BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar di sekolah. Hal ini sesuai pendapat Ahmadi (2005) yang menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan siswa. Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wangi Citrawargi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KOHESIVITAS PEER GROUP PADA REMAJA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keberadaan orang lain dalam hidupnya. Dorongan atau motif sosial pada manusia,

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. serta kebutuhan memungkinkan terjadinya konflik dan tekanan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun (Monks, dkk., dalam Desmita, 2008 : 190) kerap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. pergolakan dalam dalam jiwanya untuk mencari jati diri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengalaman berbicara di depan umum pun tidak terlepas dari perasaaan ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, individu, dan berketuhanan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan. sosial yang bersifat sementara (Santrock, 1996).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang individu, karena individu tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selain sebagai makhluk pribadi, juga merupakan makhluk sosial.

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan. Hal demikian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,

Identifikasi Masalah Siswa

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA ANTARA KELAS AKSELERASI DAN KELAS NON AKSELERASI

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan baik fisik dan psikis dari waktu ke waktu, sebab

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Artinya apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan

BAB I PENDAHULUAN. yang sifatnya menembangkan pola hidup yang menyimpang dari norma. perikehidupan dan perkembangan remaja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan, dapat dilihat pada akhir akhir ini telah timbul akibat negatif

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN PERILAKU KENAKALAN REMAJA SISWA KELAS VII SMPN 2 PAGERWOJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rinci masa remaja dibagi ke dalam 3 tahap yaitu: usia tahun adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan NAPZA merupakan suatu pemakaian obat yang bukan

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

HUBUNGAN ANTARA URUTAN KELAHIRAN DALAM KELUARGA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH I KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian diri di lingkungan sosialnya. Seorang individu akan selalu berusaha

BAB I PENDAHULUAN. belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Demikian pentingnya arti belajar,

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB I PENDAHULUAN. yang kuat untuk memiliki banyak teman, namun kadang-kadang untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap aspek kehidupan seperti menjadi lebih terbuka menerima teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. hingga masa awal dewasa, dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual.

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan besar sebuah negara. Ujung tombak sebuah negara ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang

//HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP IKLIM SEKOLAH DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA SMP. Naskah Publikasi

1. PENDAHULUAN. Peningkatan kemajuan teknologi merupakan suatu proses yang terjadi dalam

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyenangkan dan muncul dalam bermacam-macam bentuk dan tingkat kesulitan,

B A B I PENDAHULUAN. di sepanjang rentang hidup. Salah satu tahap perkembangan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Ketrampilan sosial merupakan kemampuan individu untuk bergaul dan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dan kehidupannya. Sekolah dipandang dapat memenuhi beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya

BAB I PENDAHULUAN. ikatan yang bernama keluarga. Manusia lahir dalam suatu keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu suatu masa dengan rentang usia dari 18 sampai kira-kira umur 25

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang harus hidup di tengah lingkungan sosial. Melalui proses sosialisasi. mengadakan interaksi sosial dalam pergaulannya.

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. dan tolong menolong. Memberikan pertolongan atau menolong sesama termasuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan mental remaja. Banyak remaja yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya karena ketidakmampuannya dalam menyesuaikan diri. Sehubungan dengan ulasan tersebut Hurlock (2006) mengungkapkan kegagalan remaja dalam melakukan penyesuaian diri akan menimbulkan bahaya seperti tidak bertanggung jawab dan mengabaikan pelajaran, sikap sangat agresif dan sangat yakin pada diri sendiri, perasaan tidak aman, merasa ingin pulang jika berada jauh dari lingkungan yang tidak dikenal, dan perasaan menyerah. Bahaya yang lain adalah terlalu banyak berkhayal untuk mengimbangi ketidakpuasannya, mundur ke tingkat perilaku yang sebelumnya, dan menggunakan mekanisme pertahanan seperti rasionalisasi, proyeksi, berkhayal, dan pemindahan. Penyesuaian diri merupakan tuntutan bagi setiap individu untuk dapat tetap diterima di masyarakat dan proses yang melibatkan respon mental serta tingkah laku, untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bertentangan dengan norma masyarakat. Oleh karena itu individu khususnya siswa-siswi di sekolah perlu memiliki kemampuan penyesuaian diri agar mampu berinteraksi secara baik dengan individu lain (Lazarus dalam Wiajaya, 2007). Namun demikian tidak semua individu dapat menyesuaikan diri dengan baik, ada individu atau siswa yang tidak mampu menyesuaikan diri dan mengikuti aturan-aturan yang ada dilingkungan sosialnya. Fakta-fakta seperti bolos sekolah, penyalahgunaan 1

2 NAPZA, perilaku krimina l, tawuran, seks bebas, merupakan fenomena yang menyolok di kalangan remaja atau siswa SMA pada masa sekarang. Kondisi tersebut menunjukkan salah satu indikasi hambatan siswa dalam proses penyesuaian diri. Seperti wawancara yang penulis lakukan dengan salah satu guru BK di SMA N Toroh Purwodadi, menunjukkan bahwa penyesuaian diri merupakan masalah yang cukup sering dialami oleh para siswa. Berdasarkan daftar catatan pada Alat Ungkap Masalah (AUM) urutan masalah yang dialami para siswa, yaitu (1) masalah diri pribadi (2) hubungan sosial (3) karir dan pekerjaan; (4) ekonomi dan keuangan; (5) waktu senggang; Hasil kutipan catatan kebutuhan konseling antara guru BK dengan siswa kelas X SMA Negeri Toroh dapat dilihat pada tabel 1 : Tabel 1 Deskripsi Masalah Penyesuaian Diri Pada Siswa SMA N I Toroh Jenis Layanan Catatan Siswa Pelayanan Saya ingin mengetahui tentang jenis pekerjaan saja, ingin Orientasi mengenal sistem belajar di perguruan tinggi, dan saya membutuhkan pengenalan ekstrakurikuler yang menunjang belajar saya Informasi Saya membutuhkan informasi mengenai cara mempersiapkan diri menghadapi test dan ujian. Penempatan..tidak mempunyai kawan akrab, ingin lebih taat beribadah, sulit menentukan teknik belajar yang sesuai dengan diri saya. Penguasaan.. kurang percaya diri dengan bentuk tubuh, tidak bisa berbicara konten dalam diskusi, sulit berkomunikasi dengan orang lain, cenderung pasif. Konseling...saya malu dengan lawan jenis, tidak ada orang yang perorangan memperhatikan saya, khawatir tidak mendapatkan jodoh. Konseling.. sulit berkomunikasi, cemas di lingkungan pergaulan, kurang kelompok memahami perbedaan individu, membutuhkan penjelasan mengenai pergaulan antar jenis. Konseling..sering merasa minder, tidak bahagia, tidak punya teman kelompok akrab. Sumber: catatan layanan kebutuhan konseling SMA I Toroh, 2012

3 Tabel 1 di atas merupakan pernyataan siswa kelas X SMA N Toroh yang diperoleh dari analisa kebutuhan konseling. Berdasar catatan tersebut ternyata sebagian masalah juga berkaitan dengan penyesuaian diri. Menurut guru Bimbingan Konseling indikator permasalahan penyesuaian diri pada siswa tercermin dari beberapa perilaku seperti: sering menyendiri dan menarik diri dari pergaulan, minder dan tidak percaya diri, sulit mengungkapkan pendapat, jarang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi. Berdasarkan frekuensi dan prosentase menurut guru BK siswa yang mengalami permasalahan dalam hubungan sosial khususnya hambatan penyesuaian diri mencapai 20% atau 42 dari 210 siswa kelas X yang ada. Penyesuaian diri dipengaruhi banyak faktor. Sala h satu determinan atau variabel yang diasumsikan berpengaruh terhadap penyesuaian diri siswa yaitu dukungan teman sebaya. Menurut Monks dkk (2008) kelompok teman sebaya besar artinya bagi perkembangan siswa yang masih dalam usia remaja. Menginjak masa remaja pusat perhatian seorang anak mulai beralih dari keluarga ke kelompok teman sebayanya. Kelompok teman sebaya merupakan sarana bagi remaja untuk bersosialisasi. Didalam kelompoknya remaja belajar bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai yang be rlaku di masyarakat, belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain, memahami perasaan individu dan belajar untuk mendengarkan serta bersikap toleran pada orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Gunarsa (2006) bahwa remaja mempunyai ciri yang menonjol yaitu keinginan untuk berkelompok dengan teman sebaya. Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama di mana remaja hidup bersama

4 orang lain yang bukan anggota keluarga. Teman sebaya memiliki tujuan, perasaan, ciri, norma dan kebiasaan yang ja uh berbeda dengan apa yang ada pada keluarga. Hurlock (2006) menjelaskan bahwa pengaruh teman sebaya sebagai kelompok terhadap perilaku remaja seperti sikap, pembicaraan, minat, penampilan lebih besar dari pengaruh keluarga. Dukungan teman sebaya dapat mencakup aspek psikis maupun sosial, berkaitan dengan ulasan tersebut Wheatley (Taufik, 2010) mengungkapkan dukungan khususnya dari teman sebaya akan membangun kepercayaan dan kesadaran seseorang bahwa dia dipedulikan, dikasihi, dihargai, bernilai, dan merupakan bagian dari masyarakat yang saling mendukung dan membutuhkan. Ditambahkan oleh Champion dan Goodall (Taufik, 2010) dukungan dibutuhkan baik ketika individu sedang menderita stres maupun dalam kondisi normal, karena adanya dukungan sosial pada kondisi normal dapat menghalau atau dapat menjadi pertahanan kemungkinan terjadinya stres pada individu. Begitu pula yang diperlukan oleh siswa ketika memasuki lingkungan sekolah menengah untuk yang pertama kali. Dukungan dari teman sebaya diharapkan dapat membantu membangun kepercayaan dan keyakinan siswa ketika bersosialisasi dan berkomunikasi dengan lingkungan dan teman-teman yang baru dikenalnya. Penelitian Marlina (2008) menyatakan bahwa kurangnya dukungan dan penerimaan dari teman sebaya menyebabkan siswa tidak berdaya dengan lingkungan sosial serta dapat menimbulkan dampak psikologis yang kurang menyenangkan. Hurlock (2006) menambahkan ada beberapa gangguan psikologis yang timbul karena kurangnya dukungan teman sebaya, diantaranya: a) kesepian

5 karena kebutuhan sosial tidak terpenuhi; b) merasa tidak bahagia dan tidak aman; c) potensial mengembangkan konsep diri yang negatif dan menimbulkan penyimpangan pribadi; d) kurang memiliki pengalaman belajar yang dibutuhkan untuk menjalani proses sosialisasi; e) merasa sangat sedih karena tidak memperoleh kegembiraan yang dimiliki teman sebaya mereka; f) akan hidup dalam ketidakpastian tentang reaksi sosial, dan ini akan menyebabkan individu merasa cemas, takut dan sangat peka. Berdasarkan uraian di atas maka dukungan teman sebaya berperan penting dalam menentukan dan mengarahkan perilaku individu. Individu diharapkan dapat menyesuaikan diri setelah menerima dukungan dari teman-teman dalam lingkungan sosialnya. Peranan penting tersebut ditunjukkan dengan kenyataan bahwa setiap individu selalu berusaha memperoleh keseimbangan dalam dirinya. Segala macam bentuk dukungan teman sebaya diharapkan dapat membantu seseorang bertahan terhadap tekanan sosial yang ada, melalui tindakan yang melibatkan emosi, pemberian informasi, bantuan materi dan penilaian positif pada individu atas usaha yang telah dilakukannya diharapkan membantu individu mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik. Mengacu pada uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: Apakah ada hubungan antara dukungan teman sebaya dengan penyesuaian diri? Mengacu pada rumusan masalah tersebut peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul: Hubungan antara Dukungan teman sebaya dengan Penyesuaian Diri pada Siswa kelas X SMA Negeri Toroh Purwodadi.

6 B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Hubungan antara dukungan teman sebaya dengan penyesuaian diri pada siswa kelas X SMA Negeri Toroh Purwodadi. 2. Sumbangan atau peranan dukungan teman sebaya terhadap penyesuaian diri pada siswa kelas X SMA Negeri Toroh Purwodadi 3. Tingkat dukungan teman sebaya dan penyesuaian diri pada siswa kelas X SMA Negeri Toroh Purwodadi C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretis Memberi sumbangan pemikiran dan informasi empiris yang berkaitan dengan hubungan antara dukungan teman sebaya dengan penyesuaian diri pada siswa sehingga dapat menjadi bahan pengembangan bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang psikologi sosial dan pendidikan 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan dukungan teman sebaya dan penyesuaian diri, sehingga diharapkan siswa baru memahami pentingnya dukungan teman sebaya sebagai salah satu upaya meningkatkan penyesuaian diri.

7 b. Bagi Kepala Sekolah Penelitian ini memberikan informasi empiris dan jika memungkinkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan atau keputusan sebagai upaya mengoptimalkan dukungan teman sebaya dan penyesuaian diri pada siswa. c. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi dan acuan untuk mengembangkan penelitian yang sejenis, khususnya mengenai hubungan antara dukungan teman sebaya dengan penyesuaian diri pada siswa kelas X SMA Negeri Toroh Purwodadi