Oleh: I Wayan Suatmaja Mimba Dewa Gede Rudy Suatra Putrawan Program Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

dokumen-dokumen yang mirip
TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP BENDA JAMINAN FIDUSIA YANG MUSNAH DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT ULATIDANA RAHAYU DI KABUPATEN GIANYAR

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR *

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN JAMINAN FIDUSIA AKIBAT DEBITUR WANPRESTASI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DANA NASABAH PADA KOPERASI DALAM HAL WANPRESTASI

AKIBAT HUKUM PENDAFTARAN OBJEK JAMINAN FIDUSIA DI DALAM PERJANJIAN KREDIT

DEPOSITO SEBAGAI JAMINAN PADA KREDIT DI BANK MANDIRI CABANG SANUR

KREDIT MACET PADA KOPERASI SENIMAN SANGGAR KEMBANG BANG BANJAR KEDISAN TEGALLALANG GIANYAR

PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM DENGAN JAMINAN BENDA TIDAK BERGERAK PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) SRINADI DI KABUPATEN KLUNGKUNG

KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA BANK RAKYAT INDONESIA (PT PERSERO)Tbk CABANG DENPASAR

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA BENDA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK TESIS. Oleh. AMALIA YULIA NASTITI /MKn

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pembangunan aspek ekonomi tentunya tidak

EKSEKUSI KREDIT MACET TERHADAP HAK TANGGUNGAN

TANGGUNG JAWAB KREDITOR ATAS HILANGNYA BARANG GADAI

PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

SUBROGASI SEBAGAI UPAYA HUKUM TERHADAP PENYELAMATAN BENDA JAMINAN MILIK PIHAK KETIGA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDTI TANPA AGUNAN PADA KOPERASI SERBA USAHA SURYA MAKMUR DI DENPASAR

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH DALAM HAL TERJADI KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG JAMINAN DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) KOTA MADIUN

PENYELESAIAN SECARA HUKUM PERJANJIAN KREDIT PADA LEMBAGA PERBANKAN APABILA PIHAK DEBITUR MENINGGAL DUNIA

AKIBAT HUKUM BAGI DEBITUR YANG TELAH MENANDATANGANI PERJANJIAN STANDAR KREDIT PADA BPR TATA ANJUNG SARI DENPASAR

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM HAL BENDA JAMINAN BERALIH

PERALIHAN KREDIT MODAL KERJA PERMANEN MENJADI KREDIT UMUM PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG NEGARA KABUPATEN JEMBRANA

Oleh I Wayan Gede Pradnyana Widiantara I Nengah Suantra Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

ASPEK HUKUM PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN OBLIGASI NEGARA RITEL

Oleh : I Made Hengki Permadi Dewa Gde Rudy I Wayan Novy Purwanto. Program Kekhususan Hukum Perdata, Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. oleh gabungan orang yang bukan badan hukum sekalipun. Tidak dapat

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA BENDA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK. Oleh: Ni Made Trisna Dewi ABSTRACT

PENGATURAN PENGALIHAN JAMINAN FIDUSIA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.

WANPRESTASI DALAM HAL PEMBERIAN KREDIT TANPA JAMINAN KEPADA DEBITUR KOPERASI KUMBASARI BADUNG

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR PENERIMA

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

IMPLEMENTASI PERTANGGUNGAN ASURANSI DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT BUMI PRIMA DANA

UPAYA YANG DAPAT DITEMPUH OLEH KREDITOR APABILA OBJEK JAMINAN FIDUSIA YANG AKAN DILELANG DIKUASAI OLEH PIHAK KETIGA

PENDAFTARAN FIDUSIA DALAM PRAKTEK PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT RAGA JAYATAMA DI BATUBULAN GIANYAR

KEWENANGAN PELAKSANAAN EKSEKUSI OLEH KREDITUR TERHADAP JAMINAN FIDUSIA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

Penyelesaian Kredit Macet bagi Debitur Di Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Desa Pakraman Kaba Kaba Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

IMPLEMENTASI KREDIT TANPA AGUNAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI PADA PT BANK OVERSEAS CHINEESE BANKING CORPORATION (OCBC) NISP TBK CABANG DENPASAR

POLA PENYELESAIAN CESSIE DALAM KEGIATAN PERBANKAN PADA BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) CABANG UBUD

PERSYARATAN JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PRAKTEKNYA PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DESA ADAT KUTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan dengan pengikatan melalui pranata jaminan fidusia.

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA ANGGOTA MASYARAKAT PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KOTA DENPASAR

AKIBAT HUKUM PENYELENGGARAAN PENGANGKUTAN BARANG OLEH PENGANGKUT DALAM KEADAAN MEMAKSA (OVERMACHT)

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

ANALISIS PERJANJIAN KREDIT DENGAN OBJEK JAMINAN BERUPA SURAT KEPUTUSAN PENSIUN JANDA/DUDA PADA BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL DENPASAR

PERJANJIAN GADAI YANG DIJAMIN DENGAN BARANG YANG BERASAL DARI HASIL KEJAHATAN : STUDI PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SESETAN

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

KEDUDUKAN HAK RETENSI BENDA GADAI OLEH PT. PEGADAIAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

Oleh: Made Andri Rismayani I Gusti Ayu Puspawati Ida Bagus Putu Sutama. Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

KEDUDUKAN RISALAH LELANG SEBAGAI UPAYA HUKUM PENEGAKAN HAK-HAK KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

DAMPAK PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN PASAL 29 UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BENTUK PENGIKAT JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DI LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) CANGGU DI KABUPATEN BADUNG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang

BATASAN RUMAH SUSUN YANG DIJADIKAN AGUNAN PADA BANK. J. Andy Hartanto Universitas Narotama, Surabaya

Oleh : Made Bagus Galih Adi Pradana I Wayan Wiryawan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

KEPASTIAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM SISTEM PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA SECARA ELEKTRONIK PUTU EVI KOMALA DEWI NPM :

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN HUTANG-PIUTANG YANG DIBUAT OLEH NOTARIS DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA KSU.TUMBUH KEMBANG, PEMOGAN, DENPASAR SELATAN Oleh: Gde Dianta Yudi Pratama I Ketut Westra Ni Putu Purwanti

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB III TELAAH PUSTAKA. diharapkan dan dikaitkan dengan kedudukan seseorang 28. Seseorang dikatakan

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014 Online di

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI ELEKTRONIK, MESIN, DAN FURNITURE ( STUDI PADA UD. KARMA RAHAYU MANDIRI KLUNGKUNG )

TANGGUNG JAWAB PENAKSIR AKIBAT SALAH TAKSIR OBJEK GADAI DALAM PEMBERIAN KREDIT DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) DENPASAR

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

Pembebanan Jaminan Fidusia

PERBEDAAN WANPRESTASI DENGAN PENIPUAN DALAM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG

O Pembingbing. 1. Ida Bagus Putra Atmadja 2. Ida Ayu Sukihana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Perjanjian Kredit dengan Jaminan Fdusia di PT Bank Perkreditan

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP PENGGADAIAN KENDARAAN BERMOTOR YANG DIBEBANI DENGAN JAMINAN FIDUSIA DI PT. BPR KHRISNA DARMA ADIPALA ABIANSEMAL BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: FADYA AMANDA HANANI

Transkripsi:

PERTANGGUNGJAWABAN DEBITUR ATAS HILANGNYA BENDA JAMINAN YANG DIIKAT SECARA FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT PADA KSP (KOPERASI SIMPAN PINJAM) SARI DANA UTAMA DI DENPASAR Oleh: I Wayan Suatmaja Mimba Dewa Gede Rudy Suatra Putrawan Program Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT This paper titled Accountability Debtor Over The Loss of Security Objects Bound By Fiduciary In Credit Agreement On KSP (Credit Unions) Sari Dana Utama In Denpasar. This paper is motivated by the loss of the object that is bound by a fiduciary guarantee. Therefore, this paper aims to explain the debtor's responsibility to guarantee that the missing objects and to determine the legal efforts made by the creditor on the debtor's loss of collateral object in the credit agreement. By using the method of empirical legal research, it could be concluded that the debtor is responsible for paying off the remaining debt, or meganti with KSP guarantees equal to the previous guarantee, unless force majeure. Legal efforts by creditors is to seek the entire credit agreement is done by including the insurer, if the debtor knowingly proven mengilangkan collateral object then subsequent attempts to sue for compensation, either directly or through the courts. Keywords : Credit Agreement, Responsibility, Remedies. ABSTRAK Tulisan ini berjudul Pertanggungjawaban Debitur Atas Hilangnya Benda Jaminan Yang Diikat Secara Fidusia Dalam Perjanjian Kredit Pada KSP (Koperasi Simpan Pinjam) Sari Dana Utama Di Denpasar. Tulisan ini dilatarbelakangi oleh hilangnya benda jaminan yang diikat secara fidusia. Oleh karena itu tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tanggung jawab debitur terhadap benda jaminan yang hilang dan untuk mengetahui upaya hukum yang dilakukan oleh kreditur atas hilangnya benda jaminan debitur dalam perjanjian kredit. Dengan mengunakan metode penelitian hukum empiris, maka diperoleh kesimpulan bahwa debitur bertanggungjawab untuk melunasi sisa utang,atau meganti dengan jaminan KSP yang nilainya setara dengan jaminan yang terdahulu, kecuali force majeure. Upaya hukum yang dilakukan oleh kreditur adalah dengan mengupayakan seluruh perjanjian kredit dilakukan dengan mengikut sertakan pihak asuransi, apabila debitur dengan sengaja terbukti mengilangkan benda jaminan maka upaya selanjutnya dengan menuntut ganti rugi baik secara langsung maupun melalui pengadilan. Kata Kunci : Tanggung Jawab, Perjanjian Kredit, Upaya Hukum. 1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan jaman yang semakin maju, menyebabkan setiap manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan beraneka ragam cara, sedangkan kemampuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan sangat terbatas. Hal tersebut yang membuat manusìa memerlukan bantuan untuk memenuhi keinginannya. 1 Seperti membuka usaha sampingan, manusia memerlukan bantuan dalam bentuk modal dan hal ini didapat dengan bantuan dari KSP (Koperasi Simpan Pinjam) dalam bentuk tambahan modal, ini1ah yang disebut dengan Kredit. Kredit KSP adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam menjamin antara KSP dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya sete1ah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imba1an atau pembagian hasil keuntungan. Perjanjian kredit yang terjadi antara pihak KSP dengan pihak debitur dalam prakteknya kadangkala terjadi tidak sesuai dengan keinginan debitur atau tidak berjalan dengan lancar karena terdapat adanya halangan atau hambatan terutama dalam hubungannya dengan benda jaminan debitur yang digunakan untuk mempermudah jalannya perjanjian kredit. Seperti dalam perjanjian kredit yang dilakukan oleh pihak KSP dengan debitur, benda jaminan yang diberikan oleh pihak debitur kepada pihak KSP terutama pada benda jaminan seperti kendaraan bermotor, peralatan mesin yang dibebani Jaminan Fidusia. Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan dijelaskan tanggung jawab debitur terhadap benda jaminan yang hilang atau musnah dalam suatu perjanjian kredit, dan upaya hukum yang dilakukan oleh kreditur atas hilangnya benda jaminan debitur dalam perjanjian kredit. 1.2 Tujuan Penelitian Ada dua hal yang menjadi tujuan penulisan ini. Pertama adalah untuk menjelaskan tanggung jawab debitur terhadap benda jaminan yang hilang atau musnah dalam suatu perjanjian kredit pada KSP Sari Dana Utama di Denpasar, 1 Gunawan Widjaja dan Kartini Mulyadi, 2003, Jual Beli Seri Hukum Periaktan, Cet 1 Pt. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.2 2

sedangkan tujuan kedua adalah untuk mengetahui upaya hukum yang dilakukan oleh kreditur atas hilangnya benda jaminan debitur dalam perjanjian kredit KSP Sari Dana Utama di Denpasar. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitian Untuk memperoleh hasil yang maksimal, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan jawaban yang relevan. Maka yang digunakan yaitu penelitian Hukum Empiris dengan teknik pengumpulan data dengan melaksanakan wawancara terhadap narasumber, berlokasi di KSP Sari Dana Utama yang beralamat di banjar Tewel Sari Sanur Kauh dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan data primer dan sekunder. Dalam menganalisa data yang te1ah dikumpulkan tersebut, digunakan metode analisis deskriptif, yaitu menggambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah- pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. 2 2.2 Hasil dan Pembahasan 2.2.1 Tanggung Jawab Debitur Terhadap Benda Jaminan yang Hilang dan Musnah Dalam Perjanjian Kredit pada K.S.P SARI DANA UTAMA Menurut O.P Simorangkir, kredit adalah pemberian prestasi ( misalnya uang atau barang dengan ba1as prestasi / kontra prestasi ) akan terjadi pada waktu mendatang. Kredit berfungsi koperatif antara pemberian kredit dan penerima kredit atau antara kreditur dengan debitur karena mereka saling menarik keuntungan dan saling menanggung resiko. Singkatnya kredit dalam arti luas didasarkan atas komponen, kepercayaan, resiko dan pertukaran ekonomi di masamasa mendatang. 3 Dalam pasal 1 angka 11 Undang - Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang menyebutkan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak 1ain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Berdasarkan data-data empiris ditemukan bahwa hilangnya benda jaminan yang dijaminkan oleh debitur pada KSP dalam suatu perjanjian kredit 2 Suharsini Arikunto, 1986, Prosedur Penelitian, Bina Aksara, Jakarta, hal. 194.1 3 9 O.P Simongkir, 1988, Seluk Beluk Bank Komersial, Cet, Kelima, aksara Persada Indonesia, Jakarta, h.9. 3

mengakibatkan debitur wajib untuk melunasi sisa hutangnya tersebut, atau menggantinya dengan jaminan bam yang nilainya setara dengan jaminan yang terdahulu. Namun biasanya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, KSP disaat penandatanganan perjanjian kredit menyertakan jaminan tersebut dengan asuransi. Jadi apabila terjadi force majeure ataupun kehilangan benda jaminan tersebut yang bukan karena itikad tidak baik dari pihak debitur, maka sisa kredit debitur pada KSP akan dilunasi oleh pihak asuransi. Sebagai misalnya contoh barang yang dijaminkan tersebut adalah sebuah mobil. Yang dijaminkan dalam KSP tentu adalah Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dari mobil itu. Apabila suatu hari fisik dari jaminan tersebut hilang karena force majeure atau karena terjadi pencurian, penjarahan, kecelakaan, atau hal-hal lain yang menyebabkan hilang atau rusaknya benda jaminan tersebut namun bukan karena akibat disengaja oleh pihak debitur, maka pihak debitur dapat mengklaim kehilangan tersebut pada pihak asuransi. Agar sisa kreditnya bisa dilunasi oleh pihak asuransi. Namun apabila kehilangan tersebut disengaja oleh pihak debitur dengan itikad yang tidak baik dalam melaksanakan perjanjian kreditnya, maka penyelesaiannya dapat dilakukan dengan mengajukannya ke pengadilan. 2.2.2 Upaya Hukum yang Dilakukan Oleh Kreditur Atas Hilangnya Atau Musnahnya Benda Jaminan Dalam Perjanjian Kredit yang Dibebankan Secara Fidusia Berdasarkan data-data empiris upaya-upaya yang dapat dilakukan pihak KSP sebagai kreditur apabila benda jaminan tersebut hilang karena force majeure ataupun kecelakaan lainnya yang mengakibatkan barang jaminan tersebut hancur, hilang atau rusak parah adalah dengan menyelesaikannya dengan pihak asuransi. Pihak KSP dapat mengajukan klaim pada pihak asuransi atas dasar surat permohonan dari debitur yang dibuat di kepolisian atau pihak yang berwenang yang menyatakan bahwa barang jaminan tersebut hilang atau rusak akibat force majeure atau kecelakaan lainnya. setelah pihak KSP mengajukan klaim asuransi tersebut maka pihak asuransi terlebih dahulu melakukan pengecekan fisik kelapangan. Setelah data yang diperoleh cukup membuktikan bahwa barang jaminan tersebut berhak mendapatkan klaim asuransi, maka klaim pun akan diberikan oleh 4

pihak asuransi pada pihak KSP untuk melunasi sisa jaminan kreditnya tersebut Setelah itu pihak KSP akan membuat berita acara serah terima dokumen jaminan tersebut kepada pihak debitur dan menyatakan kredit debitur tersebut lunas apabila proses klaim asuransi telah terpenuhi. Namun apabila hilangnya barang tersebut karena kesengajaan dari pada debitur untuk menghindari sisa kreditnya pada KSP, maka pihak KSP dapat menempuh jalur hukum dengan mengajukan kasus ini pada Pengadilan. KESIMPULAN Tanggung jawab debitur terhadap benda jaminan yang hilang atau musnah dalam suatu perjanjian kredit pada KSP Sari Dana Utama di Denpasar adalah Debitur dapat dimintakan pertanggungjawaban atas hilang atau musnahnya barang jaminan atau kredit apabila kehilangan atau kelalaian tersebut akibat dari kesengajaan debitur demi terbebas dari sisa hutang-hutangnya, namun apabila hilang atau musnahnya barang jaminan kredit tersebut akibat dari force majeure, maka tanggung jawab atas kejadian tersebut diselesaikan oleh pihak asuransi dengan jalan mengajukan klaim. Apabila klaim telah terpenuhi maka KSP Sari Dana Utama akan memproses untuk pelepasan dokumen jaminan tersebut untuk dikembalikan pada pihak debitur. Upaya hukum yang dilakukan oleh kreditur atas hilangnya benda jaminan debitur dalam perjanjian kredit KSP Sari Dana Utama di Denpasar apabila benda jaminan tersebut hilang karena force majeure adalah dengan menyelesaikan dengan pihak asuransi. Namun apabila hilangnya barangnya tersebut karena kesengajaan dari pada debitur untuk menghindari sisa kreditnya kepada KSP, maka pihak KSP dapat menuntut pergantian atas benda jaminan tersebut dengan nilai jaminan yang sama, namun apabila dari pihak debitur tidak merespon atau menanggapi, maka pihak KSP dapat menempuh jalur hukum dengan mengajukan kasus ini pada pengadilan. III. DAFTAR PUSTAKA Gunawan Widjaja dan Kartini Mulyadi, 2003, Jual Beli Seri Hukum Periaktan, Cet 1 Pt. Raja Grafindo Persada, Jakarta. O.P Simongkir, 1988, Seluk Beluk Bank Komersial, Cet, Kelima, aksara Persada Indonesia, Jakarta Suharsini Arikunto, 1986, Prosedur Penelitian, Bina Aksara, Jakarta 5

Undang - Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan 6