TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT TEBU. Naskah Publikasi

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT TEBU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PENGARUH KUALITAS GENTENG BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK GERGAJI KAYU JATI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK GERGAJI KAYU AKASIA

ANALISIS KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT IJUK

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA. Tugas Akhir

Pemanfaatan Limbah Styrofoam Dan Serat Sabut Kelapa Sebagai Bahan Tambah Genteng Beton

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Adapun pengujian yang akan dilakukan adalah pengujian kuat lentur,

ANALISIS KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT IJUK

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

PENAMBAHAN LIMBAH PADAT PABRIK GULA (BLOTONG) SEBAGAI PENGGANTI SEMEN PADA CAMPURAN BETON

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

Efek Substitusi Semen dengan Limbah Padat Industri Pupuk PT. Petrokimia terhadap Kuat Lentur Genteng Beton di PT.

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT HALUS DENGAN KERTAS KORAN BEKAS PADA CAMPURAN BATAKO SEMEN PORTLAND TERHADAP KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR

ANALISIS KUALITAS GENTENG BETON RINGAN SCC DENGAN BAHAN TAMBAH STYROFOAM SEBAGAI SUBTITUSI SEBAGIAN AGREGAT HALUS MENGGUNAKAN SUPERPLASTICIZER

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan pembuatan benda uji batako sekam padi dilakakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di pabrik genteng beton Mulia di jalan Gatot Subroto, Medan, Sumatera

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

Pemanfaatan Pasir Telaga Sari dan Styrofoam untuk Pembuatan Batako Ringan

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari

EKO YULIARITNO NIM : D

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

BATU ABU SEBAGAI BAHAN CAMPURAN PEMBUATAN TEGEL

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

PEMANFAATAN SISA PEMBAKARAN AMPAS TEBU SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PROSES PEMBUATAN PAVING

UJI COBA PENGGUNAAN SABUT KELAPA SEBAGAI PAPAN SERAT. Ninik Paryati 1)

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BAHAN TAMBAH PLASTIK DAN ABU SEKAM PADI DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN

Kartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina ABSTRAK Kata Kunci : 1. Pendahuluan

BAB IV METODE PENELITIAN

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

LIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

ANALISA KAJIAN TEGANGAN BETON DENGAN CAMPURAN SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) ABSTRAK

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

PEMBUATAN BETON KEDAP AIR DENGAN MEMANFAATKAN KLELET SEBAGAI PENGGANTI

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah salah satu bahan yang umum digunakan untuk konstruksi bangunan. Hampir semua bangunan gedung,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS GENTENG BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT IJUK DAN PENGURANGAN PASIR

PENGARUH VARIASI CAMPURAN SERBUK ALUMINIUM DALAM PEMBUATAN BATA BETON RINGAN DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK GIPSUM NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

SCAFFOLDING 1 (1) (2012) SCAFFOLDING.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT AMPAS TEBU GILING MANUAL DAN GILING PABRIK TERHADAP KUALITAS ETERNIT. Oleh: Sukarman 1) dan Darmono 2)

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON

BAB 3 METODE PENELITIAN

PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

selanjutnya penulis mengolah data dan kemudian menyusun tugas akhir sampai

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS PERPINDAHAN KALOR PEMBAKARAN GENTENG

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PEMANFAATAN SERBUK GERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN TAMBAH CAMPURAN BATAKO

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas kinerja beton dengan meningkatkan kualitas campuran beton.

Transkripsi:

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT TEBU Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : AAN PAMUNGKAS NIM : D 100 110 057 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 015

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT TEBU Aan Pamungkas Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A.Yani Pabelan Kartosuro Tromol Pos I Surakarta, Kode Pos 5710 Telp. (071) 71741 e-mail : aanpamungkas77@gmail.com ABSTRAKSI Genteng beton merupakan penutup atap yang baik, namun genteng beton ini harganya mahal dan berat. Sementara ini disekitar kita banyak bahan limbah serat tebu yang berlimpah yang memiliki kuat tarik yang tinggi. Serat tebu yang memiliki kuat tarik yang tinggi berpotensi sebagai bahan tambah dalam campuran genteng beton agar menghasilkan genteng yang lebih kuat dan ringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan serat tebu terhadap : (1) besar beban lentur, () rembesan genteng beton, (3) penyerapan air, (4) sifat tampak genteng beton, (5) keseragaman ukuran genteng beton, (6) penyerapan panas pada genteng beton dan kualitas genteng beton dengan bahan tambah serat tebu dan genteng beton tanpa bahan tambah. Analisis data yang sudah dilakukan dari pengujian kemudian dibandingkan degan SNI dan PUBI. Hasil dari penelitian ini menggunakan bahan tambah serat tebu dengan perbandingan 1 semen : kapur mill :,5 pasir sedangkan untuk penambahan serat tebu berbeda-beda yaitu persentasenya dari 0 %; 1 %; 1,5 %; %;,5 % dari berat pasir yang digunakan. Hasil pengujian beban lentur rata-rata pada persentase penambahan sera tebu 0 % = 103,3 kg; 1 % = 16,49 kg; 1,5 % = 13,57 kg; % = 106,70 kg;,5 = 96, kg. Hasil pengujian remebesan genteng beton dengan penambahan serat tebu 0 %; 1 %; 1,5 %; %;,5 % semuanya tidak terjadi rembesan. Hasil pengujian penyerapan air rata-rata genteng beton pada penambahan serat tebu 0 % = 6,05 %; 1 % = 7,53 %; 1,5 % = 8,19 %; % = 9,07 %;,5 % = 9,44 %. Hasil sifat tampak genteng beton pada penambahan serat tebu 0 %; 1 %; 1,5 % tidak terdapat retak, rongga dan cacat lainnya sedangkan pada penambahanan serat tebu % dan,5 % terdapa retak dan rongga. Hasil pengujian ukuran genteng beton P = 40 mm, L = 1,5 mm, tebal bagian yang rata = 14,1 mm, tebal penumpangan = 8,5 mm, lebar penumpangan = 78 mm, kedalam alur = 34,5 mm, panjang penum pang = 40 mm. Hasil pengujian penyerapan panas rata-rata pada penambahan serat tebu 0 % = 9,47 %; 1 % = 95,40 %; 1,5 % = 93,00 %; % = 9,37 %;,5 % = 94,00 %. Kata kunci : genteng beton, serat tebu

REVIEW THE QUALITY OF CONCRETE TILE AS A COVER THE ROOF WITH A MATERIAL ADDED SUGAR CANE FIBER Aan Pamungkas Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A.Yani Pabelan Kartosuro Tromol Pos I Surakarta, Kode Pos 5710 Telp. (071) 71741 e-mail : aanpamungkas77@gmail.com ABSTRACTION Background this research is the quality of the tile concrete with the added fibers cane.the purpose of ari this study is to find the influence of the addition of fibers cane against: ( 1 ) larger the burden on pliable, ( ) seepage tile concrete, ( 3 ) the absorption of water, ( 4 ) of the nature of looked tile concrete, ( 5 ) uniformity size tile concrete, ( 6 ) the absorption of heat on tile concrete and quality of tile concrete with the added fibers cane and tile concrete without its added.analysis of the data been conducted from testing is compared in sni and pubi.the result of this research use of added fibers of the sugar cane by comparison 1 cement: lime mill:.5 sand while for the addition of fibers cane different namely the percentage of 0 %; 1 %; 1.5 %; %;.5 % of heavy sand used.the results of testing burden pliable averages for each the percentage the addition of and cane 0 % = 103,3 kg; 1 percent = 16,49 kg; 1.5 % = 13,57 kg; % = 106,70 kg;.5 = 96, kg. The results of testing remebesan tile concrete by the addition of fibers cane 0 %; 1 %; 1.5 %; %;.5 % they did not happened seepage.the results of testing absorption water the average tile concrete to adding fibers cane 0 % = 6,05 %; 1 percent = 7,53 %; 1.5 % = 8,19 %; % = 9,07 %;.5 % = 9,44 %.The results of the nature of looked tile concrete to adding fibers cane 0 %; 1 %; 1.5 % there is no crack, a cavity and defect other while in penambahanan fibers cane % and.5 % terdapa crack and cavity.the results of testing size tile concrete p = 40 mm, l = 1.5 mm, thick part flattened = 14.1 mm, thick laying on = 8.5 mm, wide laying on = 78 mm, into a groove = 34,5 mm, long penum pang = 40 mm. the results of testing absorption of heat the average to adding fibers cane 0 % = 9,47 %; 1 percent = 95,40 %; 1.5 % = 93,00 %; % = 9,37 %;.5 % = 94,00 %. Keyword : Concrete tile roofs, Fibers cane

PENDAHULUAN Genteng merupakan bagian utama dari suatu bangunan utama sebagai pentup atap rumah. Fungsi utama genteng adalah menahan panas sinar matahari dan guyuran air hujan. Jenis genteng bermacam-macam, yaitu genteng beton, genteng tanah liat, genteng keramik, genteng seng, genteng kayu. Genteng beton merupakan salah satu penutup atap yang baik, namun tidak banyak masyarakat yang menggunakan genteng beton, selain harganya yang relatif mahal, genteng beton juga termasuk penutup atap yang berat. Serat tebu digunakan sebagai bahan tambah pembuatan genteng beton karena memiliki kuat tarik yang tinggi, selain itu dapat memperdayakan serat tebu yang dibuang atau tidak dipakai lagi untuk digunakan untuk bahan tambah pembuatan genteng beton. Rumusan Masalah 1. Berapa besar beban lentur ratarata genteng beton dari setiap variasi penambahan serat tebu 0%; 1%; 1,5%; %; dan,5% dari berat pasir?. Bagaimana rembesan air (impermeabilitas) genteng beton dari setiap variasi penambahan serat tebu 0%; 1%; 1,5%; %; dan,5% dari berat pasir? 3. Berapa persentase penyerapan air (porositas) genteng beton dari setiap variasi penambahan serat tebu 0%; 1%; 1,5%; %; dan,5% dari berat pasir? 4. Bagaimana sifat tampak genteng beton genteng beton dari setiap variasi penambahan serat tebu 0%; 1%; 1,5%; %; dan,5% dari berat pasir? 5. Bagaimana keseragaman ukuran genteng beton untuk setiap variasi penambahan serat tebu 0%; 1%; 1,5%; %; dan,5% dari berat pasir? 6. Berapa nilai penyerapan panas rata-rata genteng beton dari setiap variasi penambahan serat tebu 0%; 1%; 1,5%; %; dan,5% dari berat pasir? 1

7. Bagaimana kualitas genteng beton tanpa bahan tambah dan genteng beton dengan penambahan serat sabut tebu? Tujuan penelitian 1. Mengetahui seberapa besar beban lentur rata-rata genteng beton dari setiap variasi penambahan serat tebu 0 %; 1 %; 1,5 %; %; dan,5 % dari berat pasir.. Mengetahui seberapa besar rembesan air (permeabilitas) genteng beton dari setiap variasi penambahan serat tebu 0 %; 1 %; 1,5 %; %; dan,5 % dari berat pasir. 3. Mengetahui seberapa besar persentase penyerapan air (porositas) genteng beton dari variasi penambahan serat tebu 0 %; 1 %; 1,5 %; %; dan,5 % dari berat pasir. 4. Mengetahui sifat tampak genteng beton dari setiap variasi penambahan serat tebu 0 %; 1 %; 1,5 %; %; dan,5 % dari berat pasir. 5. Mengetahui keseragaman ukuran genteng beton dari setiap variasi penambahan serat tebu 0 %; 1 %; 1,5 %; %; dan,5 % dari berat pasir. 6. Mengetahui seberapa besar nilai penyerapan panas rata-rata genteng beton dari setiap penambahan serat tebu 0 %; 1 %; 1,5 %; %; dan,5 % dai berat pasir. 7. Mengetahui kualitas genteng beton tanpa bahan tambah dan genteng beton dengan penambahan serat tebu. Manfaat penelitian 1. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan informasi bahwa serat tebu dapat dimanfaatkan sebagai campuran dalam pembuatan genteng beton.. Menambah wawasan untuk pengembangan ilmu teknologi bahan. 3. Mengetahui performance/kinerja genteng beton dengan bahan tambah serat tebu. 4. Menambah nilai guna dari serat tebu. Batasan Masalah Dalam penelitian ini perlu adanya batasan masalah, agar dalam melakukan pengujian

genteng beton dapat menghasilkan kualitas genteng beton yang baik. Adapun batasan masalah adalah sebagai berikut : 1. Serat tebu yang digunakan diperoleh dari penjual air tebu di wilayah Surakarta dan di potong-potong dengan panjang 1- cm dengan persentase penambahan bahan 0 %; 1 %; 1,5 %; %; dan,5 % dari berat pasir yang digunakan.. Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen gresik dengan kemasan ini 40 kg, tertutup rapat dan butiran halus tidak menggumpal. 3. Pasir yang digunakan dalam penelitian ini pasir yang berasal dari Kaliworo Klaten. 4. Kapur mill yang digunakan dalam penelitian ini di beli di Toko Bangunan di wilayah Surakarta. 5. Serat tebu diambil dari pejual tebu dipinggir jalan. 6. Air yang digunakan dalam pembuatan genteng beton ini adalah air yang berada di sekitar pembuatan genteng beton Karanganyar. 7. Faktor air semen (FAS) yang digunakan 0,47 8. Genteng beton diuji pada umur 8 hari dengan jumlah benda uji masing-masing 5 buah. 9. Pengujian yang akan dilakukan adalah pengujian beban lentur, rembesan air (permeabilitas), penyerapan air (porositas), sifat tampak, ukuran dan penyerapan panas genteng beton. 10. Pembanding kualitas genteng beton berasal dari tiga produksi pabrik, yaitu Restu Adi (RA), Marwani Indah (MI) dan Mutiara (MU) TINJAUAN PUSTAKA GENTENG Genteng merupakan salah satu komponen penting pembangunan perumahaan yang memiliki fungsi untuk melindungi rumah dari suhu, hujan maupun untuk fungsi yang lainnya. Jenis genteng bermacam-macam, ada genteng beton, genteng tanah liat,genteng keramik, genteng seng dan genteng kayu (sirap). Macam-macam genteng atau penutup atap sebagai berikut : 1. Genteng tanah liat 3

. Genteng metal 3. Genteng keramik 4. Genteng beton A. Kualitas Genteng 1. Syarat Mutu menurut Departemen Pekerjaan Umum, 007 ( SNI 0096) a. Beban lentur Genteng beton harus mampu menahan beban lentur minimal 00 N menurut Departemen Pekerjaan Umum, 007 SNI 0096. b. Penyerapan air Penyerapan air maksimal 10 % c. Sifat Tampak Genteng harus mempunyai permukaan atas yang mulus, tidak terdapat retak, atau cacat lain yang mempengaruhi sifat pemakaian. d. Ukuran Ukuran panjang, lebar dan tebal beton untuk seluruh partai yang diserahkan harus sama dan seragam. e. Ketahanan terhadap rembesan air (permeabilitas) Tidak boleh ada tetesan air dari permukaan bagian bawah genteng dalam waktu 0 jam atau 5 menit. B. Pengujian Benda Uji Genteng Beton a. Pengujian Beban Lentur Genteng Beton b. Pengujian Rembesan Genteng Beton c. Pengujian Penyerapan Air d. Pengujian Sifat Tampak e. Pengujian Keseragaman Genteng Beton f. Pengujian Penyerapan Panas LANDASAN TEORI Genteng Beton Genteng adalah unsur bangunan yang berfungsi sebagai penutup atap, agar bangunan tidak terkena air hujan, panas matahari dan lainnya.genteng beton atau genteng semen adalah unsure bangunan yang dipergunakan untuk atap yang dibuat dari beton dan dibentuk sedemikian rupa serta dengan ukuran tertentu. Genteng 4

beton dibuat dengan cara mencampur pasir dan semen ditambah air, kemudian diaduk sampai homogen lalu dicetak. Selain semen dan pasir, sebagai bahan susun genteng beton dapat juga ditambahkan kapur. Pembuatan genteng dapat dilakukan dengan cara sederhana yaitu secara manual (tanpa pres) dan secara mekanik (dipres). Menurut Departemen Pekerjaan Umum Tahun 007, ( SNI 0096 ) genteng beton atau genteng semen adalah unsur bangunan yang dipergunakan untuk atap, atap terbuat dari campuran merata antara semen portland atau sejenisnya dengan agregat dan air dengan atau tanpa menggunakan pigmen. Bahan Pembuat Genteng Beton 1. Semen Portland Semen Portland adalah semen hidrolis yang didapat dengan cara menggiling klinker (PUBI, 198).. Pasir Pasir adalah butiran halus yang dihasilkan dari desintregrasi batuan alam (Tjokrodimuljo, 1996). 3. Kapur mill Kapur Mill adalah bahan bangunan yang dihasilkan dari batu kapur yang dibakar sampai menjadi klinker dan digiling sehingga menjadi bubuk halus (PUBI, 198). 4. Air Persyaratan air menurut PUBI (198) adalah air harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak, garam-garam yang dapat larut dan merusak beton. 5. Serat Tebu Serat tebu(bagasse) yaitu serat alami berserat yang diperoleh dari hasil samping proses penggilingan tanaman tebu (saccharum oficinarum). Serat ini sebagian besar mengandung bahanbahan lignoselulosa.bagasse mengandung air 48-5%, gula ratarata 3,3%, dan serat rata-rata 47,7 %. Serat bagasse sebagian besar terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin dan tidak dapat larut dalam air. (Menurut Lavarack et al, 00) bagasse merupakan hasil samping proses pembuatan gula tebu mengandung berupa serat, minimal 50% serat tebu diperlukan sebagai bahan bakar boiler, 5

sedangkan sisanya 50% hanya ditimbun sebagai buangan yang memiliki nilai ekonomi rendah. METODELOGI PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen penggunaan bahan tambah serat tebu. Tempat Penelitian Pelaksanaan kajian pembuatan benda uji genteng beton di Home Industry ''Restu Adi, yang beralamatkan di Tasikmadu- Karanganyar. Pengujian genteng beton di Laboratorium Bahan Bangunan Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta. Variabel Kajian a. Variabel bebas 1) 1 PC : KM :,5 PS +0% dari berat pasir ) 1 PC : KM :,5 PS + 1% dari berat pasir 3) 1 PC : KM :,5 PS + 1,5% dari berat pasir 4) 1 PC : KM :,5 PS + % dari berat pasir 5) 1 PC : KM :,5 PS +,5% dari berat pasir b. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah jenis pengujian yang dilakukan pada genteng beton yaitu : beban lentur, rembesan air, penyerapan air, sifat tampak, keseragaman ukuran dan penyerapan panas c. Variabel pengendali 1. Komposisi campuran semen, kapur mill dan pasir. Ketebalan genteng beton Ketebalan genteng beton diusahakan seragam yaitu 8 mm. 3. Proses pembuatan Cara atau proses pencampuran bahan menggunakan cara manual, begitu pula dengan proses pencetakannya. 4. Pemeliharaan Proses pemeliharaan genteng beton dalam bak perendaman selama 14 hari. 5. Jenis bahan yang digunakan semen portland, kapur mill, pasir dan serat tebu. 6. Tenaga pelaksana Pekerja atau tukang yang memiliki keahlian khusus 6

dalam pencetakan genteng beton. Alat dan Bahan Pengujian 1. Bahan- bahan yang digunakan dalam pengujian ini meliputi : semen, pasir, kapur mill, air dan serat tebu.. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :cetok,takaran,adonan,cetak an genteng beton, tempat pengeringan genteng beton, bak perendaman, ayakan, jangka sorong, timbangan elektrik, mesin uji beban lentur, oven, meteran, alat pemotong, alumunium foil, lilin, seng, mistar, gelas ukur, picknometer. Tahap Pelaksanaan Pengujian Tahap pelaksanaan dibagi menjadi 5 tahap yaitu : 1. Tahap persiapan. Pengujian Pengujian Bahan 3. Tahap Pembuatan Benda Uji Genteng Beton 4. Tahap Pengujian Benda Uji Genteng Beton HASIL PENGUJIAN Pengujian bahan dilakukan di Laboratorium Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta, menghasilkan data-data sebagai berikut : 1. Karakteristik Pasir a. Dari hasil pemeriksaan berat jenis pasir diperoleh berat jenis,51 b. Dari hasil pemeriksaan berat satuan pasir diperoleh berat satuan pasir 1,51 gr/cm 3 c. hasil pemeriksaan kadar air pasir diperoleh kadar air pasir 4,379 % d. Dari hasil pemeriksaan distribusi ukuran butir (gradasi pasir), diperoleh nilai modulus halus butir (mhb) pasir 3,40. Karakteristik kapur mill a. Dari pemeriksaan berat jenis kapur diperoleh berat jenis kapur,43 b. Hasil pemeriksaan berat satuan kapur yaitu diperoleh berat satuan 7

Ukuran Berat Persen Ayakan Tertinggal Tertinggal Persen Kumulatif (mm) ( % ) Tertinggal (%) Lolos (%) 9,5 0 0 0 100 4,75 3 0,66 0,66 99,34,36 4 9,1 9,87 90,13 1,18 66 14,47 4,34 75,66 0,60 14 7,19 51,54 48,46 0,30 88 19,30 70,83 9,17 0,15 54 11,84 8,68 17,3 pan 79 17,3 100 0 456 100 339,91 kapur mill 1,73 diperoleh kadar air serat gram/cm 3 tebu 4,65 % c. Hasil pemeriksaan kadar air kapur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 4. Karakteristik genteng beton Pemeriksaan karakteristik genteng diperoleh kadar air kapur beton yang dilakukan dalam 0,5 % pengujian ini adalah pemeriksaan 3. Karakteristik semen sifat tampak genteng beton, a. Dari pemeriksaan berat ukuran, beban lentur, penyerapan jenis serat tebu diperoleh air (porositas), rembesan berat jenis serat tebu 0,787 (impermeabilitas), dan penyerapan panas. Diuraikan sebagai berikut : b. Dari hasil pemeriksaan berat satuan serat tebu 1. Pengujian beban lentur Dari hasil pengujian bahwa diperoleh berat satuan genteng beton dengan serat tebu 0,10 penambahan serat tebu gram/cm 3 dengan persentase 1 %, 1,5 %, c. Hasil pemeriksaan kadar % dapat meningkat beban air serat tebu yaitu lentur akan tetapi pada penambahan serat tebu 8

dengan persentase,5 % beban lentur lebih rendah. Genteng beton produksi pabrik RA dan Mutiara memenuhi persyaratan mutu I PUBI dengan beban lentur 10 kg. Namun dalam SNI 0096-007 persyaratan genteng beton harus memiliki karakteristik beban lentur minimum 000 N, sehingga hanya genteng beton produksi Mutiara yang memnuhi persyaratan yaitu 944.36 N.. Pengujian rembesan air Dari hasil pengujian ketahanan terhadap rembesan air (permeabilitas)untuk kelima variasi penambahan serat tebu tersebut memenuhi persyaratan Departemen Pekerjaan Umum ( SNI 009:007) 3. Pengujian penyerapan air Hasil pengujian semakin tinggi penambahan serat tebu pada genteng beton, porositas pada genteng beton semakin naik. Meskipun demikian genteng beton memenuhi persyaratan SNI-0096-007 karena air tidak melebihi 10 % 4. Pengujian sifat tampak Hasil pengujian sifat tampak, dapat diketahui genteng beton dengan bahan tambah serat tebu 0 %, 1 %, 1,5 % tidak terdapat rongga dan keretakan sedangkan pada bahan tambah serat tebu % dan,5 % terdapat keretakan dan rongga yang berarti tidak memenuhi persyaratan dalam SNI 0096-007 yaitu genteng beton harus tidak terdapat retak dan tidak cacat lain. Semakin banyak penambahan persentase serat tebu yang ditambahkan semakin banyak keretakan dan rongga. 5. Pengujian ukuran genteng beton Hasil pengujian ukuran genteng beton tidak menunjukan ukuran yang kurang dari batas minimum. Sehingga genteng beton memenuhi persyaratan SNI 0096-007. 9

6. Pengujian penyerapan panas Pengujian penyerapan pans pada genteng beton menunjukan bahwa genteng dengan penambahan serat tebu 0 %, 1 %, 1,5 %, %,,5 % belum memenuhi persyaratan koefisisen serapan kalor yaitu antara 70-75 %. Hasil tersebut tidak memenuhi persyaratan disebabkan dalam proses pengujiannya alat yang digunakan kurang tertutup rapat. 10

Beban Rata-rata (kg) Grafik Rata-rata Beban Lentur 130 10 110 100 90 80 0 0,5 1 1,5,5 3 Persentase serat tebu (%) 1) Karakteristik beban lentur (F c ) 0 % F bt = 104,68 kg = 1046,8 N 100,3 kg = 1003, N 104,68 kg = 1046,8 N F = 103,3 kg = 103.3 S d = = ( F i n F) (1046,8 103,3) (1003, 103,3) 3 (1046,8 103,3) = 0,55 N F c = F-1,64 x S d =103-1,64 x 0,55 = 998,30 N ) Karakteristik beban lentur (F c ) 1 % F bl = 1,13 kg = 11,3 N 117.77 kg = 1177,7 N 139,58 kg = 1395,8 N F = 16,49 kg = 164,9 N 11

S d = ( F i n F) = (11,3 164,9) (1177,7 164,9) 3 = 94,3 N F c = F-1,64 x S d =164,9-1,64 x 94,3 = 1110,36 N 3) Karakteristik beban lentur (F c ) 1,5 % F bl = 135, kg = 135 N 130,84 kg = 1308,4 N 104,67 kg = 1046,7 N F = 13,57 kg = 135,7 N S d = = ( F i n F) (135 135,7) (108,4 135,7) 3 = 19,09 N F c = F-1,64 x S d =135,7-1,64 x 19,09 = 103,99 N 4) Karakteristik beban lentur (F c ) % F bl = 17,35 kg = 173,5 N 101,18 kg = 1011,8 N 91,58 kg = 915,8 N F = 106,70 kg = 1067,0 N (1395,8 164,9) (1046,7 135,7) S d = = ( F i F) n (173,5 1067,0) (1011,8 1067,0) 3 (915,8 1067,0) 1

= 151,16 N F c = F-1,64 x S d =1067,0-1,64 x 151,16 = 819,18 N 5) Karakteristik beban lentur (F c ),5 % F bl = 95,95 kg = 959,5 N 101, kg = 101 N 91,5 kg = 915,5 N F = 96, kg = 96, N S d = = ( F i n F) (959,5 96,) (101 96,) 3 (915,5 96,) = 39,45 N F c = F-1,64 x S d = 96,-1,64 x 39,45 = 897,50 N 6) Karakteristik beban lentur (F c ) RA F bl = 139,58 kg = 1395,8 N 174,47 kg = 1744,7 N 148,30 kg = 1483 N F = 154,1 kg = 1541, N S d = = ( F i n F) (1395,8 1541,) (1744,7 1541,) 3 (1483,0 1541,) = 148,6 N F c = F-1,64 x S d =1541,-1,64 x 148,6 = 198,06 N 7) Karakteristik beban lentur (F c ) MI 13

F bl = 117,77 kg = 1177,7 N 113,41 kg = 1134,1 N 117,77 kg = 1177,7 N F = 116,3 kg = 1163, N S d = ( F i n F) = (1177,7 1163,) (1177,7 1163,) 3 = 0,55 N (1177,7 1163,) F c = F-1,64 x S d =1163,-1,64 x 0,55 = 119,49 N 8) Karakteristik beban lentur (F c ) Mutiara F bl = 436,18 kg = 4361,8 N 3,78 kg = 37,8 N 357,67 kg = 3576,7 N F = 37,1 kg = 37,1 N S d = = ( F i n F) (4361,8 37,1) (37,8 37,1) 3 = 474,3 N F c = F-1,64 x S d =37,1-1,64 x 474,3 = 944,36 N (3576,7 37,1) 14

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Genteng Beton dengan penambahan serat tebu 1 %, 1,5 %, % beban lentur semakin naik tetapi pada penambahan serat tebu,5 % beban lentur semakin rendah.. Pengujian terhadap rembesan air genteng beton untuk ke empat persentase penambahan serat tebu dan produksi pabrik tidak terdapat rembesan dibawah genteng beton sehingga memenuhi persyaratan SNI 0096-007 dan PUBI-198. 3. Pengujian penyerapan air genteng beton dengan penambahan serat tebu 0%, 1 %, 1,5 %, %,,5 % porositas genteng beton semakin naik. 4. Hasil pengujian sifat tampak genteng beton dengan bahan tambah 0 %, 1 %, 1,5 % memenuhi persyaratan SNI-0096-007 karena tidak terdapat rongga dan keretakan, sedangan pada bahan tambah %,,5 % terdapat rongga dan keretakan. 5. Pengujian Ukuran genteng beton dengan bahan tambah 0 %, 1 %, 1,5 %, %,,5 % dan produksi pabrik memenuhi persyaratan SNI- 0096-007 karena ukuran beton tidak kurang dari syarat batas minimum. 6. Pengujian terhadap penyerapan panas genteng beton penambahan serat tebu 0 %, 1 %, 1,5 %, %,,5 % dan genteng beton produksi pabrik tidak memenuhi persyaratan pengujian fisika bahan yaitu tidak lebih dari 75 %. Saran-saran 1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan serat tebu yang lebih lembut dan halus. Untuk penelitian selanjutnya persentase penambahan serat tebu sama tetapi pada campuran semen, kapur mill, pasir berbeda 15

DAFTAR PUSTAKA Basuki, E, 005. Tinjauan Kualitas Genteng Beton Sebagai Penutup Atap Dengan Bahan Tambah Serat Ijuk. Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Muhammadiyah Surakarta (UMS). Mulyono, T, 003. Teknologi Beton. Yogyakarta Tjokrodimuljo, K. 1996. Teknologi Beton. Yogyakarta. Cahyani, S. 011. Penelitian Mengenai Genteng Beton Dengan Bahan Tambah Serat Agel. Departemen Pekerjaan Umum, 198, Persyaratan Umum Bahan Bangunan ( PUBBI-198 ). Pusat penelitian dan pengembangan Pemukiman, Badan penelitian dan Pengembangan P.U, Bandung Departemen Pekerjaan Umum, 007.Genteng Beton. Jakarta. SNI 0096-007, Jakarta Departemen Perindustrian Republik Indonesia, Mutu Dan Cara Uji Genteng Beton. SII. 0447-81 Irawan, D, 005. Analisi Kualitas Genteng Beton Sebagai Penutup Atap Dengan Bahan Tambah Serbuk Gergaji Kayu. Universitas 16