PERATURAN WALIKOTA CIMAHI NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PERHITUNGAN HASIL NILAI SEWA REKLAME ATAU BIAYA PEMASANGAN SERTA KETINGGIAN DAN NILAI STRATEGIS PEMASANGAN REKLAME BERBANDING UMUR EKONOMIS/LAMA PEMASANGAN SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN PAJAK REKLAME WALIKOTA CIMAHI, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelayanan, daya guna dan hasil guna pemungutan Pajak Hiburan serta dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari sektor Pajak Hiburan di Kota Cimahi, perlu diatur Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Reklame; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Perhitungan Hasil Nilai Sewa Reklame Atau Biaya Pemasangan Serta Ketinggian dan Nilai Srategis Pemasangan Reklame Berbanding Umur Ekonomis/Lama Pemasangan Sebagai Dasar Perhitungan Pajak Reklame; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3259); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62. Tambanan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999);
3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Nomor 3686) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3987); 4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Cimahi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 89, Nomor 4116); 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Nomor 4355); 7. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang tentang perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Nomor 5049); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1986 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3339);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penyitaan dalam rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 247, Nomor 4049); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 136 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penjualan Barang Sitaan yang dikecualikan dari Penjualan Secara Lelang dalam rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4050); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4488); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Nomor 4578); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2007 Nomor 82, Nomor 4737); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Intensif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 Tentang Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah Atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153, Nomor 5179); 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Serta Penyampaiannya; 20. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pokok - pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Cimahi Tahun 2007 Nomor 80 Seri E); 21. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Cimahi (Lembaran Daerah Kota Cimahi Tahun 2008 Nomor 86 Seri D); 22. Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Kota Cimahi (Lembaran Daerah Kota Cimahi Tahun 2011 Nomor 122 Seri B); Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PERHITUNGAN HASIL NILAI SEWA REKLAME ATAU BIAYA PEMASANGAN SERTA KETINGGIAN DAN NILAI STRATEGIS PEMASANGAN REKLAME BERBANDING UMUR EKONOMIS/LAMA PEMASANGAN SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN PAJAK REKLAME. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Cimahi. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Cimahi. 3. Walikota adalah Cimahi. 4. Pejabat yang ditunjuk adalah Pejabat di Lingkungan Pemerintah Daerah yang berwenang dalam bidang Pajak dan mendapat pendelegasian wewenang dari Walikota. 5. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Cimahi. 6. Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang. yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan Daerah dan pembangunan Daerah. 7. Pajak Reklame adalah Pajak atas penyelenggaraan reklame. 8. Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersil, dipergunakan untuk memperkenalkan. menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang diiempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan/atau didengar dan suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah. 9. Pembayaran adalah jumlah yang diterima atau seharusnya diterima sebagai imbalan atas penyelenggaraan reklame yang dibayarkan
kepada Pemerintah Daerah. 10. Panggung Reklame adalah sarana atau tempat pemasangan satu atau beberapa bidang reklame yang diatur dengan baik dalam suatu komposisi yang estetis, baik dan segi kepentingan penyelenggara, masyarakat yang melihat maupun keserasiannya dengan pemanfaatan ruang kota beserta lingkungan sekitarnya. 11. Lokasi Reklame adalah tempat pemasangan satu atau beberapa buah reklame. 12. Penyelenggaraan Reklame adalah orang pribadi atau badan hukum yang menyelenggarakan reklame baik untuk dan atas nama sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya. 13. Kawasan Rist State (khusus) adalah Wilayah tertentu, pemanfaatan wilayah tsb tidak dapat digunakan untuk pemasangan reklame wilayah tersebut yang dapat digtmakan untukjje«iasangan reklame. 14. Nilai Strategis Pemasangan Reklame yang selanjutnya disingkat (NSPR) adalah ukuran nilai yang ditetapkan pada titik lokasi pemasangan reklame tersebut berdasarkan kriteria kepadatan pemanfaatan tata ruang kota untuk berbagai aspek kegiatan di bidang usaha. 15. Reklame Megatron/Vidiotron adalah reklame yang menggunakan layar monitor besar berupa program reklame atau iklan bersinar maupun tidak dengan gambar dan atau tulisan berwarna yang dapat berubah-ubah terprogram dan difungsikan dengan tenaga listrik. 16. Reklame Papan/Biliboard adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan kayu termasuk plastic, fiber glass, kaca, batu, logam, alat penyinar atau bahan lain yang sejenis yang berbentuk lampu pijar atau alat lain yang bersinar yang dipasang pada tempat yang disediakan (berdiri sendiri) dengan cara digantung, ditempelkan dan/atau dipasang ditempat yang telah diizinkan. 17. Reklame Baligo adalah reklame yang terbuat dari papan kayu atau bahan lain yang sejenis dipasang atau dibuat pada bangunan tembok, dinding, pagar, pohon, tiang. 18. Reklame Kain/Spanduk/Umbul-umbul adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan kain termasuk kertas, plastik, karet, atau bahan lain yang sejenis. 19. Reklame Tempel/Sticker adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas diselenggarakan dengan cara disebarkan. diberikan atau dapat diminta untuk ditempeikan, dilekatkan, dipasang, digantungkan pada suatu benda milik pribadi atau pihak lain dengan ketentuan luasnya tidak lebih dan 100 cm 2 perlembar. 20. Reklame Selebaran adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan atau dapat diminta dengan ketentuan tidak untuk ditempelkan, dilekatkan. dipasang atau digantung pada suatu benda lain. 21. Reklame Berjalan/Kendaraan adalah reklame yang ditempatkan atau ditempelkan pada kendaraan atau benda yang bersifat bergerak/mobile yang diselenggarakan dengan menggunakan kendaraan atau dengan cara dibavva oleh orang. 22. Reklame Peragaan adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara memperagakan suatu barang dengan atau tanpa disertai suara. 23. Reklame Udara adalah reklame yang diselenggarakan diudara dengan menggunakan Balon Udara. 24. Reklame Suara adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata-kata yang diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dan atau oleh perantaraan pesawat atau alat apapun. 25. Reklame Slide/Reklame Film adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara menggunakan klise berupa kaca. atau film, ataupun bahan-bahan lain yang sejenis, sebagai alat untuk diproyeksikan dan atau diperagakan pada layar atau benda lain atau dipancarkan dan/atau diperagakan melalui pesawat televisi.
26. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTD adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran Pajak. objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban. menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Perpajakan Daerah. 27. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah surat ketetapan pajak. yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak. 28. Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kas Daerah atau ke tempat lain yang ditetapkan oleh Walikota. 29. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat SKPDKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih haruss dibayar. 30. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKPDKBT adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan aras jumlah pajak yang ditetapkan. 31. Surat Ketetapan Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkal SKPDLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dan pada pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang. 32. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya disingkat SKPDN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besanva dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. 33. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda. BAB II TARIF, NILAI SEWA REKLAME, DAN PERHITUNGAN HASIL NILAI SEWA REKLAME Bagian Kesatu Nama, Objek, dan Subjek Pajak Pasal 1 (1) Dengan nama Pajak Reklame dipungut pajak atas penyelenggaraan reklame. (2) Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan reklame. (3) Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi : a. reklame papan/billboard/videotron/megatron dan sejenisnya : 1. spanduk : a) kain; b) wallpaint. 2. pengecatan Tembok. b. reklame melekat, stiker; c. reklame selebaran; d. reklame berjalan, termasuk pada kendaraan; e. reklame udara;
f. reklame apung; g. reklame suara; h. reklame film/slide; dan i. reklame peragaan. (4) Tidak termasuk sebagai objek Pajak Reklame adalah : a. penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian, warta mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya; b. label/merk produk yang melekat pada barang yang diperdagangkan, yang berfungsi untuk membedakan dari produk sejenis lainnya; c. nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan tempat usaha atau profesi diselenggarakan dengan ukuran tidak melebihi 1 M 2 ; d. nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan tempat usaha atau profesi diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang mengatur nama pengenal usaha atau profesi tersebut; e. reklame yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah; f. reklame untuk kegiatan sosial seperti pendidikan, keagamaan, budaya dan kesehatan. Pasal 2 (1) Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan reklame. (2) Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan yang menyelenggarakan reklame. (3) Dalam hal reklame diselenggarakan sendiri secara langsung oleh orang pribadi atau Badan, Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan tersebut. (4) Dalam hal reklame diselenggarakan melalui pihak ketiga, pihak ketiga tersebut menjadi Wajib Pajak Reklame. Bagian Kedua Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Pasal 3 (1) Dasar pengenaan Pajak Reklame adalah nilai sewa reklame. (2) Dalam hal reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan nilai kontrak reklame. (3) Dalam hal reklame diselenggarakan sendiri, nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung dengan memperhatikan faktor jenis, bahan yang digunakan, lokasi penempatan, waktu, jangka waktu penyelenggaraan, jumlah, dan ukuran media reklame. (4) Dalam hal nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak diketahui dan/atau dianggap tidak wajar, nilai sewa reklame ditetapkan dengan menggunakan faktor-faktor sebagaimana dimaksud pada ayat (3). (5) Nilai Sewa Reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sebagai berikut : a. dalam hal diselenggarakan oleh orang pribadi atau badan yang memanfaatkan reklame untuk kepentingan sendiri, nilai sewa reklame
dihitung berdasarkan biaya pemasangan reklame, biaya pemeliharaan reklame, lama pemasangan reklame, nilai strategis lokasi, dan jenis reklame; b. dalam hal reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, nilai sewa reklame ditentukan berdasarkan jumlah pembayaran untuk suatu masa pajak / masa penyelenggaraan reklame dengan tetap memperhatikan faktor-faktor sebagaimana dimaksud pada huruf a. (6) Biaya pemasangan reklame termasuk biaya pembuatan dan biaya pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf a didasarkan pada standar biaya yang ditetapkan secara periodik oleh Walikota. (7) Lama pemasangan atau jangka waktu penyelenggaraan reklame adalah harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Pasal 4 (1) Cara perhitungan Nilai Sewa Reklame (NSR) dihitung dengan rumus sebagai berikut: Biaya pemasangan + pemeliharaan NSR : + Nilai Strategis umur ekonomis/lama pemasangan (2) Nilai Strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (6) huruf a dan huruf b ditentukan oleh faktor-faktor : a. guna lahan (potensi dari tempat/kawasan dalam mencapai sasaran pemasangan reklame); b. ukuran reklame; c. sudut Pandang reklame; d. kelas jalan; e. harga titik/lokasi pemasangan reklame. (3) Faktor-faktor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d diberi bobot secara bervariasi dengan bobot yang lebih besar pada faktor-faktor yang lebih dominan. (4) Jumlah bobot masing-masing faktor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah 100 % (seratus persen). Pasal 5 (1) Penetapan Nilai Pajak Reklame dibulatkan ke atas menjadi kelipatan Rp 100,00 (seratus rupiah). (2) Ukuran luas dan ketinggian reklame dibulatkan ke atas dua digit dibelakang koma. (3) Apabila suatu objek pajak reklame dapat digolongkan lebih dari satu jenis reklame sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3), maka nilai pajaknya ditetapkan menurut jenis reklame yang tarifnya paling tinggi. (4) Apabila suatu objek pajak reklame dapat digolongkan lebih dari satu kelas jalan reklame, maka nilai pajaknya ditetapkan menurut kelas jalan yang tarifnya paling tinggi. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penentuan kelas jalan reklame dalam wilayah Daerah diatur dengan Peraturan Walikota.
Pasal 6 Tarif Pajak Reklame ditetapkan sebesar 25 % (dua puluh lima persen) Bagian Ketiga Cara Penghitungan Pajak dan Wilayah Pemungutan Pasal 7 (1) Besaran pokok Pajak Reklame yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dengan dasar pengenaan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, 22, dan 23. (2) Pajak Reklame yang terutang dipungut di wilayah daerah Kota Cimahi tempat reklame tersebut diselenggarakan. (3) Masa Pajak Reklame dipungut setiap1 (satu) tahun. BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 8 Setiap Wajib Pajak Reklame diwajibkan menjaga/memelihara ketertiban, kebersihan dan keindahan disekitar reklame selama masa Pajak. Pasal 9 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan atur lebih lanjut oleh Peraturan Walikota Cimahi. Pasal 10 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2012. Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah. Ditetapkan di Cimahi pada tanggal, 2011 WALIKOTA CIMAHI, ITOC TOCHIJA