Perilaku Mekanik Tembaga Fosfor C1220T-OL Pada Proses Annealing dan Normalizing

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

EVALUASI BESAR BUTIR TERHADAP SIFAT MEKANIS CuZn70/30 SETELAH MENGALAMI DEFORMASI MELALUI CANAI DINGIN

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

BAB III METODE PENELITIAN

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING

LAJU KOROSI DAN KEKERASAN PIPA BAJA API 5L X65 SETELAH NORMALIZING

PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN METODA QUENCHING DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MAKRO STRUKTUR

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

KARAKTERISASI INGOT PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr PASCA PERLAKUAN PANAS

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Karakterisasi Material Sprocket

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO

Available online at Website

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES NORMALIZING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S PADA PRESSURE VESSEL

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

BAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM

PEMBUATAN MATERIAL DUAL PHASE DARI KOMPOSISI KIMIA HASIL PELEBURAN ANTARA SCALING BAJA DAN BESI LATERIT KADAR NI RENDAH YANG DIPADU DENGAN UNSUR SIC

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

KARAKTERISASI SIFAT FISIS DAN MEKANIS SAMBUNGAN LAS SMAW BAJA A-287 SEBELUM DAN SESUDAH PWHT

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

METALURGI Available online at

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BESI COR NODULAR (FCD 60)

PROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-20 BAHAN TEKNIK MEKANIKA BAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP PERUBAHAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA VELG MERK STOMP YANG MEMENUHI STANDART ASTM

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

Simposium Nasional RAPI XI FT UMS 2012 ISSN :

KARAKTERISASI BAJA CHASIS MOBlL SMK (SANG SURYA) SEBELUM DAN SESUDAH PROSES QUENCHING

PENGARUH ANNEALING TERHADAP LAS MIG DENGAN GAS PELINDUNG CO2 (100%) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO DAN MAKRO PADA BAJA STAM 390 G

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PROSES AUSTEMPER PADA BAJA KARBON S 45 C DAN S 60 C

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU AGING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR KOMPOSIT

PENGARUH BENDING RADIUS PADA LIGHTENING HOLES PROCESS TERHADAP KERETAKAN AL 2024 T3 SHEET

PENGARUH PROSES ANNEALING PADA HASIL PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA KARBON RENDAH

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

PENGARUH UNSUR SILIKON PADA ALUMINIUM ALLOY (Al Si) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH PROSES ROLLING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS PADA KUNINGAN SETELAH DI PROSES ECAP

Pengaruh Temperatur Solution Treatment dan Aging terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Copperized-AISI 1006

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

ANALISIS KEGAGALAN PISTON SEPEDA MOTOR BENSIN 110 cc

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya

PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

PENGARUH PERBEDAAN KONDISI TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN DARI BAJA AISI 4140

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

PENGARUH PERBEDAAN LAJU WAKTU PROSES PEMBEKUAN HASIL COR ALUMINIUM 319 DENGAN CETAKAN LOGAM TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS

PENGARUH TEMPERATUR DAN REDUKSI PADA PROSES CANAI PANAS PADUAN ALUMINIUM 2024

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310 S. Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia

PENGARUH KANDUNGAN NIOBIUM TERHADAP MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN PADUAN Zr Nb Fe Cr

BAB I PEDAHULUAN. Pada era modernisasi seperti saat ini, Air Conditioner atau biasa. akan dapat mendinginkan temperatursuatu ruangan.

Pengaruh Temperatur Solution Treatment dan Aging terhadap Fasa Dan Kekerasan Copperized-AISI 1006

ANALISIS KEKERASAN PERLAKUAN PANAS BAJA PEGAS DENGAN PENDINGINAN SISTEM PANCARAN PADA TEKANAN 20, 40 DAN 60 PSi. Abstract

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Waktu Tahan pada Perlakuan Panas Pasca Pengelasan terhadap Kekerasan dan Kuat Tarik Baja Karbon ASTM A106 Grade B

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

ANALISA KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 6110

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

EFEK PERLAKUAN PANAS AGING TERHADAP KEKERASAN DAN KETANGGUHAN IMPAK PADUAN ALUMINIUM AA Sigit Gunawan 1 ABSTRAK

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

STUDI PEMBUATAN BESI COR MAMPU TEMPA UNTUK PRODUK SAMBUNGAN PIPA

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

PENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN ALUMINIUM 1XXX DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING. Tri Angga Prasetyo ( )

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Perilaku Mekanik Tembaga Fosfor C1220T-OL Pada Proses Annealing dan Normalizing R. Henny Mulyani 1,a), Ade Angga Bastian 2) 1,2 Universitas Jenderal Achmad Yani Teknik Metalurgi Fakultas Teknik Jl. Jenderal Gatot Subroto Tromol Pos 807, Bandung a) hennyferdiana@gmail.com(corresponding author) Abstrak Perilaku mekanik tembaga fosfor C1220T-OL dipelajari dengan memvariasikan temperatur dan waktu annealing dan normalizing.dalam penelitian ini temperatur divariasikan 300 C, 350 C, 400 C dengan waktu penahanan 5, 10, 15 menit.hasil pengujian pada kondisi optimal yaitu temperatur 350 C dan waktu 10 menit, kekuatan tarik 21,92 kgf/mm 2 dengan kekerasan 71,64 VHN. Kata-kata kunci: Perilaku mekanik, Annealing, Normalizing PENDAHULUAN Perkembangan material saat ini sudah mencapai tingkat advance yang banyak di aplikasikan dalam hal khusus yang memerlukan modifikasi dari material untuk kondisi tertentu. Tembaga adalah salah satu logam pertama yang diketahui oleh masyarakat. Masyarakat mesir telah membuat pisau dan senjata dari tembaga sejak 8000 tahun yang lalu. Nenek moyang kita akhirnya mempelajari bagaimana memadukan tembaga dengan logam lainnya untuk memperbaiki kekuatan dan kekerasannya. Sample yang digunakan adalah komponen pengatur panas yang terbuat dari material tembaga murni yang belum mengalami perlakuan panas. Pipa kapiler yang terbuat dari tembaga sangat berpengaruh dalam penggunaan di refrigerator. Pipa kapiler berfungsi sangat vital karena menghubungkan dua bagian tekanan yang berbeda sebagai alat untuk menurunkan tekanan, merubah bentuk dari gas menjadi bentuk cairan dan mengatur cairan refrigerant yang berasal dari pipa kondensor. TEORI DAN EKSPERIMEN Keunggulan Tembaga Multi Aplikasi: dapat digunakan untuk beberapa applikasi seperti AC&Refrigeration,hot and cold water,gas reticulation, sanitary and drainage, heating and general plumbing applications. Kuat : Pipa Tembaga memiliki kekuatan sehingga bisa tahan terhadap kerusakan external,tusuk,abrasi,getaran,tekanan dan vakum. ISBN: 978-602-61045-0-2 891

Tahan:Pipa tembaga tahan terhadap oksigen, insektisida, pelarut dan racun. Tidak mudah terbakar: Pipa Tembaga tidak mudah terbakar dan tidak berasap saat kebakaran. Aliran Tidak Terhambat: Pada sambungan tidak mengurangi lubang pipa, sehingga memberikan kinerja aliran tinggi. Tahan UV: Pipa tembaga tidak berdampak jika terkena sinar matahari langsung dan tidak mudah rapuh dengan usia. Diagram Fasa Tembaga Fosfor Tembaga mempunyai titik cair 1064 C bisa dilihat dari diagram fasa tembaga fosfor seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.1. Pada penelitian kali ini paduan tembaga yang digunakan ASTM C12200 yang mempunyai komposisi kimia tembaga 99,9% dan fosfor 0.015 0.40%. Komposisi fosfor dalam penelitian kali ini diabaikan, karena paduan ASTM C12200 masuk dalam katagori pure copper dan persentase fosfor ini tidak berpengaruh besar terhadap sifat mekanik. Gambar 2.1 dibawah ini menunjukkan bahwa paduan tembaga fosfor C1220T-OL ini mempunyai fasa α-cu, dimana bila setelah dilakukan perlakuan panas fasa yang terbentuk akan tetap sama atau sama dengan seratus persen fasa α- Cu. Gambar 2.1 Diagram fasa tembaga-fosfor[5] Diagram fasa tembaga fosfor tersebut merupakan dasar untuk proses perlakuan panas. Temperatur pemanasan yang dilakukan yaitu 300 o C, 350 o C, 400 o C. Proses Perlakuan Panas Proses perlakuan panas adalah suatu proses merubah sifat logam dengan jalan merubah struktur mikro melalui proses pemanasan dan pengaturan kecepatan pendinginan dengan atau tanpa merubah komposisi kimia yang bersangkutan, dengan tujuan mendapatkan sifat-sifat yang diinginkan sesuai dengan yang direncanakan. Melalui proses perlakuan panas yang tepat tegangan sisa dapat dihilangkan, besar butir diperbesar atau diperkecil, ketangguhan ditingkatkan atau dapat dihasilkan suatu permukaan yang keras di sekeliling inti yang ulet. Untuk proses perlakuan panas yang tepat, komposisi kimia logam harus diketahui. Pada penelitian ini proses perlakuan panas yang dilakukan pada pipa kapiler tembaga menggunakan proses annealing dan normalizing. ISBN: 978-602-61045-0-2 892

Annealing Proses annealing yang dilakukan pada material tembaga ini dipanaskan sampai temperatur 300-650 C dan media pendinginannya dilakukan dalam tungku.tujuan proses annealing adalah untuk menurunkan kekerasan, menghilangkan tegangan sisa, memperbaiki sifat mekanik, menghilangkan terjadinya retak panas, menurunkan atau menghilangkan ketidakhomogenan struktur, memperhalus ukuran butir. Normalizing Pada dasarnya, normalizing hampir sama dengan proses annealing. Proses normalizing adalah jenis perlakuan panas yang umum diterapkan pada hampir semua produk cor, over-heated forging dan produk-produk tempa yang besar. Tujuan proses normalizing untuk memperhalus butir, menghilangkan tegangan sisa dan juga memperbaiki sifat mekanik. Normalizing pada tembaga biasanya di lakukan pada temperatur dibawah rekristalisasi antara 375-650 C. Normalizing dengan media pendinginannya dilakukan di udara. Ekperimen Pengujian Komposisi Kimia Pengujian komposoisi kimia dilakukan dengan menggunakan Spectrometri dengan hasil 99,90% Cu dan 0,028 % P. Proses Annealing dan Normalizing Tabel 1. Proses Perlakuan Panas yang Dilakukan Temperatur ( C) Normalizing Holding Time (minute) Annealing 25 - - 5 5 300 10 10 15 15 5 5 350 10 10 15 15 5 5 400 10 10 15 15 ISBN: 978-602-61045-0-2 893

Pengujian Tarik dan Kekerasan 1 mm 20 mm Indentation 1,95 mm Gambar 2.2 Spesimen uji tarik dan uji keras Pemeriksaan metalografi Bertujuan untuk melihat struktur mikro sebelum dan sesudah proses perlakuan panas. Pengetsaan dilakukan dengan mengunakan larutan FeCl3. PEMBAHASAN Komposisi Kimia Hasil uji komposisi kimia material yang digunakan termasuk ASTM C12200 dengan nomor paduan C1220T-OL. Tembaga ini termasuk dalam paduan phosporrus-deoxidezied copper. Proses Annealing dan Normalizing Pipa kapiler hasil proses dari tube drawing mempunyai kekerasan yang tinggi dan keuletan yang rendah. Sehubungan dengan fungsinya penggunaanya pada refrigerator dan pendingin ruangan (AC) sebagai alat untuk menurunkan tekanan merubah bentuk dari gas menjadi bentuk cairan dan mengatur cairan refrigerant yang berasal dari pipa kondensor. Untuk itu diperlukan sifat mekanik yang sesuai dengan fungsi tersebut yang dillakukan dengan proses annealing dan normalizing. Pada Proses annealing yang sesuai untuk pipa kapiler dengan temperatur pemanasan 400 C holding time 10 menit dan kekerasan yang dihasilkan 55,49 VHN. Sedangkan pada proses normalizing yang sesuai untuk pipa kapiler dengan Temperatur pemanasan 350 C, holding time 10 menit dan kekuatan tariknya 21,92 kgf/mm 2. ISBN: 978-602-61045-0-2 894

Gambar 3.1 Diagram perlakuan panas antara temperatur dan waktu Gambar 3.2 Kurva hasil uji tarik Proses Metalografi Perbedaan antara hasil struktur mikro yang terjadi hanyalah orientasi dari bentuk butir material itu sendiri, dimana bila pada material awal terjadi orientasi akibat deformasi hasil proses tube drawing yang berbentuk pipih dan searah. Perbedaannya hanya pada daerah yang dikenai deformasi. Warna cokelat merupakan daerah yang terkena deformasi lebih besar dari pada yang berwarna putih ISBN: 978-602-61045-0-2 895

Gambar 3.3 Struktur mikro hasil proses tube drawing Tetapi seiring dengan bertambahnya temperatur pemanasan dan waktu penahanan perubahan struktur mikro ini berubah orientasinya. Dari hasil pengujian struktur mikro pada hasil pemanasan temperatur 300 C annealing ataupun normalizing masih terlihat butir-butir yang berbentuk pipih dan kasar. Ini akan berakibat material pada ini masih getas dan mempunyai keuletan yang lebih rendah dibandingkan temperatur pemanasan 350 C ataupun 400 C, sedangkan pada temperatur 350 C ataupun 400 C sudah berubah strukturnya menjadi lebih halus dengan fasa yang sama yaitu α-cu. Hasil pengujian struktur mikro proses annealing pada temperatur 400 C dan holding time 10 menit terbentuk butirbutir yang bulat dengan kekerasan 55,49 VHN. Gambar 3.4 Struktur mikro hasil annealing pada 400 o C dengan holding time 10 menit ISBN: 978-602-61045-0-2 896

Hasil pengujian struktur mikro proses normalizing pada temperatur 350 C dan holding time 10 menit terbentuk butirbutir yang bulat dengan kekuatan tariknya 21,92 kgf/mm 2. Gambar 3.5 Struktur mikro hasil normalizing pada 350 o C dan holding time 10 menit Sesuai dengan hukum Hall-Petch yang menyebutkan bahwa material dengan butir yang semakin kecil mempunyai kekuatan dan kekerasan lebih tinggi dibandingkan dengan material dengan struktur butir yang besar. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil pengujian tarik, material pipa kapiler tembaga C1220T-OL yang telah dilakukan proses perlakuan panas pada temperatur 350 C dengan waktu penahanan 10 menit mendapatkan kekuatan tarik yang mendekati material referensi, yaitu 21,92 kgf/mm 2 dengan metoda normalizing. 2. Kekerasan yang mendekati material referensi adalah dengan proses annealing pada temperatur 400 C lamanya waktu penahanan 10 menit nilai kekerasan yang dihasilkan adalah 55,49 VHN. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Jenderal Achmad Yani atas dukungan finansialnya pada penelitian ini dan I. Gede Rawi dari PT. Kayo Surya Utama atas dukungan dan keikutsertaan dalam kegiatan ilmiah ini. Penulis juga berterima kasih kepada Dr. Ir. Sutarno, MT atas diskusinya yang bermanfaat. REFERENSI 1. ASTM B 42. Standard Specification forseamless Copper Pipe, Standard Sizes. ASTM International. 2. ASTM E 8. Test Methods for Tension Testing of Metallic Materials. ASTM International. 3. ASTM E 92. Standard Test Method forvickers Hardness of Metallic Materials. ASTM International. 4. ASM Metals Handbook,Vol2 Properties and Selection - Nonferrous Alloys and Special-Purpose Materials. ASM International. 5. ASM Handbook, Vol-3 Alloy Phase Diagram. ASM International. 6. ASM Metals Handbook, Vol-4 - Heat Treating of Copper Alloys. ASM International. ISBN: 978-602-61045-0-2 897

7. ASM Metals Handbook, Vol-9 Metallography and Microstructure. ASM International. 8. Beddoes, J. and Bibbly M.J., (1999): Principles of Metal Manufacturing Process, Arnold, ISBN 0-470-35241-8 9. Dieter, G.E., (1988): Mechanical Metallurgy, SI metric edition, McGraw-Hill, ISBN 0-07-100406-8. 10. Edwards, L. and Endean, M., (1990): Manufacturing With Materials, Butterworth Heinemann, ISBN 0-7506- 2754-9. 11. Parkins, R.N., (1968): Mechanical Treatment of Metals, George Allen an Unwin, London. 12. Smallman, R.E., (1976): Modern Physical Metallurgy, Butterworth, London. ISBN: 978-602-61045-0-2 898