BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 dikemukakan bahwa :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan. potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. (tingkah laku) individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

I. PENDAHULUAN. mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 1 NGLURUP KECAMATAN SENDANG TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

1. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar. Aunurrahman (2009: 119) menyatakan keaktifan siswa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. memanusiakan dirinya dan orang lain. Melalui pendidikan pula manusia mudah

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang sangat luas mengakibatkan adanya perbedaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan pendidikan di lingkungan formal dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. suatu Sistem Pendidikan Nasional. Dan sebagai pedoman yuridisnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengetengahkan tanggung jawab sebagai pendidik. Dimana pendidik adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perwujudan tersebut tentu tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional (2009:69) pasal 1 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai-nilai sehingga sehingga mampu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE RECIPROCAL TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia, yang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan sumberdaya manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Dari rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi dan tujuan yang harus dicapai dalam pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 dikemukakan bahwa : Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan pendidikan diatas masih bersifat umum dan luas. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu penjabaran, perincian dan perumusan agar dapat dioperasionalkan di dalam pembelajaran. Inti dari proses pendidikan secara formal adalah mengajar, mengajar adalah penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar (Hisbuan dan Moedjino, 1993:3). Sedangkan inti proses pengajaran adalah siswa belajar. Oleh karena itu mengajar tidak dapat dipisahkan dari belajar. Sehingga dalam proses pendidikan kita mengenal ungkapan proses belajar mengajar disingkat PBM.

2 Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahamannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya dalam merumuskan sendiri suatu konsep merupakan inti dari proses pembelajaran. Hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar adalah bagaimana menciptakan iklim atau suasana belajar mengajar yang efektif dan kondusif serta dapat memotifasi siswa menjadi aktif untuk berkompetensi secara sehat dalam pengoptimalisasi pencapaian hasil belajar. Tugas utama guru diantaranya adalah suasana atau iklim belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk mengetahui senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat. Agar proses belajar mengajar berhasil baik, dalam mengajar itu memerlukan kecakapan, pemahaman inisiatif, dan kreativitas dari pihak guru. Sudah kewajiban seorang guru harus memiliki kompetensi dan profesionalisme kerja sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasainya. Sehingga dapat membimbing, mengarahkan siswa untuk mengetahui, memahami, dan mampu mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya dalam kehidupan seharihari serta dapat membantu dalam pembentukan kepribadian dan intelektualitasnya.

3 Pada hakikatnya proses belajar mengajar memerlukan suatu cara untuk berinteraksi dengan siswa. Salah satunya adalah menggunakan model-model pembelajaran. Pada kenyataan sebagian guru hanya mampu menerapkan beberapa model pembelajaran. Padahal, untuk menunjang pembelajaran yang bermakna diperlukan penerapan berbagai variasi model pembelajaran dalam mengajar. Akan tetapi penggunaan model pembelajaran yang bervariasi tidak menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak tepat dengan situasi lingkungan dan kondisi psikologi anak didik. Konsekwensi logis dari ketidaktepatan penggunaan model pembelajaran sering menimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan monoton yang akhirnya menimbulkan siswa menjadi apatis. Oleh karena itu untuk menghindari apatisme dan kepatuhan yang terpaksa dari siswa, guru handaknya cukup cermat dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas V SDN Tegalkananga Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur, pada pembelajaran IPA dalam materi sifat-sifat cahaya, diperoleh beberapa masalah yang muncul, diantaranya : 1. Siswa kurang memiliki antusias dan semangat mengikuti pembelajaran IPA. 2. Siswa bersifat pasif hanya menunggu apa yang akan disampaikan oleh guru.

4 3. Siswa sering mengobrol dan bercanda, sering keluar masuk kelas dengan alasan mau ke belakang, terkadang kelas menjadi sunyi dan siswa tidak memiliki keberanian untuk bertanya. 4. Guru terlalu banyak mendominasi siswa di kelas, secara tidak langsung para siswa tertekan untuk berbicara dan bahkan ide-idenya untuk bertanya akhirnya hilang sebelum mereka ungkapkan. Guru mendapatkan hasil evaluasi pembelajaran pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya kurang memuaskan. Berdasarkan temuan di lapangan, prestasi siswa yang didapat masih banyak berada di bawah nilai KKM kelas, yaitu 40 sampai 60 nilai rata-rata kelas yaitu 55 dengan nilai KKM kelas yaitu 60 Data hasil evaluasi pada materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SDN Tegalkananga Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur sebanyak 16 siswa adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Hasil Tes Siswa Pada Materi Sifat-sifat Cahaya No Inisial Siswa Nilai Keterangan 1 AA 60 Sudah tuntas 2 AK 40 Belum tuntas 3 F 50 Belum tuntas 4 FA 40 Belum tuntas 5 FH 50 Belum tuntas 6 IP 60 Sudah tuntas 7 K 60 Sudah tuntas 8 MR 50 Belum tuntas

5 9 M 40 Belum tuntas 10 NN 50 Belum tuntas 11 SR 60 Sudah tuntas 12 SR 70 Sudah tuntas 13 RT 50 Belum tuntas 14 AF 70 Sudah tuntas 15 CR 70 Sudah tuntas 16 IP 60 Sudah tuntas Jumlah 880 Nilai Rata-rata 55 Ketuntasan 50% Melihat hasil tes siswa pada materi sifat-sifat cahaya di atas, sebagian siswa belum tuntas melaksanakan pembelajaran pada materi tersebut, terlihat 50 % nilai siswa di bawah nilai KKM. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, yang salah satunya adalah karena faktor kurang menariknya proses pembelajaran yang dilaksanakan bagi siswa serta kurangnya penggunaan media atau alat belajar. Melihat dari permasalahan tersebut, tentunya perlu ada sebuah perbaikan pembelajaran yaitu salah satunya dengan menggunakan metode inkuiri. Melalui metode inkuiri, siswa dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran serta siswa diberikan kebebasan untuk mencari sendiri konsepkonsep yang ada dalam materi pembelajaran berdasarkan penemuannya. Dalam penggunaan metode ini peran guru tidak terlihat dominan, guru bertindak selaku organisator dan fasilitator. Sehingga konsep mengajar dalam metode inkuiri berarti mengorganisasi belajar. Dalam hal ini, guru tidak

6 memberitahukan konsep-konsep IPA tetapi membimbing siswa menemukan konsep-konsep tersebut dengan sendirinya melalui kegiatan belajar, sehingga apabila penemuan konsep tersebut didapat berdasarkan kegiatan dan pengalaman belajar siswa maka konsep yang didapatnya akan teringat oleh siswa dalam waktu yang lama. Selain itu, melalui pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajarannya akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, dikarenakan siswa tidak akan cepat jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran sifat-sifat cahaya diambil sebagai materi dalam penelitian ini dikarenakan pada pembelajaran sifat-sifat cahaya sebelumnya, siswa masih banyak yang belum mengerti mengenai konsep-konsep sifat-sifat cahaya, siswa tidak temotivasi untuk mempelajari materi, serta guru ketika mengajar masih bersifat teacher center, sehingga masih terjadi rendahnya nilai yang didapat siswa dalam materi ini. Rendahnya nilai yang didapat akan mempengaruhi pada pencapaian dari tujuan pembelajaran yang diharapkan. Berdasarkan latar belakang masalah, penulis akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menerapkan Metode Inkuiri Pada Pembelajaran IPA Tentang Pokok Bahasan Sifat-Sifat Cahaya B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, serta berdasarkan temuan-temuan di lapangan, maka rumusan masalah yang akan di kemukakan, yaitu: Bagaimanakah upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada

7 pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menggunakan pendekatan inkuiri?. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan, yaitu: 1. Bagaimanakah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tentang sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V dengan menerapkan metode inkuiri? 2. Bagaimanakah Proses Pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode inkuiri? 3. Bagaimanakah Hasil Belajar siswa kelas V pada pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode inkuiri? C. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dari penelitian yang disusun ini adalah, Jika pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode inkuiri maka hasil belajar siswa akan meningkat. D. Tujuan Penelitian yang dilaksanakan ini ditujukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode inkuiri. Secara khusus tujuan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tentang sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V dengan menerapkan metode inkuiri. 2. Mendeskripsikan Proses Pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode inkuiri.

8 3. Mendeskripsikan Hasil Belajar siswa kelas V pada pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode inkuiri. E. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan dapat memiliki manfaat yang dapat diambil bagi semua pihak yang terkait, khususnya bagi guru, siswa, dan lembaga pendidikan (Sekolah Dasar). Manfaat penelitian tersebut masingmasing adalah: 1. Manfaat Bagi Siswa Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada pembelajaran sifatsifat cahaya dengan menerapkan metode inkuiri 2. Manfaat Bagi Guru Mengetahui upaya-upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode inkuiri. 3. Manfaat Bagi Sekolah Menambah pengatahuan bagi para guru di sekolah tentang pengembangan model pembelajaran metode inkuiri dan proses pelaksanaannya. F. Definisi Operasional Berdasarkan judul skripsi yang digunakan, agar tidak terjadi pemahaman yang berbeda tentang sitilah-istilah yang digunakan dan untuk memudahkan peneliti dalam menjelaskan apa yang sedang dibicarakan, sehingga dapat bekerja lebih terarah. Maka terdapat beberapa istilah yang perlu didefinisikan secara operasional, yaitu:

9 1. IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen. Powler (http://id.wikipedia.org) 2. Pendekatan inkuiri adalah pendekatan dengan bertanya atau menyelidiki, dimana siswa menemukan sendiri konsep baru dengan bantuan penyelidikan secara eksperimen dan penanyaan yang tepat (Irianto, DM dan Didin S, 1999) 3. Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor