STUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI TEKNIS PENGEBORAN 3 STEEL DAN 4 STEEL UNTUK PENYEDIAAN LUBANG LEDAK DI PT SEMEN TONASA KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN

KAJIAN TEKNIS PEMBORAN LUBANG LEDAK DI PT. SISJOBSITE PT AI KECAMATAN JUAI KABUPATEN BALANGAN KALIMANTAN SELATAN

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

PRODUKTIVITAS KINERJA MESIN BOR DALAM PEMBUATAN LUBANG LEDAK DI QUARRY BATUGAMPING B6 KABUPATEN PANGKEP PROPINSI SULAWESI SELATAN

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA

PENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR

ANALISA PERHITUNGAN BIAYA PENGUPASAN OVERBURDEN PADA ALAT BULLDOZER DI PT. ALAM RAYA ABADI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

BAB II I S I Kecepatan pemboran suatu alat bor juga dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :

KAJIAN TEKNIS PEMBORAN UNTUK MENINGKATKAN TARGET PRODUKSI

EVALUASI KINERJA ALAT CRUSHING PLANT DAN ALAT MUAT DALAM RANGKA PENINGKATAN TARGET PRODUKSI BATUBARA PADA PT MANDIRI CITRA BERSAMA

KAJIAN GROUND VIBRATION DARI KEGIATAN BLASTING DEKAT KAWASAN PEMUKIMAN UNTUK MENCAPAI KONDISI AMAN DI PENAMBANGAN BATUBARA.

EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB

BAB III DASAR TEORI. 3.1 Prinsip Pengeboran

PENGARUH EFISIENSI KERJA ALAT BOR PADA PEMBORAN PRODUKSI NIKEL LATERIT

EVALUASI KINERJA EXCAVATOR BACKHOE

EVALUASI ISIAN BAHAN PELEDAK BERDASARKAN GROUND VIBRATION HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN PADA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan

EVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR JOINT TERHADAP FRAGMENTASI PELEDAKAN DAN PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT PT SEMEN PADANG (PERSERO), TBK.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... repository.unisba.ac.id. Halaman

KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT

PENGARUH GEOMETRI TERHADAP PRODUKSI PELEDAKAN BATUAN PENUTUP SUATU PENDEKATAN STATISTIK

Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat. Supervisor Departement Drill and Blast, PT Bina Sarana Sukses

BAB I PENDAHULUAN. PT Freeport Indonesia merupakan salah satu industri pertambangan tembaga

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015

EVALUASI ISIAN BAHAN PELEDAK MENGGUNAKAN ANALISIS DISTRIBUSI UKURAN FRAGMEN PADA PELEDAKAN BATUAN PENUTUP DI TAMBANG TERBUKA BATUBARA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT FRAGMENTASI

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

RANCANGAN TEKNIS PENGEBORAN DAN PELEDAKAN OVERBURDEN

KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

STUDI PENGARUH KADAR AIR TERHADAP DRILABILITAS TUF DI DUSUN GUNUNGSARI, DESA SAMBIREJO, KECAMATAN PRAMBANAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V. PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Keakuratan Pengeboran Vertikal dari Pengukuran Lapangan. Keakuratan No. Blast

Oleh : Santika Adi Pradhana Prodi Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta No. Hp : ,

KAJIAN TEKNIS GEOMETRI PELEDAKAN PADA KEBERHASILAN PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN FRAGMENTASI HASIL PELEDAKAN

ANALISIS FLYROCK UNTUK MENGURANGI RADIUS AMAN ALAT PADA PELEDAKAN OVERBURDEN PENAMBANGAN BATUBARA

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

DAFTAR ISI RINGKASAN ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

ANALISIS GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP UKURAN FRAGMENTASI OVERBURDEN PADA TAMBANG BATUBARA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA JOBSITE ADARO KALIMANTAN SELATAN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

ANALISIS POWDER FACTOR DAN FRAGMENTASI HASIL LEDAKAN MENGGUNAKAN PERHITUNGAN KUZ-RAM PADA TAMBANG BATUBARA DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

EVALUASI PERIMETER BLASTING TERHADAP TINGKAT GETARAN TANAH (GROUND VIBRATION) PADA PRE BENCH PIT AIR LAYA PT. BUKIT ASAM (PERSERO), TBK

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENAMBANGAN BATU KAPUR PADA BULAN APRIL 2017 DI BUKIT KARANG PUTIH PT. SEMEN PADANG ELSA RAHMA AFRILA

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN

PENGARUH GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUANPADA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA SITE ADARO PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

ABSTRAK P ABSTRACT. 1) Reny Susanti. 2) Tedy Agung Cahyadi, ST, MT. 1) Mahasiswa Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta

BAB V PEMBAHASAN. perkecil ukurannya sebesar ton per bulan. Sedangkan kemampuan

ANALISIS PELEDAKAN DAN KEMAJUAN FRONT BUKAAN PADA TAMBANG BAWAH TANAH BIJIH EMAS PT CIBALIUNG SUMBERDAYA, PANDEGLANG-BANTEN

BATU SPLIT DAN CUTTING BOR UNTUK MATERIAL STEMMING DALAM KEGIATAN PEMBERAIAN BATUAN DENGAN PELEDAKAN

Oleh : Tri Budi Amperadi 1 dan Ahmad 2. Dosen Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Kutai Kartanegara 2.

= specific gravity batuan yang diledakkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

POLA PEMBORAN & PELEDAKAN

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk FEBRUARI 2013

Laporan Kegiatan Pengeboran Eksplorasi dan Geotech periode April 2018

BAB III KESIMPULAN. Nama Praktikan/11215XXXX 4

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB

KAJIAN TEKNIS BELT CONVEYOR DAN BULLDOZER DALAM UPAYA MEMENUHI TARGET PRODUKSI BARGING PADA PT ARUTMIN INDONESIA SITE ASAM-ASAM

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan 28

PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014 Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa Makassar, 13 September 2014

RANCANGAN SISTEM WAKTU TUNDA PELEDAKAN NONEL UNTUK MENGURANGI EFEK GETARAN TANAH TERHADAP FASILITAS TAMBANG

GEOMETRI PELEDAKAN MENURUT ANDERSON OLEH KELOMPOK IV

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk APRIL 2013

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk MEI 2013

EVALUASI PRODUKSI OVERBURDEN PADA FRONT KERJA EXCAVATOR HITACHI SHOVEL

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk SEPTEMBER 2013

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk MARET 2013

EVALUASI SISTEM PENGEBORAN PADA PEMBONGKARAN MATERIAL INTERBURDEN DI PT RENTAL PERDANA PUTRATAMA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR SKRIPSI

KAJIAN RADIUS AMAN ALAT GALI MUAT TERHADAP FLYROCK PELEDAKAN PADA PIT 4500 BLOK 12 PT TRUBAINDO COAL MINING KUTAIBARAT KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk SEPTEMBER 2012

ANALISIS PENGARUH KEDALAMAN LUBANG LEDAK, BURDEN DAN SPACING TERHADAP PEROLEHAN FRAGMENTASI BATUGAMPING

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JULI 2013

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk OKTOBER 2012

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JUNI 2013

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JANUARI 2013

Rezky Anisari (1) 1. PENDAHULUAN

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk JUNI 2012

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk AGUSTUS 2013

LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE SEPTEMBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK

RUSTAM D Proposal Tugas Akhir

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA NILAI KESEDIAAN ALAT DAN UKURAN FRAGMENTASI HASIL PELEDAKAN DENGAN BESARNYA PENGGUNAAN DAYA LISTRIK PADA HAMMER CRUSHER

Parapatan. Binungan blok 1-4. $(13) Selisih kurs. Binungan blok 7 $

KAJIAN TEKNIS GEOMETRI PELEDAKAN BERDASARKAN ANALISIS BLASTABILITY

MAKALAH PENGEBORAN DAN PENGGALIAN EKSPLORASI

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB IV PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

LAPORAN BULANAN AKTIVITAS EKSPLORASI PT ADARO ENERGY Tbk DESEMBER 2012


LAPORAN BULANAN KEGIATAN EKSPLORASI PERIODE NOVEMBER TAHUN 2014 PT ADARO ENERGY, TBK

Transkripsi:

STUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE ADARO KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Farida Kesumawati 1, Nurhakim 2, Adip Mustofa 2, Misdianto 3 Abstrak: PT Bukit Makmur Mandiri Utama merupakan salah satu perusahaan kontraktor yang dipercaya PT Adaro Indonesia untuk melakukan kegiatan penambangan batubara pada daerah PKP2B milik PT Adaro. Dalam kegiatan penambangan, khususnya pembongkaran overburden, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) menggunakan metode peledakan. Sebelum operasi peledakan, dilakukan kegiatan pemboran peledakan sebagai persiapan lubang ledak. Berdasarkan perhitungan teoritis berdasar pemboran peledakan dari data aktual target pembongkaran overburden bulan Oktober 2011 sebesar 1.500.000 BCM tidak tercapai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktifitas pemboran setara pembongkaran OB untuk mesin bor Atlas Copco DM45 E, seperti cycle time, delay time, kinerja mesin bor ( availability) dan faktor teknis lainnya sehingga dapat diketahui produktifitas pemboran setara pembongkaran OB Atlas Copco DM45 E baik secara perhitungan teoritis maupun nyata di lapangan apakah sudah mencapai target pembongkaran yang telah direncanakan perusahaan. Perhitungan data aktual berdasar kajian pemboran peledakan diperoleh produktifitas Atlas Copco DM 45E sebesar 515.570,30 BCM. Karenanya perlu upaya perningkatan produktifitas dengan cara meningkatkan efisiensi optimum mesin bor dengan pengurangan waktu menunggu mesin bor menjadi 67 %, manajemen waktu dozer dengan mengalihkan kerja dozer dari loading point ke preparasi lokasi pemboran, dan waktu maksimal mesin bor menunggu selama 5-6 jam dengan asumsi pencapaian target per hari adalah 50.000 BCM. Kata kunci: Overburden, Produktifitas, Volume Setara, Efisiensi Optimum PENDAHULUAN Dalam kegiatan penambangan, khususnya pembongkaran overburden, PT. Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) menggunakan metode peledakan. Sebelum operasi peledakan, dilakukan kegiatan pemboran peledakan sebagai persiapan lubang ledak. Dalam kegiatan pemboran dan berdasarkan perhitungan teoritis dari data aktual, target pembongkaran overburden bulan Oktober 2011 sebesar 1.500.000 BCM tidak tercapai, sehingga diperlukan kajian mengenai sistem pemboran yang diterapkan PT BUMA, agar target pembongkaran overburden dapat tercapai. Permasalahan tersebut yang melatarbelakangi penelitian ini, dengan 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan, Universitas Lambung Mangkurat (faridakesumawati@yahoo.com) 2 Staff Pengajar Program Studi Teknik Pertambangan, Universitas Lambung Mangkurat 3 Supervisor Drill and Blast, Engineering Department, PT Bukit Makmur Mandiri Utama Jobsite Adaro Kal-Sel 32

Kesumawati, F., dkk, Studi Target Pembongkaran Overburden...33 judul Studi Target Pembongkaran Overburden Berdasar Kajian Pemboran untuk Lubang Ledak di PT Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site Adaro Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan. KAJIAN PUSTAKA Dalam suatu operasi peledakan batuan, kegiatan pemboran merupakan pekerjaan yang pertama kali dilakukan dengan tujuan untuk membuat sejumlah lubang ledak dengan geometri dan pola tertentu pada massa batuan, yang selanjutnya akan diisi sejumlah bahan peledak untuk diledakkan. Komponen utama dari suatu sistem pemboran secara mekanik adalah: 1. Mesin bor (sumber energi mekanik) 2. Batang bor (mentransmisikan energi mekanik) 3. Mata bor (suatu peralatan pengguna energi terhadap batuan dan peniupan udara) 4. Kompresor, pembersih dari serbuk pemboran ( cutting), serta mengevakuasi hasil material yang terbuang. (Jimeno, 1995;1). Geometri pemboran meliputi diameter lubang bor, kedalaman lubang ledak, kemiringan lubang ledak, tinggi jenjang, dan juga pola pemboran. Waktu edar (cycle time) adalah waktu yang diperlukan untuk membuat satu lubang ledak dengan kedalaman tertentu, termasuk adanya hambatanhambatan yang terjadi selama kegiatan pemboran berlangsung. Persamaan waktu edar pemboran untuk dua batang bor: C t = P t + B t1 + S t1 + B t2 + S t2 + D t (1) Dengan P t adalah waktu untuk mengambil posisi (dalam menit), B t adalah waktu untuk melakukan pemboran ( dalam menit), S t adalah waktu untuk memasang, mengganti batang bor dan membersihkan cutting (dalam menit) dan D t adalah waktu untuk mengatasi hambatan dan mengangkat batang bor (dalam menit). Kecepatan pemboran rata-rata, yaitu kecepatan pemboran yang dicapai per satuan waktu dengan telah memperhitungkan seluruh elemen waktu yang diperlukan untuk operasi pemboran dalam satu putaran peledakan, dinyatakan dalam m/menit, (persamaan 2). = (2) Dengan V t adalah kecepatan pemboran rata-rata (meter/menit), H adalah kedalaman lubang bor rata-rata (meter) dan C t adalah waktu siklus pemboran 34 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 (32 39) rata-rata (menit). Volume setara ( equivalent volume, V eq ) merupakan volume batuan

yang diharapkan terbongkar untuk setiap meter kedalaman lubang ledak yang dinyatakan dalam m 3 /m dengan persamaan: = (3) Dimana V eq adalah volume setara (m 3 /m), V adalah volume batuan yang terbongkar (m 3 ) dan H adalah kedalaman lubang ledak (m). (Saptono, 2006;65-66). Produktifitas suatu mesin bor untuk penyediaan lubang ledak menyatakan berapa volume batuan yang dapat dicakup atau dibor dalam waktu tertentu, sehingga produktifitas mesin bor dinyatakan dalam volume atau berat per satuan waktu (m 3 /jam, ton/jam). Ini dengan anggapan bahwa seluruh volume cakupan lubang ledak itu akan terbongkar ketika diledakkan. Produktifitas mesin bor dipengaruhi oleh geometri dan pola pemboran, kecepatan pemboran, efesiensi kerja, dan volume setara. Produktifitas pemboran dapat dinyatakan dalam persamaan 4. P = v dr x Eff opt x V eq (4) Dimana P adalah produktifitas pemboran (m 3 /menit), v dr adalah kecepatan pengeboran (drm/menit), V eq adalah volume setara (m 3 /m) dan Eff opt adalah efisiensi kerja pemboran optimum (%). Produktifitas mesin bor juga bisa hanya dipengaruhi oleh kecepatan pemboran dan efesiensi kerja yang dinyatakan dalam persamaan 5. P = v dr x Eff opt (5) Dimana P adalah produktifitas pemboran (m/menit), V dr adalah kecepatan pengeboran(drm/menit) dan Eff opt adalah efisiensi kerja pemboran optimum ( dalam %) Efisiensi kerja optimum meliputi efektifitas, ketersedian fisik, dan utilitas dari kegiatan pemboran. Efisiensi ketersediaan fisik dinyatakan dalam persamaan 6. = A (6) Dimana Eff opt adalah Efisiensi kerja pemboran optimum (%), EU adalah Effective Utilization (%), PA adalah Physical Availability (%) dan UA adalah Use of Availability (%) METODE PENELITIAN Tahap Pengumpulan Data a. Pengamatan area penambangan, meliputi kondisi geologi umum area penambangan, kondisi area penambangan dan sistem penambangan b. Pengumpulan data, meliputi data spesifikasi mesin bor, data cycle time dan delay time mesin bor, data kesediaan alat bor tahun 2010, data

Kesumawati, F., dkk, Studi Target Pembongkaran Overburden...35 rencana peledakan dan kedalaman lubang bor serta data waktu kerja dozer telah ditandai pita dan dengan kedalaman yang telah ditentukan. Tahap Pengolahan Data Tahapan pengolahan data yaitu pengolahan data cycle time menjadi perhitungan kecepatan pemboran, delay time menjadi perhitungan kesediaan alat dan produktifitas pemboran, rencana peledakan dan kedalaman lubang bor aktual menjadi perhitungan volume batuan yang diharapkan terbongkar, serta dari perhitungan data-data tersebut dapat dihitung pembongkaran overburden aktual. Waktu kerja dozer menjadi waktu persiapan area pemboran dan manajemen waktu penggunaan dozer. HASIL PENGOLAHAN DATA Data Penelitian Mesin bor yang digunakan dalam kegiatan pemboran di PT Bukit Makmur Mandiri Utama adalah mesin bor merk Atlas Copco DM 45E (Gambar 1). Tahapan proses pemboran terdiri dari 3 tahap yangsaling berhubungan, yaitu tahap pra-pemboran, tahap pemboran dan tahap pasca-pemboran. Tahap pemboran adalah tahap pelaksanaan mesin bor untuk beroperasi membuat lubang bor sesuai titik-titik bor yang Gambar 1. Mesin Bor Altas Copco DM45 E Hal utama yang perlu diperhatikan sebelum memulai pemboran adalah preparasi lokasi pemboran dan marking. Berdasarkan wawancara, perusahaan menetapkan standar produktifitas pemboran sebesar 50 m/jam dan kecepatan pemboran (rate of penetration) mesin bor sebesar 75 m/jam. Pengolahan Data Kecepatan pemboran, v dr adalah kemajuan pemboran yang dicapai per satuan waktu dengan telah memperhitungkan seluruh elemen waktu yang diperlukan untuk operasi pemboran. Kecepatan pemboran ratarata untuk Geometri 1 (B = 7 m, S = 8 m, L = 8 m) adalah 1,32 m/menit, sedangkan kecepatan pemboran ratarata untuk Geometri 2 (B = 8 m, S = 9, L = 8 m adalah 1,25 m/menit. Dari hasil perhitungan waktu hambatan, diketahui

36 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 (32 39) rata-rata jumlah total waktu hambatan dalam kegiatan pemboran selama bulan Oktober 2011 untuk shift I sebesar 530,88 menit dan untuk shift II sebesar 390,15 menit. Kinerja mesin bor selama bulan Oktober 2011, yaitu: Mechanical Availability (85,75 %), Physical Availability (93,36 %), Use of Availability (40,20 %), Effective Utilization (37,29 %). Volume pemboran setara pembongkaran OB dengan Geometri 1 adalah 52,42 m 3 /m dan volume pemboran setara pembongkaran OB untuk Geometri 2 adalah 67,37 m 3 /m. Nilai produktifitas pemboran setara pembongkaran OB (P OB ) harian dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu produktifitas pemboran harian (P), volume pemboran setara pembongkaran OB harian ( V eq ) dan waktu kerja (WK). Perhitungan P OB per jam dan per hari dihitung dengan: P OB =P x V eq x 60 x WK..(7) Dengan P OB adalah produktifitas pemboran setara pembongkaran OB (m 3 ), P adalah produktifitas pemboran (m/menit), V eq adalah volume pemboran setara pembongkaran OB (m 3 /m), 60 merupakan konversi satuan jam ke menit (menit/jam) dan WK adalah waktu kerja yang tersedia untuk melakukan pemboran (jam). Oktober Perhitungan P OB untuk bulan 2011 merupakan akumulasi P OB harian selama bulan Oktober 2011 dan P OB aktual bulan Oktober 2011 adalah 509.932,83 m 3. PEMBAHASAN Upaya Peningkatan P OB Upaya peningkatan P OB dapat dilakukan dengan perbaikan nilai efisiensi optimum, yang didapat dari pengolahan data produktifitas mesin bor dan kecepatan pemboran yang ditetapkan perusahaan. Nilai perbaikan Eff Opt = 67 % diasumsikan sebagai nilai Eff Opt standar perusahaan. Untuk masing-masing geometri nilai v dr dan v eq disesuaikan dengan nilai v dr dan v eq aktual. Maka untuk Geometri 1: nilai P OB per hari adalah 66.549,06 m 3 dan P OB per bulan adalah 1.996.471,75 m 3 dan untuk Geometri 2: nilai P OB per hari adalah 81.025,73 m 3 dan P OB per bulan adalah 2.430.771,90 m 3. Nilai peningkatan ini dapat digunakan untuk target pembongkaran OB selanjutnya dengan asumsi target pembongkaran OB selanjutnya juga ditingkatkan. Evaluasi Ketercapaian Target Pembongkaran OB Evaluasi ketercapaian target pembongkaran OB merupakan evaluasi untuk mencapai target pembongkaran

Kesumawati, F., dkk, Studi Target Pembongkaran Overburden...37 sebesar 1.500.000 BCM/bulan atau 50.000 BCM/hari. Sehingga, berdasarkan data-data aktual dan pengolahan data, evaluasi untuk ketercapaian target pembongkaran OB 50.000 BCM/hari, diantaranya : a. Manajemen Waktu Penggunaan Dozer Salah satu komponen yang berperan penting dalam persiapan area pemboran dan peledakan ini adalah dozer yang digunakan PT BUMA untuk mempersiapkan area pemboran. Untuk memaksimalkan kerja mesin bor dilakukan perbaikan manajemen dalam penggunaan dozer yang ada. Dengan cara mengalihkan waktu penggunaan dozer di loading point menjadi waktu untuk persiapan area pemboran, maka waktu untuk persiapan area pemboran adalah 82,24 menit. Dan waktu ini telah memenuhi waktu yang diperlukan untuk persiapan area pemboran dengan target 50.000 BCM/hari untuk kedua geometri. b. Waktu Maksimal Mesin Bor Menunggu Waktu maksimal mesin bor menunggu adalah waktu maksimal mesin bor untuk menunggu agar target pembongkaran overburden dapat tercapai. Sehingga, waktu maksimal mesin bor menunggu untuk Geometri 1 setelah dikurangi waktu istirahat 120 menit adalah adalah 182,8 menit/hari, sedangkan, waktu maksimal mesin bor menunggu untuk Geometri 2 setelah dikurangi waktu istirahat 120 menit adalah 226 menit/hari. KESIMPULAN 1. Kegiatan pemboran di PT BUMA : a. Cycle time rata-rata untuk geometri peledakan kedalaman 8 meter, burden 7 meter dan spasi 8 meter adalah 6,09 menit, sedangkan cycle time rata-rata untuk geometri peledakan kedalaman 8 meter, burden 8 meter dan spasi 9 meter adalah 6,39 menit. b. Delay time rata-rata bulan Oktober 2011 untuk Shift I adalah 530,88 menit dan Shift II adalah 390,15 menit. c. Pola pemboran yang digunakan adalah pola pemboran selangseling (stagerred Pattern). d. Geometri kedalaman lubang bor aktual berkisar antara 6,2 hingga 8,3 meter, arah pemboran vertikal (tegak lurus) terhadap bidang horizontal, dan diameter lubang bor 7 7/8 atau 20 cm. e. Kecepatan pemboran rata-rata untuk geometri kedalaman 8 meter, burden 7 meter dan spasi 8 meter adalah 1,32 m/menit, sedangkan

38 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 1, Pebruari 2014 ((32 39) kecepatan pemboran rata-rata untuk geometri peledakan kedalaman 8 meter, burden 8 meter dan spasi 9 meter adalah 1,25 m/menit. 2. Kinerja mesin bor dapat dilihat dari nilai availability rata-rata untuk tahun 2010, yaitu MA = 86,98 %, PA = 94,65 %, UA = 49,94 %, dan EU = 47,27 %, sedangkan nilai availability rata-rata untuk bulan Oktober 2011, yaitu MA = 85,75 %, PA = 93,36 %, UA = 40,20 %, dan EU = 37,29 %. 3. Rencana peledakan dan target pembongkaran OB : a. Geometri peledakan yang digunakan PT Bukit Makmur Mandiri Utama, yaitu burden 7 meter - spasi 8 meter dan burden 8 meter spasi 9 meter. b. Volume pembongkaran OB aktual bulan Oktober 2011 adalah 1.255.413 m 3. c. Produktifitas pemboran dengan geometri burden 7 meter dan spasi 8 meter adalah 0,32 m/menit dan pemboran dengan geometri burden 8 meter dan spasi 9 meter adalah 0,13 m/menit. d. Volume pemboran setara pembongkaran OB dengan geometri burden 7 meter dan spasi 8 meter adalah 52,42 m 3 /m dan volume pemboran setara pembongkaran OB untuk geometri burden 8 meter dan spasi 9 meter adalah 67,37 m 3 /m. e. Produktifitas pemboran setara pembongkaran OB aktual bulan Oktober 2011 = 509.932,83 m 3. f. Waktu maksimal penggunaan dozer untuk preparasi lahan adalah 82,24 menit/hari. g. Waktu maksimal mesin bor menunggu untuk geometri burden 7 meter dan spasi 8 meter adalah 182,8 menit/hari dan waktu maksimal mesin bor menunggu untuk geometri burden 8 meter dan spasi 9 meter adalah 226 menit/hari. 4. Faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian target produktifitas pemboran setara pembongkaran OB adalah tingginya nilai delay time yang disebabkan oleh banyaknya waktu mesin bor menunggu karena dozer yang digunakan untuk preparasi lokasi bor juga digunakan di loading point. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2009, Modul Bahan Materi Kursus Juru Ledak Pada Penambangan Bahan Galian, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia. Hal. 25.

Kesumawati, F., dkk, Studi Target Pembongkaran Overburden...39 Anonim, 2010a, Fundamentals of Drilling (Drilling Operator Basic Training Presentation), Altas Copco, Jakarta, Indonesia. Hal. 6. Anonim, 2010b, Drilling & Blasting Basic and Application (SDE Product Training Presentation), Atlas Copco, Bandung, Indonesia. Hal. 17. Indonesianto. Y, 2005, Pemindahan Tanah Mekanis, Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta, Indonesia. Hal. 90-93. Jimeno, C. L, 1995, Drilling and Blasting of Rocks, A.A. Balkema Publishers, Rotterdam, Brookfield, USA. Hal. 4-7, 9. Koesnaryo. S, 2001, Rancangan Peledakan Batuan (Design of Rock Blasting), Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta, Indonesia. Hal. 41-42. Kurniawan. L, 2004, Modul Perkuliahan Teknik Peledakan, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Indonesia. Hal. 20. Naapuri. J, 1987, Surface Drilling and Blasting, Tamrock, Kewdale, Western, Australia. Hal. 71-72. Saptono. S, 2006, Teknik Peledakan, Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta, Indonesia. Hal. 62-65, 75-76.