3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Sarana, Bahan dan Alat Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

6 TINGKAH LAKU IKAN KERAPU TERHADAP UMPAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Ragam & Rancangan Acak Lengkap Statistik (MAM 4137)

Lampiran 1. Tata Letak Wadah Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGUJIAN UMPAN BUATAN (ARGININ DAN LEUSIN) TERHADAP IKAN KERAPU MACAN PADA SKALA LABORATORIUM DIAN INDRAWATIE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Perhitungan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Koi Pada Penelitian Pendahuluan.

II. BAHAN DAN METODE

Gambar 3. Skema akuarium dengan sistem kanal (a) akuarium berkanal (b) akuarium tanpa sekat

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama empat bulan (1 Maret 29 Juni

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Pelaksanaan Penelitian Penentuan stasiun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurami

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di

3. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Maret 2013 di

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

Lampiran 1. Tata Letak Akuarium

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI)

II. BAHAN DAN METODE

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1. Litter Broiler sebanyak 35 kilogram, diperoleh dari CV. ISMAYA PS. Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung.

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan

3. METODE PENELITIAN

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013

III. METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo, yang melaksanakan tugas operasional

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

Lampiran 1. Alat dan Bahan yang Digunakan Selama Penelitian. Timbangan Duduk

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

METODE KERJA. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015 di. Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

MATERI DAN METODE. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi Bali betina umur

Lampiran 1. Tata Letak Wadah Penelitian

II. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang

BAB III BAHAN DAN METODE

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah puyuh betina yang

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

II. BAHAN DAN METODE

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Transkripsi:

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama enam bulan dari bulan September 2009 sampai Pebruari 2010. Penelitian ini dilakukan pada dua tempat, untuk respons tingkah laku ikan terhadap umpan dilakukan di Laboratorium Teknologi Penangkapan Ikan (Flume Tank Room). Sedangkan untuk analisis kimia umpan dilakukan di Laboratorium Pascapanen, Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian, Cimanggu-Bogor. 3.2 Sarana, Bahan dan Alat Penelitian 3.2.1 Sarana penelitian 1) Bak pemeliharaan Bak yang digunakan untuk pemeliharaan ikan kerapu terbuat dari fiber glass dengan ukuran 1,5 x 0,6 x 0,8 m (p x l x t) dan tinggi air 0,4 m. Bak ini dilengkapi dengan sistem filtrasi dan aerasi. Sistem filtrasi yang digunakan adalah sistem filtrasi eksternal. Sistem filtrasi membutuhkan wadah sendiri. Selama penelitian ini sistem filtrasi yang digunakan akuarium bersekat berukuran 1 x 0,4 x 0,6 m (p x l x t). Sekat ini berfungsi untuk membagi sistem filtrasi menjadi tiga bagian yakni filtrasi fisik, kimia dan biologi. Pada bak pemeliharaan dipasangi pompa berselang untuk memompa air laut dari bak pemeliharaan ke akuarium filter. Sedangkan air dari akuarium filter dialirkan ke bak pemeliharaan dengan bantuan gaya gravitasi, akuarium filter dipasangi pipa paralon sehingga air akan keluar dan mengalir ke bak pemeliharaan. Pada bak pemeliharaan juga dipasang protein skimmer yang berfungsi sebagai pengurai protein. Gambar bak pemeliharaan dan akuarium filter dapat dilihat pada Lampiran 1a dan 1b. 2) Bak perlakuan Bak yang digunakan untuk perlakuan adalah bak yang sama dengan bak yang digunakan untuk pemeliharaan. Pada saat memulai perlakuan bak dikondisikan tidak terdapat benda yang bisa menghalangi pergerakan ikan. Pompa dan protein skimmer diangkat dari bak perlakuan. Akuarium perlakuan

17 dibagi menjadi tiga area (Gambar 4), yaitu 15 cm pertama sebagai area start yang merupakan posisi awal ikan, kemudian 115 cm berikutnya merupakan area ikan untuk menentukan keberadaan umpan. Pada area start dipasangi sekat. Sekat dipasang setelah ikan digiring ke area start, kemudian sekat diangkat ketika memulai perlakuan. umpan sekat 80 cm U 2 U 1 U 4 U 3 60 cm Aerator 15 cm 10 cm 100 cm Keterangan: U 1 = umpan kontrol; U 2 = umpan dengan pewarna hijau; U 3 = umpan tanpa pewarna; dan U 4 = umpan dengan pewarna kuning Gambar 4 Akuarium perlakuan. 15 cm 3.2.2 Bahan penelitian dan alat penelitian 1) Bahan penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: (1) Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscogutatus) sebanyak lima ekor, dengan sebaran ukuran panjang total 25-30 cm dalam kondisi sehat; (2) Makanan ikan selama berada di bak pemeliharaan, berupa pakan ikan (pelet) dari Pabrik Grobest tipe PG2; (3) Umpan percobaan berupa umpan buatan dengan campuran arginin A5006-100G dan leusin L8000-100G (asam amino yang akan diujikan), pewarna makanan (warna biru dan hijau) dan tepung Cellulose Metil Carboxyl (CMC) yang berfungsi sebagai media perekat kedua asam amino yang diujikan; dan

18 (4) Air laut yang didatangkan dari Ancol, Jakarta. Bahan penelitian pada Lampiran 2. 2) Alat penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian dan kegunaanya ditunjukan pada Tabel 2. Gambar alat dan bahan yang digunakan pada saat penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 2 Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian No. Alat dan Bahan Kegunaan 1. Timbangan digital (ketelitian 0,1 Menimbang bahan-bahan yang digunakan untuk membuat gram) umpan 2. Alat pencetak umpan Mencetak umpan 3. Termometer Mengukur suhu air 4. Refraktometer Mengukur kadar garam 5. ph paper Mengukur kadar asam 6. Test kadar amonia Mengukur kadar amonia 7. Sekat Menghalangi ikan bergerak maju sebelum perlakuan dimulai 8 Kayu Media mengantungkan umpan 9. Benang jahit Mengantungkan umpan 10. Stopwatch Mengukur waktu perlakuan 11. Kamera Mendokumentasikan selama penelitian 12. Handycam Merekam selama pengambilan data 3.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen murni (true experiment). Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen di laboratorium (laboratory experiment). Penelitian laboratorium dilakukan untuk menentukan komposisi kandungan kimia umpan buatan (asam amino arginia dan leusina). 3.4 Prosedur Percobaan 3.4.1 Pembuatan umpan buatan Pada penelitian ini akan dilakukan penyempurnaan formulasi umpan buatan dengan beberapa komposisi kimia asam amino dan warna umpan. Formulasi umpan buatan dilakukan dengan tujuan untuk menimbulkan daya tarik ikan melalui organ penciumannya, formulasi tersebut dilakukan dengan menguji beberapa komposisi asam amino jenis arginin dan leusin, mengacu pada penelitian sebelumnya. Selain itu akan dibuat tiga jenis warna umpan yang berbeda (tanpa

19 warna, biru dan hijau) untuk menimbulkan daya tarik ikan melalui organ penglihatannya. Kedua faktor penentu formulasi umpan (komposisi asam amino dan warna umpan) tersebut di atas merupakan perlakuan yang akan diuji dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya nilai arginin dan leusin yang akan diujikan terhadap ikan kerapu macan dapat dilihat pada Tabel 3. Komposisi arginin dan leusin terhadap 100gr umpan. Namun dalam pengambilan data umpan yang diujikan 12% dari 100gr umpan. Rancangan formulasi umpan yang diujikan dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5. Tabel 3 Rancangan komposisi arginin dan leusin berdasarkan penelitian sebelumnya Asam Amino Komposisi Kimia Umpan (mg/gr) A B C D E Arginin 45 45 60 60 60 Leusin 50 65 35 50 65 Tabel 4 Rancangan perlakuan formulasi komposisi kimia umpan buatan Asam Amino Komposisi Kimia Umpan (gr) A B C D E Arginin 0,38 0,38 0.50 0,50 0,50 Leusin 0,42 0.54 0,29 0,42 0,54 Tabel 5 Rancangan perlakuan perbedaan warna umpan buatan Umpan Warna A B C D E Tanpa pewarna A Tanpa warna B Tanpa warna C Tanpa warna D Tanpa warna E Tanpa warna Biru A Biru B Biru C Biru D Biru E Biru Hijau A Hijau B Hijau C Hijau D Hijau E Hijau 3.4.2 Uji kimia umpan buatan Analisis yang dilakukan selanjutnya adalah analisis kimia umpan yang dilakukan di Laboratorium Pascapanan, Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian, Cimanggu-Bogor untuk mengetahui kandungan kimia dari masingmasing umpan. Kandungan kimia yang dianalisis adalah analisis asam amino. Sebelum dilakukan analisis asam amino, terlebih dahulu perlu diketahui kadar

20 protein sampel. Metode yang digunakan untuk analisis tersebut menggunakan metode kjehdal (AOAC, 1999). Analisis asam amino menggunakan metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC) dengan pereaksi ortoftaldelhida (OPA) untuk membentuk senyawa yang berflourensi. Senyawa tersebut dapat dideteksi oleh detektor flouresensi. 3.4.3 Uji respons tingkah laku ikan terhadap umpan Tahap-tahap dalam pengujian respons tingkah laku ikan terhadap umpan adalah: 1) Persiapan bak fiber pemeliharaan dan perlakuan Tahap persiapan dilakukan dengan mempersiapkan bak fiber untuk pemeliharaan ikan, akuarium filter dan bak fiber untuk perlakuan. Bak fiber yang digunakan untuk pemeliharaan ikan uji berukuran 1,5 x 0,6 x 0,8 m (p x l x t) dan tinggi air 0,4 m. Bak fiber yang digunakan untuk perlakuan berukuran sama dengan bak pemeliharaan hanya tinggi airnya yang berbeda ± 15 cm. Bak tersebut dibersihkan dengan air tawar untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Alat-alat sirkulasi juga dibersihkan sebelum dipasang. Bak diisi dengan air laut dan dihubungkan dengan pipa ke akuarium filter dengan menggunakan pompa. Salinitas dan suhu air laut dalam bak setiap hari dikontrol agar tetap optimal. Bak pemeliharaan ikan disirkulasi selama dua minggu sebelum ikan dimasukan ke dalam bak. 2) Persiapan dan pemeliharaan ikan kerapu Ikan kerapu macan yang digunakan dalam penelitian berasal dari keramba jaring apung. Ikan dibawa dalam kantung plastik yang telah berisi air laut dan diberi oksigen. Sebelum dimasukan ke dalam bak pemeliharaan, ikan kerapu terlebih dahulu diaklimatisasi. Aklimatisasi bertujuan untuk mengatasi ikan yang stress selama perjalanan, Aklimatisasi mengkondisikan ikan agar secara perlahan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Aklimatisasi dilakukan sampai ikan mulai bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selama aklimatisasi ikan diberi makan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Ukuran makanan disesuaikan dengan ukuran bukaan mulut ikan. Sisasisa makanan dan kotoran ikan diambil dengan menggunakan saringan.

21 Penyiponan bak dilakukan dua kali seminggu dan penggantian air laut sebanyak 25% dilakukan dua minggu sekali. 3) Pelaparan ikan uji Pelaparan dilakukan sebelum perlakuan yang bertujuan untuk mengondisikan ikan dalam keadaan lapar sehingga ikan benar-benar memberikan respons terhadap umpan. Berdasarkan uji coba pendahuluan, ikan menunjukkan respons yang baik terhadap umpan setelah dilaparkan selama 3 x 24 jam. 4) Pengambilan data Pengambilan data dilakukan dengan dua kondisi perlakuan pencahayaan, yakni: kondisi tanpa cahaya dan cahaya redup. Pada saat kondisi tanpa cahaya bak fiber perlakuan dikelilingi oleh plastik mulsa untuk menciptakan ruang gelap. Ruang gelap dimaksudkan agar pada saat uji coba ikan hanya mengandalkan organ penciuman dalam mendeteksi umpan. Sedangkan pada perlakuan dengan pencahayaan redup bak perlakuan tidak dipasangi dengan plastik mulsa. Pengambilan rekaman pada saat kondisi tanpa cahaya menggunakan mode night shoot. Ikan yang akan diuji sudah dipindahkan dari bak pemeliharaan ke bak perlakuan dan ikan sudah dilaparkan selama 3 x 24 jam. Pengujian diawali dengan menggiring ikan ke ujung bak perlakuan dan sekat dipasang. Umpan yang dipasang selama satu kali perlakuan ada empat jenis umpan dengan komposisi arginin dan leusin yang sama dengan tiga warna umpan yang berbeda dan satu umpan sebagai kontrol. Umpan diletakkan pada jarak 105 cm dari sekat. Desain bak perlakuan dapat dilihat pada Gambar 4. Sekat dibuka secara perlahan agar ikan tidak kaget dan stress. Waktu pengamatan dilakukan saat sekat mulai dibuka hingga ikan memberikan respons dengan bergerak mendekati umpan. Prosedur pengambilan data dari perlakuan dengan cahaya redup sama dengan perlakuan tanpa cahaya. Gambar bak perlakuan tampak atas dan tampak samping serta pembagian area fase respons ikan dapat dilihat pada Gambar 5a dan 5b.

22 Umpan Aerator U 1 U 2 Area start U 3 U 4 15 cm 10 cm Finding 90 cm Searching a. Tampak atas 20 cm 15 cm Arousal U 1 U 2 U 3 U 4 Area Start 15 cm 10 cm 90 cm 20 cm 15 cm Finding Searching Arousal b. Tampak samping Gambar 5 Pembagian fase respons ikan terhadap umpan. 3.5 Analisis Data Untuk mengetahui respons indera penciuman ikan uji terhadap umpan buatan yang diujicobakan, maka akan dilakukan pengambilan data respons ikan terhadap setiap jenis umpan buatan dengan melakukan pengamatan tingkah laku ikan mendekati umpan. Data yang dikumpulkan adalah waktu ikan mendekati umpan yang dibedakan dalam tiga fase. Fase arousal adalah fase dimana ikan

23 mulai bereaksi karena rangsangan bau atau melihat umpan. Fase searching adalah fase dimana ikan mulai mencari keberadaan umpan dan fase finding adalah ketika ikan telah menemukan umpan dan melakukan uptake (mengambil/memakan umpan). Analisis tingkah laku ikan mendekati umpan yang telah direkam dengan handycam dilakukan secara deskriptif dan analisis juga dilakukan terhadap tingkah laku ikan selama pemeliharaan. Data mengenai waktu respons arousal, search dan finding merupakan nilai rataan yang ditampilkan dalam bentuk grafik secara sederhana sesuai dengan jenis umpan. Data tersebut selanjutnya dibandingkan untuk mengetahui besarnya pengaruh perbedaan umpan terhadap waktu respons penciuman ikan kerapu macan dengan analisis ragam satu arah (ANOVA). Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa tidak ada pengaruh antara jenis umpan dan waktu respons ikan. Untuk unit percobaan diasumsikan sebagai berikut: 1) Kondisi air dalam bak mendekati kondisi sebenarnya di alam; 2) Ikan di laboratorium dan ikan di perairan terbuka dalam merespon umpan memiliki peluang yang sama; 3) Keadaan ikan dianggap sama pada setiap perlakuan; dan 4) Kondisi umpan dianggap sama pada setiap perlakuan. Model observasi yang digunakan adalah sebagai berikut: Y ij = μ + τ i + ε ij, Dimana : Y ij μ τ i ε ij : nilai pengamatan dari suatu percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j; : nilai tengah umum; : pengaruh perlakuan ke-i; dan : sisa dari perlakuan ke-i dan satuan percobaan ke-j. Langkah-langkah analisis ragam untuk rancangan acak lengkap adalah sebagai berikut: 1) Menghitung Faktor Koreksi (FK), Jumlah Kuadrat Total (JKT), Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) dan Jumlah Kuadrat Sisa (JKS). Jika n dan p adalah banyaknya pengamatan, maka:

24 2) Menentukan derajat bebas masing-masing perlakuan, sisa dan total. db perlakuan = n - 1 db sisa = n.p n db total = n.p 1 3) Masing-masing Kuadrat Tengah (KT) ditentukan melalui pembagian antara JK dan derajat bebasnya, yaitu: 4) Menyusun daftar analisis ragam seperti terlihat pada Tabel 6. Tabel 6 Daftar analisis ragam Rancangan Acak Langkap (RAL) Sumber Keragaman db JK KT F hitung Perlakuan n 1 JKP KTP KTP/KTS Sisa n.p - n JKS KTS Total n.p - 1 JKT Hipotesis yang diuji melalui model analisis ini adalah: H 0 : τ 1 = τ 2 (tidak ada pengaruh perbedaan umpan terhadap waktu respons) H 1 : τ 1 τ 2 (terdapat pengaruh perbedaan umpan terhadap waktu respons) Kaidah pengambilan keputusan hipotesis yaitu F hitung > F tabel maka tolak H 0, yang berarti perbedaan jenis umpan berpengaruh nyata terhadap waktu respons ikan, tetapi apabila F hitung < F tabel maka gagal tolak H 0 yang berarti perbedaan jenis umpan tidak berpengaruh nyata terhadap waktu respons ikan.