Pada dasarnya dukungan sosial yang dapat diberikan orang tua berupa materi ataupun non materi, yaitu dukungan biaya pendidikan, fasilitas belajar yaitu alat dan buku keperluan belajar, dan perhatian orang tua yang mendukung terhadap prestasi belajar anaknya. Dengan adanya materi kebutuhan materi anak bisa terpenuhi, serta perhatian orang tua dapat menjadikan anak dari psikologis menjadi semangat mengembangkan potensinya. Dengan demikian dukungan orang tua berupa materi dan non materi harus seimbang, karena dengan adanya keseimbangan maka anak akan berkembang secara wajar.

7 Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka peneliti mengambil judul Hubungan Dukungan Sosial dan Kepercayaan Diri dengan Prestasi Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Boyolali. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Adakah hubungan dukungan sosial dan kepercayaan diri dengan prestasi bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP N 6 Boyolali? 2. Adakah hubungan dukungan sosial dengan prestasi bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP N 6 Boyolali? 3. Adakah hubungan kepercayaan diri dengan prestasi bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP N 6 Boyolali? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui hubungan dukungan sosial dan kepercayaan diri dengan prestasi bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP N 6 Boyolali. 2. Mengetahui bagaimana hubungan dukungan sosial dengan prestasi bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP N 6 Boyolali. 3. Mengetahui bagaimana hubungan kepercayaan diri dengan prestasi bahasa Inggris siswa kelas VIII SMP N 6 Boyolali.

8 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis. 1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam mengembangkan pendidikan, khususnya tentang dukungan sosial dan kepercayaan diri siswa. 2. Secara praktis diharapkan mampu meningkatkan dukungan sosial dan kepercayaan diri siswa terhadap prestasi siswa terutama untuk pelajaran bahasa Inggris. 3. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang dukungan sosial dan kepercayaan diri bagi peneliti. 4. Dapat menjadikan referensi bagi peneliti yang akan datang. E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai kepercayaan diri dan prestasi belajar telah banyak dilakukan oleh para ahli, antara lain oleh Ahmad, et.al. (2013) yang berjudul Relationship between Self-Esteem and Academic Achievements of Students: A Case of Government Secondary Schools in District Swabi, KPK, Pakistan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan kepercayaan diri yang positif memiliki prestasi akademis yang tinggi. Sebagian besar guru sangat setuju dengan pernyataan yang mendukung efek dari kepercayaan diri yang tinggi pada tingkat minat siswa yang tinggi dalam kegiatan kelas, percaya diri, sikap positif terhadap teman sekelas, rasa kerjasama, motivasi untuk belajar dan berbagi pandangan

9 dalam diskusi kelas. Oleh karena itu, disimpulkan dari hasil penelitian ini bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingginya kepercayaan diri dan prestasi akademik siswa. Berdasarkan penelitian ini disarankan bahwa guru harus mendorong, menghormati dan memperhatikan siswa dalam proses pendidikan. Penelitian tentang kepercayaan diri juga dilakukan oleh Afari et.al. (2012) yang berjudul Global Self-Esteem and Self-Efficacy Correlates: Relation of Academic Achievement and Self-Esteem among Emirati Students. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasa percaya diri yang positif dapat menyebabkan kepercayaan diri akademik yang tinggi, dan bahwa kepercayaan diri akademik terkait dengan prestasi akademik. Guru bisa memanfaatkan hubungan ini dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa. Karena kepercayaan diri dan prestasi akademik secara signifikan terkait, perubahan dalam satu variabel yang cenderung menyebabkan perubahan pada yang lain. Guru dapat memfasilitasi kegiatan yang ditujukan untuk mempromosikan kepercayaan diri siswa dan juga memberikan dorongan lebih untuk siswa Penelitian tentang dukungan sosial dilakukan oleh Yasin & Dzulkifli (2011) The Relationship between Social Support and Academic Achievement. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dan prestasi akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial, semakin tinggi prestasi akademik siswa. Temuan dari penelitian ini akan sangat berguna dalam membantu pendidik, konselor, psikolog, dan peneliti untuk mengembangkan strategi untuk meningkatkan prestasi akademik siswa.

10 Penelitian lain tentang dukungan sosial, kepercayaan diri dan prestasi belajar adalah penelitian yang dilakukan oleh Rayle et.al. (2007) yang berjudul Relationship Of Self-Beliefs, Social Support, And University Comfort With The Academic Success Of Freshman College Women. Penelitian ini meneliti tentang hubungan kepercayaan diri, dukungan sosial, dan prestasi akademik dari 527 mahasiswa perempuan semester pertama. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kepercayaan diri, dukungan sosial dan prestasi akademik pada mahasiswa perempuan di universitas Freshman. Untuk semua mahasiswa perempuan, kepercayaan diri, dukungan sosial, dan kenyamanan universitas adalah prediktor signifikan dalam ketekunan mencapai prestasi akademik. Prediktor terkuat adalah dukungan sosial. Setiap aspek dari dukungan sosial, kecuali keluarga menilai pendidikan berhubungan prestasi akademik. Shahzad et.al. (2012) yang berjudul Impact Of Self Esteem & Support On Student Performance. Penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan kepercayaan diri dan dukungan pada prestasi siswa. Dari hasil menyimpulkan bahwa faktor keduanya memiliki hubungan positif yang signifikan dengan prestasi siswa. Dukungan memiliki hubungan yang positif dan kurang signifikan, namun kepercayaan diri memiliki hubungan positif yang kuat dan lebih signifikan. Disarankan untuk mengeksplorasi efek dukungan dari seluruh stakeholder (guru, orangtua, manajemen, dan lain-lain) pada kepercayaan diri terhadap kinerja di masa depan.