BAB I PENDAHULUAN. pelukisan kehidupan dan pikiran imajinatif ke dalam bentuk dan struktur bahasa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

menyampaikan pesan cerita kepada pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB I PENDAHULUAN. pengarang ingin menyampaikan nilai-nilai hidup kepada pembaca, karena pada

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

I. PENDAHULUAN. Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Karya sastra tidak mungkin tercipta jika para penulis tidak mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai luapan emosi pengarang yang diekspresikan melalui kata-kata.

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. intrinsik merupakan unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsurunsur

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah penafsiran kebudayaan yang jitu. Sastra bukan sekadar seni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang bersifat indah dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi dalam batin seseorang (Damono, 2002: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengarang mengenai berbagai hal. Hal-hal tersebut dapat berupa hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh

BAB V MODEL PEMBELARAN DAN RANCANGANNYA. 5.1 Model Pembelajaran Novel Laskar Pelangi melalui Pembelajaran Apresiasi Sastra di SMP

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari makin banyaknya masyarakat yang gemar membaca karya sastra. Hal ini tidak lepas dari sifat karya sastra sebagai karya imajinatif. Sesuai dengan pendapat Tarigan (2011:3) bahwa sastra adalah pelukisan kehidupan dan pikiran imajinatif ke dalam bentuk dan struktur bahasa. Begitu pula dengan pendapat Endraswara (2013:22) bahwa karya sastra bukanlah barang mati dan fenomena yang lumpuh, melainkan penuh daya imajinasi yang hidup. Daya imajinasi yang hidup tersebut tercipta lewat perenungan yang mendalam atas pelbagai kejadian dalam kehidupan nyata, yang kemudian dituangkan oleh penulis dengan bahasa dan pendapat penulis itu sendiri, yang ditambah dengan imajinasi-imajinasinya. Bukan hanya bersifat imajinatif, karya sastra juga sarat akan makna kehidupan seperti yang diungkapkan Teeuw (dalam Pradopo, 2011:106) bahwa karya sastra bukanlah barang mati, atau karya yang kosong tanpa makna. Justru karya sastra sebenarnya sarat akan berbagai makna, namun makna dalam karya sastra tidak begitu saja dapat diketahui, jika tidak dibaca dan kemudian dianalisis oleh pembaca. Selain hal di atas, sifat karya sastra yang mampu mendidik dan menghibur masyarakat juga yang mendorong makin banyaknya peminat karya sastra. Hal

2 inilah yang diterangkan oleh Susanto (2012:45) bahwa dengan bersastra atau berkesenian, masyarakat dapat dididik dan sekaligus dihibur. Dikatakan dapat mendidik dan menghibur, karena di dalam karya sastra terdapat berbagai persoalan kehidupan manusia seperti pendapat Danardana (2013:35) bahwa dengan membaca karya sastra kita akan berjumpa dan bergumul dengan berbagai persoalan dan pengamalan hidup manusia dalam segala visi dan dimensinya. Jadi, karya sastra sesungguhnya selalu mencerminkan persoalan kehidupan manusia. Persoalan-persoalan tersebut berangkat dari realita atau kenyataan yang memang benar-benar terjadi. Hanya saja, kenyataan-kenyataan tersebut dibahasakan sesuai keinginan penulis dan digambarkan lewat bahasa-bahasa yang bernilai estetis. Persoalan-persoalan di dalam karya sastra pun selalu punya penyelesaiannya, meskipun terkadang penyelesaian yang diberikan penulis kepada pembaca tidak realistis, tetapi dalam hal ini diharapkan dapat diteladani oleh pembaca. Salah satu genre sastra yang sering menceritakan persoalan-persoalan dalam kehidupan nyata adalah novel. Menurut Djojosuroto dan Pangkerego (2000:23) novel merupakan salah satu karya yang mengisahkan kehidupan manusia yang dicirikan dengan adanya konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan perubahan tokohnya. Perubahan yang dimaksudkan adalah karakter tokoh atau penokohannya dalam novel. Tokoh dan penokohan sangat berkaitan, karena menurut Nurgiyantoro (2010:165) istilah tokoh menunjuk pada orangnya atau pelaku cerita, sedangkan penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Gambaran perilaku tokoh menjadi sesuatu yang menarik ketika dinarasikan oleh narator dalam novel,

3 karena melalui penggambaran perilaku, tindakan, watak atau karakter tokoh, pesan atau makna dalam novel dapat diperoleh dengan baik. Menurut Aziz dkk (2010:54) narator bila dipersonifikasikan, bisa memiliki hubungan yang sangat beragam dengan tindakan dan peristiwa yang digambarkan dalam novel. Salah satu novel yang menarik dari segi tokoh dan penokohannya adalah novel Memang Jodoh karya Marah Rusli. Tokoh dan penokohan dalam novel ini dilukiskan begitu jelas. Novel ini menceritakan tentang pernikahan seorang pemuda bernama Hamli yang merupakan seorang bangsawan dari tanah Padang dengan seorang bangsawan Sunda yang cantik bernama Din Wati. Pernikahan kedua sejoli ini banyak dipenuhi dengan ujian, terutama dari pihak keluarga Hamli yang tidak setuju atas keputusannya menikah dengan Din Wati, yang bukan berasal dari Padang. Akan tetapi, kekuatan cinta Hamli dan Din Wati tak mampu diluruhkan oleh dahsyatnya ujian tersebut. Mereka senantiasa berusaha keras menjaga keutuhan rumah tangga hingga akhirnya mereka hidup bahagia bersama hingga usia perkawinan yang ke limapuluh tahun. Din Wati dan Hamli hingga akhir hayatnya mendedikasikan kehidupan mereka untuk beramal dan memberi manfaat kepada sesama. Hamli dikenal sebagai Bapak Semarang dikarenakan jasanya dalam memperkenalkan Idul Fitri kepada masyarakat Semarang, begitu pula Din Wati, beliau dikenal sebagai Ibu Semarang, karena dia banyak bergaul dan berjasa pada kaum ibu di Semarang. Karakter tokoh-tokoh di dalam novel tersebut dinarasikan sangat jelas oleh narator dalam cerita. Penarasian karakter tokoh oleh Black (2011:293) dapat dilakukan dengan cara-cara menggambarkan kegiatan mental dari tokoh-tokoh

4 fiksi yang disebut psikonarasi. Dalam perspektif psikonarasi terdapat berbagai sarana-sarana yang dipakai untuk menggambarkan isi pikiran dari para tokoh cerita. Adapun sarana-sarana tersebut adalah: (1) komentar; deskripsi dan observasi dari narator, (2) laporan narator tentang tindak pikiran (narrator;s report on thought acts, NRTA), (3) pikiran/wacana tak langsung (indirect thougt, IT), (4) pikiran/wacana tak langsung bebas (free indirect thought, FIT), (5) wacana langsung (direct discourse, DD) dan Pikiran/wacana langsung bebas (free direct thought, FDT) dan (6) gaya campuran. Terkait dengan hal itu, maka sarana-sarana dalam konteks psikonarasi tersebut akan digunakan dalam mengulas novel Memang Jodoh karya Marah Rusli. Tokoh-tokoh dalam novel Memang Jodoh diceritakan atau dinarasikan penokohannya sangat menarik. Berbagai sikap mental tokoh yang baik maupun buruk, digambarkan dengan begitu padat. Gambaran sikap mental tersebut akan memberikan kontribusi terhadap pembentukan karakter positif. Sehubungan dengan karakter, Allport (dalam Suryabrata 2012:2) menyatakan bahwa watak (character) dan kepribadian (personality) adalah satu dan sama, tetapi dipandang dari segi yang berlainan; kalau orang bermaksud hendak mengenakan normanorma, jadi mengadakan penilaian maka lebih tepat digunakan istilah watak dan kalau orang tidak memberikan penilaian, jadi menggambarkan apa adanya, maka dipakai istilah kepribadian. Senada dengan pendapat Koswara (1991:11) bahwa kepribadian itu pada dasarnya tidak bisa dinilai baik atau buruk (netral). Kata watak/karakter yang dikenakan pada manusia itu sendiri mempunyai arti rangkap, salah satunya yaitu kata watak yang dipakai dalam arti normatif. Kata karakter

5 dipakai dalam arti normatif menurut Suryabrata (2012:2) kalau dengan mempergunakan kata watak tersebut orang bermaksud mengenakan norma-norma kepada orang yang sedang diperbincangkan; dalam hubungan dengan hal ini orang dikatakan mempunyai watak kalau sikap, tingkah laku dan perbuatannya dipandang dari segi norma-norma sosial adalah baik, dan orang tidak berwatak kalau sikap, tingkah laku dan perbuatannya dipandang dari segi norma-norma sosial adalah tidak baik, sedangkan Sobur (2003:300) menyatakan bahwa kepribadian itu memiliki keberadaan tersendiri yang disimpulkan dari perilaku, bukan yang langsung dapat diamati. Hal ini tidak jauh berbeda dengan pendapat Wilcox (2013:279) bahwa kepribadian adalah tabiat manusia, akal pikiran, emosiemosi, tubuh yang berkembang lewat interaksi dengan indera-indera fisik dan dengan lingkungan. Jadi, karakter berkaitan dengan penilaian orang lain terhadap seseorang, sedangkan kepribadian adalah penggambaran perilaku atau tabiat seseorang secara apa adanya. Berdasarkan hal itu, psikonarasi lebih tepat dikaitkan dengan karakter daripada kepribadian. Mengingat pengertian psikonarasi adalah teori tentang cara narator dalam menggambarkan kegiatan mental dari tokoh-tokoh cerita lewat narasi. Penggambaran yang dilakukan oleh narator tersebut tentu akan menghasilkan sebuah penilaian dari pembaca terhadap karakter tokoh cerita. Penilaian tersebut berupa hal-hal yang bisa diteladani maupun yang tidak dari tokoh cerita oleh pembaca. Hal-hal yang bersifat negatif maupun positif dari tokoh cerita diharapkan bisa memberikan pesan moral kepada pembaca. Proses penilaian terhadap karakter tokoh yang positif dan negatif itu tentu sangat menarik

6 jika dikaji dengan menggunakan teori psikonarasi. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini berjudul Karakter Positif dan Negatif Para Tokoh dalam Novel Memang Jodoh Karya Marah Rusli (Suatu tinjauan Psikonarasi) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan seperti berikut. 1. Adanya perbedaan antara karakter dan kepribadian. 2. Dalam novel Memang Jodoh karya Marah Rusli terdapat berbagai macam karakter tokoh, baik karakter positif maupun negatif. 3. Karya sastra sebagai karya imajinatif. 4. Karya sastra merupakan gambaran dari kehidupan nyata. 1.3 Batasan Masalah Dari identifikasi masalah yang cukup kompleks di atas, maka masalah dalam penelitian ini akan dibatasi. Pembatasan ini dimaksudkan agar penelitian ini fokus pada pokok masalah saja. Oleh sebab itu, peneliti membatasi masalah pada Karakter Positif dan Negatif Para Tokoh dalam Novel Memang Jodoh karya Marah Rusli. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka selanjutnya akan dibuat rumusan masalahnya, sebagai berikut: 1. Bagaimanakah gambaran kegiatan mental para tokoh dalam novel Memang Jodoh karya Marah Rusli?

7 2. Bagaimanakah wujud karakter positif para tokoh dalam novel Memang Jodoh karya Marah Rusli? 3. Bagaimanakah wujud karakter negatif para tokoh dalam novel Memang Jodoh karya Marah Rusli? 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: 1. Mendeskripsikan kegiatan mental para tokoh dalam novel Memang Jodoh karya Marah Rusli. 2. Memperoleh deskripsi karakter positif para tokoh dalam novel Memang Jodoh karya Marah Rusli. 3. Memperoleh deskripsi karakter negatif para tokoh dalam novel Memang Jodoh karya Marah Rusli. 1.6 Manfaat Penelitian Dalam setiap penelitian yang dilakukan diharapkan memiliki manfaat. Berikut manfaat dari penelitian ini: 1. Manfaat teoretis Untuk penelitian kualitatif, menurut Sugiyono (2011:291) manfaat penelitiannya lebih bersifat teoretis, yaitu untuk pengembangan ilmu. Adapun manfaat teoretis dari penelitian ini yaitu diharapkan memberi kontribusi keilmuan khususnya teori psikonarasi, juga memberi wawasan seputar masalah psikologi, atau lebih spesifik pada masalah karakter, selain itu karakter positif dan negatif dalam hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam

8 pembentukan karakter. Karakter negatif dari para tokoh-tokoh dalam Novel Memang Jodoh ini diharapkan bisa menjadi bahan pembelajaran, bahwa setiap perbuatan yang tidak baik akan menuai hasil yang membawa petaka bagi diri sendiri dan orang lain, sedangkan karakter positif yang dimiliki para tokoh diharapkan dapat diteladani dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam bermasyarakat. 2. Manfaat praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter positif dan negatif dalam novel Memang Jodoh karya Marah Rusli. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dan pengajaran terutama yang berhubungan dengan teori sastra. Hal ini dapat disajikan bahan bandingan bagi mahasiswa yang mengadakan penelitian selanjutnya, khususnya bagi mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. 1.7 Definisi Operasional Pada bagian ini dijelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Istilah yang dimaksud yaitu: a. Karakter : Karakter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karakter tokoh yang dianalisis berdasarkan kegiatan mental yang tercermin dari isi pikiran para tokoh. Berdasarkan analisis tersebut, akan disimpulkan karakter yang dimiliki oleh para tokoh dan akan dikaitkan dengan norma-norma sosial. b. Positif : yaitu yang menyangkut karakter yang bersifat baik atau yang dipandang dari norma sosial yang berlaku di masyarakat adalah baik. Karakter

9 baik yang dimaksudkan ini digambarkan oleh narator lewat narasi tentang kegiatan mental para tokoh yang tercermin dari isi pikirannya. c. Negatif : yaitu yang menyangkut karakter yang bersifat buruk atau yang dipandang dari segi norma sosial yang berlaku di masyarakat adalah tidak baik. Karakter yang negatif dalam penelitian ini akan digambarkan oleh narator lewat narasi tentang kegiatan mental para tokoh yang tercermin dari isi pikirannya.