BAB I PENDAHULUAN. mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan

dokumen-dokumen yang mirip
Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ALIMAH AMIN A

BAB I PENDAHULUAN. Motivasi sangat penting dalam proses pembelajaran. Motivasi. memberikan kontribusi pada peserta didik, menurut Agus Suprijono untuk

MUSRIAH A

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Proses untuk mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. Hal ini

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI HIMPUNAN MATEMATIKA

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada.

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. Motivasi erat kaitannya dengan hasil belajar yang dicapai siswa, semakin

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) menyatakan bahwa. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara diberbagai belahan dunia manapun akan selalu. mengutamakan pendidikan karena keberhasilan suatu pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. matematika juga dapat diketahui dengan diberikannya mata pelajaran

Oleh : SUBIARTI A

USAHA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. satu ilmu dasar yang memiliki nilai esensial yang dapat diterapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang interaktif dan inovatif. dan kreatifitas melalui kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. diistilahkan dengan proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan, dalam

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan dan menghasilkan peserta didik yang memiliki potensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

(PTK Pada Siswa kelas VII SMP PGRI 15 Pracimantoro)

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KEEP ON LEARNING SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. terutama sebagai pemegang kendali dalam proses pembelajaran. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kekuatan dinamis dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

USAHA PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA MENGERJAKAN SOAL MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN INTERAKTIF (PTK SD N MUNCAR I KELAS IV)

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya Purwanto,

BAB I PENDAHULUAN. geometri, dan analisis (Hamzah Uno, 2007: 129). mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. diperoleh dari hasil belajar matematika diharapkan mampu membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sesama manusia. Dengan komunikasi, hubungan sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. berkembang telah menuntut manusia untuk selalu berpikir dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengajarkan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi, yang

BAB I PENDAHULUAN. mengajar berjalan dengan baik dan efektif, diperlukan usaha yang sungguhsungguh

BAB I PENDAHULUAN. menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis.

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan. pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. saing di ajang internasional, rendahnya rata-rata nilai UAN (Ujian Akhir. guru menerangkan sementara murid mencatat.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif yang ditandai

BAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan wadah kegiatan sebagai pencetak

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Oleh : SITI NURHAYATI A

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkannya tradisi belajar yang dilandasi oleh semangat dan nilai. keragaman pendapat dan keterbukaan.

SOSIALISASI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SMA NEGERI 4 KOTA TERNATE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

segitiga di kelas VIIF SMP Negeri 2 kecamatan Balong.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan. Sebagai bukti adalah pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. usaha itu ternyata belum juga menunjukan peningkatan yang signifikan.

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. siswa, dan metode belajar mengajar. kegiatan belajar mengajar. Subyek didik selalu berada dalam proses

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan manusia bukan sekedar bentuk yang bisa kita lihat. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan dasar yang harus dimiliki semua manusia di bumi adalah

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEER LESSONS DAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tujuan sadar yang bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin lama tuntutan pada dunia akademik semakin berkembang,

BAB 1 PENDAHULUAN. matematika menjadi pelajaran yang diminati dan dikuasai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan komunikasi merupakan salah satu kompetensi yang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh : ANITA PRANOWO PUTRI A

BAB I PENDAHULUAN. lain: 1) guru masih dominan dalam pembelajaran, 2) guru masih

Skripsi Untuk MemenuhiSebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa terus dilakukan,

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan mempelajari matematika, yang merupakan basic of science akan. lebih mempermudah dalam mengembangkan dan menguasai ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang menakutkan dan susah untuk dipahami. Kebanyakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bidang studi yang menduduki peranan penting dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang

I. PENDAHULUAN. dikarenakan dalam pembelajaran sejarah di berbagai sekolah lebih menekankan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara mengajar itu sendiri dengan belajar. Jalinan komunikasi yang harmonis inilah yang menjadi indikator suatu aktivitas atau proses pengajaran itu berjalan dengan baik, manakala pendidik mampu mengubah diri peserta didik dalam arti yang luas serta mampu menumbuhkembangkan kesadaran peserta didik untuk belajar, sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik selama mereka terlibat di dalam proses pengajaran itu, dapat dirasakan manfaatnya secara langsung bagi perkembangan pribadinya. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran lebih banyak dari pada jam pelajaran lain. Namun, pelajaran matematika ini kurang diperhatikan oleh siswa. Pelajaran matematika dalam pelaksanaannya diberikan kepada semua jenjang pendidikan dari mulai sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi (PT). Pada umumnya guru menyadari bahwa matematika sering dipandang sebagai mata pelajaran yang kurang diminati, ditakuti, dan membosankan oleh sebagian besar siswa. Hal ini dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang 1

2 kurang memuaskan dan siswa sering menganggap pelajaran matematika sebagai momok bagi mereka. Dalam proses belajar guru matematika harusnya memberikan stimulus sehingga siswa mencintai belajar matematika dan lebih memahami materi yang diberikan oleh guru, serta mampu mengantisipasi kemungkinan kemungkinan muncul kelompok siswa yang menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses belajar siswa. Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran matematika dapat diukur dengan keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi, serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi tingkat pemahaman, penguasaan materi, serta prestasi belajar siswa semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Berkaitan dengan masalah di atas, pada kegiatan pembelajaran yang terjadi di SMP Negeri 3 Colomadu ditemukan keragaman masalah sebagai berikut : 1) Siswa tidak ada yang bertanya ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya (2,9%), 2) Kurangnya keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan (5,7%), 3) Kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas(8,6%), 4) Kurangnya keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat atau ide (2,9%). Dalam proses pembelajaran matematika keaktifan siswa dalam belajar merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran matematika. Siswa diharapkan benar-benar aktif dalam belajar

3 matematika, sehingga akan berdampak pada ingatan siswa tentang materi pelajaran yang diajarkan. Keterlibatan siswa dalam melakukan langkahlangkah pembelajaran dapat mempertajam ingatan tentang materi pelajaran. Suatu konsep akan lebih mudah untuk dipahami dan diingat apabila disajikan melalui langkah dan prosedur yang menarik. Untuk mengantisipasi masalah yang bekelanjutan maka perlu dicarikan cara yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Para guru terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai model pembelajaran agar siswa bersemangat dalam belajar matematika. Model mengajar dikatakan berhasil jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan melalui pengajaran. Tujuan pendidikan adalah siswa dapat berpikir dan bertindak secara hierarki dan kreatif sehingga model penyampaian guru dalam mengajar yang efektif adalah apabila dampak dari pembelajaran itu menumbuhkan dan menciptakan gairah serta dorongan siswa untuk aktif, sehingga diperlukan guru aktif, professional, dan menyenangkan sehingga mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Suasana yang menantang akan membuat siswa merasa tertantang untuk menyelesaikan permasalahan yang di berikan guru. Salah satu model pembelajaran yang akan diterapkan adalah model pembelajaran van hiele dan snowball throwing. Model pembelajaran van hiele adalah suatu model pembelajaran guru hanya sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus.

4 Sedangkan model pembelajaran snowball throwing adalah model pembelajaran yang cocok digunakan pada sesi review di mana siswa menjawab pertanyaan yang didapat dari siswa yang lain. Melalui model pembelajaran van hiele dan snowball throwing diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa karena dengan model pembelajaran ini siswa dapat menyerap informasi lebih cepat dan mudah selama model pembelajaran van hiele dan snowball throwing ini sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika yang sebenarnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah ini adalah : Adakah peningkatan keaktifan siswa dalam belajar matematika melalui model pembelajaran van hiele dan snowball throwing?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar matematika melalui model pembelajaran van hiele dan snowball throwing.

5 D. Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi dunia pendidikan, manfaat yang peneliti harapkan sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan besar tehadap dunia matematika dalam peningkatan keaktifan siswa dalam belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran van hiele dan snowball throwing. Secara khusus penelitian ini dapat memberikan konstribusi kepada guru dalam menggunakan model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan perkembangan yang bagus bagi peserta didik yang sesuai dengan perkembangan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru. 1) Membantu guru dalam meningkatkan keaktifan siswa saat proses belajar mengajar. 2) Membantu guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran van hiele dan snowball throwing. b. Bagi siswa. 1) Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika.

6 2) Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika. 3) Siswa lebih termotivasi dan berminat dalam mengikuti proses pembelajaran. E. Definisi Istilah Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan untuk menghindarkan kesalahpahaman, maka perlu diberikan definisi operasional sebagai berikut : 1. Keaktifan Siswa Keaktifan adalah bahwa pada saat guru mengajar harus mengusahakan agar murid muridnya aktif, jasmani maupun rohani. Kektifan ini meliputi keberanian siswa dalam bertanya, keberanian siswa dalam mengerjakan soal di depan kelas, keberanian mengemukakan ide, kebaranian menjawab pertanyaan.. 2. Model Pembelajaran Van Hiele Model pembelajaran van hiele merupakan model pebelajaran yang menuntut siswa untuk lebih aktif. Model pembelajaran ini terdiri dari lima tahap yaitu : informasi (information), orientasi langsung(directed orientaton), penjelasan(explication), orientasi bebas(free orientation), dan integrasi (integration).

7 3. Model Pembelajaran Snowball Throwing Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan pembelajaran aktif yang melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan kepada temanya dalam satu kelompok. Selanjutnya, setiap siswa menuliskan pertanyaan pada kertas kosong. Kertas tersebut diremas-remas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Kemudian siswa yang mendapat bola kertas langsung dibuka dan menjawab pertanyaan yang berada didalamnya. Langkah-langkah pembelajaran snowball throwing : a. Guru menyampaikan pengantar materi yang akan disajikan dan KD yang ingin dicapai. b. Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing masing ketua kelompok memberikan penjelasan tentang materi kepada ketua kelompok. c. Masing masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temanya. d. Kemudian masing masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah di jelaskan oleh ketua kelompok. e. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari stu siswa ke siswa yang lain.

8 f. Setelah siswa dapat satu bola atau satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. g. Evaluasi. h. Penutup. 4. Penerapan Model Pembelajaran Van Hiele dan Snowball Throwing Pada Pembelajaran Matematika Materi Kubus dan Balok Model pembelajaran Van Hiele dan Snowball Throwing adalah model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri dan menuntut siswa untuk berinteraksi dengan lingkungannya sehingga akan menuntut siswa untuk aktif. Prosedur dari model pembelajaran Van Hiele dan Snowball Throwing sebagai berikut : 1. Guru memberitahukan materi yang akan diajarkan 2. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa sambil mempelajari pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa. 3. Guru memperlihatkan alat peraga kubus dan balok yang akan digunakan dalam pengamatan. 4. Guru meminta siswa untuk melakukan pengamatan, guru memberikan instruksi : a. Guru meminta siswa untuk mengamati alat peraga yang tersedia. b. Guru meminta siswa untuk menyebutkan : 1) Sifat-sifat kubus dan balok.

9 2) Bagaimana menemukan rumus volume kubus dan balok. 3) Bagaimana menemukan rumus luas kubus dan balok. c. Masing-masing kelompok diminta untuk menyimpulkan hasil pekerjaannya dan mempresentasikan di depan kelas d. Masing-masing kelompok diminta memberi tanggapan terhadap hasil penemuan kelompok lain. 5. Guru memberikan kesimpulan dan penilaian tehadap hasil kerja masing-masing kelompok. 6. Guru memberikan penjelasan mengenai sifat, volume, dan luas permukaan kubus dan balok. 7. Guru mempersilakan kepada siswa untuk bertanya bila mengalami kesulitan. 8. Guru memberikan soal latihan kepada siswa secara individu. 9. Guru mengumpulkan hasil soal latihan yang telah dikerjakan oleh siswa. 10. Guru menyiapkan beberapa kertas untuk menuliskan pertanyaan yang dibagikan kepada siswa. 11. Setiap siswa menuliskan pertanyaan pada kertas yang telah dibagikan sesuai dengan materi yang dibahas. 12. Setiap siswa meremas - remas kertas yang berisi pertanyaan sehingga kertas berbentuk seperti bola. 13. Setiap siswa saling melempar bola kertas ke siswa yang lain.

10 14. Setelah masing masing siswa mendapatkan bola kertas dari siswa lain segera membuka bola kertas tersebut. 15. Beberapa siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang berada dalam bola kertas ke depan kelas. 16. Siswa yang berani menjawab pertanyaan ke depan kelas diberi poin.