BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sunatra dalam Pendidikan Politik Kewarganegaraan (2016), suatu bangsa akan

2015 INTERNALISASI NILAI KEARIFAN LOKAL PAD A MAHASISWA

2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN POLITIK DI ORGANISASI FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asep Mauludin Syahdani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andriyana, 2015

I. PENDAHULUAN. Perjuangan bangsa Indonesia sejak perintisan pergerakan kebangsaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. insan yang memiliki berbagai dimensi yaitu sebagai bagian dari civitas akademika

STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konstitusi negara Indonesia yaitu Undang-Undang Negara

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia mempunyai kualitas yang tinggi. Sihombing (2001)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dalam konteks pendidikan formal. Mahasiswa dalam peraturan

BAB I PENDAHULUAN. -Tinggi -Cepat bertindak -Canggih -Limbah memenuhi baku mutu -Canggih -Tanggung jawab tinggi. Diterapkan secara ketat dan konsisten

2015 PERANAN KARANG TARUNA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP MENTAL GENERASI MUDA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM BADAN PERWAKILAN MAHASISWA Gedung Pusgiwa FMIPA UI Depok

BAB 1 PENGANTAR Latar Belakang. demokrasi sangat tergantung pada hidup dan berkembangnya partai politik. Partai politik

PELAKSANAAN PENGAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM UPAYA PEMBENTUKAN WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

BAB I PENDAHULUAN. di kenal dengan pendidikan civic. Demikian pula masa Presiden Soeharto,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERAN PERSATUAN MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

TAFSIR INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. sekaligus (Abdullah, 2006: 77). Globalisasi telah membawa Indonesia ke dalam

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. oleh masyarakat menunjukkan bahwa Indonesia sudah menjadi negara yang telah

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA No.: 10/TAP/BPM FMIPA UI/IV/13.

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

I. PENDAHULUAN. generasi muda untuk mempunyai jiwa kemanusiaan.

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Garis Garis Besar Haluan Program Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung Periode

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI WAWASAN KEBANGSAAN BERBASIS KEORGANISASIAN MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN NASIONALISME

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia terbentuk dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI UNIVERITAS TELKOM BANDUNG

2016 KONTROL SOSIAL HMI TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KOTA BANDUNG

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan jaman, mahasiswa sudah tidak lagi didefinisikan

ARTIKEL. Penelitian ini berlatarbelakangkan: (1) Penetapan Mata Kuliah Pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa hal. yang dapat disimpulkan di antaranya adalah :

I. PENDAHULUAN. menjadi masyarakat modern. Modernisasi memberikan banyak konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan generasi muda inilah melalui pemberian fondamen yang kuat yakni

PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan, sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara takkan terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizki Silvina Rahmi, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejarah mencatat perjuangan menuju kemerdekaan Republik Indonesia merupakan perjuangan yang berat dan tidak dapat ternegasikan oleh peran golongan pemuda. Bung Karno selalu menyebutkan jangan melupakan sejarah. Sejarah merupakan lentera yang akan menerangi masa depan. Bagi Indonesia faktor golongan muda terdidik merupakan suatu bentuk kekuatan besar yang selalu hadir dalam segenap peristiwa sejarah yang heroik menuju perubahan bangsa yang lebih baik. Golongan muda terdidik, dalam hal ini yang disebut mahasiswa, dikenal memiliki jiwa militansi dan idealisme yang tinggi. Hal itu disebabkan mahasiswa sebagai pemuda yang memiliki motif mencari identitas dan pengakuan eksistensi dirinya dengan ditopang tingkat pengetahuan lebih jika dibandingkan dengan pelajar sekolah dasar dan sekolah menengah. Dalam menjalankan kehidupannya mahasiswa memiliki tugas-tugas sosial yang secara tersirat disebutkan oleh Purnama (2008: 1) sebagai iron stock, sebagai guardian value, dan sebagai agent of change. Dengan jiwa militansi dan idealisme yang tinggi mahasiswa menunjukkan ketangguhannya dalam mengatasi problematika bangsa, sebagai penjaga keutuhan nilai-nilai yang ada pada masyarakat, dan pembawa perubahan bagi masyarakat yang lebih baik. Mahasiswa sebagai kaum intelektual muda memiliki jiwa yang energik, tangguh dan menjadi barisan terdepan dalam setiap kegiatan yang berkenaan dengan kehidupan sosial kemasyarakatan. Dalam melakukan kegiatannya mahasiswa tidak dapat terlepas dari peran lembaga pendukung pengembangan

mahasiswa tempat mahasiswa tersebut mengasah intelektual yaitu institusi pendidikan tinggi. Institusi tersebut memiliki fungsi yang tertera pada Undangundang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 58 Ayat (1) yang menyatakan: (a) wadah pembelajaran mahasiswa dan masyarakat; (b) wadah pendidikan calon pemimpin bangsa; (c) pusat pengembangan pengetahuan dan teknologi; (d) pusat kajian kebajikan dan kekuatan moral untuk mencari dan menemukan kebenaran; dan (e) pusat pengembangan peradaban bangsa. Melihat realitas mahasiswa saat ini bukan lagi berorientasi terhadap perubahan sosial ke arah yang lebih baik, tetapi berorientasi terhadap kepentingan pribadi atau golongan, mahasiswa saat ini dikenal lebih individualistis, pragmatis dan oportunis. Hal tersebut merupakan suatu kemunduran bagi gerak langkah mahasiswa yang sudah dikenal sebagai agen perubahan sosial dan pemegang estapeta kepemimpinan bangsa dan negara. seperti yang disebutkan oleh Mangandaralam dalam Kurniadi (1991 : vii) yang menyatakan: terjadi erosi patriotisme dan idealisme di kalangan sementara generasi muda kita dewasa ini, yang lebih mengutamakan usaha-usaha untuk memperoleh kesenangan yang bersifat materealistis bagi dirinya sendiri, yang melupakan tanggung jawabnya untuk memperjuangkan kesejahteraan yang lebih merata bagi seluruh bangsa Indonesia. Kemunduran mahasiswa Indonesia menjadi tanggung jawab bagi berbagai elemen karena menjadi hal yang berbahaya bagi seluruhnya seperti kita ketahui bahwa kemajuan mahasiswa adalah kemajuan bangsa begitu juga sebalikya kemunduran mahasiswa merupakan suatu kemunduran juga bagi bangsa. Hal tersebut terealitakan pada masa kejayaan mahasiswa ketika menurunkan rezim kepemimpinan Presiden Soeharto seperti yang disebutkan Prasetyanto (2001: 50): puncak kejayaan gerakan mahasiswa adalah pada era 98 yang dikenal dengan era reformasi. Namun pada titik ini, gerakan mahasiswa berada

pada kekosongan eksistensi, setelah mengalami masa-masa eskhalasi yang luas, secara drastis ada kecenderungan terus menurun. Mahasiswa Indonesia telah mengalami degradasi nilai-nilai kebajikan dan harus melakukan pembenahan, dari wilayah penguatan karakter kepemimpinan mahasiswa. Dengan jiwa kepemimpinan yang kuat mahasiswa dapat memosisikan diri sebagai elemen yang diperhitungkan keberadaanya. Karakter kepemimpinan yang ada dalam diri mahasiswa dapat menjadi kuat, yaitu dengan dilatih secara intensif dan berjenjang. Upaya untuk mewujudkan hal tersebut, dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan dan menambah pengalaman pemuda secara aplikatif dalam sebuah organisasi. Melalui organisasi, pemuda dapat menguatkan karakter kepemimpinan yang ada dalam dirinya, mengembangkan potensi, bersosialisasi, bekerja sama, dan mencapai tujuan yang telah dirumuskan secara bersama, seperti yang disebutkan oleh Darmawan (2010: 5-6) menyatakan: setiap ormawa memiliki (a) sumber daya manusia yang beragam (karena organisasi merupakan kumpulan manusia); (b) sumber daya alam dan lingkungan; (c) tujuan yang hendak dicapai; (d) sarana atau instrument yang digunakan dalam mencapai tujuan yang dimaksud. Organisasi kemahasiswaan sebagai wahana pengembangan potensi, melatih dan menambah pengalaman mahasiswa untuk menjadi pemimpin yang ideal dan diharapkan oleh masyarakat, bukan hanya berorientasi pada individunya melainkan secara umum, yaitu menyiapkan mahasiswa yang siap mengawal perjalanan bangsa dan negara. Dalam konteks itulah organisasi kemahasiswaan bersama lembaga yang mendukung aktifitas positif mahasiswa mengemban tanggung jawab yang besar untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin menyongsong siklus regenerasi kepemimpinan bangsa di semua tingkatan. Namun untuk menyongsong hal tersebut, tanggung jawab dan tantangan

organisasi kemahasiswaan begitu berat karena melawan kondisi mahasiswa hari ini yang kurang memiliki kepedulian terhadap lingkungan sosial sekitarnya. Organisasi kemahasiswaan belum memiliki strategi yang optimal untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan pemuda yang saat ini diperlukan untuk menjawab segala problematika bangsa. Jika melihat keadaan bangsa dan negara hari ini yang mengalami krisis kepercayaan dan miskin idealisme pada setiap lini kehidupan, organisasi kemahasiswaan dapat mengarahkan mahasiswa untuk tampil menjadi solusi melalui program-program dan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan. Organisasi kemahasiswaan memiliki kewenangan dalam pengembangan potensi mahasiswa sebagai proses penguatan karakter kepemimpinan pemuda. Namun, kewenangan tersebut belum dimaksimalkan dalam bentuk kinerja. Para mahasiswa masih sulit untuk mengembangkan potensinya dan menyalurkan minat positifnya. Hal itu terlihat dari kegiatan-kegiatan mahasiswa yang sifatnya tidak sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku di masyarakat atau pelanggaranpelanggaran yang dapat dikategorikan sebagai penyimpangan sosial. Dalam ruang geraknya, organisasi kemahasiswaan bertanggung jawab dalam melakukan pelayanan kemahasiswaan, yaitu meningkatkan dan mengarahkan aktivitas pemuda pada aktivitas-aktivitas yang bermanfaat seperti yang disebutkan Budimansyah (2010: 23) olah pikir, hati, rasa, karsa, dan olah raga yang mengandung niai, kemampuan, kapasitas moral, ketegaran dalam menghadapi tantangan dan tantangan. Strategi dalam melakukan pelayanan kepemudaan tersebut harus tepat karena menyangkut masa depan bangsa, seperti kita ketahui masa depan pemuda adalah masa depan bangsa.

Harus diakui bahwa mahasiswa merupakan salah satu aktor yang terlibat dalam setiap momentum perubahan yang terjadi. Mahasiswa dalam kurun sejarah selalu mampu menempatkan dirinya menjadi aktor utama yang berada di barisan depan perubahan. Hal yang membedakan mahasiswa dengan aktor perubahan lainnya, seperti kalangan cendekiawan, politisi, militer, dan elemen masyarakat lainnya. Keadaan ini sangat memungkinkan karena posisi mahasiswa yang dianggap netral dan belum bersentuhan langsung dengan berbagai kepentingan politik praktis. Pengetahuan dan karakter kepemimpinan yang dimiliki mahasiswa merupakan aset bangsa yang bernilai harganya lebih dari sekadar materi. Hal itu tidak semata-mata hadir dengan sendirinya, tetapi perlu dilakukan penanaman yaitu melalui pelatihan yang sifatnya berkelanjutan. Adanya organisasi kemahasiswaan seharusnya dapat membangun mahasiswa yang memiliki patriotisme, dinamika, budaya prestasi, dan profesional dalam setiap melaksanakan programnya. Karakter kepemimpinan mahasiswa yang belum organisasi kemahsiswaan bangun dalam diri mahasiswa perlu disegerakan karena mahasiswa selalu menginisiasi perubahan dalam terwujudnya warga negara yang cerdas dan baik seperti yang telah diharapkan oleh pendiri bangsa. Berdasarkan latar belakang, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang PERANAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN EKSTRAUNIVERSITER DALAM PENGUATAN KARAKTER KEPEMIMPINAN MAHASISWA (Studi Deskriptif terhadap Organisasi HMI, GMNI, dan GMKI Cabang Bandung). B. Rumusan Masalah a. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah utama penelitian ini adalah Bagaimana Peranan Organisasi kemahasiswaan Ekstrauniversiter Dalam Penguatan Karakter (Studi Deskriptif terhadap Organisasi HMI, GMNI, dan GMKI Cabang Bandung)? b. Rumusan masalah Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian, maka masalah umum tersebut dijelaskan sebagai masalah khusus yang dipaparkan sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk-bentuk program organisasi kemahasiswaan ekstrauniversiter sebagai proses dalam menjalankan setiap kegiatan yang telah direncanakan dalam upaya penguatan karakter kepemimpinan mahasiswa? 2. Bagaimana metode yang digunakan organisasi kemahasiswaan ekstrauniversiter dalam penguatan karakter kepemimpinan mahasiswa? 3. Media apa saja yang digunakan organisasi kemahasiswaan ekstrauniversiter dalam penguatan karakter kepemimpinan mahasiswa? 4. Faktor-faktor apa saja yang menghambat program organisasi kemahasiswaan ekstrauniversiter dalam melakukan penguatan karakter kepemimpinan mahasiswa? 5. Bagaimana upaya organisasi kemahasiswaan ekstrauniversiter dalam mengatasi hambatan pada saat melaksanakan program penguatan karakter kepemimpinan mahasiswa?

C. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Sesuai dengan perumusan masalah, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran organisasi kemahsiswaan ekstrauniversiter dalam penguatan karakter kepemimpinan mahasiswa. b. Tujuan Khusus Adapun yang menjadi tujuan khusus penelitian ini adalah: 1. menganalisis bentuk-bentuk program organisasi kemahasiswaan ekstrauniversiter sebagai proses dalam menjalankan setiap kegiatan yang telah direncanakan dalam upaya penguatan karakter kepemimpinan mahasiswa? 2. mengetahui metode yang digunakan oleh organisasi kemahasiswaan ekstrauniversiter dalam penguatan karakter kepemimpinan mahasiswa? 3. mengetahui media apa saja yang digunakan organisasi kemahasiswaan ekstrauniversiter dalam penguatan karakter kepemimpinan pemuda? 4. menganalisis Faktor-faktor apa saja yang menghambat kinerja organisasi kemahasiswaan ekstrauniversiter dalam melakukan penguatan karakter kepemimpinan pemuda? 5. mengetahui upaya organisasi kemahasiswaan ekstrauniversiter dalam mengatasi hambatan pada saat melaksanakan program penguatan karakter kepemimpinan pemuda?

D. Manfaat Penelitian 1. Dari Segi Teoretis Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian dalam dunia pendidikan di bidang politik yang tentunya berkaitan dengan karakter kepemimpinan dan organisasi kemasyarakatan. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberi masukan serta kontribusi pada jurusan pendidikan kewarganegaraan dalam memberikan wawasan serta membangun kesadaran politik warga negara melalui pemahaman tentang peran organisasi kemahasiswaan ektra universiter dalam penguatan karakter kepemimpinan. 2. Dari Segi Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukanmasukan yang berarti dan beguna dalam penguatan karakter kepemimpinan pemuda, terutama: a. Mahasiswa 1) mengetahui peran dan fungsi sebagai mahasiswa menurut undangundang; 2) mengetahui pentingnya kebersamaan untuk melakukan suatu perubahan bangsa menuju lebih baik melalui mahasiswa; b. Organsisasi Kemahasiswaan 1) mengetahui peran dan fungsi sebagai wahana pengembangan potensi dan penguatan karakter kepemimpinan mahasiswa. 2) mengetahui metode atau langkah yang efektif dalam melakukan aktualisasi penguatan karakter kepemimpinan mahasiswa. c. Bagi Jurusan PKn

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi jurusan PKn dalam segi keilmuan, khususnya rumpun ilmu politik dan dapat dimanfaatkan bagi dosen PKn dalam penguatan karakter kepemimpinan mahasiswa PKn. 3. Dari Segi Kebijakan Penelitian ini dapat bermanfaat dari segi kebijakan, yaitu memberikan masukan guna pembuatan aturan secara birokratis pada perguruan tinggi dan bidang kepemudaan guna pengembangan potensi mahasiswa. 4. Dari Segi Isu Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan gambaran betapa penting dan berharganya segala potensi yang berada dalam jiwa raga mahasiswa. Potensi yang ada dalam diri mahasiswa merupakan energi besar dan dapat bermanfaat dalam setiap aktivitas kehidupan. E. Penjelasan Istilah Untuk menghindari kekeliruan dalam mengartikan istilah-istilah yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi pengertian dari setiap istilah tersebut sebagai berikut: 1. Organisasi Kemahasiswaan Ekstrauniversiter Menurut Kepmendikbud No. 155/U/1998 Tentang Organisasi Kemahasiswaan intraperguruan tinggi adalah wahana dan pengembangan diri mahasiswa kearah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi. Ormawa ekstrakampus adalah wahana dan sarana meningkatkan kerja sama pengembangan ilmu dan profesi bidang studi serta menjalin persatuan dan kesatuan.

2. Karakter Megawangi (2004: 25) menyebutkan bahwa kata karakter berasal dari Yunani, charassein yang berarti mengukir sehingga terbentuk sebuah pola. Kata pola menurut Megawangi tersebut merupakan suatu kerangka tingkah laku yang membuat perbuatan baik seorang manusia. Adapun definisi karakter merujuk pada pernyataan Munir (2010: 3), sebuah pola, baik itu pikiran, sikap, maupun tindakan yang melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan disebut sebagai karakter. 3. Kepemimpinan Pandji (1990: 2) menyebutkan kepemimpinan adalah: kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi yang baik secara langsung maupun secara tidak langsung dengan maksud menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan pengaruh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak pemimpin itu. F. Sistematika Penulisan a. Bagian pertama berupa pendahuluan yang berisi uraian mengenai latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penjelasan istilah, lokasi dan subjek penelitian dan sistematika penulisan. b. Bagian kedua berupa kajian pustaka yang berisi mengenai organisasi kemahasiswaan dan karakter kepemimpinan. c. Bagian ketiga berupa metode penelitian yang berisi mengenai pendekatan dan metode penelitian, teknik pengumpulan, subjek penelitian, teknik pengolahan dan analisis data dan tahap-tahap data penelitian.

d. Bagian keempat berupa hasil penelitian dan pembahasan yang berisi mengenai gambaran umum organisasi kemahasiswaan ekstrauniversiter tingkat cabang, profil kemahasiswaan ekstrauniversiter (HMI, GMNI dan GMKI), hasil penelitian, analisis data dan pengujian, hipotesis dan pembahasan. e. Bagian kelima berupa simpulan dan saran yang berisi mengenai simpulan dan saran.