BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN. meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011).

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang orang yang terlibat di dalamnya. Untuk itu, selain sebagai pengembang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

UGRO SUSENO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, dan memberikan fasilitas belajar yang optimal. Namun demikian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup seseorang bahkan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/karakter seorang

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan. semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk membangun manusia dalam. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki, berpikir kritis dan memecahkan permasalahan yang. mengarah pada peningkatan hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Menurut pasal I

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru, dengan menciptakan kegiatan belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang dapat ditandai dengan perubahan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem pembelajaran yang efektif bagi siswa. Karena dalam metode ceramah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan dan proses, agar sejalan dengan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sadar dapat mengembangkan aspek potensial dalam dirinya terhadap. sehingga Allah meninggikan kedudukannya beberapa derajat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan analisis refleksi terhadap tindakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

BAB I PENDAHULUAN. dan guru. Proses kegiatan belajar mengajar perlu dibina hubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk menciptakan manusia yang cerdas, trampil

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar erat kaitannya dengan pelaksanaan pendidikan. Pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam. mempengaruhi hasil belajar siswa (Sagala, 2003).

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: ERWIN SETYANINGSIH

BAB I PENDAHULUAN. menekankan pada keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa tersebut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa. Potensi siswa dikembangkan sesuai dengan bakat dan kemampuan yang ada dalam dirinya sehingga dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Agar potensi siswa dapat berkembang secara optimal, suasana kegiatan belajar-mengajar harus dirancang secara menarik, interaktif, memperhatikan keunikan tiap individu, dan mampu melibatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Guru diharapkan terampil merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang efektif untuk pengembangan kemampuan siswa, sehingga siswa dapat mandiri dan berkembang menjadi manusia cerdas yang tanggap terhadap perubahan. Potensi siswa harus dikembangkan secara menyeluruh agar dapat menciptakan siswa yang cerdas dan tanggap terhadap perubahan. Hal itu dapat dicapai apabila guru dapat melakukan pembelajaran dengan baik, pembelajaran yang mampu diterima dan membuat siswa paham mengenai materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa berhasil menguasai kompetensi yang sudah ditentukan. Guru dan siswa harus dapat bekerjasama dengan baik dalam proses pembelajaran. Guru hendaknya dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan nyaman serta dapat memahami segala keterbatasan yang ada pada siswa sehingga potensi siswa dapat berkembang secara menyeluruh. Oleh 1

2 karena itu, agar potensi siswa dapat berkembang secara optimal guru perlu merancang kegiatan pembelajaran dengan kreatif agar berjalan lancar dan mencapai hasil yang baik. Proses pembelajaran berhasil apabila selama kegiatan belajar mengajar guru melibatkan peran aktif siswa. Guru harus menyadari bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar merupakan komponen yang penting dalam proses pembelajaran. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Sardiman (2010: 96) bahwa aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Dengan proses pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa, pembelajaran akan menjadi lebih bermakna dan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Oleh karena itu, perlunya untuk menumbuhkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tercapai. Di dalam pembelajaran sangat dibutuhkan aktivitas siswa. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupannya. Siswa dapat berperan aktif dengan cara melakukan aktivitas yang dapat mendukung proses belajar diantaranya dengan cara berdiskusi, membaca dan memahami materi pelajaran, melaksanakan tugas-tugas yang diperintahkan guru, dan lain-lain. Hal tersebut dapat membuat siswa dilibatkan dalam proses belajar mengajar baik secara fisik maupun mental. Dengan melibatkan siswa berperan dalam kegiatan pembelajaran,

3 berarti kita mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimiliki siswa secara penuh. Pada kenyataannya pendidikan saat ini belum mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal. Proses pembelajaran di kelas belum berjalan secara efektif dan efesien sehingga tujuan pembelajaran yang dilakukan belum dapat tercapai sepenuhnya. Banyak kendala yang mengakibatkan hal tersebut. Salah satunya yaitu pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Dalam proses pembelajaran masih tampak adanya kecenderungan meminimalkan keterlibatan siswa. Guru mendominasi proses pembelajaran sehingga menyebabkan siswa menjadi pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Penyampaian materi pelajaran yang diberikan guru juga belum mampu membangkitkan ketertarikan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran di kelas belum berjalan secara efektif. Hal ini juga terlihat dalam pembelajaran IPS di SMP. Pembelajaran IPS saat ini masih dipandang sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan oleh sebagian peserta didik. Apalagi pembelajaran IPS merupakan mata pelajaran sarat materi sehingga siswa dituntut memiliki pemahaman yang mendalam terhadap materi yang disampaikan guru. Kenyataannya siswa kurang mampu menguasai materi yang diberikan oleh guru dan cenderung hanya pasif sebagai pendengar. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi IPS juga belum mampu membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu juga

4 sarana dan prasarana yang digunakan oleh guru sangat terbatas. Ini menyebabkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran IPS semakin berkurang. Pembelajaran IPS yang dianggap membosankan oleh siswa dapat menyebabkan peserta didik cenderung malas dan kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Guru biasanya lebih banyak memberi ceramah dan latihan mengerjakan soal-soal dengan cepat tanpa memahami konsep secara mendalam. Kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran IPS menyebabkan mereka cenderung menyepelekan dan tidak fokus terhadap pembelajaran. Keadaan ini tentunya mempengaruhi aktivitas siswa dalam pembelajaran. Peran aktif siswa dalam kegiatan belajar sangat mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Idealnya pelaksanaan pembelajaran IPS perlu menekankan pada partisipasi aktif dan kreatifitas siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar agar tujuan pendidikan yang diharapkan dapat terwujud. Suasana pembelajaran yang aktif harus diciptakan dalam proses pembelajaran sehingga dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat terlibat dan fokus dalam pembelajaran dan memahami apa yang diajarkan oleh guru. Oleh karena itu, metode pembelajaran yang dilakukan guru sebaiknya lebih kreatif atau bervariasi yang disesuaikan dengan kondisi siswa. Kondisi pembelajaran demikian juga terlihat pada saat observasi di kelas VIII A SMP N 15 Yogyakarta. Siswa cenderung kurang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran IPS sehingga aktivitas belajar siswa sangat rendah.

5 Pada awal pembelajaran siswa terlihat memperhatikan penjelasan guru, akan tetapi lama kelamaan siswa mulai sibuk dengan kegiatan mereka sendiri dan terkesan mengacuhkan penjelasan guru di depan. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru juga belum mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal tersebut tampak dari sikap yang kurang memperhatikan pelajaran, mengobrol dengan teman sebangkunya, mengantuk, dan menggangu temannya. Selain itu juga, ketika guru memberikan pertanyaan kepada siswa sebagian besar siswa cenderung diam dan tidak berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPS, rendahnya aktivitas belajar siswa di kelas VIII A dalam pembelajaran IPS dikarenakan pembelajaran IPS yang masih dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan, karena bahan materi yang terlalu banyak. Pembelajaran IPS juga belum bisa disajikan guru dengan cara menarik sehingga siswa kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran dan mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Siswa cenderung pasif dan tidak memiliki keberanian atau inisiatif untuk menyampaikan pendapat kepada guru, baik dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan. Selain itu juga, tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran IPS di kelas masih kurang menarik dan membosankan. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang belum terpusat pada siswa dan metode yang digunakan kurang bervariasi sehingga peran aktif siswa dalam pembelajaran tidak berjalan secara optimal. Pembelajaran yang dilakukan juga

6 hanya menekankan pada aspek kognitif saja, sehingga aspek afektif dan psikomotor dalam pembelajaran IPS belum dikembangkan. Keadaan kelas seperti di atas tentunya mempengaruhi ketercapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah solusi untuk memperbaiki aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS, suatu cara penyajian pembelajaran IPS yang tepat serta diciptakan suasana pembelajaran yang aktif sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Banyak cara yang digunakan untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran. Untuk itu perlu adanya suatu inovasi berbagai strategi pendekatan agar proses pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan sehingga tujuan utama meningkatkan mutu pendidikan dapat tercapai. Oleh karena itu, perlu dikembangkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan semangat dan aktivitas siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat sangat penting agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Salah satu metode pembelajaran yang menyenangkan dan menarik perhatian siswa yaitu metode pembelajaran Index Card Match. Metode pembelajaran Index Card Match merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran Index Card Match ini merupakan metode mencari pasangan kartu yang cukup menyenangkan digunakan untuk mengulang materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Proses pembelajaran ini lebih menarik karena siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang

7 menyenangkan, sehingga dengan digunakannya metode pembelajaran Index Card Match dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa melalui Metode Pembelajaran Index Card Match pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII A SMP Negeri 15 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan pembelajaran IPS di SMP N 15 Yogyakarta yaitu: 1. Kurangnya ketertarikan dan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Rendahnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS. 3. Metode pembelajaran IPS yang belum beragam sehingga membuat siswa bosan dan jenuh. 4. Pembelajaran belum sepenuhnya terpusat pada siswa karena guru masih mendominasi kegiatan belajar mengajar sehingga membuat siswa pasif dalam pembelajaran. 5. Siswa tidak memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru, sehingga siswa sibuk dengan kegiatannya sendiri.

8 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, mengingat begitu luasnya permasalahan yang ada, maka peneliti hanya memfokuskan permasalahan pada rendahnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS. D. Rumusan masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui metode pembelajaran Index Card Match pada mata pelajaran IPS di kelas VIII A SMP Negeri 15 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013? 2. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 15 Yogyakarta pada mata pelajaran IPS saat diterapkan metode pembelajaran Index Card Match? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu: 1. Untuk menjelaskan upaya peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran Index Card Match pada mata pelajaran IPS di kelas VIII A SMP Negeri 15 Yogyakarta. 2. Untuk mengetahui besarnya peningkatan aktivitas belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 15 Yogyakarta setelah penerapan metode pembelajaran Index Card Match.

9 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, yaitu: 1. Manfaat teoritis Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih kepada kualitas pembelajaran IPS dan memberikan kejelasan teoritis serta pemahaman yang mendalam tentang penerapan metode Active Learning, sehingga dapat memperkaya strategi pembelajaran IPS dan meningkatkan pengembangannya di sekolah. 2. Manfaat praktis a. Bagi guru, untuk meningkatkan peran guru sebagai fasilitator yang baik, memberi wawasan dan keterampilan pembelajaran agar dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar sehingga pembelajaran dapat lebih menarik dan siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran. b. Bagi siswa, untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS serta pemahaman dan daya serap terhadap materi pelajaran. c. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman sebagai bekal apabila nanti terjun sebagai pendidik serta uji kemampuan terhadap bekal teori yang diterima di bangku kuliah.