KEP-540/PJ/2000 PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ATAS KENDARA Contributed by Administrator Friday, 29 December 2000 Pusat Peraturan Pajak Online PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ATAS KENDARAAN BERMOTOR DIREKTUR JENDERAL PAJAK Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah antara lain diatur mengenai pengertian Harga Jual dan Nilai Impor yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah; b. bahwa berdasarkan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000, telah diatur lebih lanjut mengenai Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak dan oleh selain Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah tersebut; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dalam rangka pelaksanaan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah atas kendaraan bermotor, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atas Kendaraan Bermotor; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3264) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3986); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 259, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4061); MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ATAS KENDARAAN BERMOTOR. Pasal 1 (1). Harga Jual yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah atas penyerahan kendaraan bermotor yang tergolong mewah yang dilakukan oleh Pabrikan atau pihak yang menghasilkan, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak. (2). Nilai Impor yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah atas kendaraan bermotor yang tergolong mewah, tidak
termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. (3). Harga Jual yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan kendaraan bermotor yang tergolong mewah yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak selain Pabrikan atau pihak yang menghasilkan atau atas impor, termasuk Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang dikenakan atas penyerahan dari pabrikan atau pihak yang menghasilkan atau atas impor kendaraan bermotor yang tergolong mewah tersebut. Pasal 2 (1). Untuk kendaraan bermotor yang tergolong mewah yang diimpor dalam keadaan terurai (CKD) atau produksi dalam negeri : a. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah belum terutang pada saat impor kendaraan bermotor dalam keadaan terurai. b. Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan kendaraan bermotor tersebut dari Pabrikan atau pihak yang menghasilkan kendaraan bermotor sama dengan Dasar Pengenaan Pajak Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, yaitu sebesar Harga Jual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1). c. Dasar Pengenaan Pajak yang dipakai dasar untuk menghitung Pajak Pertambahan Nilai yang terutang atas penyerahan kendaraan bermotor tersebut pada lini setelah penyerahan dari Pabrikan atau pihak yang menghasilkan kendaraan bermotor adalah Harga Jual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3). (2). Untuk kendaraan bermotor yang tergolong mewah yang diimpor dalam keadaan terpasang (CBU) : a. Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai atas impor kendaraan bermotor tersebut sama dengan Dasar Pengenaan Pajak Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, yaitu sebesar Nilai Impor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2). b. Dasar Pengenaan Pajak yang dipakai untuk menghitung Pajak Pertambahan Nilai yang terutang atas penyerahan kendaraan bermotor tersebut oleh importir yang bersangkutan dan penyerahan pada lini selanjutnya adalah Harga Jual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3). Pasal 3 (1). Atas setiap penyerahan kendaraan bermotor harus diterbitkan Faktur Pajak. (2). Dalam Faktur Pajak yang diterbitkan pada setiap lini distribusi kendaraan bermotor yang tergolong mewah, harus dicantumkan juga nilai Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang dipungut atau telah dipungut pada lini sebelumnya. Pasal 4 (1). Harga Jual yang dipakai untuk menghitung Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan kendaraan bermotor yang tergolong mewah kepada pembeli yang mempunyai Surat Keterangan Bebas (SKB) Pajak Penjualan Atas Barang Mewah tidak termasuk Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang telah dipungut. (2). Pihak yang menyerahkan kendaraan bermotor tersebut dalam ayat 1, dapat mengajukan permohonan restitusi Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang telah dipungut sebelumnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak ditempat yang bersangkutan dikukuhkan. Pasal 5 Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai dan atau Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang sebagaimana ketentuan dalam Pasal 1 dan Pasal 2 tersebut di atas adalah sebagaimana contoh dalam Lampiran I dan Lampiran II Keputusan Jenderal Pajak ini. Pasal 6
Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2001. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 29 Desember 2000 DIREKTUR JENDERAL PAJAK, ttd MACHFUD SIDIK ---- Lampiran - I Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-540/PJ./2000 Tanggal : 29 Desember 2000 ----------------- a. Contoh mekanisme pemungutan PPN dan PPn BM Untuk kendaraan impor dalam keadaan CBU: 1) Importir Kendaraan Bermotor : Importir Umum/Industri Perakitan/ATPM. ------ a) impor: - Nilai Impor (DPP) : Rp. 200.000.000,- - PPN (10%) : Rp. 20.000.000,- (Pajak Masukan) - PPn BM (50%) : Rp. 100.000.000,- - Harga Impor : Rp. 320.000.000,- b) penyerahan: - Harga beli KB : Rp.200.000.000,- - PPn BM dibayar : Rp.100.000.000,- - Harga Jual (DPP) : Rp. 320.000.000,- - PPN (10%) : Rp. 32.000.000,- (Pajak Keluaran) - Harga Penjualan : Rp. 342.000.000,- 2) Distributor: -------------- - Harga Beli (DPP) : Rp. 320.000.000,- - PPN (10%) : Rp. 32.000.000,- (Pajak Masukan) Harga Pembelian : Rp. 342.000.000,- b) penyerahan: - Harga beli KB : Rp.320.000.000,-
- Harga Jual (DPP) : Rp. 340.000.000,- - PPN (10%) : Rp. 34.000.000,- (Pajak Keluaran) Harga Penjualan : Rp. 374.000.000,- 3) Dealer: ---------- - Harga Beli (DPP) : Rp. 340.000.000,- - PPN (10%) : Rp. 34.000.000,- (Pajak Masukan) - Harga Pembelian : Rp. 374.000.000,- b) penyerahan: - Harga beli KB : Rp.340.000.000,- - Harga Jual (DPP) : Rp. 360.000.000,- - PPN (10%) : Rp. 36.000.000,- (Pajak Keluaran) Harga Penjualan : Rp. 396.000.000,- 4) Sub-Dealer/Showroom: --------- - Harga Beli (DPP) : Rp. 360.000.000,- - PPN (10%) : Rp. 36.000.000,- (Pajak Masukan) Harga Pembelian : Rp. 396.000.000,- - Harga beli KB : Rp. 360.000.000,- - - Harga Jual (DPP) : Rp. 380.000.000,- - PPN (10%) : Rp. 38.000.000,- (Pajak Keluaran) - Harga Penjualan : Rp.418.000.000,- (yang dibayar konsumen) Apabila konsumen yang membeli kendaraan kepada Sub-dealer atau Showroom tersebut memiliki SKB PPn BM, maka perhitungan PPN atas penyerahan kendaraan bermotor dari Sub-dealer atau Showroom kepada pembeli adalah sebagai berikut: Penyerahan: - Harga beli KB : Rp. 260.000.000,-
- PPn BM dibayar : Rp. -,- (dibebaskan dengan SKB) - - Harga Jual (DPP) : Rp. 280.000.000,- - PPN (10%) : Rp. 28.000.000,- (Pajak Keluaran) Harga Penjualan : Rp. 308.000.000,- (yang dibayar konsumen) Penjelasan -------------- Di dalam harga jual yang merupakan Dasar Pengenaan Pajak dalam angka 4 huruf b adalah sebesar Rp. 380.000.000,- di dalamnya telah termasuk PPn BM impor sebesar Rp.100.000.000,- (butir a. 1. a). Untuk penghitungan Dasar Pajak Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan kendaraan bermotor yang dibebaskan dari pengenaan PPn BM, nilai PPn BM impor sebesar Rp.100.000.000,- harus dikurangkan dari harga jual yang merupakan Dasar Pengenaan Pajak sehingga menjadi sebesar Rp.280.000.000,- b. Contoh mekanisme pemungutan PPN dan PPn BM untuk kendaraan impor dalam keadaan CKD atau kendaraan bermotor produksi dalam negeri: 1) Importir Umum/lndustri Perakitan/ATPM (sebagai Pabrikan Kendaraan Bermotor). -------------------- a) Impor: - Nilai Impor (DPP) : Rp.200.000.000,- - PPN (10%) : Rp. 20.000.000,- (Pajak Masukan) - PPn BM (-%) ----------------------- Harga Impor : Rp.220.000.000,- - Harga beli KB : Rp.200.000.000,- ---------------------- - Harga Jual (DPP) : Rp.220.000.000,- - PPn BM (50%) : Rp.110.000.000,- - PPN (10%) : Rp. 22.000.000,- (Pajak Keluaran) Harga Penjualan : Rp.352.000.000,- 2) Distributor: --------------- - Harga Beli (DPP) : Rp. 220.000.000,- - PPn BM (50%) : Rp. 110.000.000,- - PPN (10%) : Rp. 22.000.000,- (Pajak Masukan) Harga Pembelian : Rp. 352.000.000,- - Harga beli KB : Rp. 330.000.000,- (Termasuk PPn BM)
- Harga Jual (DPP) : Rp. 350.000.000,- - PPN (10%) : Rp. 35.000.000,- (Pajak Keluaran) Harga Penjualan : Rp. 385.000.000,- 3) Dealer: --------- - Harga Beli (DPP) : Rp. 350.000.000,- - PPN (10%) : Rp. 35.000.000,- (Pajak Masukan) Harga Pembelian : Rp. 385.000.000,- - Harga beli KB : Rp. 350.000.000,- - Harga Jual (DPP) : Rp. 370.000.000,- - PPN (10%) : Rp. 37.000.000,- (Pajak Keluaran) Harga Penjualan : Rp. 407.000.000,- 4) Sub-Dealer/Showroom: ------- - Harga Beli (DPP) : Rp. 370.000.000,- - PPN (10%) : Rp. 37.000.000,- (Pajak Masukan) Harga Pembelian : Rp. 407.000.000,- - Harga beli KB : Rp. 370.000.000,- - Harga Jual (DPP) : Rp. 390.000.000,- - PPN (10%) : Rp. 39.000.000,- (Pajak Keluaran) Harga Penjualan : Rp. 429.000.000,- (yang dibayar konsumen) --- Lampiran - II Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-540/PJ./2000 Tanggal : 29 Desember 2000 --------------- CONTOH PENGHITUNGAN PPN DAN PPn BM KENDARAAN BERMOTOR YANG BERASAL DARI SASIS (DEALER SEBAGAI WAJIB PUNGUT PPn BM) 1. Dealer "B" membeli sasis kendaraan bermotor dari Main Dealer "A" seharga Rp 100.000.000,- dengan potongan harga sebesar Rp 1.000.000,- (termasuk PPN).
2. Dealer "B" menyuruh Karoseri "C" mengubah sasis tersebut menjadi kendaraan bermotor angkutan orang dengan ongkos sebesar Rp.10.000.000,- dan PPN dipungut oleh Karoseri "C" sebesar Rp.1.000.000,-. 3. Dealer" B" kemudian menjual kendaraan hasil rakitan tersebut kepada pembeli dengan harga Rp 150.000.000 (termasuk PPN dan PPn BM). 4. PPn BM terutang dan dipungut oleh Dealer "B" dengan tarif 15%. PENGHITUNGAN DAN PELAPORAN PPN OLEH DEALER "B" ADALAH: Pembelian: ---------------- Harga Beli Sasis dari Main Dealer "A" Rp 100.000.000,- Potongan pembelian Rp 1.000.000,- ----------------------- Harga beli sasis (termasuk PPN) Rp 99.000.000,- DPP PPN atas pembelian sasis (100/110 x Rp.99.000.000,-) Rp 90.000.000,- PPN atas pembelian sasis (10% x Rp.90.000.000,-) Rp 9.000.000,- Biaya karoseri Rp. 11.000.000,- PPN atas biaya karoseri Rp. 1.000.000,- Penjualan (Off The Road): ------------ Harga Jual termasuk PPN (10%) dan PPn BM (15%) Rp.150.000.000,- DPP PPN dan PPn BM (100/125 x Rp.150.000.000,-) Rp.120.000.000,- PPN terutang (10% x Rp.120.000.000,-) Rp. 12.000.000,- PPn BM terutang (15% x Rp.120.000.000,-) Rp. 18.000.000,- Perhitungan PPN Dan PPn BM atas transaksi tersebut: ------- 1) PPN - PAJAK KELUARAN (10% x Rp 120.000.000,-) Rp 12.000.000,- - PAJAK MASUKAN: - pembelian sasis Rp. 9.000.000,- - jasa karoseri Rp. 1.000.000,- --------------------- - Jumlah pajak Masukan Rp. 10.000.000,- ----------------------- - PPN yang harus disetor Rp 2.000.000,- 2) PPn BM yang harus disetor. 15% x Rp.120.000.000,- Rp 18.000.000,-