Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KALIMAT MELALUI METODE THE LEARNING CELL DAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS II SDN 2 GIRIPURNO

PENGARUH MEDIA PUZZLE GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21 PRESENT TENSE.

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013

CHAPTER III RESULT OF THE STUDY. 1. The problems faced by the tenth grade students of SMK YP SEI. PALANGKA RAYA in using letter s/es as plural nouns

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI SINTAKSIS TERHADAP PRODUKSI KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN EKSPOSISI

Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH...

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA ANAK TUNARUNGU KELAS V DI SEKOLAH LUAR BIASA WIYATA DHARMA 4 GODEAN

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS V SDN 2 SEMPOR KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK DI KELAS III SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MENGGUNAKAN ROLE REVERSAL QUESTION SISWA KELAS V SDN MINOMARTANI 6 ARTIKEL JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata.

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAPPING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BATUSANGKAR

RINGKASAN PENELITIAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG CERITA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK TALK WRITE (TTW) SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

PENGGUNAAN METODE MENDONGENG DENGAN MEDIA SCRABBLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS I SD NEGERI 2 KALIREJO TAHUN AJARAN 2014/2015

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 29 KABUPATEN SIJUNJUNG

PENGARUH MEDIA PUZZLE KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SD. Mia Silma Ulfah 1 Dian Indihadi 2 H.

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BAGI SISWA KELAS V SD

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SD NEGERI TEBING TINGGI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta ABSTRACT

THE ABILITY OF THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP DAREL HIKMAH PEKANBARU IN READING SEQUENCES AND READING COMPREHENSION

PENGGUNAAN PERMAINAN KARTU SOAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SD NEGERI JARAKAN

KEMAMPUAN MENULIS SURAT LAMARAN PEKERJAAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 13 PADANG JURNAL ILMIAH

PENGGUNAAN METODE MIND MAP DENGAN MEDIA VISUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN PATEMON GOMBONG TAHUN AJARAN 2013/2014

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FOTO ESAI

BAB III METODE PENELITIAN. data penelitiannya (Arikunto, 2013: 203). Dalam metode penelitian terdapat halhal

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA OBJEK LANGSUNG

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI KOMPUTER - D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII SMPN 13 BANDARLAMPUNG

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE DAN KONVENSIONAL (JURNAL) Oleh : Evi Mivtahul Khoirullah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL

Mulyati (2007 : 10) menyatakan ada empat aspek keterampilan berbahasa,

Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat

LENI EXTRISNAWELI NPM

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahkluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM MEWUJUDKAN ACTIVE JOYFULL EFFECTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

DESKRIPSI KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMA NEGERI 9 PONTIANAK MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA MATERI KSP

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 1)

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN TEKNIK KERANGKA TULISAN DAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG

Rini Tri Irianingsih 47

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Pertama Diterima: 27 April 2017 Bukti Akhir Diterima: 06 Mei 2017

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 GRENGGENG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

PENINGKATAN PARTISIPASI BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SDN 10 SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO PERSUASIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 X KOTO DIATAS KABUPATEN SOLOK DENGAN MEDIA GAMBAR E JURNAL

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan terjun ke masyarakat. keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan memberikan penguasaan lisan dan tertulis kepada para pembelajar

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BATUSANGKAR ARTIKEL ILMIAH

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COMPLETE

PENGGUNAAN METODE TALKING STICK DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN PETARANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TANYA DAN TANDA BACA TITIK PADA TEKS DIALOG SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PEMBELAJARAN MENYATU DENGAN BENGKEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATERI DAN PERUBAHANNYA DI SMK

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU DOMINO KATA BERGAMBAR SISWA KELAS V SD

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

Pembelajaran Menulis Deskripsi dengan CTL (Contextual Teaching and Learning) 141

PENTINGNYA TEKNIK INVENTION DALAM PRATULIS. Andiopenta Purba FKIP Universitas Jambi

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBEJARAN BONEKA KAUS KAKI BERBASIS LESSON STUDI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR DAN BELAJAR IPS SISWA KELAS VI

JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH DWI CAHYANI NIM :

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

BAB I PENDAHULUAN. hasil interaknsinya terhadap lingkungan belajar. Hasil belajar yang optimal

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL CONCEPT SENTENCE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA N 2 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN

Ulpiyaturahmah, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

Satria Hermano Pandrik 1, Gusnetti 2, Hidayati Azkiya 2. Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Purwanto PGSD FIP Universitas Negeri

PENGARUH PENERAPAN METODE TASK BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT SEDERHANA

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM

PENINGKATAN PENGUASAAN VOCABULARY MENGGUNAKAN MEDIA E-DICTIONARY KELAS VI SD NEGERI 1 TELUK PURWOKERTO E-JOURNAL

Transkripsi:

ANALISIS KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT TANYA MELALUI TEKNIK PERMAINAN TO BE DETECTIVE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS Nita Anggi Purnama 1 Dian Indihadi 2 Rosarina Giyartini 3 nitaanggipurnama@student.upi.edu Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya ABSTRAK Penelitian ini difokuskan untuk mendeskripisikan keterampilan menulis kalimat tanya bahasa Inggris melalui teknik permainan to be detective. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun lokasi penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri Sambongpermai dan subjek penelitiannya adalah siswa kelas V SDN Sambongpermai. Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis, berupa hasil menyusun kalimat acak dan jawaban siswa sesuai dengan kalimat tanya bahasa Inggris. Analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan hasil belajar siswa. Temuan penelitian menunjukkan bahwa keterampilan menulis kalimat tanya melalui teknik permainan to be detective belum semua siswa paham. Ada beberapa kesalahan yang ditulis oleh siswa, dari tiga kali melakukan permainan to be detective dan 75 soal yang disediakan oleh peneliti, 40 soal siswa melakukan kesalahan penulisan. Kesalahan yang paling banyak dilakukan adalah penulisan penempatan kalimat yang terbalik atau tidak sesuai dengan susunan kalimat bahasa Inggris. Selain kesalahan penulisan yang dilakukan oleh siswa, ketepatan menulis kalimat tanya bahasa Inggris dibuktikan dengan menyusun kalimat acak sesuai dengan susunan bahasa Inggris dan menjawab pertanyaan sesuai dengan kalimat tanya. Siswa mampu menulis kalimat tanya dengan benar sebanyak 35 soal dari 75 soal. Dengan demikian, hasil belajar menulis kalimat tanya siswa kelas V melalui teknik permainan to be detective terdapat kecenderungan kesalahan dan ketepatan menulis siswa. Kata Kunci: keterampilan menulis, kalimat tanya, permainan to be detective ABSTRACT Focused of this research is to describe writing skill interrogative sentence English language through to be detective technique. This research method used qualitative analysis method. Located this research on SDN Sambongpermai and research subject is students of fifth grade in SDN Sambongpermai. Main instrument used by the researcher are objective writing test, such as the result of arrange random sentence and student s answer agree with question sentence English language. Data analyzing used is qualitative descriptive analysis is 208

describe student s study result. The result of the research is writing skill interrogative skill through to be detective game technique not all understand yet. There are some mistakes who wrote by student, from three times doing to be detective game and 75 questions provided by researcher, 40 questions student doing writing mistake. The most mistake done is sentence placement write that reserved or not agree with sentence structure English language. In addition writing mistake that is done by student, accuracy writing interrogative sentence English language evidenced with arrange the random sentence based on structure English language and answer the question based on interrogative sentence. Student can write interrogative sentence correctly a total of 35 questions from 75 questions. Therefore, study result of student s interrogative sentence in fifth grade through to be detective game technique there mistake tendency and student s accuracy writing. Keyword: writing skill, interrogative sentence, to be detective game. PENDAHULUAN. Bahasa inggris adalah salah satu bahasa yang penting untuk dikuasai setelah bahasa Ibu dan bahasa Nasional, karena bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional yang digunakan untuk berkomunikasi. Seiring dengan berkembangnya zaman, bahasa Inggris sudah banyak digunakan di berbagai Negara, salah satunya adalah Indonesia. Saat ini bahasa Inggris sudah dipelajari sejak di sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Akan tetapi, tidak semua siswa sekolah dasar mampu menguasai bahasa Inggris bahkan tidak semua siswa menyukai pembelajaran bahasa Inggris. Salah satu alasannya karena pembelajaran bahasa Inggris dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. Hal tersebut sesuai dengan observasi di sekolah dasar yang telah dilaksankan oleh peneliti. Salah satu hasil observasi tersebut adalah penggunaan metode ceramah dan tanya jawab yang dilakukan di dalam kelas tanpa dibantu dengan metode pembelajaran yang bisa melibatkan seluruh panca indera siswa, sehingga siswa merasa jenuh melakukan proses pembelajaran bahasa Inggris. Hal tersebut sesuai dengan kerucut pengalaman (Dale s Cone Experience) yang menjelaskan bahwa: Hasil belajar seseorang diperoleh melalui pengalaman langsung (konkrit), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin ke atas puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan itu. Proses belajar dan interaksi mengajar tidak harus dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajar. Pengalaman langsung akan memberikan informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan perabaan. (Radian Bagus, 2014). Sesuai dengan uraian di atas, siswa akan lebih memahami materi ajar khususnya bahasa Inggris dengan mengerjakan hal nyata yang melibatkan seluruh panca indera siswa daripada siswa hanya melakukan proses pembelajaran secara abstrak. Hal tersebut sesuai dengan teori Piaget (dalam Desmita, 2009, hlm. 130) 209

bahwa anak usia sekolah dasar termasuk ke dalam tahap pra-operasional yaitu usia 7 11 tahun. Pemikiran anak-anak usia sekolah dasar masuk dalam tahap pemikiran konkret operasional (concrete operational thought), yaitu masa dimana aktivitas mental anak terfokus pada objek-objek yang nyata atau pada berbagai kejadian yang pernah dialaminya. Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran. Coleman (1967) menjabarkan beberapa manfaat belajar sambil bermain. Pertama, jika dipelajari dengan sungguh-sungguh, permainan akan memperbesar kemungkinan suksesnya proses belajar. Kedua, permainan merupakan versi sederhana dari kehidupan nyata yang kompleks dan dengan demikian melatih siswa untuk terjun ke dalamnya. Ketiga, permainan mencakup partisipasi aktif sehingga lebih efisien dibandingkan pengajaran secara pasif. Sehubungan dengan uraian di atas, peneliti menginginkan pembaharuan dalam proses pembelajaran Salah satunya dengan menciptakan hal baru agar siswa dapat belajar dengan gembira, sehingga siswa tidak menganggap bahwa belajar adalah suatu beban. Pembaharuan yang ingin diberikan peneliti dalam proses pembelajaran adalah menciptakan permainan to be detective untuk menunjang keterampilan menulis kalimat tanya bahasa Inggris. Permainan ini dibuat dengan menggunakan keterlibatan seluruh panca indera siswa, karena dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, siswa akan lebih mudah dalam memahami suatu materi ajar apabila diberi pengalaman langsung yang melibatkan inderanya. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripisikan keterampilan menulis kalimat tanya siswa kelas V melalui teknik permainan to be detective; (2) untuk mendeskripsikan kecenderungan kesalahan siswa dalam keterampilan menulis kalimat tanya; (3) untuk mendeskripsikan ketepatan menulis kalimat tanya sesuai dengan susunan kalimat tanya bahasa Inggris. KAJIAN PUSTAKA Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa khususnya siswa sekolah dasar. Lado (dalam Cahyani & Rosmana, 2006, hlm. 97) mengemukakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan lambang grafik tadi. Menurut Rusyana (dalam Cahyani & Rosmana, 2006, hlm. 97) menulis adalah mengutarakan sesuatu secara tertulis dengan menggunakan bahasa terpilih dan tersusun. Sedangkan Takala (dalam Cahyani & Rosmana, 2006, hlm. 97) menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan sistem tanda-tanda konvensional yang dapat dibaca. peneliti menyimpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk berkomunikasi menggunakan rangkaian-rangkaian huruf melalui proses menyusun, mencatat, mengkomunikasikan makna tulisan sehingga menjadi kalimat yang memberikan informasi untuk mencapai tujuan tertentu. 210

Proses menulis yang dilakukan siswa berupa menyusun kalimat acak. Basyuni (2010, hlm. 239) menyatakan kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang menggunakan pikiran yang utuh. Ramlan (dalam Basyuni, 2010, hlm. 239) kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir naik dan turun. Dan menyusun menurut KBBI artinya mengatur dengan menumpuk secara tindih-menindih, menaruh berlapislapis, mengatur secara baik, menempatkan secara beraturan, membentuk pengurus (panitia dsb), merencanakan, dan mengarang buku (kamus, ensiklopedia, dsb). (KBBI, 2000, hlm. 1111-1112). Jadi menurut peneliti, kalimat adalah gabungan dari satuan terkecil berupa kata yang dapat memberikan makna pada pendengar atau pembaca. Struktur kalimat bahasa Indonesia dan bahasa Inggris tidak jauh berbeda. Penulisan kalimat selalu dimulai dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!). Kalimat bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Jika tidak memiliki unsur subjek dan predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat tetapi frasa. Namun sebuah kalimat akan memberikan informasi yang jelas, predikatnya harus dilengkapi dengan objek (O). Begitupun kalimat bahasa Inggris terdiri atas beberapa bagian yaitu subject (subjek), predicate (predikat), object (objek), dan adverb (keterangan). Arifin Zaenal & Tasai Amran (2006, hlm. 70) menyatakan bahwa singkatansingkatan yang digunakan dalam kalimat bahasa Indonesia yaitu S yaitu subjek, P yaitu predikat, O yaitu objek, Pel. yaitu pelengkap, KB yaitu kata benda (nomina), KK yaitu kata kerja (verba), KS yaitu kata sifat (adjektiva), K Bil. Yaitu kata bilangan (numeralia), FD yaitu frasa depan (frasa preposisi) dan KD yaitu kata depan (preposisi). Hariyono (2004, hlm. 7) mengatakan bahwa di dalam tata bahasa Inggris ada beberapa jenis kata yang digunakan untuk menyusun sebuah kalimat bahasa Inggris, yaitu: noun (kata benda), adjective (kata sifat), verb (kata kerja), pronoun (kata ganti), adverb (keterangan), preposition (kata depan), dan conjunction (kata penghubung). Dari keterangan beberapa ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa jenis kata yang digunakan untuk menyusun kalimat, baik itu kalimat bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris memiliki persamaan. Hal itu dapat dilihat dari jenis kata penyusun kalimat.penyusunan kalimat yang dilakukan oleh siswa merupakan kalimat tanya bahasa Inggris. Hariyono (2004, hlm. 11) mengatakan bahwa kalimat bertanya yaitu kalimat yang dapat kamu gunakan untuk menanyakan kebenaran dari suatu pernyataan atau berita kepada orang lain. Kalimat ini dibentuk dengan meletakkan to be atau auxiliary verb. Susunan kalimat tanya bahasa Inggris yaitu question word + to be/auxiliary verb + subject +. Kata tanya dalam bahasa Inggris disebut Question word. Hariyono (2004, hlm. 118) mengatakan bahwa question word adalah kata yang digunakan untuk menunjukan suatu pertanyaan. Question word dalam tata bahasa Inggris yang sering digunakan yaitu kata tanya what yang digunakan untuk menanyakan nama benda, pekerjaan atau jabatan seseorang. Kata tanya who digunakan untuk menanyakan orang yang melakukan suatu perbuatan atau pekerjaan yang berfungsi sebagai subjek kalimat. Kata tanya where digunakan untuk menanyakan suatu tempat. Kata tanya when digunakan untuk menanyakan waktu terjadinya suatu peristiwa atau keadaan. Kata tanya why digunakan untuk menanyakan 211

alasan subjek melakukan suatu perbuatan. Dan kata tanya how digunakan untuk menanyakan keadaan atau kabar dari subjek. Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya ketepatan cara dan keekfetifan proses pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Pendidik dan peserta didik merupakan pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran yang berinteraksi secara edukatif satu sama lainnya. Proses pembelajaran menyusun kalimat tanya dilaksanakan menggunakan model cooperative learning yaitu siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok. Johnson & Johnson (dalam isjoni, 2007, hlm. 17) mengemukakan bahwa cooperative learning adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas dan ke dalam kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut. Setiap kelompok melakukan permainan to be detective untuk menyelesaikan soal dari peneliti, yaitu menyusun kalimat acak dan menjawab pertanyaan sesuai dengan soal. Bagi anak, bermain merupakan suatu kebutuhan yang perlu agar dapat berkembang secara wajar dan utuh, menjadi orang dewasa yang mampu menyesuaikan dan membangun dirinya, menjadi pribadi yang matang dan mandiri (Montolalu, dkk, 2012 hlm. 1.10). Permainan to be detective adalah sebuah permainan yang akan dianalisis oleh peneliti. Permainan ini menjadikan siswa menjadi sebuah detective dan harus memecahkan persoalan yang diberikan oleh peneliti. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang (disesuaikan dengan jumlah siswa di kelas V). Lalu peneliti memberikan soal kepada siswa, berupa kertas dengan ukuran 15 cm x 15 cm yang digulung dengan menggunakan pita dan dimasukkan ke dalam sebuah wadah. Kertas tersebut berisi kalimat acak yang harus disusun oleh siswa, sehingga menjadi sebuah kalimat tanya. Selanjutnya siswa mengisi jawaban sesuai dengan kalimat tanya yang telah disusun siswa. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Sambongpermai. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama. Namun peneliti juga menggunakan instrumen tambahan yakni berupa tes dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa tes. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa kalimat acak yang harus disusun menjadi sebuah pertanyaan. Hal tersebut belum selesai, siswa harus menjawab pertanyaan yang merupakan hasil menyusun kalimat. Selain bentuk tes, teknik pengumpulan data juga menggunakan dokumen berbentuk gambar berupa foto-foto pelaksanaan permainan to be detective, foto anggota kelompok, serta foto soal dan jawaban siswa SD Negeri Sambongpermai. Adapun langkah-langkah analisis data yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu: a. Analisis terhadap hasil menyusun kalimat bahasa inggris siswa. b. Membandingkan hasil pekerjaan siswa dari pertama menyusun kalimat hingga hasil yang terakhir dilaksanakan. 212

c. Analisis kecenderungan kesalahan siswa dalam menulis kalimat tanya bahasa Inggris melalui permainan to be detective. Untuk lebih memahami tinggi rendahnya nilai yang diperoleh siswa dalam keterampilan menulis kalimat tanya melalui teknik permainan to be detective. Peneliti melakukan analisis terhadap bentuk-bentuk kesalahan menulis siswa. Adapun rumusnya adalah Jumlah skor yang diperoleh x 100 Nilai Akhir (NA) = Jumlah skor maksimal Hasil belajar siswa diberi skor sesuai dengan aspek ketepatan menyusun kalimat acak, kesesuain melaksanakan permainan to be detective, dan ketepatan mengisi jawaban. d. Analisis ketepatan menulis kalimat tanya bahasa Inggris menulis kalimat tanya bahasa Inggris melalui permainan to be detective. e. Menyimpulkan data yang diperoleh dari hasil analisis data. Menyusun hasil penelitian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Keterampilan Menulis Kalimat Tanya Siswa Kelas 5 Melalui Teknik Permainan To Be Detective Penelitian keterampilan menulis kalimat tanya dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Sambongpermai Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Sekolah dasar ini menjadi tujuan penelitian karena belum pernah dilaksanakan permainan to be detective khususnya dalam keterampilan menulis kalimat tanya. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan sebanyak tiga kali. Permainan pertama dilaksanakan pada tanggal 15 maret 2016, penelitian kedua dilaksanakan tanggal 11 april 2016, dan penelitian ketiga dilaksanakan pada tanggal 10 mei 2016. Penelitian ini dilakukan lebih dari satu kali untuk melihat hasil belajar siswa mengenai keterampilan menulis kalimat tanya melalui teknik permainan to be detective. Peneliti memperoleh data hasil belajar siswa dari penelitian yang telah dilakukan. Keterampilan menulis kalimat tanya siswa kelas 5 di SD Negeri Sambongpermai dalam pembelajaran bahasa inggris masih belum sepenuhnya paham, hal tersebut ditandai dengan tidak tahunya kata tanya yang digunakan seperti what, who, where, when, why, dan how. Masih ada siswa yang bahkan tidak tahu arti dari kata tanya tersebut. Hal ini menjadi salah satu kendala peneliti dalam pelaksanaan permainan to be detective. Sehingga peneliti melakukan proses pembelajarana terlebih dahulu untuk menyampaikan kata tanya bahasa Inggris. Selain itu juga, siswa kelas 5 SD Negeri Sambongpermai belum seluruhnya bisa menulis kata bahasa inggris bahkan menyusun kalimat tanya sesuai dengan struktur kalimat tanya bahasa Inggris. Oleh karena itu, sebelum dilaksanakannya permainan to be detective siswa diajarkan terlebih dahulu kalimat tanya dalam bahasa inggris. 2. Kecenderungan Kesalahan Siswa Dalam Keterampilan Menulis Kalimat Tanya 213

Penelitian dilakukan sebanyak tiga kali dengan waktu yang berbeda, disetiap soal yang diberikan kepada kelompok siswa dalam permainan to be detective masih ada beberapa soal yang belum bisa dikerjakan dengan benar oleh setiap kelompok. Ada beberapa kesalahan yang dilakukan, hal tersebut dapat dianalisis dari hasil belajar setelah dilakukannya permainan to be detective. Sesuai dengan kecenderungan kesalahan menulis kalimat tanya melalui permaianan to be detective dapat disimpulkan bahwa kesalahan menulis yang dilakukan siswa diantaranya ketidaktepatan jawaban, penempatan dan penulisan kalimat yang terbalik, jawaban menggunakan bahasa Indonesia, dan penulisan mengulang kata, tidak melakukan penyusunan kalimat acak yang ada pada soal, siswa tidak menulis kalimat tanya dengan lengkap, huruf dan kata yang tidak sesuai dengan soal. Dari seluruh kesalahan menulis kalimat tanya siswa, penulisan kalimat yang terbalik adalah kesalahan yang paling banyak dilakukan. Hal tersebut karena, adanya perbedaan susunan kalimat antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Siswa lebih memahami dan terbiasa mendengar dan menggunakan bahasa Indonesia daripada bahasa Inggris, sehingga siswa mengalami kesulitan untuk menyusun kalimat bahasa inggris. Kesalahan menulis kalimat tanya siswa merupakan hasil belajar siswa melalui permainan to be detective. 3. Ketepatan Menulis Kalimat Tanya Sesuai Dengan Susunan Kalimat Tanya Bahasa Inggris Sehubungan dengan kesalahan menulis kalimat tanya bahasa Inggris, siswa juga menulis kalimat tanya dengan tepat. Ketepatan tersebut dibuktikan dengan ketepatan menyusun kalimat acak sesuai dengan susunan kalimat bahasa Inggris, kesesuaian melakukan permainan to be detective dan ketepatan penulisan jawaban sesuai dengan kalimat tanya yang telah disusun. Sehubungan dengan data yang diperoleh peneliti, dari 75 soal yang diberikan kepada seluruh kelompok, sebanyak 35 soal dikerjakan dengan tepat. Data tersebut merupakan hasil belajar siswa melalui teknik permainan to be detective. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Keterampilan menulis kalimat tanya siswa kelas V melalui permainan to be detective dilaksanakan di SD Negeri Sambongpermai Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Sesuai dengan data yang telah diperoleh, keterampilan menulis kalimat tanya siswa kelas V masih belum sepenuhnya paham. Hal tersebut dibuktikan dengan ketidaktahuan siswa mengenai kata tanya bahasa Inggris seperti who, what, why, when, where, dan how atau sering disebut 5W+1H. Dalam penyusunan dan penulisan kalimat tanya ada beberapa kecenderungan kesalahan yang dilakuka oleh siswa diantaranya adalah penulisan kalimat tanya yang terbalik, penulisan kata yang salah, ketepatan jawaban tidak sesuai dengan soal, ketidaktepatan penulisan untuk menyatakan possessive nouns atau kepemilikan suatu benda dan hubungan relasi kekeluargaan, menulis jawaban menggunakan bahasa Indonesia, ketidaktepatan menulis waktu, dan pengulangan kata. Dari kesalahan- 214

kesalahan penulisan tersebut, penulisan kalimat yang terbalik adalah kesalahan yang sering dilakukan. Setelah dianalisis, karena adanya perbedaan susunan kalimat antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. perbedaan tersebut dilihat dari penulisan kata benda dan kata sifat bahasa Indonesia yang menggunakan rumus DM (Diterangkan-Menerangkan) sedangkan bahasa Inggris menggunakan rumus MD (Menerangkan-Diterangkan). Selain kesalahan menulis kalimat tanya, ketepatan menulis kalimat tanya juga dibuktikan siswa dengan ketepatan menyusun kalimat acak sesuai dengan susunan bahasa Inggris, kesesuaian pelaksanaan permainan to be detective dan ketepatan penulisan jawaban. B. Implikasi dan Rekomendasi 1. Bagi Siswa Siswa direkomendasikan untuk selalu melatih kemampuan bahasa Inggris khususnya dalam menulis kalimat tanya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menambah pembendaharaan kata dimulai dari benda-benda yang ada disekitar siswa, sehingga siswa dapat mengetahui setiap pertanyaan dan mampu menjawab sesuai dengan pertanyaan. 2. Bagi Guru Bahasa Inggris Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru setiap hari, dapat dijadikan landasan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar siswa tidak hanya bisa belajar di dalam kelas, tetapi siswa dapat belajar dari lingkungan sekitar. Sehingga semua indera yang dimiliki siswa dapat merasakan proses pembelajaran untuk memicu semangat belajar siswa. Hal tersebut diharapkan, siswa dapat memahami setiap pembelajaran yang dilaksanakan. 3. Bagi Peneliti Lainnya Selain menganalisis teknik yang digunakan dalam proses pembelajaran, peneliti juga diharapkan menganalisis setiap hasil belajar siswa agar menjadi parameter perkembangan kemampuan menulis kalimat tanya bahasa Inggris siswa. Selain itu, kemampuan menulis siswa perlu diobservasi, sehingga akan memberikan data yang lebih akurat dan mendalam bagi peneliti. DAFTAR PUSTAKA Cahyani, Isah. & Ana Rosmana, Iyos. (2006). Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: UPI PRESS Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Guraru. (2013). Manfaat Bermain dalam Belajar. [Online]. Diakses dari: http://guraru.org/info/manfaat-bermain-dalam-belajar/. Hariyono, Rudy. (2004). English Grammar For Children. Surabaya: Gitamedia Press. Isjoni. (2007). Cooperative Learning. Pekanbaru: Alfabeta. 215

Montolalu, dkk. (2012). Bermain dan Permainan Anak. Banten: Universitas Terbuka Muhaimin, Yahya A. (2000). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka Radian. (2014). Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) Edgar Dale. [Online]. Diakses dari: https://bagusdwiradyan.wordpress.com/2014/07/06/kerucutpengalaman-cone-of-experience-edgar-dale/. Rahman, Basyuni, dkk. (2010). Kebahasaan I: Fonologi dan Morfologi. Bandung: UPI PRESS 216