BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diakibatkan dari kerusakan jaringan potensial atau aktual (Suddarth & Brunner dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Pijat merupakan seni perawatan dan pengobatan yang telah dipraktekkan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilaku individu (Sanjaya, 2011 dalam Wahyuni, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002, hlm. 180). Menurut Mochtar, 1998, jenis persalinan terbagi :

BAB I PENDAHULUAN. caesarea yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003)

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

caesar (seksio sesarea) dengan segala pertimbangan dan risikonya (Manuaba, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selaput ketuban) dari uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan normal adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau

BAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia angka kematian maternal di Indonesia mengalami. kehamilan atau persalinan (Sujudi, , http:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagi ibu. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah perut, mungkin juga

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2013 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA- TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kehamilan merupakan masa yang sangat istimewa dalam kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusaknya jaringan pada tubuh.(sudart & Brunner, 2001, Hal.212). Sifatnya sangat subjektif

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB II TINJAUAN TEORI

Persalinan adalah Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman yang membahagiakan. Kehamilan merupakan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis

BAB I PENDAHULUAN. dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010). waktu (yaitu 12 hari atau lebih melewati tanggal taksiran partus) dan ketuban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan sectio caesaria adalah proses melahirkan janin melalui insisi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

BAB I PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari Angka Kematian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak mempunyai kelompok umur tahun yaitu sebanyak 37

BAB II LANDASAN TEORI

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saya sedang melakukan

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan normal, ternyata juga bisa dilakukan perabdominal, yang disebut sectio

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah suatu proses mendorong keluar hasil konsepsi (janin, plasenta dan

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an. terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara berkembang. Berdasarkan angka tersebut, diperkirakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPS NY.MUJIYATI,

Mekanisme Persalinan Normal. Dr. Iskandar Syahrizal SpOG

PERSALINAN KALA I. 1. kala 1 persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan adalah suatu. kondisi dimana tidak hanya bebas dari penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. modalitas sensorik tetapi adalah suatu pengalaman 1. The

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat melahirkan bayi dengan selamat. Ada dua cara persalinan yaitu

PEMBERIAN KOMPRES HANGAT PADA IBU BERSALIN KALA I BERPENGARUH TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN DI KLINIK BERSALIN NIRMALA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea

BAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan rasa nyeri, rasa takut, penderitaan bahkan kematian (WHO, 2003).

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERSIAPAN PERSALINAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

Referat Fisiologi Nifas

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC). Prawirahardjo (2010) dalam Septi (2012).

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan/ pertolongan dalam waktu kurang dari 24 jam (Maryunani, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. untuk perkembangan sectio caesaria (SC) adalah peningkatan prevalen

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari

BAB I PENDAHULUAN. yang dilahirkan harus aman dan sehat serta membawa kebahagiaan bagi ibu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. para ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan 1. Defenisi Persalinan Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari uterus melalui vagina ke dunia luar partus immaturus kurang dari 28 minggu lebih dari 20 minggu dengan berat janin antara 1000-500 gram ( prawirohardjo, 2007, hal. 180 ). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Mansjoer, 2000, hal. 291). Persalinan adalah perjuangan yang membutuhkan dukungan suami (Musbikin, 2005, hal. 48). Persalinan adalah saat yang menengangkan dan dapat menggugah emosi ibu dan keluarganya atau bahkan dapat menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Upaya untuk mengatasi gangguan emosional dan pengalaman yang menegangkan tersebut sebaiknya dilakukan melalui asuhan sayang ibu selama persalinan dan proses kelahiran bayinya (Asuhan Persalinan Normal, 2008). 2. Tanda-tanda Persalinan Pada saat ini, biasanya ada dua tanda yang muncul. Tanda pertama adalah, adanya lendir yang keluar bersama becak darah yang disebut bloody show. Lendir berfungsi sebagai pelumas yang akan memudahkan persalinan bayi anda

kelak, sementara darah menandakan terjadinya pembukaan pada serviks (leher rahim). Adapun tanda keduanya adalah terjadinya his atau kontraksi yang teratur (Musbikin, 2006, hal. 236). 3. Kontraksi yang Teratur dan Menyakitkan Kontraksi dari persalinan yang sesungguhnya mula-mula berlangsung sekitar 30 detik, dan terjadi secara teratur kira-kira 15 sampai 20 menit. Selama kontraksi, rahim dapat dirasakan menjadi keras dan sakit, baik hanya di daerah tertentu punggung, atau bersama dengan proses persalinan, menyebar ke perut. Kenyataannya, semakin berkurang sakit punggung, persalinan semakin efisien. Rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, dan mencapai puncak, kemudian menghilang seluruhnya. Dengan berkembangnya proses persalinan, lamanya kontraksi meningkat dari 30 detik menjadi 90 detik, jarak waktu antara setiap kontraksi berkurang dari 20 menit menjadi 3 atau 5 menit, dan intensitas kontraksi meningkat (Liewellyn, 2005, hal. 245). B. Augmentasi Persalinan 1. Pengertian Augmentasi persalinan adalah tindakan terhadap ibu hamil untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalinan (Mansjoer, 2000, hal. 300). Kelahiran diaugmentasi jika persalinan belum dimulai setelah 14 hari melewati tanggal perkiraan kelahiran (dikenal sebagai kehamilan lebih bulan) atau maksimal 48 jam setelah ketuban pecah (Stopart, 2009, hal. 302).

2. Indikasi Augmentasi a. Ibu Kondisi medis atau obstetri yang tidak berespon terhadap pengobatan dan mengancam kesehatan ibu, seperti gagal jantung, pre-eklampsia berat dan penurunan fungsi ginjal atau gangguan system saraf pusat. b. Janin Pada janin adanya retardasi pertumbuhan yang progresif, abnormalitas yang tidak memungkinkan kehidupan, atau kematian janin, semuanya merupakan indikasi untuk augmentasi. c. Janin dan Ibu Augmentasi persalinan juga diindikasikan jika menguntungkan baik ibu maupun janin, serta pada diabetes yang tidak terkontrol, setelah pecah ketuban atau jika terdapat korioamnionotis. Augmentasi ini khususnya berkaitan dengan praktik kebidanan kontemporer yang mempertimbangkan wanita yang sebelumnya memiliki masalah medis untuk tidak boleh hamil sekarang harus siap untuk menerima resiko penyerta menjadi ibu (David, 2008, hal. 182). 3. Kontra Indikasi Adapun kontra indikasi pada persalinan augmentasi yaitu disproporsi sefalopelvik, riwayat seksio sesaria, malposisi dan malpresentasi janin, insufisiensi plasenta, grande multipara, gemeli, distensi rahimyang berlebihan (pada hidramnion), atau plasenta previa (Mansjoer, 2000, hal. 300).

Augmentasi persalinan tidak boleh dilakukan pada keadaan-keadaan berikut ini : a. Jika kelahiran pervaginam tidak dianjurkan b. Kontraksi uterus dapat mengakibatkan ruptur uterus setelah insisi uterus klasik atau T terbalik, pembedahan yang meluas ke rongga uterus dan jika seksio sesaria pada segmen bawah dipersulit oleh perluasan atau infeksi. c. Augmentasi dikontraindikasi jika persalinan memberikan ancaman masalah lebih lanjut bagi ibu atau janin (David, 2008, hal. 184). 4. Keuntungan a. Cervix menjadi lunak dan membuka sehingga mempermudah amniotomi b. Lama kala satu persalinan dipersingkat (Oxorn, 2003, hal. 558). C. Nyeri Pada Persalinan 1. Defenisi Nyeri Nyeri merupakan pengala man yang tidak menyenangkan yang dirasakan seseorang pada saat stimulus tertentu dan tidak dapat dibagi kepada orang lain. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial (Henderson, 2005, hal. 362). Nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh. Rasa nyeri timbul bila ada jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri (Varney, 2004, hal. 216).

Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Pokok penting yang harus diingat adalah apa yang dikata seseorang yang sedang mengalami nyeri adalah tidak ada pernyataan verbal (Suddart, 2002, hal. 135). 2. Teori Nyeri Nyeri merupakan suatu fenomena yang penuh rahasia. Ada beberapa teori yang menjelaskan mekanisme transmisi nyeri. Diantaranya : a. Teori pola (Pattern Theory) adalah nyeri yang terjadi karena efek-efek kombinasi intensitas stimulus dan jumlah impuls-impuls pada dorsal ujung dari sum-sum belakang. Tidak termasuk aspek-aspek fisiologi. b. Teori pemisahan (specificity theory) Reseptor-reseptor nyeri tertentu menyalurkan impuls-impuls keseluruh jalur nyeri ke otak. Tidak memperhitungkan aspek-aspek fisiologis dari persepsi dan respon nyeri. c. Teori pengendalian gerbang (gate control theory) Impuls-impuls nyeri dapat dikendalikan oleh mekanisme gerbang pada ujung dorsal dari sum-sum belakang untuk memungkinkan atau menahan transmisi. Faktor-faktor gerbang terdiri dari efek impuls-impuls yang ditransmisi ke serabut-serabut saraf konduksi cepat ataulamban dan efek-efek impuls dari batang otak dan korteks. d. Teori transmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada nosiseptor memulai transmisi implus-implus saraf, sehingga transmisi impuls nyeri menjadi

efektif oleh neurotransmitter yang spesifik. Kemudian, inhibisi implus nyeri menjadi efektif oleh implus-implus pada serabut-serabut besar yang memblok implus-implus pada serabut lamban endogen opiate system supersif (Suddarth & Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 216). 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasa Nyeri dalam Persalinan Banyak faktor yang mempengaruhi nyeri selama persalinan. Faktor tersebut meliputi umur, paritas, dapat juga karena prosedur medik (Bobak, 1995). Umur wanita yang sangat muda dan ibu yang tua mengeluh tingkat nyeri persalinan yang lebih tinggi, b) Paritas dapat mempengaruhi persepsi, primipara mengalami nyeri yang lebih besar pada awal persalinan, sedangkan multipara mengalami peningkatan tingkat nyeri setelah proses persalinan dengan penurunan cepat pada persalinan kala II (Walsh, 2007, hal. 261). Paritas bisa mempengaruhi persepsi terhadap nyeri persalinan karena primipara mempunyai proses persalinan lebih lama dan lebih melelahkan dibandingkan denga n wanita multipara. Hal ini disebabkan oleh serviks pada primipara memerlukan tenaga yang lebih besar untuk meregangkannya, sehingga menyebabkan intensitas kontraksi lebih besar selama persalinan. Disamping itu primipara menunjukkan peningkatan kecemasan dan keraguan untuk mentolerir rasa nyeri selama persalinan, perasaannya lebih terfokus pada nyeri yang dirasakan sedangkan pada multipara menunjukkan kontraksi yang lebih intens dibandingkan dengan primipara. Prosedur medik seperti augmentasi dan augmentasi persalinan dapat mempengaruhi respon terhadap nyeri selama persalinan. Penggunaan obat untuk augmentasi menyebabkan kontraksi menjadi lebih kuat, lebih tidak

nyaman dari kontraksi yang timbul secara spontan. Prosedur lain berupa periksa dalam pada posisi supine, penggunaan sabuk abdomen untuk memonitor fetal, pembatasan perubahan posisi klien atau berjalan dan penggunaan prosedur edema dimana dapat menyebabkan kontraksi usus dan uterus (Bobak, 1995). 4. Penyebab Nyeri Persalinan Nyeri persalinan dialami karena rangsangan nosiseptor dalam adneksa, uterus, dan ligamen pelvis. Nyeri persalinan terjadi akibat dilatasi seviks dan sagmen uterus bawah dengan distensi lanjut, peregangan, dan trauma pada serat otot dan ligamen. Faktor penyebab nyeri persalinan adalah : a. Berkurangnya pasokan oksigen ke otot rahim (nyeri persalinan menjadi lebih hebat jika interval antara kontraksi singkat, sehingga pasokan oksigen ke otot rahim belum sepenuhnya pulih). b. Meregangnya leher rahim (effacement dan pelebaran). c. Tekanan bayi pada saraf di dan dekat leher rahim dan vagina. d. Ketegangan dan meregangnya jaringan ikat pendukung rahim dan sendi panggul selama kontraksi dan turunnya bayi. e. Tekanan pada saluran kemih, kandung kemih, dan anus. f. Meregangnya otot-otot dasar panggul dan jaringan vagina. g. Ketakutan dan kecemasan yang dapat menyebabkan dikeluarkannya hormon stress dalam jumlah besar (epinefrin, norepinefrin, dan lain-lain) yang mengakibatkan timbulnya nyeri persalinan yang lama dan lebih berat (Simkin, P., Whalley, J., dan Keppler, A., 2007, hal. 150).

5. Proses Terjadinya Nyeri Rasa nyeri pada persalinan terjadi karena kontraksi rahim dalam pengeluaran janin. Dalam persalinan normal, saat awal persalinan sampai pembukaan lengkap akan berlangsung 12-18 jam, dilanjutkan kala pengeluaran janin sampai pengeluaran plasenta. Rasa nyeri ini dipengaruhi oleh kelelahan, keletihan, kecemasan, dan rasa takut yang akan menyebabkan peningkatan rasa nyeri (Westheimer, 2000, hal. 182). Rasa nyeri muncul akibat respon psikis dan refleks fisik. Kualitas rasa nyeri fisik dinyatakan sebagai nyeri tusukan, terbakar, rasa sakit, denyutan, rasa mual, dan kram. Rasa nyeri dalam persalinan menimbulkan gejala yang dapat dikenali. Peningkatan system saraf simpatik timbul sebagai respon terhadap nyeri dan dapat mengakibatkan perubahan tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, dan warna kulit. Serangan mual, muntah dan keringat berlebihan juga sangat sering terjadi (Bobak, 2004). Munculnya nyeri sangat berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas atau bahkan myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada organ persendian, dinding arteri, hati dan kandung empedu (Maryuni, 2010, hal.8). Pada persalinan sebelum atau sesudah terjadi kontraksi, sering kali muncul lendir campur darah yang keluar dari vagina sebagai tanda persalinan, hal ini disebabkan oleh karena terlepasnya sumbatan pelindung pada leher rahim, karena serviks mulai membuka dan mendatar sedangkan darah itu berasal dari pembuluh darah kapiler yang berada disekitar kanalis servikalis yang peka akibat pergeseran yang terjadi sewaktu serviks membuka.

Intensitas uterus meningkat sampai kala pertama dan frekuensi menjadi 2 sampai 4 kontraksi dalam 5 sampai 10 menit, lamanya his meningkat mulai dari 20 detik pada awal partus ibu sampai mencapai 60-90 detik pada kala pertama (Wiknjosastro, 2002, hal. 174). 6. Klasifikasi Nyeri Klasifikasi nyeri umumnya dibagi 2, yaitu : a. Nyeri Akut Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, tidak melebihi 6 bulan, dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot. b. Nyeri Kronis Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, syndrome nyeri kronis dan psikosomatik (Maryuni, 2010, hal 9). 7. Cara Mengurangi Nyeri Akibat Persalinan Adapun cara mengurangi nyeri persalinan, yaitu : a. Mengatur pola pernafasan yang baik dengan bimbingan dari bidan yang dilakukan dengan teratur. b. Anda dapat melakukan pengurutan atau penekanan pada bagian belakang dan bukannya bagian perut. Persalinan biasanya akan terasa pada dua titik yang berbeda di bokong, yaitu di dekat tulang sacrum atau tulang bokong. c. Suami dapat membantu mengurut bagian belakang atau melakukan penekanan pada titik yang terasa nyeri selama berlangsungnya

kontraksi. Penekanan dapat dilakukan pada bagian belakang tanpa menimbulkan kekhawatiran kalau-kalau ada cedera (Sani, 2002, hal. 59). 8. Pengukuran Intensitas Nyeri Menurut Perry dan Potter (1993) nyeri tidak dapat diukur secara objektif misalnya dengan X-Ray atau tes darah. Namun tipe nyeri yang muncul dapat di ramalkan berdasarkan tanda dan gejala. Kadang-kadang bidan hanya bisa mengkaji nyeri dengan berpatokan pada ucapan dan perilaku pasien. Pasien kadang-kadang diminta untuk menggambarkan nyeri yang dialaminya sebagai nyeri ringan, sedang atau berat. Bagaimana pun makna dari istilah tersebut berbeda antara bidan dan pasien. Ada tiga cara mengkaji intensitas nyeri, yaitu : A SkalaNyeri Numerik 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak Nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Terkontrol Nyeri berat Tidak terkontrol B Skala Nyeri Deskriptif 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak Nyeri ringan Nyeri Nyeri sedang Nyeri berat Terkontrol Nyeri berat Tidak terkontrol C Skala Analog Visual (VAS) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak Nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat terkontrol Nyeri berat Tidak terkontrol

Skema 1. Contoh Skala Nyeri A. Skala Nyeri Numerik, B. Skala Nyeri Deskriptif, C. Skala Analog Visual (Suddarth & Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 214). Nyeri yang ditanyakan pada skala tersebut adalah intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Cara mengkaji nyeri yang digunakan adalah 0-10 angka skala intensitas nyeri. Keterangan : 0 : Tidak nyeri. 1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik. 4-6 : Nyeri sedang : secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik. 7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi rasa nyeri. 10 : Nyeri sangat berat : pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul. (Suddarth dan Brunner dalam Smeltzer, 2001, hal. 218). D. Tindakan suami 1. Tindakan Tindakan adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang-orang yang berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2002, hal. 215). Perilaku suami adalah suatu bentuk kepedulian atau tanggung jawab suami pada istri dalam menjalani persalinan (Suharsono, 2003). Proses terbentuknya tindakan suami (ayah) berkembang sejalan dengan peran ibu. Secara umum ayah menyukai anak-anak dan kadang-kadang istri senang berperan sebagai ayah, senang mengasuh anak, percaya diri, dan mampu menjadi ayah, dan membagi pengalamannya tentang persalinannya dengan pasangannya (Meliasari, 2008). Setelah melalui banyak penelitian, terungkap bahwa kehadiran suami di saat bersalin untuk memberi dukungan kepada istri dan membantu proses persalinan, ternyata banyak mendatangkan kebaikan bagi proses persalinan itu sendiri. Kehadiran suami di samping istri, membuat istri merasa lebih tenang dan lebih siap dalam menghadapi proses persalinan (Musbikin, 2006, hal. 262). Adapun tingkatan tindakan, yaitu : a. Persepsi (perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubung dengan tindakan yang akan diambil. b. Respon Terpimpin (quided response) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh. c. Mekanisme (mechanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan, maka ini sudah mencapai praktek tingkat tiga.

d. Adopsi (adoption) Adopsi adalah tindakan yang sudah berkembang dengan baik yang berati bahwa tindakan sudah dimodifikasi dengan baik tanpa mengurangi kebenaran tindakan lanjut (Notoatmodjo, 2007). 2. Pentingnya Tindakan yang Dilakukan Suami Dalam Memberikan Asuhan Sayang Ibu Dalam Menghadapi Nyeri Saat Istri Melahirkan Peran keluarga khususnya suami sangat dibutuhkan pada saat bersalin istri dapat meminta keluarga khususnya suami menunggu di kamar bersalin untuk ketenangan serta agar suaminya dapat merasakan bagaimana penderita saat bersalin. Hal ini sangat menguntungkan karena suami dapat memberikan dorongan moril dan menambah semangat ibu saat bersalin. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan para calon ayah ketika berada di ruangan bersalin adalah : a. Bantulah istri anda untuk menghitung kontraksi. b. Tenangkanlah istri anda yang merasa galau, takut, dan cemas. c. Lontarkanlah cerita-cerita lucu yang membuatnya terhibur atau ajaklah ia bercanda. d. Bantulah istri melatih pernafasan. e. Berikan dukungan dan dorongan dalam bentuk kata-kata yang menyenangkan perasaannya. f. Janganlah tersinggung apabila istri anda menyalahkan anda terhadap semua rasa sakit yang sedang dirasakan istri anda karena apa yang dikatakannya itu tidak bermakna sebenarnya dan hanya merupakan luapan emosi dari kesakitan yang dirasakannya

g. Usaplah bagian belakang bagian tubuh istri anda dengan lemah lembut untuk mengurangi perasaan tidak nyaman atau rasa sakit yang dialaminya.