BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi manusia untuk beraktifitas sehari-hari dapat terpenuhi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat

NASKAH PUBLIKASI PEMBASMI HAMA MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIC DENGAN MEMANFAATKAN PANEL SURYA (SOLAR CELL)

ANALISIS TAHANAN DAN STABILITAS PERAHU MOTOR BERPENGGERAK SOLAR CELL

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap

I. PENDAHULUAN. minyak bumi memaksa manusia untuk mencari sumber-sumber energi alternatif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERSIAPAN UAS SEMESTER 1 KURIKULUM 2013 KELAS 6 TEMA 4 1. Perhatikan gambar! 7. Perhatikan gambar!

BAB I PENDAHULUAN. yang akan di ubah menjadi energi listrik, dengan menggunakan sel surya. Sel

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SPRAYER PERTANIAN DENGAN SEL SURYA

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya seperti bidang industri, perkantoran dan rumah tangga. Peralatan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PLAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL

PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Energi matahari tersedia dalam jumlah yang sangat besar, tidak bersifat polutif, tidak

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan kegiatan yang lainnya.

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

BAB I PENDAHULUAN. manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGGUNAAN TENAGA MATAHARI (SOLAR CELL) SEBAGAI SUMBER DAYA ALAT KOMPUTASI LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Sumber dari masalah yang dihadapi di dunia sekarang ini adalah mengenai

II. Tinjauan Pustaka. A. State of the Art Review

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, baik itu pada bumi dan pada manusia secara tidak langsung [2].

BAB IV SIMULASI 4.1 Simulasi dengan Homer Software Pembangkit Listrik Solar Panel

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1 Sumber energi di Indonesia (Overview Industri Hulu Migas, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

EXECUTIVE SUMMARY IRIGASI MIKRO BERBASIS MULTI KOMODITAS

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan kebutuhan pokok bagi kegiatan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

Memahami sistem pembangkitan tenaga listrik sesuai dengan sumber energi yang tersedia

1 BAB I PENDAHULUAN. terbarukan hanya sebesar 5.03% dari total penggunaan sumber energi nasional.

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

BAB I PENDAHULUAN. maju dengan pesat. Disisi lain, ketidak tersediaan akan energi listrik

KAJIAN EKONOMIS ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DESA TERTINGGAL TERPENCIL

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kehidupan manusia saat ini. Hampir semua derivasi atau hasil

renewable energy and technology solutions

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

RANCANG BANGUN ALAT PEMBASMI HAMA WERENG BEBAS INSEKTISIDA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 DENGAN MENGGUNAKAN PANEL SURYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki intensitas matahari yang tinggi pertahunnya. Potensi tersebut

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR

PENINGKATAN DAYA KELUARAN SEL SURYA DENGAN PENAMBAHAN INTENSITAS BERKAS CAHAYA MATAHARI

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

Kata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN KELUARAN PANEL SURYA DENGAN DAN TANPA SISTEM PENJEJAK

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kebutuhan akan energi listrik yang terus meningkat dan semakin

Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES PENYIMPANAN ENERGI PADA PLTS 1000 Wp SITTING GROUND TEKNIK ELEKTRO-UNDIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari teknologi yang terus berkembang [1]. seperti halnya teknologi mobil

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal abad 21, banyak negara yang sudah menyadari pentingnya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tersedia di pasaran umum (Mujumdar dan Devhastin, 2001) Berbagai sektor industri mengkonsumsi jumlah energi berbeda dalam proses

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, maupun industrisangat bergantung pada listrik. Listrik

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK POMPA AKUARIUM DAN PEMBERI MAKAN OTOMATIS

Sistem PLTS Off Grid Komunal

BAB I. bergantung pada energi listrik. Sebagaimana telah diketahui untuk memperoleh energi listrik

I. PENDAHULUAN. Namun demikian cadangan BBM tersebut dari waktu ke waktu menurun. semakin hari cadangan semakin menipis (Yunizurwan, 2007).

SOAL PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN KELAS XI REKAYASA

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

BAB I PENDAHULUAN. pangan di mata dunia. Meski menduduki posisi ketiga sebagai negara penghasil

I. PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan dasar manusia yang terus meningkat

1. BAB I PENDAHULUAN

pusat tata surya pusat peredaran sumber energi untuk kehidupan berkelanjutan menghangatkan bumi dan membentuk iklim

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Indonesia masih menghadapi persoalan untuk mencapai target

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi manusia untuk beraktifitas sehari-hari dapat terpenuhi apabila tanaman pangan dapat menghasilkan produksi yang maksimal. Tanaman pangan berupa hortikultura adalah komoditas yang masih memiliki masa depan relatif cerah. Untuk mendukung keunggulan komparatif dan kompetitif perekonomian Indonesia pada waktu yang akan datang, teknologi di bidang holtikultura perlu dikembangkan sejak saat ini. Hal ini telah dilakukan negaranegara lain yang mengandalkan devisanya dari hasil hortikultura, seperti Thailand dengan komoditas hortikultura yang serba Bangkok, Belanda dengan bunga Tulipnya, Nikaragua dengan pisangnya, bahkan Israel dari gurun pasirnya kini telah mengekspor apel, jeruk dan anggur. Pekerjaan pemeliharaan tanaman holtikultura meliputi semua pekerjaan yang dilakukan untuk memelihara tanaman sejak setelah penanaman sampai panen. Pekerjaan pemeliharaan tanaman antara lain penjarangan, pendangiran, penyiangan gulma, pemberantasan hama dan penyakit, pemberian air irigasi, pemangkasan dan pemupukan. Selain itu Indonesia memiliki lahan sawah yang sangat luas. Mengingat tingkat pertumbuhan jumlah penduduk dan semakin terbatasnya lahan sawah akibat persaingan dengan industri dan perumahan, teknologi budidaya, khususnya pemeliharaan tanaman dari hama dan penyakit tanaman perlu mendapat perhatian.

2 Pengendalian hama dan penyakit merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu kegiatan budidaya tanaman. Untuk mendapatkan hasil dari budidaya tanaman sawah yang memuaskan, kita harus mengenal hama dan penyakit tanaman padi sawah sekaligus cara pengendaliannya. Terdapat berbagai jenis hama dan penyakit padi. Cara pengendaliannya juga tergantung dari jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi sawah. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dapat dilakukan dengan cara mencegah dan menanggulangi. Pencegahan dapat dilakukan dengan menekan laju pertumbuhan dari hama seperti tikus sawah, keong mas, ulat dan sebagainya (Herwanto, 1998). Pengendalian hama dan penyakit tanaman dapat dilakukan secara kimia. Pengendalian secara kimia ini bertujuan untuk memusnahkan dan mematikan hama dan penyakit yang mengganggu. Disebut pengendalian secara kimia karena menggunakan bahan kimia yang sifatnya racun. Pada pengendalian kimia ini juga digunakan alat untuk meningkatkan efektifitas kapasitas kerja dari operator. Alat yang sudah biasa digunakan antara lain sprayer dan blower sprayer. Penggunaan sprayer yang masih dipompa secara manual membutuhkan tenaga yang besar untuk mengoperasikannya. Kapasitas operator kurang optimal karena tekanan yang dihasilkan dari pompa tidaklah konstan. Sementara itu, penggunaan blower sprayer yang menggunakan motor bakar dapat menimbulkan polusi udara karena penggunaan bahan bakar fosil, suara bising yang ditimbulkan dari motor pada blower sprayer cukup mengganggu operator. Kebutuhan energi di dunia saat ini semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pola konsumsi energi itu

3 sendiri yang senantiasa meningkat. Salah satu energi yang sering dipakai oleh masyarakat sebagai kebutuhan sehari-hari adalah energi listrik. Energi listrik merupakan kebutuhan mutlak bagi aktivitas keseharian setiap masyarakat, terutama untuk kebutuhan rumah tangga, sektor usaha dan industri. Apabila ditinjau dari sumber pengadaan energi saat ini, sumber energi dunia masih sangat bergantung pada energi fosil yang jumlahya sangat terbatas dan semakin lama semakin menipis serta pada suatu saat akan habis karena tidak dapat diperbarui lagi. Diperkirakan bahwa gas alam akan habis pada tahun 2047, minyak bumi pada tahun 2080 dan batu bara pada tahun 2180. Hal ini disebabkan karena energi fosil dieksplorasi secara besar-besaran dan tidak sebanding dengan waktu pembentukan energi fosil tersebut (Hasan, 2012). Adanya fakta tersebut menjadikan upaya-upaya pencarian sumber energi alternatif semakin banyak dilakukan. Dalam upaya pencarian sumber energi alternatif baru syarat yang harus dipenuhi adalah kemampuanmenghasilkan jumlah energi yang cukup besar, biaya ekonomis dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, pencarian dapat diarahkan pada pemanfaatan energi matahari untuk mendukung kemajuan pertanian tanaman pangan. Seiring berkembangnya teknologi sekarang ini, banyak ahli yang menemukan berbagai alat pembangkit tenaga listrik, yang prinsip kerjanyamengubah suatu energi menjadi energi listrik. Dengan keadaan geografis di Indonesia yang setiap tahun dapat sinar matahari, salah satu alat yang bisa

4 digunakan untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik adalah panel surya. Panel surya bekerja mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Panel surya menghasilkan arus listrik searah atau DC. Untuk menggunakan berbagai alat rumah tangga yang berarus bolak-balik atau AC dibutuhkan inverter (alat pengubah arus DC ke AC). Sehingga dengan memanfaatkan energi surya yang berlimpah dapat digunakan untuk sumber listrik pompa. Dalam penelitian ini panel surya akan digunakan untuk mengisi baterai (accumulator) pada saat cuaca baik, yang selanjutnya akan digunakan sebagai sumber penggerak motor listrik pemutar pompa udara. Tekanan udara pompa ini akan digunakan untuk memecah droplets cairan, sehingga dihasilkan hembusan butiran cair dari campuran air dan obat. 1.2 Tujuan Melakukan konversi energi surya menjadi energi listrik melalui sel surya untuk mengisi baterai penggerak pompa udara sebagai pemecah cairan dan melakukan pembuatan model awal fisik pneumatic sprayer elektrik dengan sumber tenaga baterai. 1.3 Manfaat Penelitian / Rancangan Diperoleh konsep rancangan sprayer elektrik yang selanjutnya dapat dikembangkan sebagai alat pemberantas hama dan penyakit tanaman yang energi penggeraknya berasal dari baterai yang diisi dengan menggunakan tenaga matahari.

5 1.4 Batasan masalah Pembuatan model pneumatic sprayer berfokus pada konversi energi surya menjadi energi listrik dengan melakukan pengukuran intensitas cahaya, arus, tegangan dan keadaan atmosfer pada saat pengukuran. Energi listrik yang berhasil dikonversi disimpan dalam baterai. Ukuran dari droplet sendiri tidak diukur dan hanya diukur debit dengan gelas ukur serta lebar kerja nozzle pada jarak 33 cm dari permukaan atap secara visual. Waktu operasional yang dilakukan selama penurunan tekanan 6 kg/cm 2 sampai 3 kg/cm 2 dicatat dan hanya digunakan air sebagai bahan penguji tanpa penambahan bahan kimia beracun.

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman pangan Kebutuhan pangan manusia terus meningkat pada masa yang akan datang. Salah satu tanaman pangan yang banyak diminati adalah produk hortikultura. Holtikultura adalah komoditas yang masih memiliki masa depan relatif cerah. Mengingat keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimilikinya. Untuk mendukung perekonomian Indonesia pada waktu mendatang, teknologi holtikultura dikembangkan sejak saat ini. Negara-negara lain yang berhasil mengandalkan devisanya dari hasil hortikultura, seperti Thailand dengan berbagai komoditas hortikultura yang serba Bangkok, Belanda dengan bunga Tulipnya, Nikaragua dengan pisangnya dan Israel dari gurun pasirnya kini telah mengekspor Apel, Jeruk dan Anggur (Anonim, 2013). Keberhasilan pertanian holtikultura tersebut tidak dapat dilepaskan dari penerapan teknologi budidaya, penggunaan sarana produksi dan pemakaian benih/bibit yang bermutu. Dengan mengacu pada keberhasilan tersebut diatas, komoditas hortikultura memiliki potensi untuk menjadi salah satu pusat pertumbuhan baru di sektor pertanian. Oleh karena itu pada masa yang akan datang perlu ditingkatkan lagi penanganannya terutama dalam era pasar bebas abad 21 (Anonim, 2013). 2.2 Pengendalian hama dan penyakit tanaman Pengendalian hama merupakan aplikasi teknologi berdasarkan pengetahuan biologi yang bertujuan menurunkan populasi atau pengaruh hama.