THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING TO IMPROVE ABILITY OF PHYSICS PROBLEM SOLVING OF JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENT S

dokumen-dokumen yang mirip
THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO IMPROVE MOTIVATION OF STUDENT S ON PHYSICS AT MTS DINIYAH PUTRI PEKANBARU

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Utari Ramadhani S*, R.Usman Rery**, Johni Azmi*** No. Hp :

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

IMPLEMENTATION OF REACT STRATEGY TO IMPROVE THE UNDERSTANDING OF PHYSICS CONCEPTS ON XI CLASS DYNAMIC FLUID MATERIALS IN SMA N 7 PEKANBARU

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

ABSTRACT. Keywords: Cognitive Learning Outcomes, Outdoor Study, Physics, On Light

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

THE EFFECT OF IMPLEMENTATION PROBLEM BASED LEARNING TOWARD OF STUDENT S MATHEMATICAL OF X GRADE AT SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

APPLICATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGY VERBAL SOCCER TO INCREASE LEARNING RESULTS STUDENTS CLASS XI IPA MAN KAMPAR

Yosi Nofelia 1, Zulhelmi 2, Azizahwati 3 HP: ,

ANALYSIS OF HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) STUDENT IN PROBLEM SOLVING OF PHYSICS SCIENCE NATIONAL EXAMINATON

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

APPLIED BUZZ GROUP METHOD FOR STUDENT ACHIEVMENT LEARNING ON THE SUBJECT COLLOID CLASS XI SMA PGRI PEKANBARU

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 53-59

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 3 Watansoppeng

Chemical Education Study Program Teachers Training and Education Faculty University of Riau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

[53] Jurnal Biotik, ISSN: , Vol. 2, No. 1, Ed. April 2014, Hal ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA ALTERNATIF SEDERHANA DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI CAHAYA KELAS VIII MTSN BUKIT RAYA PEKANBARU

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Vol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet Rizal 3) Abstract

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher Training and Education University of Riau

THE PRACTICALITY TEST OF MAGNETIC EXPERIMENTAL DEVICES FOR PHYSICS LEARNING OF JUNIOR HIGH SCHOOL

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

LEARNING CYCLE 7E MODEL IN PHYSICS LEARNING TO INCREASE STUDENT S PROCESS SKILL AT DYNAMIC ELECTRICITY FOR CLASS X SMA NEGERI 4 PEKANBARU

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

ABSTRACT. Keywords: kognitif of learnig result, icebreaker, heat transfer and asas black.

Nuriah Habibah*, Erviyenni**, Susilawati*** No.

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SUBMATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMP

Kata kunci: Pendekatan konstruktivisme, hasil belajar matematika

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

Fathma Fitriani 1, Jimmi Copriady 2, Lenny Anwar 3

ABSTRAK. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE COURSE REVIEW HORAY TO INCREASE THE RESULT OF PHYSICS LEARNING STUDENT CLASS IX OF SMPN 1 BANTAN

Delta Apriani, Azhar, Nur Islami HP: ,

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

PENERAPAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI CONCEPT MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMPN 1 KEBAKKRAMAT

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Rosmayanti, Zulhelmi, Muhammad Nor HP: ,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Lectura Volume 03, Nomor 02, Agustus 2012

Fajriyati*, Rasmiwetti**, Roza Linda*** Phone :

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA

Roma Yunita 1), Sriwulandari 2), Suwondo 3) phone :

Shinta Riza 1, R Usman Rery 2, Abdullah 3 No.HP: ,

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

STUDENT ACADEMIC SKILLS THROUGH PROJECT BASED LEARNING IN CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL BABUSSALAM

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

IMPLEMENTATION OF PICTORIAL RIDDLE METHOD ON LEARNING MOTIVATION OF PHYSICS SCIENCE FOR CLASS VIII SMP BEER SEBA PEKANBARU

Kata-kata kunci: minat belajar, hasil belajar aspek kognitif, metode konvensional, media video. Abstract

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

Beti Juwita Sari (1), Abdurrahman (2), Nengah Maharta (2) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, (2)

Unnes Physics Education Journal

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA. Fitria Silviana

Ermei Hijjah Handayani*, Elva Yasmi Amran**, Rini***

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DISERTAI KUIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG

Keywords: phenomenon-based learning model, conventional learning model, critical thinking skill, learning outcome.

I. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI LKS BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Eli Dwi Susanti, 2) Indrawati, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Transkripsi:

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING TO IMPROVE ABILITY OF PHYSICS PROBLEM SOLVING OF JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENT S 1 Ajeng Alyyan Dini, Zulirfan, Fakhruddin Email: ajengalyyandini1@gmail.com, HP: 085365580358, zulirfanaziz_ur@yahoo.com, faruqfisika@yahoo.com Physics Education Study Program Faculty of Teacher s Training and Education University of Riau Abstract: This research aimed to describe and find out the difference of problem solving ability of physics students between problem based learning group with conventional learning group. This type of research is a quasi-experimental, with intact group comparison design. The sample of this research is 23 students VIIIB class that is applying of problem based learning and 23 students VIIIC class that is with conventional learning. The data in this research is a score of ability of problem solving after applying of problem based learning. The data were analyzed using descriptive and inferential statistical. From inferential statistical we found that, there were a difference ability of problem solving of pysics student s between problem based learning group with conventional learning group. The result of this research also showed that the ability of problem solving in implementation of problem based learning group in middle category with a score of 70,65, meanwhile in conventional learning group the ability of problem solving in low category with a score 60,00. Therefore, it can be concluded that the implementation of problem based laerning improved the ability of physics problem solving in light topic of VIII MTs Diniyah Putri Pekanbaru students. Key Words: problem based learning, ability of problem solving, light.

2 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA SISWA SMP Ajeng Alyyan Dini, Zulirfan, Fakhruddin Email: ajengalyyandini1@gmail.com, HP: 085365580358, zulirfan.aziz@yahoo.com, faruqfisika@yahoo.com Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah fisika dan mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa antara kelas penerapan model pembelajaran problem based learning dengan kelas pembelajaran konvensional. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen, dengan rancangan intact group comparison. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIIIB dengan 23 siswa yaitu kelas penerapan model pembelajaran problem based learning dan kelas VIIIC dengan 23 siswa yaitu kelas pembelajaran konvensional. Data dalam penelitian ini berupa skor kemampuan pemecahan masalah setelah penerapan model pembelajaran problem based learning yang dianalisis secara deskriptif. Selanjutnya perbedaan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa antar kelas penerapan mode pembelajaran problem based learning dengan kelas pembelajaran konvensional dianalisis secara inferential. Berdasarkan analisis data diperoleh kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas penerapan model pembelajaran problem based learning berada pada ketegori sedang dengan skor 70,65, sedangkan pada kelas pembelajaran konvensional kemampuan pemecahan masalah fisika siswa berada pada kategori rendah dengan skor 60,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran problem based learning dapat meningkat kemampuan pemecahan masalah fisika siswa pada materi cahaya di kelas VIII MTs Diniya Putri Pekanbaru. Kata Kunci: problem based learning, kemampuan pemecahan masalah, cahaya.

3 PENDAHULUAN Era globalisasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Hal tersebut dapat dicapai melalui proses pendidikan. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan diriya, masyarakat, bangsa, dan negara. Melalui Undang-Undang pemerintah juga telah menjamin bahwa setiap warga negara Indonesia berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Pembelajaran fisika merupakan pembelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga fisika bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Melalui pembelajaran fisika diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung dengan memberikan masalah-masalah kepada siswa dengan tujuan untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmah. Pada proses pembelajaran fisika siswa dituntut untuk menemukan suatu konsep dan tidak hanya ditransfer oleh guru (Kirno Suwanto, 2010). Proses pembelajaran harus diarahkan agar siswa mampu mengatasi setiap tantangan dan rintangan dalam kehidupan yang cepat berubah, melalui sejumlah kompetensi yang harus dimiliki, yang meliputi kompetensi akademik, kompetensi okupasional, kompetensi koltural, dan kompetensi temporal. Makna belajar bukan hanya mendorong anak agar mampu menguasai sejumlah materi, tetapi bagaimana agar anak itu memiliki sejumlah kompetensi untuk mampu menghadapi rintangan yang muncul sesuai dengan perubahan pola kehidupan masyarakat (Wina Sanjaya, 2007). Menurut Syaiful Sangala (2009) belajar memecahkan menurut Gagne merupakan tipe belajar yang paling kompleks, karena didalamnya terkait tipe-tipe belajar yang lain, terutama penggunaan aturan-aturan yang ada disertai proses analisis dan penyimpulan. Memecahkan masalah memerlukan pemikiran dengan menggunakan dan menghubungkan berbagai aturan-aturan yang telah dikenal menurut kombinasi yang berlainan. Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosia dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (Ratunaman dalam Trianto 2007). Pembelajaran berbasis masalah dilihat dari aspek filosofis tentang fungsi sekolah sebagai arena atau wadah untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di masyarakat. Hal ini disebabkan pada kenyataannya setiap manusia akan selalu dihadapi kepada masalah. Dari mulai masalah yang sederhana sampai masalah yang komples. Pembelajaran berbasis masalah diharapkan dapat memberikan latihan dan kemampuan setiap individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi (Wina Sanjaya, 2007).

Proses pembelajaran dalam hal ini melatih kemampuan pemecahan masalah jarang diterapkan, masih banyak sekolah yang belum sepenuhnya mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fisika yang dilakukan di MTs Diniyah Putri Pekanbaru pembelajaran fisika pada umumnya masih berlangsung secara konvensional dengan karakteristik berpusat pada guru, sehingga guru lebih mendominasi proses aktivitas pembelajaran di kelas sedangkan siswa pasif. Selain itu kemampuan pemecahan masalah hampir tidak pernah dilakukan, seperti pada awal pembelajaran jarang disampaikan suatu permasalahan dan latihan yang diberikan lebih banyak soal-soal yang bersifat rutin sehingga kurang melatih daya nalar dalam pemecahan masalah siswa. Berdasarkan wawancara tersebut juga diketahui bahwa siswa kurang mampu dalam menyelesaikan masalah. Hal ini juga didukung dengan penyajian masalah yang tidak melatih kemampuan pemecahan masalah. Permasalahan yang disajikan adalah masalah yang hanya memiliki satu jawaban atau hanya memiliki satu penyelesaian masalah. Sehingga kurang melatih kemampuan pemecahan masalah siswa dan tidak dapat menumbuhkembangkan pola berpikir siswa. Berdasarkan hasil ujian tengah semester genap fisika kelas VIII MTs Diniyah Putri Pekanbaru tahun ajaran 2015/2016 masih banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan yaitu 75. Pernyataan ini dapat dilihat dari presentase ketercapaian KKM kelas VIIIB diperoleh jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 5 siswa dari 23 siswa dengan presentase siswa yang mencapai KKM adalah sebesar 21,74%. Sedangkan pada kelas VIIIC diperoleh jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 4 siswa dari 23 siswa dengan presentase siswa yang mencapai KKM adalah sebesar 17,39%. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar fisika siswa MTs Diniyah Putri belum sesuai dengan yang diharapkan atau belum optimal. Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, maka pembelajaran fisika harus diperbaharui guna meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, untuk itu diperlukan sebuah model pembelajaran yang aktif dan inovatif. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran problem based learning. Model pembelajaran problem based learning merupakan salah satu model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual yang dapat merangsang kreativitas peserta didik untuk menemukan konsep dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (BPSDM, dalam Evi Sapinatul Bahriah, 2015). Model pembelajaran problem based learning telah dikenal sejak zaman John Dewey. Model pembelajaran ini mulai dikembangkan sebab ditinjau dari secara umum pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri (Trianto, 2010). Model pembelajaran problem based learning dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah karena tahap-tahap pada model pembelajaran problem based learning merujuk pada indikator kemampuan pemecahan masalah. Pertama, tahap orientasi siswa pada masalah merupakan langkah untuk mengembangkan indikator memahami masalah. Kedua, tahap mengorganisasikan siswa mampu mengembangkan indikator merencanakan penyelesaian masalah. Ketiga, tahap penyelidikan individu dan kelompok mampu mengembangkan indikator merencanakan penyelesaian masalah dan menyelesaikan masalah. Keempat, tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan tahap menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan 4

masalah mampu mengembangkan indikator menafsirkan atau memeriksa kembali pemecahan (Reni Untarti, 2015). Salah satu meteri fisika yang bisa diterapkan ke dalam model pembelajaran problem based learning adalah materi cahaya. Materi cahaya memerlukan kemamapuan pemecahan masalah yang kompleks, artinya siswa tidak hanya menghafal konsepkonsep pada materi cahaya, namun siswa harus mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan berdiskusi untuk menyelesaikan masalah yang ada. 5 METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di MTs Diniyah Putri Pekanbaru dalam rentang waktu selama empat bulan yaitu pada bulan Mareti hingga Juni 2016. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, rancangan yang digunakan adalah intact group comparison. Rancangan intact group comparison yang digunakan seperti Gambar 1. Berikut : Kelas Eksperimen : X O 1 Kelas Kontrol : O 2 Gambar Rancangan intact group comparison (Punaji Setyosari, 2010) Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB sebagai kelas penerapan model pembelajaran problem based learning dan siswa kelas VIIIC sebagai kelas pembelajaran konvensional, dimana kedua kelas telah dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan pemecahan masalah. Tes kemampuan pemecahan masalah tersusun dari 4 tahap indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu memahami masalah, merencanakan pemecahan, melakukan pemecahan, dan memeriksa kembali pemecahan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis inferential. Analisis deskriptif yaitu menganalisa data tentang kemampuan pemecahan masalah fisika siswa setelah penerapan model pembelajaran problem based learning. Untuk mengetahu kategori tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa, digunakan rumus: Skor Kemampuan Pemecahan Masalah = Analisis inferential digunakan untuk melakukan uji terhadap hipotesis statistik, yaitu Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan pemecahan masalah fisika antara kelas yang menerapkan model pembelajaran problem based learning dengan kelas pembelajaran konvensional. Hipotesis statistik tersebut diuji menggunakan independent sample t-test. Untuk memudahkan perhitungan, peneliti menggunakan bantuan solfware SPSS 20.

6 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa setelah mempelajari konsep cahaya melalui model pembelajaran problem based learning dan menggunakan analisis inferential untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa antara kelas yang menerapkan model pembelajaran model pembelajaran problem based learning dengan pembelajaran konvensional pada materi cahaya di kelas VIII MTs Diniyah Putri Pekanbaru. Hasil penelitian ini berupa skor kemampuan pemecahan masalah yang kemudian dianalis ke dalam kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Skor akhir juga dianalis secara inferential untuk mengetahui perbedan yang signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika siswa antara kelas yang menerapkan model pembelajaran problem based learning dengan kelas pembelajaran konvensional. Analisis Deskriptif Dari hasil penelitian didapatkan perbandingan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa pada materi cahaya pada kelas penerapan model pembelajaran problem based learning dengan kelas pembelajaran konvensioanal pada Tabel 1. Tabel 1. Deskripsi Data Skor Motivasi Awal Dan Motivasi Akhir No Kelas Pembelajaran Kelas Pembelajaran Tahapan Indikator Model PBL Konvensional Kemampuan Pemecahan Rata-Rata Rata-Rata Masalah Kategori Kategori KPM (%) KPM (%) 1 Memahami Masalah 82,61 Tinggi 57,61 Rendah 2 Merencanakan Pemecahan 67,39 Sedang 65,22 Sedang 3 Melakukan Rencana Pemecahan 62,50 Rendah 60,33 Rendah 4 Memeriksa Kembali Pemecahan 78,26 Sedang 56,52 Rendah Rata-Rata Kelas 70,65 Sedang 60,00 Rendah Pada Tabel 1. dapat dilihat bahwa rata-rata kelas pada kelas yang menerapkan model pembelajaran problem based lerning 70,65% pada kategori sedang, sedangkan kelas pembelajaran konvensional 60,00 dengan kategori rendah. Untuk melihat perbedaan yang signifikan pada kemampuan pemecahan masalah fisika siswa antara kelas yang menerapkan model pembelajaran problem based learning dengan kelas pembelajaran konvensioanl dilakukan analisis inferential. Analisis Inferential Berdasarkan output independent samples t-test diperoleh t (22) = 2,223, p < 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan

pemecahan masalah fisika antara kelas yang menerapkan model pembelajaran problem based learning dengan kelas pembelajaran konvensional dengan taraf kepercayaan 95%. Karena skor rata-rata kelas dengan model pembelajaran problem based learning lebih besar dibandingkan dengan kelas pembelajaran konvensional, sehingga pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran problem based learning bisa meningkatkan kemampuan pemecahan masalah 7 Deskripsi Tahapan Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Kemampuan pemecahan masalah fisika siswa dijelaskan berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah dengan penerapan model pembelajaran problem based learning sebagai berikut : a. Memahami Masalah Kemampuan siswa dalam memahami masalah berarti siswa pada tahap ini diharapkan dapat menyebutkan informasi-informasi yang diberikan dari pertanyaan atau masalah yang diajukan. Pada kelas penerapan model pembelajaran problem based learning rata-rata kelas untuk indikator memahami masalah mencapai 82,61 dengan kategori tinggi, sedangkan pada kelas pembelajaran konvensional rata-rata kelas untuk tahap memahami masalah mencapai 57,61 dengan kategori rendah. Kemampuan pemecahan masalah dengan kategoti tinggi pada kelas penerapan model pembelajaran problem based learning ini juga didukung dengan lembar kerja siswa, dimana lembar kerja siswa berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah. Pada bagian awal lembar kerja siswa memuat indikator memahami masalah dan rata-rata siswa mampu menyelesaikan permasalahan dari informasi-informasi yang diberikan atau masalah yang diajukan. Hal ini senada dengan pendapat Wina Sanjaya (2007) pembelajaran dengan model problem based learning siswa diharapkan mampu mengembangkan dan menerapkan keterampilan yang mereka miliki dalam situasi baru. Sehingga pada kelas penerapan model problem based learning siswa lebih mampu menyebutkan informasi-informasi dari masalah yang diberikan. Menurut Danoebroto (2012), salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan pemecahkan masalah siswa adalah kemampuan memahami ruang lingkup masalah dan mencari informasi yang relevan untuk mencapai solusi. b. Merencanakan Pemecahan Kemampuan siswa dalam merencanakan pemecahan berarti siswa pada tahap ini diharapkan dapat merencanakan pemecahan masalah yang ia gunakan serta alasan penggunaannya. Pada kelas penerapan model pembelajaran problem based learning rata-rata kelas untuk indikator merencanakan pemecahan mencapai 67,39 dengan kategori sedang dan pada kelas pembelajaran konvensional rata-rata kelas untuk tahapan merencanakan pemecahan mencapai 65,22 dengan kategori sedang. Pada lembar kerja siswa memuat indikator merencanakan pemecahan dan siswa dihadapkan dengan masalah yang ada pada lingkungan mereka atau masalah dalam kehidupan nyata, karena model pembelajaran problem based learning menyajikan permasalahan riil, artinya masalah itu nyata dengan kehidupan sehari-hari siswa (Graaff

and Kolmos, 2003). Hal ini membantu siswa untuk memudahkan memecahkan masalah, karena masalah yang diberikan adalah masalah yang biasa ditemukan. Namun saat mengerjakan lembar kerja siswa, siswa kurang percaya diri dengan kemampuannya dan sering dibimbing oleh guru dalam mengerjakan LKS, ini dikarenakan siswa sangat jarang melakukan suatu pemecahan masalah. Hal ini senada dengan pendapat Trianto (2010) pembelajaran yang dihadapkan dengan masalah yang ada di sekitar siswa atau masalah yang nyata mengakibatkan siswa mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah serta memungkinkan siswa memahami konsep fisika bukan sekedar menghafal konsep. 8 c. Melakukan Pemecahan Kemampuan siswa dalam melakukan pemecahan berarti siswa pada tahap ini diharapkan dapat merencanakan masalah yang ia gunakan dengan hasil yang benar. Pada kelas penerapan model pembelajaran problem based learning rata-rata kelas untuk indikator melakukan pemecahan mencapai 62,50 dengan kategori rendah sedangkan pada kelas pembelajaran konvensional rata-rata kelas untuk tahap melakukan pemecahan mencapai 60,33 dengan kategori rendah. Berdasarkan tujuan pembelajaran model problem based learning guru menginginkan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual siswa (Wina Sanjaya, 2007). Pada aktivitas inilah siswa pada kelas penerapan model pembelajaran problem based learning dilatih untuk melakukan pemecahan masalah Pada lembar kerja siswa, siswa perlu bimbingan untuk melakukan pemecahan masalah karena siswa kurang percaya diri untuk melakukan bersama kelompoknya, selain itu siswa mengalami sedikit kesulitan karena siswa harus melakukan suatu penyelesaian yang tidak diketahui secara langsung langkah-langkah penyelesaiannya. Hal ini senada dengan pendapat Suherman, dkk (2003) siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah yang tinggi jika bisa menyelesaikan suatu masalah dalam suatu situasi yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya. d. Memeriksa Kembali Kemampuan siswa dalam memeriksa kembali pemecahan berarti siswa pada tahap ini diharapkan dapat memeriksa kembali langkah pemecahan yang digunakan. Pada kelas penerapan model pembelajaran problem based learning rata-rata kelas untuk tahap memeriksa kembali pemecahan mencapai 78,26 dengan kategori sedang sedangkan pada kelas pembelajaran konvensional rata-rata kelas untuk tahapan merencanakan pemecahan mencapai 56,52 dengan kategori rendah. Indikator memeriksa kembali pemecahan pada kelas penerapan model pembelajaran problem based learning dengan kategori lebih tinggi dibandingkan dengan kelas pembelajaran konvensional, ini didukung dengan lembar kerja siswa. Hal ini senada dengan pendapat Trianto (2007), model pembelajaran problem based learning pada tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Sehingga pada tahap ini membantu siswa dalam melatih kemampuan memeriksa kembali pemecahan. Pada tahap ini siswa harus memiliki atau membuat cara lain yang digunakan untuk memecahkan masalah, sesuai dengan pendapat Danoebroto (2012), salah satu faktor

yang berpengaruh terhadap kemampuan siswa memecahkan masalah yaitu kemampuan dalam memilih pendekatan pemecahan masalah atau strategi pemecahan masalah, kemampuan ini dipengaruhi oleh keterampilan siswa dalam merepresentasikan masalah dan struktur pengetahuan siswa. Berdasarkan uraian tiap indikator pemecahan masalah terdapat beberapa kelebihan yang membuat pembelajaran dengan penerapan problem based learning berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Secara keseluruhan skor rata-rata kemampuan pemecahan masalah lebih tinggi pada kelas penerapan model pembelajaran problem based learning dibandingkan dengan kelas pembelajaran konvensional. Hal ini juga didukung dengan analis inferential, dimana terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan pemecahan masalah fisika antara kelas penerapan model pembelajaran problem based learning dengan kelas pembelajaran konvensional. Dapat disimpulkan bawah penerapan model pembelajaran problem based learning lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.. 9 SIMPULAN DAN REKOMENDASI Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah antara kelas penerapan model pembelajaran problem based learning dengan kelas pembelajaran konvensional. Kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas penerapan model pembelajaran problem based learning dalam kategori sedang dengan presentase 70,65% sedangkan pada kelas pembelajaran konvensional kemampuan pemecahan masalah dalam karegori rendah dengan presentase 60,00%. Kemampuan pemecahan masalah fisika siswa melalui penerapan model pembelajaran problem based learning lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional. Jadi penerapan model pembelajaran problem based learning dapat melatih kemampuan pemecahan masalah fisika pada kelas VIII MTs Diniyah Putri Pekanbaru pada materi cahaya. Sehubungan dengan simpulan di atas, maka penulis merekomendasikan model pembelajaran problem based learning sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang bisa diterapkan guru dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, manajemen waktu yang baik dan kreatifitas guru dalam menyuguhkan permasalahan yang menarik dan kontekstual sangat diharapkan dalam pembelajaran melalui model problem based learning ini agar seluruh aspek kemampuan pemecahan masalah fisika siswa dapat dilatihkan dan dikembangkan secara optimal DAFTAR PUSTAKA Danoebroto, S.W. 2012. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Matematika (Mathematics Problem Solving). http://crussade.com/2012/02/faktor-faktoryang-berpengaruhterha dap.html (diakses tanggal 23 Mei 2016).

Evi Sapinatul Bahriah. 2015. Peningkatan Literasi Sains Calon Guru Kimia Pada Aspek Konteks Aplikasi dan Proses Sains. Jurnal Edusains. ISSN 2443-1281. 7(1). 10 Graaff, Erik D.E,. and Kolmos, Anette., 2003. Characteristics of Problem-Based Learning. Internatinal Journal Engng Ed. 19(5). Kirno Suwanto. 2010. Upaya Mengingkatkan Prestasi Belajar IPA-Fisika Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas VIII di MTsN. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan. 3(2). Punaji Setyosari. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Kencana. Jakarta Reni Untarti. 2015. Efektifitas Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Mahasiswa Pada Mata Kuliah Statistika Inferensia. Jurnal Mathematics Education. ISSN 2477-409X. 1(1). Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontempoler. Bandung: FMIPAUPI. Syaiful Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Alfabeta. Bandung. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Tim Prestasi Pustaka. Jakarta. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media. Jakarta. Wina Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran. Kencana. Jakarta