BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ciri khas dari Indonesia. Kemajemukan bangsa Indonesia termasuk dalam hal. konflik apabila tidak dikelola secara bijaksana.

2015 POLA ADAPTASI SOSIAL BUDAYA KEHIDUPAN SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratifika Dewi Irianto, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

HUBUNGAN ANTARA GEGAR BUDAYA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA BERSUKU MINANG DI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan. Ketika remaja dihadapkan pada lingkungan baru misalnya lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain dan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar di sekolah. Hal ini sesuai pendapat Ahmadi (2005) yang menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. berkeinginan untuk mengikuti pendidikan di Kota ini. Khusus untuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

Bab I Pendahuluan. dengan identitas ego (ego identity) (Bischof, 1983). Ini terjadi karena masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,

, 2015 HUBUNGAN PERILAKU ASOSIATIF DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

INTERAKSI antar etnis di DESA ARGAKENCANA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi perbaikan perilaku emosional. Kematangan emosi merupakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

Sigit Sanyata

BAB I PENDAHULUAN. luar yang berkeinginan untuk mengikuti pendidikan di Kota Medan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa keberadaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menolong dalam menghadapi kesukaran. c). menentramkan batin. 1 Realitanya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan organisme

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencari pengalaman hidup serta ingin menuntut ilmu yang lebih tinggi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Keragaman memang indah dan menjadi kekayaan bangsa yang. dari pada modal bangsa Indonesia (Hanifah, 2010:2).

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pulau sebanyak pulau, masing-masing pulau memiliki pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. mengubah atau mengembangkan karakter individu. Karakter yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

2015 ANALISIS KEBUTUHAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BAHASA DAERAH SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki suku, adat istiadat, bahasa, agama, ras, seni dan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. meninggalkan kebiasaan, pandangan, teknologi dan hal - hal lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. jarak antar Negara melalui fitur-fitur komunikasi yang terus dikembangkan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kebijakan-kebijakan baru, salah satunya yaitu pertukaran pelajar antar negara pada

2015 REKONSTRUKSI SOSIAL KEHIDUPAN KAUM WARIA DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149).

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

CULTURE SHOCK PADA MAHASISWA LUAR JAWA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DITINJAU DARI ETNIS DAN DUKUNGAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut

ADAPTASI SOSIAL MAHASISWA ASLI PAPUA DALAM MELANJUTKAN STUDI DI PERGURUAN TINGGI (Studi Pada Mahasiswa Asli Papua di Universitas Halu Oleo Kendari)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Melalui orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun (Monks, dkk., dalam Desmita, 2008 : 190) kerap

2015 PENANAMAN NILAI-NILAI KESUND AAN MELALUI PROGRAM TUJUH POE ATIKAN ISTIMEWA D I LINGKUNGAN SEKOLAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan, baik fisik maupun mental.

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sempurna, ada sebagian orang yang secara fisik mengalami kecacatan. Diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian dan definisi operasional variabel dalam

2015 UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBANTU PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tergantung dari profesi dan kesenangan masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara bertahap yaitu adanya suatu proses kelahiran, masa anak-anak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keberadaan orang lain dalam hidupnya. Dorongan atau motif sosial pada manusia,

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Indonesia adalah negara yang multikultur, yakni bangsa yang memiliki aneka ragam budaya yang dapat memperkaya budaya nasional sekaligus sebagai ciri khas dari Indonesia. Kemajemukan bangsa Indonesia termasuk dalam hal etnik, merupakan kekayaan dari kebudayaan bangsa yang dapat dijadikan kebanggaan bersama. Nilai budaya yang berbeda pada tiap etnik akan menimbulkan sikap dan cara berfikir yang berbeda pula. Demikian juga dalam perilaku yang diambil meskipun dalam masalah yang sama. Perbedaan potensial ini menimbulkan konflik, terutama pada masalah-masalah yang berkaitan dengan interaksi antar etnik. Banyaknya masyarakat yang melakukan transmigrasi atau perpindahan dari suatu tempat yang padat penduduk ke tempat lain yang masih jarang penduduknya. Ditempat yang baru tentu saja masyarakat harus melakukan adaptasi sosial budaya terutama adaptasi antar etnik. Adaptasi atau penyesuaian yang dilakukan tidak hanya pada masyarakat setempat saja namun juga harus pada lingkungan sekitarnya. Beradaptasi dengan kebudayaan baru merupakan hal yang tidak mudah, selain harus memahami kebiasaan ataupun belajar menerima kebudayaan suku lain yang belum tentu sesuai dengan kebudayaan yang selama ini telah menjadi bagian dalam kehidupan manusia sejak kecil. Perlunya adaptasi terhadap kondisi sosial dan budaya lingkungan sekitar untuk dapat melakukan interaksi dengan individu lain tersebut agar dapat di terima dalam lingkungan sosial. Begitupun, jika individu ingin diterima dalam lingkungan sosial maka dapat dipastikan individu tersebut menerima dan menghormati budaya yang berlaku pada lingkungan sosial. Ada peribahasa yang mengatakan bahwa dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung, mungkin peribahasa itulah yang dapat menggambarkan usaha masyarakat pendatang mendatangi daerah yang baru dia pijaki pasti nya masyarakat pendatang akan melakukan adaptasi sehingga terjadinya proses sosial diantaranya terjadinya

2 interaksi sosial kemudian sampai pada tahap sosialisasi bagi masyarakat pendatang tersebut. Menurut H. Boner (Gerungan. 2009, hlm. 62) bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana sikap individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki sikap individu lain, atau sebaliknya. Sikap penerimaan individu oleh lingkungan sosialnya akan menciptakan sikap rasa tentram, aman dan nyaman berada di lingkungan sosialnya sehingga tujuan individu akan tercapai. Proses interaksi yang terjadi antara individu akan saling mempengaruhi terhadap hasil adaptasi yang dilakukan oleh individu tersebut. Interaksi dilakukan dengan orang-orang yang mendukung kepada perbuatan yang positif maka akan dapat dipastikan perilaku individu juga akan baik, adapun jika interaksi yang dilakukan individu terjadi dengan orangorang yang mengarahkan pada perilaku negatif maka akan terbentuk perilaku individu yang buruk. Menurut Gerungan (1996: 55) adaptasi merupakan suatu proses untuk mencapai keseimbangan dengan lingkungan. Begitupun yang dialami masyarakat pendatang, khususnya mahasiswa pendatang yang berasal dari Sulawesi Selatan di Kota Bandung yang akan dibahas dalam penelitian ini. Kota Bandung dikenal sebagai salah satu kota metropolitan yang terkenal dengan kuliner, fashion, dan home industri. Selain itu, kota Bandung merupakan salah satu kota pendidikan di Indonesia. kota pendidikan adalah Kota yang mampu menerima proses pembauran budaya dari berbagai etnis pendatang. Kota Bandung memiliki perguruan tinggi yang berkualitas demi mendukung animo masyarakat luar yang berkeinginan untuk belajar pendidikan di Bandung. Suasana kota pendidikan benar benar terasa, mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari luar daerah tersebar di berbagai universitas yang ada di Bandung, hal ini lah yang menjadikan magnet tersendiri bagi masyarakat luar kota Bandung untuk mencari dan berlomba-lomba untuk belajar di universitas terkenal dengan kualitasnya. Kebanyakan dari mereka tinggal di sekitar kampus, rumah sodara atau kerabat atau pun asrama daerahnya masing-masing. Sebagian besar masyarakat yang datang berasal dari daerah Jawa Barat namun ada juga masyarakat yang diluar Jawa Barat. Adanya masyarakat pendatang yang tinggal menuntut mereka untuk beradaptasi dengan

3 lingkungannya, mereka harus siap belajar dan menerima perubahan dalam diri nya tergantung dari cara mereka beradaptasi. (Hidayat 2007 Winata 2014, hlm. 4) berpendapat bahwa, adaptasi merupakan suatu proses perubahan yang menyertai individu dalam merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungan dan dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis dan psikologis yang akan melahirkan perilaku adaptif. Adaptasi sangat penting untuk menunjang keberlangsungan hidup dalam berinteraksi sosial. Mereka sebagai pendatang yang datang ke Bandung akan beradaptasi dengan lingkungan baik fisik maupun non fisik, contoh fisiknya beradaptasi dengan iklim, cuaca. Sementara non fisik nya dengan lingkungan sosial masyarakatnya bahasa, budaya, norma, nilai, serta aspek lainnya. Tujuannya agar mereka dapat diterima dengan baik demi kelancaran tujuan yang ingin dicapainya. Dalam realitasnya banyak masyarakat pendatang yang berhasil beradaptasi dengan masyarakat lokal namun tidak sedikit juga beberapa masyarakat yang sulit beradaptasi bahkan ada juga bisa beradaptasi dengan membutuhkan waktu yang cukup lama. Kebanyakan masyarakat pendatang lebih memilih bergaul dengan masyarakat yang berasal dari asal daerah yang sama dibandingkan berinteraksi dengan masyarakat lokalnya karena perbedaan budaya baik itu bahasa maupun unsur budaya lainnya, kesulitan menyesuaikan diri ini lah yang menjadi mereka lebih bergaul dengan masyarakat yang datang dari daerah yang sama. Di lingkungan mereka tinggal mahasiswa yang mampu beradaptasi dengan teman baru dan masyarakat adalah mahasiswa yang menunjukan rasa saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri akan mudah bergaul dengan teman sebayanya dibandingkan dengan mahasiswa yang mempunyai sifat pemalu dan menutup diri. Hurlock (2000, hlm. 243), menyatakan bahwa penyesuaian sosial merupakan wujud penyesuaian diri seseorang terhadap kehidupan sosialnya. Penyesuaian sosial yang berhasil akan menuju pada kondisi mental yang baik dalam arti mampu memecahkan masalahnya dengan cara realistis, menerima dengan baik sesuatu yang tidak dapat dihindari, memahami secara obyektif kekurangan orang lain yang bekerja dengan dirinya. Gerungan (2009, hlm. 97) menyatakan bahwa didalam penyesuaian individu dituntut untuk mampu

4 mengadakan cara penyesuaian yang baik tanpa menimbulkan konflik bagi diri sendiri maupun masyarakat. Penyesuaian ini erat hubungannya dengan kepribadian seseorang. Menurut Allport (Gerungan, 2009), kepribadian merupakan organisasi dinamis dari sistem psiko-fisik dalam individu yang turut menentukan cara-cara yang khas dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya. Pribadi manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu keseluruhan atau kesatuanan (suatu individu saja) tanpa sekaligus meletakkan hubungannya dengan lingkungannya. Kepribadian itu menjadi kepribadian apabila keseluruhan sistem psiko-fisiknya (termasuk bakat, kecakapan, dan ciri-ciri kegiatannya) dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi sosial merupakan salah satu bentuk hubungan antara individu manusia dengan lingkungannya, khususnya lingkungan psikisnya. Hubungan individu dan lingkungan pada umumnya berkisar pada usaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian diri dengan lingkungannya ini sering disebut juga dengan penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial dapat dibagi menjadi dua kategori yakni mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan yang disebut autoplastis (dibentuk diri sendiri), dan pengertian kedua mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan atau keinginan diri yang disebut aloplastis (dibentuk dengan orang lain). Menurut Schneiders (1964: 455), penyesuaian sosial merupakan suatu kapasitas atau kemampuan yang dimilikioleh setiap individu untuk dapat bereaksi secara efektif dan bermanfaat terhadap realitas, situasi, dan relasi sosial, sehingga kriteria yang harus dipenuhi dalam kehidupan sosialnya dapat terpenuhi dengan caracara yang dapat diterima dan memuaskan. Penyesuaian sosial tersebut meliputi penyesuaian di rumah atau keluarga, di sekolah, dan di masyarakat, yang dipengaruhi oleh faktor kondisi fisik dan determinannya, perkembangan dan kematangan, determinasi psikologi, kondisi lingkungan rumah, sekolah, masyarakat, serta budaya dan agama. Pada penelitian ini, peneliti menemukan fenomena yang terjadi pada masyarakat pendatang dalam hal ini mahasiswa, khususnya mahasiswa yang berasal dari luar pulau jawa. Mahasiswa-mahasiswa pendatang cenderung tidak mengalami perubahan yang signifikan baik dalam segi bahasa, logat, perilaku, dan karakter. Fenomena ini khususnya ditemukan di asrama mahasiswa Latimodjong

5 asal Sulawesi Selatan. Peneliti merasa perlu diadakannya penelitian lebih lanjut terhadap mahasiswa-mahasiswa asal Sulawesi Selatan di asrama Latimodjong mengenai alasan-alasan yang menyebabkan tidak terjadinya perubahan yang signifikan walaupun mereka sudah tinggal dan menetap cukup lama di kota Bandung. Masyarakat pendatang khususnya dari Sulawesi selatan yang mayoritas kebudayaan Makassar, Toraja atau pun Mandar haruslah bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat kota Bandung yang mayoritasnya suku Sunda, perbedaaan kebudayaan tersebut haruslah saling dipelajari terutama bagi masyarakat pendatang agar dapat memahami dan diterima dengan baik. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik meneliti lebih lanjut mengenai ADAPTASI SOSIAL ANTARA MAHASISWA ASAL SULAWESI SELATAN DENGAN MASYARAKAT DI KOTA BANDUNG (DI WISMA LATIMODJONG KOTA BANDUNG) 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah pokok penelitian ini, yaitu: Adaptasi sosial antara mahasiswa asal Sulawesi Selatan dengan masyarakat di kota Bandung. Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan, maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam beberapa sub masalah sebagai berikut: 1.2.1 Bagaimana cara adaptasi sosial antara mahasiswa pendatang asal Sulawesi Selatan dengan masyarakat kota Bandung sekitar asrama? 1.2.2 Apa yang menjadi hambatan mahasiswa asal Sulawesi Selatan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan budaya dengan masyarakat kota Bandung? 1.2.3 Perubahan apa saja yang terjadi pada diri mahasiswa asal Sulawesi Selatan setelah terjadinya adaptasi sosial? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendapatkan gambaran mengenai adaptasi sosial budaya antara masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal

6 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Mendeskripsikan adaptasi sosial antara masyarakat pendatang khususnya mahasiswa asal Sulawesi Selatan dengan masyarakat kota Bandung. b. Mendeskripsikan hambatan-hambatan apa saja yang menjadi sulitnya mahasiswa asal Sulawesi Selatan beradaptasi dengan masyarakat kota Bandung. c. Mendeskripsikan upaya-upaya yang dilakukan supaya mahasiswa pendatang asal Sulawesi selatan dapat beradaptasi dengan masyarakat kota Bandung. d. Mendeskripsikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri mahasiswa asal Sulawesi Selatan setelah beradaptasi dengan masyarakat di Kota Bandung 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Secara Teoritis Secara teoritis, hasil dari penelitian ini adalah dapat memperluas wawasan serta bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang sosiologi pada umumnya dan khususnya pemahaman mengenai adaptasi sosial. 1.4.2 Secara Praktis a. Memberikan informasi khususnya kepada mahasiswa dan umumnya kepada masyarakat mengenai adaptasi sosial budaya yang terjadi diantara masyarakat pendatang dengan masyrakat lokal khususnya pada mahasiswa pendatang asal Sulawesi selatan b. Memberikan pelajaran kepada pembaca akan segala perbedaan akan keanekaragaman yang dimilki serta menghargainya satu sama lain dan menjadikan interaksi sosial sebagai dasar manusia dalam proses sosial atau hubungan sosial. c. Memberikan informasi kajian mengenai adaptasi sosial antara masyarakat luar daerah dengan daerah setempat bagi para pendidik di sekolah. d. Menambah kajian keilmuan bagi Program Studi Pendidikan Sosiologi yang dituangkan dalam penelitian skripsi terhadap pola adaptasi sosial budaya kehidupan masyarakat pendatang. Hal ini dengan harapan penelitian yang

7 dilakukan menjadi bahan referensi bagi muatan-muatan keilmuan yang ada pada Program Studi Pendidikan Sosiologi. 1.5 Struktur Organisasi Skripsi Sistematika penulisan di dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu, BAB I Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II Tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen-dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis. Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini akan menjadi pisau analisis pada bab IV. Maka dari itu teori-teori yang digunakan terdapat keterkaitan dengan pembahasaan yang tertuang pada bab IV. BAB III, Metode penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, pendekatan penelitian, subjek lokasi penelitian, data dan sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, penyusunan alat dan bahan, teknik analisis data, dan validitas data, serta jadwal penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai adaptasi sosial mahasiswa asal Sulawesi Selatan. BAB IV, Temuan dan pembahasan. Dalam bab ini penulis menganalisis Bagaimana adaptasi sosial mahasiswa asal Sulawesi Selatan, hambatan-hambatan penyesuaian diri mahasiswa asal Sulawesi Selatan, upaya yang diterapkan perubahan yang terjadi dalam diri mahasiswa asal Sulawesi Selatan setelah terjadinya adaptasi dan interaksi sosial dengan masyarakat kota Bandung. BAB V, Simpulan, rekomendasi dan saran. Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.